PENDAHULUAN
1. Indentifikasi Masalah
Pembelajaran tentang materi mengenal bagian-bagian tubuh
hewan dan tumbuhan kelas II kurang diminati siswa karena dianggap
sepele dan membosankan. Maka perlu adanya upaya perbaikan proses
pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang tepat. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya oleh
1
sekolah adalah 75. Jumlah siswa kelas II ada 15 anak. Siswa yang
mendapat nilai 86-95 hanya 4 anak (26,67%), nilai 76-85 sebanyak 4
anak (26,67%), sedang 7 anak (46,67%) mendapat nilai dibawah kriteria
ketuntasan minimal.
Penggunaan media pembelajaran menggunakan media busybook
merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, khususnya pada pembelajaran tentang materi mengenal bagian-
bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
2. Analisis Masalah
Setelah diadakan pengamatan dan refleksi pembelajaran tentang
tentang materi mengenal bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.,
yang dilanjutkan dengan evaluasi, tetapi hasilnya kurang memuaskan,
maka peneliti sebagai guru kelas menyadari bahwa permasalahan berada
pada guru bukan pada siswa, antara lain pembelajaran berpusat pada
guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang adanya kesempatan
untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan
siswa pasif dan hasil evaluasi belum memuaskan.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dituliskan rumusan
masalah sebagai berikut: “Apakah media busybook dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas II di SDN Kalisari 1 tentang materi mengenal
bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan?”
3
c) Sebagai bahan acuan pengembangan teori pembelajaran sesuai
berbagai tuntunan terhadap mutu proses dan hasil pembelajaran.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
Ketercapaian sebuah proses belajar itu dinamakan hasil belajar.
Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian hasil belajar. Menurut
Sudjana (2001: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Syah (2003: 144) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:
a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)
1) Aspek Fisiologis
Pada aspek fisiologis ini berhubungan dengan kondisi umum
jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran,
diantaranya:
a) Tingkat Kecerdasan Siswa
Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat
keberhasilan siswa. Semakin tinggi kemampuan inteligensi siswa
maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.
Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
b) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap
guru dan mata pelajaran yang diajarkan merupakan pertanda baik
bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa
terhadap guru dan mata pelajaran, maka menimbulkan kesulitan
belajar siswa.
6
c) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat
akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar bidang studi
tertentu. Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga
ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia
memilih keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan
berpengaruh buruk terhadap hasil belajarnya.
d) Minat Siswa
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi yang diajarkan memungkinkan siswa tadi
belajar lebih giat, dan akhirnya memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
e) Motivasi Siswa
Motivasi adalah keadaan seseorang yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Namun motivasi yang lebih signifikan bagi
siswa adalah motivasi yang berasal dari diri siswa, karena lebih
murni serta tidak bergantung pada dorongan orang lain.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
1) Lingkungan Sosial
Lingkugan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar siswa ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak baik atau buruk terhadap belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa.
2) Lingkungan Nonsosial
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih
prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja
yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Selain itu
7
hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis,
maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Ia
akan terdoromg untuk terus menerus meningkatkan belajarnya.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu. Sehingga pendekatan belajar
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap di dalam
tingkah laku yang terjadi dari latihan atau pengalaman. Adapun yang
menjadi petunjuk bahwa proses belajar dianggap berhasil adalah:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa baik secara individual maupun kelompok. (Djamrah,
2002:120)
Tingkat keberhasilan proses belajar mengajar:
8
a. Kucing
Kegunaan bagian pada kucing berbeda-beda seperti telinga
untuk mendengar, mata untuk melihat, hidung untuk mencium, mulut
dan gigi untuk mengunyah, kaki untuk berjalan, perut untuk mencerna
makanan, dan ekor untuk keseimbangan.
b. Elang
Pada mata, telinga, dan hidung kegunaannya sama seperti
kucing, yang berbeda pada sayap yaitu untuk terbang dan paruh untuk
makan, ekor untuk keseimbangan, dan kaki untuk berjalan
mencengkram dan bertengger di pohon.
c. Mujair
Untuk mata, lubang hidung, mulut, dan perut sama
kegunaannya seperti kucing dan elang yang bebada pada sirip untuk
berenang, ekor untuk mengatur arah gerak ikan.
2. Bagian-Bagian Utama Tubuh Tumbuhan
Di sekitar kita banyak tumbuhan. Bagian tubuh tumbuhan berbeda
dengan bagian tubuh hewan. Bagian-bagian tumbuhan antara lain akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.
a. Akar
Bagian tumbuhan yang berada di dalam tanah adalah akar.
Fungsi akar:
1) Pengkokoh tumbuhan.
2) Menyerap air dan zat hara dari dalam tanah.
3) Beberapa tumbuhan mempunyai akar berfungsi sebagai
penyimpanan cadangan makanan misalnya singkong.
Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut dan
akar tunggang.
b. Batang
Fungsi batang:
1) Tempat munculnya daun, bunga, dan buah.
2) Mengedarkan air dan zat hara yang diserap akar.
9
Batang ada yang bercabang dan tidak bercabang. Batang juga ada yang
berkayu dan tidak berkayu. Batang juga ada yang berongga dan ada
juga yang beruas-ruas.
c. Daun
Daun tumbuhan biasanya berwarna hijau. Daun menempel
pada batang. Bentuk daun bermacam-macam. Daun ada yang lurus
sejajar seperti pita misalnya adalah daun padi. Daun ada yang seperti
jari misalnya adalah daun singkong. Ada juga yang bentuknya seperti
sirip ikan misalnya daun mangga. Daun adalah bagian tumbuhan yang
berfungsi sebagai tempat memasak makanan atau fotosintesis.
d. Bunga
Bunga pada tumbuhan bentuknya bermacam-macam. Warna
bunga juga bermacam-macam. Bau bunga ada yang harum dan juga
ada yang tidak harum. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.
e. Buah dan Biji
Buah merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi melindungi
biji. Buah terdiri atas daging buah dan biji. Bagian yang kalian makan
biasanya daging buahnya. Jika biji ditanam akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Biji itu berkeping. Biji ada yang berkeping satu dan
ada yang berkeping dua. Biji berkeping satu disebut monokotil dan biji
berkeping dua disebut dikotil.
C. Media Busybook
1. Pengertian Media Pembelajaran Busybook
Salah satu media pembelajaran yang berkembang saat ini adalah
busybook . Mufliharsi (2017: 1) menyatakan bahwa busy book adalah
buku yang terbuat dari kain berisi aktivitas permainan sederhana yang
didesain kreatif sebagai alat peraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran busybook adalah buku kain yang berisi berbagai macam
aktivitas sederhana yang dijadikan sebagai alat peraga.
10
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Busy book
a. Kelebihan media busy book
Media busybook termasuk dalam media visual. Kelebihan media
pembelajaran busy book menurut Daryanto (2013: 23) adalah: dapat
dipakai untuk semua mata pelajaran, dapat dibuat sendiri, item-item
dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu,
memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa, dapat
digunakan berkali-kali, dan menghemat waktu dan tenaga. Dalam
penggunaannya media busybook dapat divariasi dengan media yang
lainnya. Sedangkan kelebihannya menurut Indriana (2011: 63) yaitu:
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa melalui proses
visualisasi. Media ini juga dapat dilengkapi dengan warna-warna
sehingga lebih menarik perhatian siswa, serta proses pembuatannya
yang relatif cepat. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kelebihan media pembelajaran busybook dalam penelitian ini
adalah terdapat item-item yang dapat diatur, dapat digunakan berkali-
kali, mempercepat pemahaman siswa melalui proses visualisasi, dan
dibuat menarik bagi siswa dengan warna-warna yang terdapat dalam
media.
b. Kekurangan media busybook
Kekurangan media busybook menurut Daryanto (2013: 19)
adalah: tidak dapat menjangkau kelompok besar. Selain itu media
busybook hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja serta
tidak menampilkan unsur audio dan gerak. Sejalan dengan pendapat
sebelumnya, kekurangan media busy book menurut Indriana (2011:
63) adalah penyajian pesan hanya berupa unsur visual saja. Agar
menghasilkan media yang baik dibutuhkan keterampilan khusus
dalam pembuatannya. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kekurangan media pembelajaran busybook dalam
penelitian ini adalah hanya menekankan persepsi indra penglihatan
dan indra peraba saja serta tidak menampilkan unsur audio dan gerak.
11
Pengembangan media pembelajaran busybook ditujukan untuk
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu
perlu disertakan petunjuk penggunaan media. Smaldino (2011: 125)
mengatakan bahwa dalam prosedur penggunaan media yang sistematis
perlu memperhatikan beberapa kriteria yaitu:
1. Penggunaan bahasa yang sesuai
2. Kualitas teknis
3. Memiliki tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa
4. Mudah digunakan.
12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Tempat Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan di SDN Kalisari 1 yang
teletak di Dusun Kalibogor Desa Kalisari Kecamatan Tempuran
Kabupaten Magelang. Letak SDN Kalisari 1berdekatan dengan sekolah
lain yaitu MI Al Huda Kalisari yang berjarak ±300 meter dari sekolah.
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur Perbaikan Pembelajaran dilakukan dengan melakukan studi
pendahuluan dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi setiap siklus
pembelajaran sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus diawali dengan peneliti memberikan tes tentang
bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN
Kalisari 1Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Tes diberikan
peneliti untuk melihat hasil belajar siswa sebelum nantinya peneliti
melakukan tindakan permbaikan pembelajaran. Hasil tes menunjukkan
bahwa siswa belum begitu tahu tentang bagian-bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
2. Siklus
Tahapan yang ditempuh selama 3 siklus digambarkan sebagai berikut :
Pra Siklus
Pelaksanaan Pengamatan/
Perencanaan Refleksi
Siklus 1 Observasi
Pengamatan/ Pelaksanaan
Perencanaan Refleksi
Observasi Siklus 2
Pelaksanaan Pengamatan/
Perencanaan Refleksi
Siklus 3 Observasi
14
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Sebelum kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan,
peneliti terlebih dahulu mencermati hasil tes yang telah
dilaksanakan sebelumnya, serta merenungkan kegiatan
pembelajaran terdahulu yang telah dilaksanakan. Selanjutnya
peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan materi yang
telah diberikan sebelumnya namun belum mencapai hasil yang
baik. Secara administrasi tahap perencanaan ini meliputi proses
menyiapkan RPP, menyiapkan alat peraga, dan alat bantu
pembelajaran yang dibutuhkan selama kegiatan perbaikan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, peneliti
mengambil materi tentang bagian-bagian tubuh hewan dan
tumbuhan. Kegiatan pembelajaran ini meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, kegiatan penutup.
3) Pengamatan/Observasi
Pengamatan pada kegiatan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan oleh teman sejawat. Teman sejawat akan mengamati
proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan ini
difokuskan terhadap gutu dan siswa dalam proses pembelajaran,
serta hasil evaluasi siswa tentang materi yang disampaikan.
4) Refleksi
Refleksi dilaksanakan peneliti dengan cara mengingat
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, dan
mencatat hal-hal apa saja yang masih terdapat kekuranag,
kesalahan, atau hambatan dalam kegiatan belajar mengajar.
15
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, hasil
evaluasi dan refleksi yang telah dilakuakn pada siklus I, peneliti
menyusun persiapan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran tentang
materi yang pernah dipelajari pada siklus sebelumnya dan
menyusun RPP siklus II. Sasaran perbaikan pembelajaran yang
akan dituangkan pada siklus II adalah hal-hal yang belum
dilaksanakan atau belum mencapai hasil yang diharapkan pada
siklus I.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pada siklus II mengambil materi
yang sama yaitu bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
Kegiatan pembelajaran ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
3) Pengamatan/Observasi
Pengamatan pada siklus II dilakukan oleh teman sejawat.
Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh teman
sejawat yang memfokuskan terhadap guru dan siswa dalam
proses pembelajaran, yang disarankan pada refleksi siklus I,
serta hasil evaluasi siswa tentang materi yang dipelajari.
4) Refleksi
Refleksi dilaksanakan peneliti dengan cara mengingat
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, dan
mencatat hal-hal apa saja yang masih terdapat kekuranag,
kesalahan, atau hambatan dalam kegiatan belajar mengajar,
terutama merujuk kepada saran teman sejawat. Atas dasar dari
masukan teman sejawat itulah pemeblajaran diperbaiki untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
16
c. Siklus 3
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, hasil
evaluasi dan refleksi yang telah dilakukan pada siklus II, peneliti
menyusun persiapan perbaikan pembelajaran pada siklus III.
Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran tentang
materi yang pernah dipelajari pada siklus II dan menyusun RPP
siklus III. Sasaran perbaikan pembelajaran yang akan
dituangkan pada siklus III adalah hal-hal yang belum
dilaksanakan atau belum mencapai hasil yang diharapkan pada
siklus II.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pada siklus III mengambil materi
yang sama yaitu bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
Kegiatan pembelajaran ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan pada siklus III dilakukan oleh teman
sejawat. Kegiatan pengamatan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan oleh teman sejawat yang memfokuskan terhadap guru
dan siswa dalam proses pembelajaran, yang disarankan pada
refleksi siklus II, serta hasil evaluasi siswa tentang materi yang
dipelajari.
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan peneliti dengan cara mengingat
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, dan
mencatat hal-hal apa saja yang masih terdapat kekuranag,
kesalahan, atau hambatan dalam kegiatan belajar mengajar,
terutama merujuk kepada saran teman sejawat. Atas dasar dari
17
masukan teman sejawat itulah pemeblajaran diperbaiki untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
C. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah
pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar siswa diambil melalui hasil tes,
soal dibuat oleh peneliti sendiri.
Data hasil observasi yang menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan media busybook akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
yaitu dengan menjelaskan hasil observasi melalui deskripsi dengan kata-kata.
Data tersebut dibandingkan untuk memperlihatkan penggunaan media
busybook yang diterapkan pada saat pra siklus dan siklus perbaikan.
Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni
75% dari jumlah siswa, data kemudian dianaisis dengan rumus sebagai
berikut :
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel IV.1.1
Hasil Tes Pra Siklus
19
Data Hasil Tes Pra Siklus dapat digambarkan seperti diagram di bawah
ini :
7
6
5
4
3 Hasil Tes Pra Siklus
2
1
0
55-64 65-74 75-84 85-94 95-100
Diagram IV.1.2
Hasil Tes Pra Siklus
Jumlah siswa yang tuntas 8 anak, 7 anak sisanya belum tuntas. Jumlah
siswa dengan nilai atau hasil belajarnya tuntas belum mencapai target
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 75% dari jumlah siswa
keseluruhan. Setelah diadakan refleksi dan diskusi bersama maka peneliti
merasa perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
2. Siklus 1
Peneliti telah mengadakan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1, kemudian
menganalisis nilai yang didapatkan anak. Nilai meningkat, tetapi ada
beberapa anak yang masih belum tuntas setelah perbaikan pembelajaran
siklus 1. Data Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
20
Tabel IV.2.1
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
3
Hasil Tes Data
2 Perbaikan Siklus 1
0
55-64 65-74 75-84 85-94 95-100
Diagram IV.2.2
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
Dari data observasi dan refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa
pelajaran berlangsung dengan baik. Jumlah siswa yang tuntas 9 anak, 6
anak lainnya belum tuntas akan tetapi nilai siswa meningkat. Target nilai
ketuntasan hasil belajar siswa masih belum tercapai, maka Setelah
diadakan diskusi bersama supervisor 2 peneliti merasa perlu mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus 2.
21
3. Siklus 2
Peneliti berdiskusi dengan supervisor 2 tentang perbaikan pembelajaran
siklus 1. Melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus 1, maka Supervisor
2 menyarankan untuk dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2.
Data hasil tes perbaikan pembelajaran siklus 2 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel IV.3.1
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
1 55-64 - -
2 65-74 5 Tidak Tuntas
3 75-84 3 Tuntas
4 85-94 3 Tuntas
5 95-100 4 Tuntas
Jumlah 15
5
4,5
4
3,5
3
2,5 Hasil Perbaikan Siklus
2 2
1,5
1
0,5
0
55-64 65-74 74-84 85-94 95-100
Diagram IV.3.3
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
22
Dari data observasi dan refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa
pelajaran berlangsung dengan baik. Jumlah siswa yang tuntas 10 anak, 5
anak lainnya belum tuntas akan tetapi nilai siswa meningkat. Target nilai
ketuntasan hasil belajar siswa masih belum tercapai, maka Setelah
diadakan diskusi bersama supervisor 2 peneliti merasa perlu mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus 3.
4. Siklus 3
Peneliti memutuskan untuk melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Siklus 3, kemudian menganalisis nilai yang didapatkan anak. Nilai anak
meningkat. Data Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 3 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel IV.4.1
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 3
1 55-64 - -
2 65-74 1 Tidak Tuntas
3 75-84 3 Tuntas
4 85-94 3 Tuntas
5 95-100 8 Tuntas
Jumlah 15
23
8
7
6
5
4 Hasil Tes Perbaikan
3 Siklus 3
2
1
0
55-64 65-74 75-84 85-94 95-100
Diagram IV.4.2
Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus 3
24
Peneliti menggunakan media busybook guna mengatasi
permasalahan yang muncul pada siklus 1 yaitu ada beberapa siswa yang
masih belum memahami materi. Permasalahan muncul kembali selama
penelitian pada pembelajaran siklus ini yaitu tidak semua siswa dapat
membawa alat yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Siklus 3
Pembelajaran siklus ini sebagian permasalahan yang muncul pada
siklus sebelumnya sudah dapat teratasi selama penelitian. Peneliti
menggunakan media busybook selama pembelajaran pada siklus ini yang
membuat siswa menjadi lebih berpartisipatif dan tertarik dengan materi
yang disampaikan. Proses pembelajaran berlangsung dengan mudah dan
menyenangkan yang membuat hasil belajar siswa meningkat.
Tabel IV.5.1
Rekap Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran
1 55-64 7 5 - -
2 65-74 - 1 5 1
3 75-84 4 4 3 3
4 85-94 4 4 3 3
5 95-100 - 1 4 8
Jumlah 15 15 15 15
25
8
7
6
5 Pra Siklus
4 Siklus 1
3 Siklus 2
2 Siklus 3
1
0
55-64 65-74 75-84 85-94 95-100
Diagram IV.5.2
Rekap Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan menggunakan media busybook dalam penyajian
materi akan lebih mudah diterima siswa, minat anak dalam belajar meningkat,
anak lebih kreatif dan partisipatif serta memudahkan siswa untuk memahami
materi sehingga hasil belajar meningkat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Smaldino, E.S, et al. (2011). Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar,
diterjemahkan oleh Arif Rahman. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sudjana,N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
28