Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang waktu diperiksa oleh ahlinya
tidak mempunyai kelaianan atau tidak terdapat tanda – tanda penyakit atau kelainan.
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasioanal bagi pasien. Kegiatan
tersebut mencakup, pengkajian, pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon
terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan rekomendasi perubahan atau alternatif
terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan
dievaluasi secara teratur pada priode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan
terapi dapat diketahui.
Hipertensi termasuk dalam penyakit kardiovaskular yang menyebabkan
kurang lebih 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama
besar di negara berkembang maupun di negara maju (Depkes, 2006). Pada
kebanyakan kasus, tanpa disadari penderita hipertensi mengalami komplikasi pada
organ-organ vital seperti jantung, ginjal serta otak, sehingga sering disebut sebagai
“silent killer”.
Periodik parialisis hipokalemi merupakan kelainan pada membran sel yang
sekarang ini dikenal sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies
pada otot skeletal. Kelainan ini dikarakteristikkan dengan terjadinya suatu episodik
kelemahan tiba-tiba yang diakibatkan gangguan pada kadar kalium serum. Periodik
paralisis ini dapat terjadi pada suatu keadaan hiperkalemia atau hipokalemia.
Berdasarkan hal tersebutlah dilakukan identifikasi masalah terkait obat (DRP)
terhadap pasien Tn. R berumur 58 tahun yang masuk ruangan rawat di paviliun
cempaka atas Rumah Sakit Marinir Cilandak pada tanggal 12-18 Februari 2020
dengan diagnosa periodik parialisis dan hipertensi

.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi masalah terkait obat (Drug Related Problems) yang terjadi
pada regimen pengobatan pasien Tn.R di paviliun cempaka atas Rumah Sakit
Marinir Cilandak melalui penelusuran Rekam Medis pada tanggal 12-18
Februari 2020
2. Memberikan rekomendasi penanganan masalah terkait obat (Drug Related
Problem) yang terjadi pada regimen pengobtan pasien Tn. R di paviliun
cempaka atas Rumah Sakit Marinir Cilandak melalui penelusuran rekam
medis pada tanggal 12-18 Februari 2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Terkait Obat (Drug Related Problem)


2.1.1 Definisi
Masalah terkait obat atau (Drug Related Problem) didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien yang disebabkan oleh terapi
obat dan secara nyata
Atau potensial mengurangi efek terapi obat dan secara nyata atau potensial
mengurangi efek terapi yang diharapkan.

2.1.2 Kodisi Pasien


1. Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerima
polifarmasi
2. Pasien kangker yang menerima terapi sitostatika.
3. Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.
4. Pasien hamil dan menyusui.
5. Pasien geriatri dan pediatri
6. Pasien dengan perawatan itensif
2.1.3. Obat
A. Jenis Obat
1. Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi
2. Obat yang indeks terapinya sempit (contohnya digoksin dan fenitoin)
3. Obat yang bersifat nefrotoksik (contohnya gentamicin) dan hepatoksik
(contohnya OAT)
4. Sitostatika (contohnya metotreksat)
5. Antikoagulan (contohnya warfarin dan heparin)
6. Obat yang sering menimbulkan ROTD (contohnya metoklopramid, AINS)
7. Obat kardiovaskular (contohnya nitrogliserin)
B. Kompleksitas regimen
1. Polifarmasi
2. Variasi rute pemberian
3. Variasi aturan pakai
4. Cara pemberian Khusus (contoh inhalasi)
2.1.4. Pengumpulan Data Pasien
Data dasar pasien merupan komponen penting dalam proses PTO. Data
tersebut dapat diperoleh dari:
1. Rekam medik
2. Profil pengobatan pasien/pencatatan penggunaan obat
3. Wancara dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan lain

Rekam medik merupakan kumpulan data medik seseorang pasien mengenai


pemeriksaan, pengobtan dan perawatannya di rumah sakit. Data yang dapat diperoleh
dari rekam medik, antar lain data demografi pasien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penggunaan obat, riwayat keluarga,
riwayat sosial, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosik, diagnosis dan terapi.
2.1.5. Identifikasi Masalah Terkait Obat
Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi adanya
masalah terkait obat. Masalah terkait obat menurut Hapler dan Strand dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Adanya indikasi terapi tidak di terapi
Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan membutuhkan terapi obat
tetapi tidak diresepkan. Perlu diperhatikan tidak semua keluhan/gejala klinik
harus diterapi dengan obat
2. Pemberian obat tanpa indikasi
Pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan.
3. Pemilihan obat yang tidak tepat
Pasien mendapatkan obat yang bukan pilihan terbaik untuk kondisinya (bukun
merupakan pilihan pertama, obat yang tidak cost effective, kontra indikasi
4. Dosis terlalu tinggi
5. Dosis terlalu rendah
6. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
7. Interaksi obat
8. Pasien tidak mengunakan obat karena suatu sebab
Beberapa penyebab pasien tidak meggunakan obat antara lain : masalah ekonomi,
obat tidak tersedia, ketidak patuahn pasien, kelalaian petugas.
2.1.6. Rekomendasi Terapi
Tujuan utama pemberian terapi obat adalah peningkatan kualitas hidup pasien,
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyembuhkan penyakit (contohnya infeksi)
2. Menghilangkan atau mengurangi gejala klinis pasien ( contohnya nyeri)
3. Menghambat progresivitas penyakit (contohnya gangguan fungsi ginjal)
4. Mencegah kondisi yang tidak diinginkan (contohnya stroke)
5. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penetapan tujuan terapi antara
lain: derajat keparahan penyakit dan sifat penyakit (akut atau kronis)
2.1.7. Rencana Pemantauan
Salah satu metode sistematis yang digunakan dalan PTO adalah Subjective,
Objective, Assesment, Planing (SOAP)
1. S: Subjective
Data subjektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien contohnya : pusing,
mual nyeri sesak nafas.
2. O: Objective
Data objektif adalah tanda atau gejala yang ter ukur oleh tenaga kesehatan.
Tanda – tanda ojektif mencakup tanda vital ( tekanan darah,suhu tubuh, denyut
nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
3. A : Asessment
Berdasarkan data subjektif dan objektif dilakukan analisis untuk menilai
keberhasilan terapi, meminimalkan efek yang tidak dikehendaki dan
kemungkinan adanya masalah baru terkait obat.
4. P : Planning
Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
2.2. Periodik paralisis
2.2.1. Definisi
Periodik paralisis hipokalemi merupakan kelainan pada membran sel
yang sekarang ini dikenal sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit
chanellopathies pada otot skeletal. Kelainan ini dikarakteristikkan dengan
terjadinya suatu episodik kelemahan tiba-tiba yang diakibatkan gangguan pada
kadar kalium serum. Periodik paralisis ini dapat terjadi pada suatu keadaan
hiperkalemia atau hipokalemia.
Paralisis hipokalemi merupakan penyebab dari acute flacid paralisis
dimana terjadi kelemahan otot yang ringan sampai berat hingga mengancam
jiwa seperti cardiac aritmia dan kelumpuhan otot pernapasan. Beberapa hal
yang mendasari terjadinya hipokalemi paralisis antaralain tirotoksikosis, renal
tubular acidosis, Gitelman Syndrome, keracunan barium, pemakaian obat
golongan diuretik dan diare, namun dari beberapa kasus sulit untuk
diidentifikasi penyebabnya, salah diagnosa akan mengakibatkan
penatalaksanaan yang salah juga.
2.2.2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya paralisis hipokalemi dibagi menjadi 2 yaitu
idiopatik periodik paralisis hipokalemi disertai tirotoksikosis dan secondary
periodik paralisis hipokalemi tanpa tirotoksikosis.
Selain itu faktor genetik juga mempengaruhi terjadinya paralisis
hipokalemi, terdapat 2 bentuk dari hipokalemic periodik paralysis yaitu
familial hipokalemi dan sporadik hipokalemi. Familial hipokalemi diturunkan
secara autosomal dominan, kebanyakan kasus dinegara Barat dan sebaliknya
di Asia kasus terbanyak adalah sporadik hipokalemi yang disebabkan oleh
tirotoksikosis hipokalemi.
2.3. Hipertensi
2.3.1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah adanya peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam
keadaan cukup istirahat atau tenang.
2.3.2. Etiologi
Hipertensi terbagi menjadi Hipertensi primer (esensial) dan hipertensi
sekunder (non esensial). Hipertensi primer terjadi karena turunan hal ini
menunjukan faktor genetik berperan di dalamnya. Pada hipertensi sekunder
disfungsi renal akibat penyakit gagal ginjal kronik merupakan penyebab yang
paling sering selain penyakit-penyakit komorbid dan penggunaan obat-obat
tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas khusus kami
yang berjudul “Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien Periodik Parialisis dan
Hipertensi”
Tugas khusus ini kami susun dalam rangka memenuhi Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Marinir Cilandak. Dalam
penyusunan tugas khusus ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam penulisan
tugas khusus tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan serta kelemahan dalam menyusun tugas khusus ini.
Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya terutama bagi mahasiswa/mahasiswi Program Profesi Apoteker
di Institusi Sains dan Teknologi Nasional

Jakarta, 24 Februari 2020

Penulis

Anda mungkin juga menyukai