Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang semakin meningkat disetiap waktu. Untuk menghasilkan sushi yang baik
dibutuhkan nasi yang berasal dari beras khusus yang memiliki kadar amilosa
rendah. Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari glukosa
sebagai monomernya. Perbandingan antara amilosa dengan amilopektin pada
beras akan menentukan tekstur pera atau kerasnya pada nasi (Astawan,dkk,
2009: 46). Biasanya pembuatan nasi sushi di Indonesia menggunakan beras
Jepang. Dengan demikian, restoran besar yang menyediakan sushi sebagai
menu utamanya harus menggunakan beras impor yang sudah pasti memiliki
harga yang lebih mahal.
Dapat dipastikan hal tersebut adalah salah satu faktor yang menyebabkan
masyarakat luas harus mengeluarkan dana besar untuk menikmati sushi. Dan
hal inilah yang menjadi pendorong masyarakat tersebut untuk dapat membuat
sushi sendiri dirumah, dengan menggunakan beras lokal yang memiliki harga
jauh lebih murah.
Nasi (terutama nasi putih) merupakan kebutuhan konsumsi paling pokok di
negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Nasi putih memang mengandung
zat karbohidrat dan kadar gula yang relatif tinggi.
Menurut Dr. Kartono Muhammad, nasi putih merupakan makanan yang
memberi sumbangan paling besar dibanding jenis makanan lain untuk penyakit
diabetes
atau
biasa
dikenal
(www.republika.co.id, 2014).
diabetes
mellitus
atau
kencing
manis
Ada banyak jenis beras lain yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, salah
satunya adalah beras merah. Dalam 100 gram beras merah mengandung
protein sebesar 7,1-8,3 gram, lemak sebesar 1,6-2,8 gram, serat pangan sebesar
0,6-1,0 gram, karbohidrat sebesar 73-87 gram, vitamin B1 sebesar 0,29-0,61
mg, vitamin B2 sebesar 0,04-0,14 mg, vitamin B3 sebesar 3,5-5,3 mg, vitamin
E sebesar 0,90-2,50 mg, kalsium sebesar 10-50 mg, fosfor sebesar 0,17-0,43
mg, phytin sebesar 0,13-0,27 mg, zat besi sebesar 0,2-5,2 mg, dan seng sebesar
0,6-2,8 mg (Astawan, dkk, 2009: 46).
Selain itu, beras merah juga mengandung asam lemak alfa-linolenat dan
vitamin A . Meskipun kaya akan lemak, mengonsumsi beras merah tidak
menyebabkan kegemukan atau kenaikan kadar kolesterol, karena lemak yang
terkandung adalah lemak nabati. Kandungan serat yang tinggi justru membuat
beras merah sangat dianjurkan untuk masyarakat yang ingin melakukan
program diet (Astawan, dkk, 2009: 44).
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sushi dengan penambahan
beras merah sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100%, dari berat bahan dasar (beras
Jepang).
Pengenalan manfaat beras merah kepada masyarakat akan lebih efektif bila
diterapkan sebagai bahan baku atau tambahan dalam pembuatan makanan yang
sudah dikenal oleh masyarakat, salah satunya adalah sushi. Maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang sebuah penelitian yang berjudul Uji Coba
Substitusi Beras Merah Dalam Pembuatan Sushi.
1.
Identifikasi Masalah
2.
Perumusan Masalah
kontrol penulis menggunakan bahan dasar beras Jepang dengan cara dan bahan
baku sama, dengan perumusan masalah yakni:
a. Apakah beras merah dapat digunakan sebagai substitusi beras Jepang daam
pembuatan sushi?
b. Apakah ada perbedaan mutu organoleptik (warna, tekstur, dan rasa) antara
sushi beras merah dengan sushi beras Jepang?
c. Berapa substitusi beras merah terbaik dalam pembuatan sushi?
B. Tujuan Penelitian
2.
Menghasilkan sushi beras merah yang disukai oleh konsumen, dari mutu
organoleptik (warna, tekstur, dan rasa).
3.
4.
C. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Peneliti sangat berharap bahwa penelitian dalam proyek akhir ini dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Untuk penulis
Penelitian uji coba subtitusi ini diharapkan mampu memberi motivasi bagi
penulis untuk melakukan penelitian lain terhadap bahan pangan lainnya
sehingga dapat di uji cobakan menjadi suatu produk pangan yang dapat
diterima masyarakat.
2. Untuk Mahasiswa/i Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa/mahasiswi
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid dalam penerapannya pada mata kuliah
Food Product. Mereka akan mengetahui bahwa selain menggunakan beras
Jepang, sushi dapat dibuat menggunakan beras merah. Selain itu untuk
penelitian lanjutan tentang substitusi beras merah dalam pembuatan produk
pangan lainnya.
3. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Sebagai salah satu upaya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat
bahwa beras merah dapat dijadikan alternatif dalam penganekaragaman
produk pangan yaitu sushi.
D. Keterbatasan Penelitian
E. Sistematika Penelitian