Anda di halaman 1dari 15

SKB DOKTER UMUM

NAWACITA PRESIDEN

Visi misi Pemerintah dan kemenkes


 Visi Pemerintah
Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong Royong
 Misi Pemerintah
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
5. Memajukan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan
 Visi Kemenkes
Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong
Royong
 Misi Kemenkes
1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk
Indonesia
2. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan
4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif

Tentang SDGs

 Mulai berlaku tanggal 1 januari 2016 hingga 30 desember 2030


 Terdapata 17 tujuan, 169 target dan 240 indikator
 Tujuan SDGs: Integrasi Pembangunan nasional

 Prinsip pelaksaan:
1. Universality – SDGs : dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang
2. Integration – SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan
3. No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan,
dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan
 Isi SDGs

 Terkait bidang kesehatan:


Poin 2, 3, 5, 6
1. Goals 2

2. Goals 3
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di
segala usia, yaitu pada 2030:
 Mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH
 Mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka
Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH
 Mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan,
serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya
 Mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan
dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental
 Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan;
 Mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas;
 Menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi;
 Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses
kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan
vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang;
 Mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta
kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah

3. Goals 5 dan Goals 6


Tentang puskesmas
 Peraturanmengenai puskesmas:
Permenkes no. 43 tahun 2019 menggantikan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014
 Definisi Puskesmas: fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
 Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dalam rangka mewujudkan
kecamatan sehat. Kecamatan sehat dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat.
 Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. paradigma sehat; upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan.
 Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, melalui intergrasi program dengan pendekatan
keluarga untuk meningkatkan jangkauan dan mendekatkan akses di wilayah kerja
 Puskesmas memiliki fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
membuat program kesehatan, advokasi, kebijakan kesehatan, pembinaan
jaringan dan kader, kerjasama dengan jejaring, sistem kewaspadaan dini,
dan respon penanggulangan penyakit; rekomendasi dinas kesehatan,
pembangunan berwawasan kesehatan, pelayanan berorientassi
keluarga/masyarakat, pencatatan dan pelaporan, survailens
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dengan kolaborasi;
rekam medis; rujukan;
c. lainnya: wahana internsip dan pendidikan
 syarat puskesmas
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan; atau
2. Dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu : berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
3. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik.
A. Lokasi: a. geografis; b. aksesibilitas untuk jalur transportasi; c. kontur tanah; d. fasilitas
parkir; e. fasilitas keamanan; f. ketersediaan utilitas publik; g. pengelolaan kesehatan
lingkungan; dan h. tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
B. Bangunan : a. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
serta persyaratan teknis bangunan; b. bangunan bersifat permanen dan terpisah
dengan bangunan lain; dan c. bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi,
keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan
dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan
khusus/penyandang disabilitas, anakanak, dan lanjut usia.
Setiap Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan bangunan
lainnya sesuai dengan kebutuhan
C. Prasarana
a. sistem penghawaan (ventilasi); b. sistem pencahayaan; c. sistem air bersih, sanitasi,
dan hygiene; d. sistem kelistrikan; e. sistem komunikasi; f. sistem gas medik; g.
sistem proteksi petir; h. sistem proteksi kebakaran; i. sarana evakuasi; j. sistem
pengendalian kebisingan; dan k. kendaraan puskesmas keliling (juga ambulans)
D. Peralatan:
a. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan; b. kelengkapan izin edar; c.
standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan d. diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
E. Ketenagaan; dokter dan/atau a. dokter layanan primer & dokter gigi b. Tenaga
Kesehatan lainnya;dan c. tenaga nonkesehatan. -13- (3) Jenis Tenaga Kesehatan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit terdiri atas: a. perawat; b.
bidan; c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku; d. tenaga sanitasi lingkungan; e.
nutrisionis; f. tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian; dan g. ahli teknologi
laboratorium medik. (4) Dalam kondisi tertentu, terapis gigi dan mulut, epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan, dan
tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan.
Lain2: standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika
profesi, kredensial oleh dinas kesehatan daerah
F. Farmasi: kriteria ketenagaan, bangunan, prasarana, perlengkapan dan peralatan, serta
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
G. Laboratorium
 Berdasarkan karakteristik wilayah dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan; memenuhi 3 dari 4
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan, dan jasa;
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki
rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;
c. lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
2. Puskesmas kawasan perdesaan; memenuhi 3 dari 4
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor agraris atau maritim;
b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih
dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa hotel;
c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus); dan
d. terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
3. Puskesmas kawasan terpencil; dan
4. Puskesmas kawasan sangat terpencil.
*harus ditetapkan oleh bupati/wali kota
 Berdasarkan kemampuan pelayanan Puskesmas dikategorikan menjadi: a. Puskesmas
nonrawat inap; dan b. Puskesmas rawat inap ( pelayanan persalinan)
 Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan Registrasi oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota. berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
Puskesmas yang baru didirikan dan/atau belum memiliki izin operasional, untuk mendapatkan
izin operasional pertama kali dapat memenuhi paling sedikit:
a. Persyaratan ketenagaan: 1) dokter dan/atau dokter layanan primer; 2) 75% (tujuh puluh lima
persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga Kesehatan lain 3) tenaga nonkesehatan.
b. persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen)
 Syarat kepala puskesmas
a. berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara; b. memiliki pendidikan bidang kesehatan paling
rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat); c. pernah paling rendah
menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli pertama paling sedikit 2 (dua)
tahun; d. memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat; e. masa kerja
di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan f. telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas
 UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan untuk pencapaian: a.
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan; b. Program Indonesia Sehat;
dan c. kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
 UKM esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pelayanan promosi kesehatan; -
b. pelayanan kesehatan lingkungan; c. pelayanan kesehatan keluarga; d. pelayanan gizi; dan e.
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
 Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara berkala
paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
 Jaringan pelayanan Puskesmas :Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan
desa.
 Jejaring Puskesmas : upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, usaha kesehatan sekolah,
klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, tempat praktik mandiri
 Pendanaan di Puskesmas bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
kabupaten/kota; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan/atau c. sumber lain
yang sah dan tidak mengikat.
Tentang RS
 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan
Perijinan Rumah Sakit
 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
 Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau swasta.
 Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit
Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, atau Instansi tertentu dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah, Rumah Sakit yang
didirikan oleh swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus berbentuk badan hukum
(bersifat nirlaba; dan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero ) yang kegiatan
usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan
 Pembagian RS berdasarkan Bentuk :
1. Rumah Sakit statis : di suatu lokasi dan bersifat permanen untuk jangka waktu lama
2. Rumah Sakit bergerak: sementara, dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari
satu lokasi ke lokasi lain. dapat berbentuk bus, pesawat, kapal laut, karavan, gerbong kereta
api, atau container. Untuk wilayah tertinggal, perbatasan, kepulauan, daerah yang tidak
mempunyai Rumah Sakit, dan/atau kondisi bencana dan situasi darurat lainnya
3. Rumah Sakit lapangan: didirikan di lokasi tertentu dan bersifat sementara selama kondisi
darurat dan masa tanggap darurat bencana, atau selama pelaksanaan kegiatan tertentu. tenda,
kontainer, atau bangunan permanen
 Pembagian RS berdasarkan jenis pelayanan: Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus.
 Rumah Sakit umum;
a. pelayanan medik dan penunjang medik:
pelayanan medik umum, pelayanan medik spesialis, pelayanan medik subspesialis.
b. pelayanan keperawatan dan kebidanan
c. pelayanan nonmedik: farmasi, pelayanan laundry/binatu, pengolahan makanan/gizi,
pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan, informasi dan komunikasi, pemulasaran
jenazah, dan pelayanan nonmedik lainnya
 Sumber daya manusia pada Rumah Sakit umum berupa tenaga tetap meliputi: a. tenaga
medis(dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan/atau dokter subspesialis.) b.
tenaga psikologi klinis; c. tenaga keperawatan; d. tenaga kebidanan; e. tenaga kefarmasian; f.
tenaga kesehatan masyarakat; g. tenaga kesehatan lingkungan; h. tenaga gizi; i. tenaga
keterapian fisik; j. tenaga keteknisian medis; k. tenaga teknik biomedika; l. tenaga kesehatan
lain; dan m. tenaga nonkesehatan
 Rumah Sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan
lainnya. Rumah Sakit khusus sebagaimana dapat menyelenggarakan pelayanan lain di luar
kekhususannya meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan. paling
banyak 40% dari seluruh jumlah tempat tidur.
 Rumah Sakit khusus:
a. ibu dan anak; b. mata; c. gigi dan mulut; -10- d. ginjal; e. jiwa; f. infeksi; g. telinga-hidung-
tenggorok kepala leher; h. paru; i. ketergantungan obat; j. bedah; k. otak; l. orthopedi; m.
kanker; dan n. jantung dan pembuluh darah.
 Pelayanan RS Khusus: A. pelayanan medik dan penunjang medic (medik umum, pelayanan
medik spesialis sesuai kekhususan, pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan, pelayanan
medik spesialis lain, dan pelayanan medik subspesialis lain) ; b. pelayanan keperawatan
dan/atau kebidanan(kekhususannya);dan c. pelayanan nonmedik.
 Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:
a. Rumah Sakit umum kelas A; Jml tempat tidur 250 buah
b. Rumah Sakit umum kelas B; Jml tempat tidur 200 buah
c. Rumah Sakit umum kelas C; Jml tempat tidur 100 buah
d. Rumah Sakit umum kelas D: Jml tempat tidur 50 buah
-Rumah Sakit umum kelas D
-Rumah Sakit kelas D pratama.
 Rumah Sakit khusus
kelas A; Jml tempat tidur 100 buah
kelas B; Jml tempat tidur 75 buah
Kelas C; Jml tempat tidur 25 buah
 Izin RS harus memenuhi persyaratan:
a. Lokasi : lahan yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata
bangunan lingkungan kabupaten/kota setempat, dan peruntukan lahan untuk fungsi
Rumah Sakit. Memiliki batas yang jelas dan dilengkapi akses/pintu yang terpisah dengan
bangunan fungsi lain.
b. Bangunan &prasarana,: harus memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
dan keamanan serta kemudahan. Rencana blok bangunan Rumah Sakit harus berada
dalam satu area yang terintegrasi dan saling terhubung. Bangunan dan prasarana harus
memenuhi persyaratan teknis.
c. sumber daya manusia: merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu dan
tenaga kontrak
d. kefarmasian:memastikan ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
e. Peralatan: standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai
 Izin Rumah Sakit meliputi:
a. Izin Mendirikan; selama RS berdiri
b. Izin Operasional: izin tiap 5 tahun
 Izin Mendirikan dan Izin Operasional :
- Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing diberikan oleh Menteri melalui
Direktur Jenderal.
- Rumah Sakit kelas B diberikan oleh gubernur setelah mendapatkan notifikasi dari kepala dinas
yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah provinsi.
- Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas C dan Rumah Sakit kelas D diberikan
oleh bupati/walikota setelah mendapatkan notifikasi dari kepala dinas yang berwenang di
bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota
 Tatacara perizinan mendirikan RS
Pemilik Rumah Sakit harus mengajukan pendaftaran melalui sistem OSS  mendapat nomor
induk berusaha dari OSS  Pemenuhan komitmen untuk izin mendirikan dipenuhi paling lama
2 (dua) tahun  mengajukan Sistem perizinan online diintegrasikan dengan sistem OSS dengan
cara melakukan interoperabilitas oleh Kementerian Kesehatan dan instansi pemberi izin masing-
masing Pemerintah Daerah  evaluasi terhadap pemenuhan komitmen paling lama 14 (empat
belas) hari sejak pemilik Rumah Sakit menyampaikan pemenuhan komitmen  memberikan
notifikasi persetujuan atau perbaikan kepada pemilik Rumah Sakit melalui sistem OSS  Pemilik
Rumah Sakit wajib melakukan perbaikan melalui sistem OSS sejak diterimanya hasil evaluasi
paling lama 1 tahun  verifikasi kembali terhadap pemenuhan komitmen paling lama 10
(sepuluh) hari sejak pemilik Rumah Sakit menyampaikan kembali pemenuhan komitmen 
memberikan notifikasi persetujuan atau penolakan Izin Mendirikan kepada pemilik Rumah Sakit
melalui sistem OSS.
 Untuk mendapatkan Izin Operasional yang diterbitkan oleh Lembaga OSS
1. Pimpinan Rumah Sakit harus memiliki Izin Mendirikan dan pemenuhan komitmen Izin
Operasional paling lama 3 (tiga) bulan untuk mendapatkan Izin Operasional yang berlaku efektif.
(komitmen izin operasional: Kementerian Kesehatan untuk Rumah Sakit kelas A dan penanaman
modal asing, Pemerintah Daerah provinsi untuk Rumah Sakit kelas B, dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota untuk Rumah Sakit kelas C dan kelas D) melalui sistem perizinan online
2. verifikasi dan visitasi paling lama 14 (empat belas) hari sejak pimpinan Rumah Sakit
menyampaikan pemenuhan komitmen. Tim visitasi:
- KelasA: Direktur Jenderal, Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, dan asosiasi perumahsakitan
- Kelas B: terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, dan asosiasi perumahsakitan
- kelas C : unsur dinas kesehatan daerah provinsi, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, dan
asosiasi perumahsakitan.
3. tim visitasi mengeluarkan notifikasi persetujuan atau penolakan melalui sistem OSS paling
lama 10 (sepuluh) hari sejak dilakukan visitasi.
 Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan perpanjangan Izin Operasional paling lambat 6 (enam)
bulan sebelum Izin Operasional berakhir
 Dalam menyelenggarakan pelayanan rawat inap Rumah Sakit harus memiliki:
a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit:
1. 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah; dan
2. 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.
b. jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan swasta.
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif paling sedikit 8% (delapan persen) dari seluruh
tempat: 5% (lima persen) untuk pelayanan unit rawat intensif (ICU), dan 3% (tiga persen) untuk
pelayanan intensif lainnya.
 Rumah Sakit dengan penanaman modal asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
paling sedikit 200 (dua ratus) tempat tidur atau sesuai dengan kesepakatan/kerja sama
internasional.
Tentang JKN
 Peraturan Presiden no. 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

 PBI ditentukan oleh menteri sosial
 Bayi dari ibu PBI otomatis menjadi anggota JKN PBI
 Peserta non PBI yang cacat total tetap dan tidak mampu berhak menjadi PBI
 Bayi baru lahir didaftarkan kepada BPJS paling lama 28 hari
 Peserta PPU mengalami PHK memperolah hak JKN 6 bulan sejak PHK tanpa membayar
iuran (kelas III)  berubah menjadi BP dan PBI jika tidak mampu
 Yang bayar iuran
1. PBI iuran dibayar pemerintah, penduduk yang didaftarkan pemda dan perangkat desa
dibayar oleh pemda, PPU dibayar pemberi kerja dan pekerja; PBPU dan BP dibayar
peserta.

2. besaran iuran :
- PBI dan PEMDA sebesar 23.000.
- PPU pejabat Negara, DPR, PNS, perangkat desa 5% dari gaji perbulan gaji pokok dan
tunjangan tetap (3% pemberi kerja dan 2% peserta). *pemberi kerja: pemerintah pusat,
pemerintah daerah
- PPU selain peserta diatas dipotong gaji 5% perbulan ( 4% dari pemberi kerja, 1% dari
peserta)
- Pensiun : 5% dari besaran pension pokok dan tunjangan keluarga perbulan (3% dibayar
pemerintah pusat dan 2% oleh pensiun)
- iuran veteran, perintis kemerdekaan, janda dan yatim dari mereka maka 5% dari 45%
gaji PNS gol IIIa masa kerja 14 Th dibayar oleh pemerintah
- anggota keluarga lain dipotong 1% /org/bulan bagi PPU. Dan membayar mandiri untuk
PBPU dan BP sesuai kelas.
 Telat bayar:
- Pembayaran paling telat tgl 10
- Klo telat sampai akhir bulan, berhenti sementara 1 bulan berikutnya. Aktif lagi
dalam 45 hari. Dengan denda 2.5% dari INA CBGS (denda msx 30.000.000)
- Pemberi kerja wajib membayar tunggakan
- Tunggakan paling banyak 24 bulan
 Tentang kelas
1. Kelas III

2. Kelas II

3. Kelas I
JABATAN FUNGSIONAL DOKTER
 Peraturan Presiden no. 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan
TANGGAL PENTING
 Peraturan Presiden no. 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan
Bulan Mingg Tanggal Hari Kesehatan
u ke
Januari 4 25 Hari Gizi Nasional
27 Hari Kusta Sedunia
Februari 1 4 Hari Kanker Sedunia
2 15 Hari Kanker Anak Sedunia
Maret 1 3 Hari Pendengaran Nasional
2 8 Hari Perempuan Internasional dan Hari ginjal
Sedunia
4 22 Hari Air Sedunia
24 Hari TB Sedunia
April 1 7 Hari Kesehatan Sedunia
2 8 Hari Anak Balita
11 Hari Kanker Tulang
3 17 Hari Hemofilia
22 Hari Demam Berdarah
4 25 Hari Malaria
29 Hari Posyandu
Mei 2 8 Hari Palang Merah Sedunia dan Thalasemia
3 10 Hari Lupus Sedunia
17 Hari Hipertensi Sedunia
4 29 Hari Lanjut Usia Nasional
31 Hari Anti tobacco Sedunia
Juni 2 15 Hari Demam Berdarah Asean
4 24 Hari Bidan Nasional
26 Hari Anti-Narkoba Sedunia
29 Hari Keluarga Nasional
Juli 1 1 Hari Buah Nasional
2 17 Hari Saka Bakti Husada
3 23 Hari Anak Nasional
4 28 Hari Hepatitis Sedunia
Agustus 1 7 Pekan Asi Sedunia
September 2 9 Hari Olahraga Sedunia
12 Hari Keseharan Gigi dan Mulut Nasional
3 17 Hari Palang Merah Indonesia
4 28 Hari Rabies Sedunia
29 Hari Jantung Sedunia
Oktober 1 4 Pekan Peduli Hepatitis B
2 9 Hari Penglihatan Sedunia
10 Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
3 15 Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
16 Hari Pangan Sedunia
18 Hari Menopause Sedunia
4 20 Hari Osteoporosis
24 Hari Dokter Nasional
November 2 12 Hari Kesehatan Nasional
14 Hari Diabetes Sedunia
Desember 1 1 Hari AIDS Sedunia
3 Hari Disabilitias Sedunia

Anda mungkin juga menyukai