Anda di halaman 1dari 4

 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR GOTHIC

Gaya arsitektur Gothic yang dimulai pada


pertengahan abad 12 merupakan
perkembangan dari arsitektur klasik yang
lahir di eropa timur mirip dengan gaya
romanesque yang lahir pada eropa barat.
Arsitektur gothic lahir pada Gereja St
Denis di Perancis. Arsitektur Gothic
sebenarnya masih banyak menggunakan
gubahan  bentuk dari gaya romanesque.
Namun akibat tempat berkembangnya gaya arsitektur ini adalah kerajaan Byzantium
yang bertetangga dengan Kehalifahan Islam dan Kekaisaran Persia , maka terdapat
banyak elemen arsitektur islam dan juga arsitektur mesopotamia yang mempengaruhi
berbagai elemen pada arsitektut gothic. Gaya gothic diyakini merupakan perwujudan seni
barbarian yang merupakan peradapan masyarakat yang sedang mengalami proses
kehancuran. Dalam bahasa inggris pun goth setara dengan perusak. Gothic dianggap tidak
memiliki cita rasa seni dan menyimpang dari seni yang sudah ada. Sebutan ini digunakan
oleh orang Reinassence yang meremehkan keahlian pembangunan ahli bangunan Gothic.
Arsitektur Gothic sebagian besar memang diterapkan pada katedral, bangunan paroki di
Eropa. Namun seiring berjalannya waktu, universitas, istana, dan bali pun juga
menggunakan gaya Gothic. Gaya arsitektur gothic memang mengadaptasi gaya
romanesque. Namun tetap memiliki cirikhas sendiri misalnya saja gaya gothic dengan
penggunaan berbagai hal yang serba lancip sedangkan gaya romanesque yang serba
bundar. Tidak hanya untuk keindahan, penngunaan lengkungan yang lancip daapt
mengurangi topangan samping dan  juga meringankan beban atap. Perbedaan yang cukup
jelas lainnya yaitu jumlah dan luasan jendela yang jauh lebih banyak daripada gaya
romanesque yang memang mempersilahkan cahaya untuk membanjiri seluruh ruangan.

Wilayah perkembngannya
Arsitektur Gothic pada awalnya di Perancis, kemudian berkembang di Inggris, Belanda,
Eropa Tengah, Italia, hingga Spanyol dan Portugal.
 FUNGSI BANGUNAN YANG MENGAPLIKASIKAN

Katedral Milan

 Tahun :
Dibangun pada
tahun1386 dan
selesai tahun 1965
 Lokasi :
Kawasan Piazza
Del Duomo
Milano – Italia
 Arsitek: Ada sekitar 77 orang arsitek yang berperan dalam membangun katedral
ini. Dimana arsitek awalnya yaitu Simone dan Orsenigo pada tahun1387.
 Fungsi : Gereja
 Sejarah : Katedral milan ini dibangun oleh warga kota, disponsori oleh
Giovani Galeazzo Visconti. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk ganjaran terhadap
kaum bangsawan dan kelas pekerja. Katedral Katolik ini merupakan bangunan yang
menempati kedudukan paling penting di Roma.

 BENTUK & PERUANGAN


Bentuk denah katedral milan
ini berbentuk persegi empat,
panjang 148 meter, dengan
sebuah transcept lebar 91 meter,
lebar nave 16,70 meter.
 ESTETIKA & ORNAMENT GOTHIC
Ciri khas dari Arsitektur Gothic adalah olahan
gubahan bentuk yang menjulang tinggi ke atas.
Penggunaan patung yang membentuk diorama
juga merupakan ciri khas yang sangat mudah
ditemui pada ornamen yang mendapatkan
pengaruh dari gaya Gothic. Gereja Katedral di
Jakarta merupakan salah satu contoh bangunan
yang menerapkan gaya arsitektur Gothic.

 INTERIOR ARSITEKTUR GOTHIC

Interior gereja besar di Koeln ini lebih memperjelas keyakinan masyarakat abad-abad
pertengahan dari eksteriornya. Kontruksi-kontruksi ringan dan transparan ini sangat
dekat dengan selera modern yang kita suka keterbukaan luas. Tetapi hasil gemilang para
konstruktornya seperti ini adalah warisan pengalaman praktek berabadabad

 MATERIAL BANGUNAN GOTHIC


Dalam arsitektur gothic, kapur putih digunakan sebagai dekorasi patung, marmer
digunakan sebagai fitur bangunan, dan batu bata digunakan sebagai dinding bangunan
yang disebut dengan "Backsteingotik" seperti di Jerman dan di Skandinavia.

 STRUKTUR DAN KONTRUKSI

Sistem kontruksi kolom dan langit langit tidak terpisah diameter kolom menjadi besar
karena sebenarnya kolom besar tersebut merupakan gabungan dari beberapa kolom kecil-
kecil yang langsung menopang rusuk. System kerangka dan
penopang.
Dinding dindingnya berfungsi sebagai pelindung yang melingkupi ruang dalam
gereja sepertI selubung tipis beban atapnya yang melengkung dan tiang tinggi, ditopang
oleh pilar-pilar, ditempatkan mengerombol dan saling berkaitan Kerangka pada atap
melengkung dan konstruksi penopangnya yang dibuat berdasarkan tuntutan pengaturan
ruang, sangat menguntungk an dinding penutupnya.
Bidang dinding yang terletak antara kerangka penopang, hampir tidak memikul
beban, selain beban beratnya sendiri jendela dibuat semakin besar karena kekhawatiran
akan masalah statika tidak ada. selain itu, lengkungan menyudut, lengkungan bersudut
dapat membagikan beban statikanya dari pada lengkungan setengah lingkaran, sehingga
tiang penopang juga menerima beban yang lebih merata dan ringan.

Anda mungkin juga menyukai