Anda di halaman 1dari 3

KEMISKINAN

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
dibawah garis kemiskinan.
1. Perkembangan Kemiskinan
Pada bulan September 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Jawa Tengah mencapai 3,87 juta orang
(11,19 persen), berkurang sebesar 29,8 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2018
yang sebesar 3,90 juta orang (11,32 persen).
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2018
tercatat sebesar 73,48 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2018 yaitu
sebesar 73,33 persen.
Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di
perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging
ayam ras, dan tempe. Sementara itu, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya
adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

2. Tingkat Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada September 2018 sebesar 3.867,42
ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2018, maka
selama enam bulan tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 29,8 ribu
orang. Sementara apabila dibandingkan dengan September tahun sebelumnya jumlah
penduduk miskin mengalami penurunan sebanyak 330,07 ribu orang.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2018 - September 2018,
jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 6,6 ribu orang dan di
daerah perdesaan juga mengalami penurunan sebanyak 23,2 ribu orang. Sementara itu,
persentase penduduk miskin baik di perkotaan maupun di perdesaan pengalami sedikit
penurunan jika dibandingkan dengan Maret 2018. Persentase kemiskinan di perkotaan turun
dari 9,73 persen menjadi 9,67 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 12,99 persen
menjadi 12,80 persen.
3. Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan
penduduk menjadi miskin atau tidak miskin.Selama periode Maret 2018- September 2018,
Garis Kemiskinan naik sebesar 1,92 persen, yaitu dari Rp. 350.875,- per kapita per bulan
pada Maret 2018 menjadi Rp. 357.600,- per kapita per bulan pada September 2018.
Sementara pada periode September 2017 - September 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar
5,54 persen, yaitu dari Rp. 338.815,- per kapita per bulan pada September 2017 menjadi Rp.
357.600,- per kapita per bulan pada September 2018.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada
Tabel 3 bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi
bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Besarnya sumbangan
GKM terhadap GK pada September 2018 sebesar 73,48 persen.
4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Pada periode Maret 2018 - September 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman
Kemiskinan pada Maret 2018 adalah 1,847 dan pada September 2018 mengalami penurunan
menjadi 1,626. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami penurunan
dari 0,448 menjadi 0,342 pada periode yang sama (Tabel 4). Apabila dilihat pada periode
sebelumnya, yaitu September 2017 - September 2018, terjadi kondisi yang sama, yaitu baik
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami
penurunan.
5. Faktor – Faktor Terkait Kemiskinan
Beberapa faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan selama periode Maret 2018 -
September 2018 antara lain adalah:
a. Selama periode Maret 2018 - September 2018 terjadi inflasi umum sebesar 0,57
persen. Adapun, inflasi di periode September 2017 - September 2018 sebesar 2,79
persen.
b. Pada periode Juni 2018 - September 2018, bantuan pangan non tunai (BPNT) telah
lancar disalurkan ke rumah tangga. Hal ini diduga dapat membantu penurunan
kemiskinan.
c. NTP Jawa Tengah September 2018 sebesar 103,31 meningkat dibanding NTP
September 2017 yang tercatat sebesar 102,56.
d. Upah minimum Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2018 ditetapkan sebesar Rp
1.486.065, naik Rp 119.065 atau 8,71 persen dibanding UMP 2017 sebesar Rp
1.367.000.

Anda mungkin juga menyukai