NPM : 183112330050157
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
1. Barang milik negara/pemerintah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah. Sehubungan dengan hal tersebut:
a. Apa yang dimaksud dengan barang milik negara/pemerintah?
b. Barang milik negara/pemerintah meliputi apa saja?
c. Jelaskan barang milik negara/pemerintah yang berasal dari perolehan lainnya yang
sah
d. Jelaskan macam-macam barang milik negara/pemerintah, serta
e. Bagaimana cara pemerintah memperoleh barang publik!
JAWABAN:
a. Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2004
Barang milik negara/pemerintah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
b. Berdarkan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2004 Barang milik
negara meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dan barang yang
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
c. Berdarkan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2004 Barang milik
negara/pemerintah yang berasal dari perolehan yang sah, meliputi:
barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan Per-UU-an;
barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
2. Budiman seorang petani memiliki tanah seluas 25 Hektar di dukuh Kalisema, Desa Tugu,
Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan alas hak Sertifikat Hak
Milik Nomor: AP 1234 dikeluarkan oleh Badan pertanahan Nasional Kabupaten
Kebumen tahun 1980. Pada tahun 2017 yang lalu Budiman dikagetkan karena ada
seseorang yang mengakui tanah tersebut sebagai hak miliknya dengan alas hak sertifikat
Hak Milik yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kebumen tahun
2016 dengan Nomor 5678. Padahal Budiman tidak pernah melepaskan hak atas tanahnya
baik melalui jual beli, hibah dan atau bentuk lainnya. Atas kasus tersebut upaya apa yang
harus dilakukan oleh Budiman untuk mendapatkan perlindungan atas tindakan hukum
pemerintah?
JAWABAN:
Pertama Budiman harus melakukan pelaporan melalu kepada Kepala Kantor
Pertanahan secara tertulis, melalui loket pengaduan, kotak surat atau website
Kementerian (pasal 6 Ayat (2) PERMEN Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertahanan Nasional Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 Tentang
penyelesaian Kasus pertanahan). pengaduan ini paling sedikit mmuat identitas
pengadu dan uraian singkat kasus (pasal 6 ayat (4) PERMEN no 11/2016) dan
harus dilampiri dengan fotokopi identitas pengadu, fotokopi identitas penerima
kuasa dan surat kuasa apabila dikuasakan, serta data pendukung atau bukti-bukti
yang terkait dengan pengaduan (Pasal 6 ayat (5) PERMEN no11/2016).
setelah pengaduan diterima barulah disini petugas yang bertanggungjawab dalam
menangani pengaduan melakukan pemeriksaan berkas Pengaduan,melakukan
pengumpulan data dan analisis (Bagian kedua PERMEN No.11/2016),melakukan
penyelesaian sengketa dan konfili yang merupakan kewenangan kementrian (
Bagian Ketiga PERMEN No.11/2016)
lalu jika talelah terbukti maka Menteri atau kantor wilayah BPN sesuai
kewenanganya menerbitkan keputusan pembatalan sertifikat yang tumpang tindih,
sehingga di atas bidang tanah tersebut hanya ada 1 (satu) sertifikat hak atas tanah
yang sah(Pasal 24 ayat 7 Permen No.1/2016)
3. Tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah adalah keputusan yang bersifat
sepihak, sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya pelanggaran hukum terhadap warga
negara, oleh karena itu diperlukan perlindungan hukum bagi warga Negara terhadap
tindakan hukum pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan alasannya
mengapa warga Negara perlu mendapat perlindungan hukum dari tindakan pemerintah?
Bagaimana pula macam perlindungan hukum tersebut?
JAWABAN:
Alasan warga Negara mendapat perlindungan hukum dari tindakan pemerintah, yaitu:
Karena dalam berbagai hal warga Negara dan badan hukum perdata tergatung
kepada keputusan-keputusan dan ketetapan pemerintah, seperti kebutuhan
terhadap izin yang diperlukan untuk usaha perdagangan, perusahaan, atau
pertambangan. Terutama untuk memperoleh kepastian hukum dan jaminan
keamanan.
Hubungan antara pemerintahan dengan warga tidak berjalan dalam posisi sejajar.
Warga Negara pihak yang lebih lemah dari pada pemerintahan.
Berbagai perselisihan warga Negara dengan pemerintahan itu berkenan dengan
keputusan dan ketetapan, sebagai instrumen pemerintahan yang bersifat sepihak
dalam melakukan intervensi terhadap kehidupan warga Negara.
5. Andaikan Saudara/i sebagai anggota masyarakat telah mendapatkan pelayan publik oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan yang kemudian menimbulkan kerugian materiil
dan/atau immateriil bagi Saudara/i:
a. Saudara/i akan melaporkan ke lembaga negara apa?
b. Pelayanan publik yang bagaimana yang dapat dilaporkan ke lembaga negara tersebut?
c. Lembaga apa saja yang dapat dilaporkan ke lembaga negara tersebut?
JAWABAN:
a. Saya akan melaporkan ke lembaga Ombudsman adalah lembaga negara yang
mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang
diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan
Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
b. Secara sederhana seluruh pelayanan publik yang dinilai mengecewakan warga bisa
dilaporkan kepada ombudsman. Misalnya, pembuatan KTP yang berbelit - belit,
dimintakan biaya yang tak wajar, administrasi di imigrasi yang lambat atau bahkan
pelayanan administrasi tentang pertanahan dan hal lain selama masih menyangkut
pelayanan administrasi.
c. Lembaga yang dapat dilaporkan ke lembaga negara tersebut antara lain:
Kabupaten/ Kota,
Pemerintah Provinsi,
Kepolisian Daerah,
BUMN,
BUMD,
Kepolisian Resort,
(Semua termasuk ASN, PNS, Dll.)