Anda di halaman 1dari 7

Nama:Fersian Adi Sulistiyo

NIM:1601048

1.Variabel independent

Variabel yang mempengaruhi atau menentukan nilai variabel lain.Suatu kegiatan stimulus yang
dimanipulasi peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen.Variabel bebas
biasanya diamati,dimanipulasi,dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya
terhadap variabel lain.Variabel independent dalam penelitian ini adalah kegiatan spiritual
terstruktur

2.Variabel dependent

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.Variabel terikat akan muncul
sebagai akibat dari memanipulasi variabel-variabel lain.Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kemandirian Activity Daily Living.

3.Definisi Operasional

Definisi operasional hubungan spiritual terstruktur dengan kemandirian activity daily living

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor/kriteri


operasion ukur a
al
Variabel Spiritual 1.Doa dan dzikir Kuisione Ordin Pernyataan
independent:kegiat terstruktu 2.Sholat r al positif:
an spiritual r adalah 3.Bertawastul -
terstruktur keyakinan 4.Membaca Al-Quran Dilakukan:
pada Allah 5.Bersholawat 1
untuk -Tidak
bermakna dilakukan:
dalam 0
hidup. Pernyataan
negatif:
-
Dilakukan:
1
-Tidak
dilakukan:
0
Kriteria
-Baik:75-
100%
-Tidak
baik:<60%
Variabel Activity a.Mencuci pakaian Kuisione Ordin Skor
dependent:Activity Daily b.Menyikat gigi r al praitem:
Daily Living(ADL) Living(ADL c.Membersihkan Mandiri:3
) adalah diri(sisir,cuci tangan) Dibantu
melakuka d.Menggunakan sebagian:2
n kegiatan toilet(menyiram,menyik Dibantu
sehari- at) total:1
hari dan e.Mandi,BAB,dan BAK Kriteria:
merupaka f.Makan dan minum Mandiri
n aktivitas jika skor:18
yang Dibantu
pokok sebagian
bagi jika skor:7-
perawata 12
n diri Dibantu
total:0-6

4.Penelitian observasi

Pada penelitian observasi tidak dilakukan intervensi atau perlakuan pada variabel namun
mengobservasi perubahannya pada variabel lain.Variabel yang diobservasi biasanya fenomena
alam atau sosial yang terjadi atau mencari hubungan fenomena tersebut dengan variabel-
variabel yang lain.Berikut ini metode penelitian observasi

a.Deskriptif

Dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran
fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.

b.Analitik

Penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu
terjadi.Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor
risiko(fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek) dan faktor efek(suatu akibat dari adanya
faktor risiko)

c.Cross Sectional

Mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu(subjek hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran terhadap sttus karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan)

d.Case Control

Suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajaridengan pendekatan
retrospective(faktor efek diobservasi pada saat ini kemudian faktor risiko diidentifikasi pada
waktu yang lalu).

e.Cohort

Penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan
faktor efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektive.(faktor risiko
diidentifikasi terlebih dahulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek yaitu
penyakit atau salah satu indikator kesehatan)

5.Penelitian eksperimen

Suatu penelitian dengan melakukan percobaan terhadap suatu variabel yang bertujuan untuk
mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu
atau eksperimen tersebut.

Desain Eksperimen

Desain yang dapat digunakan dalam pelaksanaan eksperimen secara garis besar dapat
dibedakan ke dalam : 1) Desain tanpa kelompok pembanding; 2) Desain dengan kelompok
pembanding; 3) Desain counterbalance; 4) Desain faktorial.(Ali 1987:135)
1. Desain Pratest-Posttest/Pascatest dilakukan hanya terhadap satu kelompok, yakni kelompok
eksperimen, dengan car menganalisis X melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan pretest
(T1) dan posttest (T2). Dilakukan dengan cara mengadakan percobaan terhadap satu kelompok,
tanpa menggunakan kelompok pembanding dengan terlebih dahulu meneliti situasi variabel
bebas (Y) melalui pretest (T1) sebelum mengadakan pengukuran dan mengidentifikasi pengaruh
variabel terikat (X); kemudian barulah mengadakan eksperimen.

Hasil pengukuran yang dilakukan melalui posttest (T2) dibandingkan dengan hasil T1, untuk
mengetahui hubungan sebab akibat dari munculnya X.

Langkah-langkah :

 Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (T1)

T1Desain Kelompok Pembanding

Dilakukan dengan cara mengadakan eksperimen terhadap dua


kelompok atau lebih, dan menjadikan sebagian kelompok sebagai
kelompok eksperimen, sedangkan kelompok lain dijadikan kelompok
pembanding, dengan tujuan untuk meningkatkan kontrol dan
mempertinggi validitas. Dua kelompok dianggap sama dalam semua
aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan.
Hasil pengukuran variabel terikat dari kedua kelompok dibandingkan
untuk melihat efek dari

perlakuan X.

Se (diacak) T1e
X T2e

Sp (diacak) T1p
T2p

Langkah-langkah :
 Memilih siswa dengan latar belakang yang sama (homogen)

 Secara acak diambil sampel untuk kelompok eksperimen (Se) dan


kelompok pembanding (Sp)

 Mengadakan pretest (T1) terhadap Se untuk memperoleh skor T1e


dan terhadap Sp untuk memperoleh skor T1p

 Melakukan percobaan terhadap Se dengan selalu mengontrol situasi Y

 Terhadap Sp dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang sama


dengan metode lain, bukan dengan metode yang sedang di-
eksperimen- kan

 Mengadakan posttest untuk memperoleh skor T2e maupun T2p


 Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antara rata-
rata T1 dan T2 baik dari Se maupun Sp.

 Membandingkan rata-rata antar kelompok untuk melihat apakah


variabel eksperimen (X) dapat menyebabkan perubahan pada
kelompok eksperimen.

3. Desain Counterbalance

Dikenal juga dengan nama “Desain Rotasi” digunakan untuk mengatasi


kelemahan-kelemahan desain yang pengambilan S untuk sampel
dilakukan secara tidak acak. , terutama jika anggota sampel
terbatas, jika menggunakan pretest, dan yang ditest lebih dari satu
variasi X. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil dua kelompok
atau lebih, dan setiap kelompok diexpose kepada sejumlah X(sesuai
dengan jumlah kelompok) secara bergantian, sehingga setiap
kelompok mengalami

diexpose kepada masing-masing X.

Xa Xb
Kelompok A

Xb Xa
Kelompok B

Dari bagan tersebut dapat dilihat, masing-masing kelompok diexpose


kepada eksperimen yang dilakukan terhadap masing-masing X secara
bergantian.

Langkah-langkah :
 Nenetapkan dua kelompok atau lebih untuk dieksperimen.
misalnya eksperimen tentang efektifitas dua macam metode
mengajar, tiap metode dieksperimenkan masing-masing dua kali,
sekali pada kelompok pertama dan sekali pada kelompok kedua

 Melakukan eksperimen dengan cara sebagaimana dijelaskan


diatas.

 Dari tiap kelompok masing-masing diexpose pada Xa dan Xb

 Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang diexpose terhadap tiap


X.
 Mencari perbedaan rata-rata, kemudian dilihat apakah perbedaan itu
signifikan atau tidak.

4. Desain Faktorial

Peneliti bebas melakukan manipulasi variabel bebas untuk melihat efeknya


pada variabel terikat. Dalam prakteknya di lapangan, perlakuan murni
variabel bebas dan efeknya terhadap variabel terikat sulit dilaksanakan, sebab
bagaimanapun juga ada variabel lain yang berinteraksi akibat kompleksnya
kondisi eksperimen.(Sudjana and Ibrahim 1989:48)

Penelitian pendidikan tidak mungkin dapat memisahkan satu variabel dari


variabel lain sebab dalam proses pendidikan banyak melibatkan interaksi
antar manusia dan manusia dengan lingkungan pendidikan. Sebagai contoh
perlakuan metode mengajar yang diberikan kepada siswa di sekolah,
efektifitasnya bisa saja bergantung kepada gurunya, siswanya, peralatan,
suasana kelas, disiplin dan lain-lain. Faktor siswa seperti inteligensi, minat,
sikap, dan lain-lain turut berpengaruh terhadap hasil eksperimen. Dengan
demikian temuan dari desain variabel tunggal kurang bermakna untuk dapat
mengatasi kelemahan tersebut. Atas dasar itu maka dalam penelitian
pendidikan berkembang pemikiran mencari desain lain, satu diantaranya
adalah desain faktorial.

Desain faktorial merupakan desain yang dapat memberikan


perlakuan/manipulasi dua variabel bebas atau lebih pada waktu bersamaan
untuk melihat efek masing-masing variabel bebas, secara terpisah dan secara
bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek yang terjadi akibat adanya
interaksi beberapa variabel.

Anda mungkin juga menyukai