Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Mata Kuliah : Statistics for business

Dosen Pengampu : Oktori Kiswati Zain, S.E., M.M


Di susun oleh :
Siti Nur Anissa 023122008

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAKUAN

2023
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya
sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak bisa
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Oktori Kiswati Zain, S.E., M.M
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
penelitian dalam makalah ini.

Makalah berjudul “ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN DARI UMKM” disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Statistics for business. Selain itu, makalah ini juga diharapkan
bisa memberikan sudut pandang yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pentingnya analisis HPP dalam konteks UMKM dan bagaimana hal tersebut
dapat berkontribusi pada keberhasilan operasional dan keberlanjutan bisnis UMKM.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami teliti bisa
bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan maupun penyusunannya,
kami akan menerimanya dengan senang hati.

Bogor, 31 Mei 2023

Kelompok 2
BAB 1
PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang:

Makanan adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan preferensi makanan
seseorang dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk cita rasa, tekstur, budaya,
dan pengalaman pribadi. Bubur merupakan salah satu jenis makanan yang umum
dikonsumsi dan bisa disajikan dengan variasi metode, salah satunya adalah adukan atau
tidak adukan. Oleh karena itu, penting untuk memahami preferensi orang terkait adukan
atau tidak adukan dalam bubur.

Pengaruh Tekstur pada Preferensi, tekstur makanan dapat mempengaruhi preferensi


konsumen. Ada orang yang lebih menyukai makanan dengan tekstur yang lembut dan
halus, sementara orang lain mungkin lebih menyukai makanan dengan tekstur yang kasar
atau berbutir. Preferensi terkait adukan atau tidak adukan dalam bubur bisa terkait dengan
preferensi tekstur makanan tersebut.

Gender dan Preferensi Makanan menunjukkan bahwa preferensi makanan dapat


bervariasi antara jenis kelamin. Ada perbedaan yang mungkin timbul karena faktor
biologis, sosial, atau budaya. Dalam konteks ini, ingin menguji apakah ada perbedaan
preferensi antara cewek dan cowo terkait adukan atau tidak adukan dalam bubur.
Memahami perbedaan preferensi ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang
preferensi makanan berdasarkan jenis kelamin.

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan tentang preferensi orang terkait

adukan atau tidak adukan dalam bubur. Informasi ini dapat berguna untuk pengembangan dan

penyajian makanan yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen.

1.2 Rumusan masalah:


1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara preferensi orang terkait adukan atau tidak
adukan dalam bubur berdasarkan jenis kelamin (cewek dan cowo)?
1.3 Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi perbedaan preferensi antara adukan atau tidak adukan dalam bubur
berdasarkan jenis kelamin (cewek dan cowo).
2. Menyelidiki pengaruh tekstur makanan terkait preferensi adukan atau tidak adukan dalam
bubur.
3. Menganalisis apakah faktor gender berkontribusi terhadap preferensi adukan atau tidak
adukan dalam bubur.
1.4 Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menyediakan wawasan tentang preferensi adukan atau tidak adukan dalam bubur
berdasarkan jenis kelamin. Informasi ini dapat berguna dalam pengembangan dan
penyajian makanan yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen.
2. Memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi preferensi makanan,
terutama dalam konteks tekstur makanan.
3. Memberikan kontribusi pada literatur ilmiah tentang preferensi makanan dan perbedaan
preferensi antara cewek dan cowo.
4. Memberikan dasar untuk penelitian lanjutan dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang preferensi makanan berdasarkan jenis kelamin dan faktor-faktor lain yang
relevan.
5. Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh industri makanan dan restoran dalam
mengembangkan produk dan menu yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen.
6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertimbangkan preferensi konsumen
dalam menyajikan makanan, termasuk dalam konteks bubur dan variasi metode persiapan
seperti adukan atau tidak adukan.

1.5 Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Gender dan preferensi makanan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada
perbedaan preferensi antara perempuan dan laki-laki terkait adukan atau tidak adukan
dalam bubur.
2. Pengembangan makanan yang sesuai dengan preferensi konsumen: Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang preferensi orang terkait adukan atau
tidak adukan dalam bubur.
3. Pengaruh tekstur makanan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur makanan dapat
mempengaruhi preferensi konsumen.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan pusaka


2.1.1 Pengertian bubur:
Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan padat dan cair,
dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan dan keadaan bahan padatan
yang tercerai-berai.[1] Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan yang dimasak
dengan cara menggodog bahannya sampai menjadi sangat lunak.[1] Istilah bubur, jika
tanpa disebutkan keterangannya, biasanya merujuk pada bubur beras yang dimasak
secara sederhana, beras dicuci, dimasukkan ke dalam air yang mendidih, diaduk sampai
air mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak.[1] Untuk memberi rasa pada bubur, bisa
ditambahkan santan kelapa atau parutan kelapa, dan dibuat sesuai selera kekentalannya.
[1]

Istilah ini biasa dipakai dalam dunia boga, seperti pada bubur ayam, bubur ketan hitam,
atau bubur kacang hijau, bubur ketan.[1]

Istilah bubur juga dipakai dalam bidang lain, pertanian atau biologi misalnya, yaitu bubur
bordo (bubur bubur bordeaux): fungisida campuran antara sulfat tembaga
(kuprihidroksida) dan kapur (kalium-sulfat), biasanya dicemprotkan pada tanaman yang
diserang hama.[1]

Di Sulawesi terdapat bubur tinutuan atau bubur manado yang dibuat dari beras diberi
bumbu: garam, daun salam, sereh, daun kemangi, dan ditambah jagung dan ubi merah.[1]

Bubur kanji, bubur beras, bubur nasi atau kadang hanya disebut bubur adalah sejenis
hidangan bubur yang dibuat dari beras yang dimasak dengan sejumlah air yang cukup
banyak. Hidangan ini populer di sejumlah negara-negara Asia. Bubur kanji ini biasanya
dijadikan makanan pokok pengganti nasi. Karena rasanya tawar, biasanya hidangan ini
disajikan dengan hidangan pendamping, bumbu, dan saus penambah rasa; misalnya
menambahkan suiran daging ayam yaitu sebagai bubur ayam, daging, atau ikan. Kecap
asin, garam, merica, kecap manis, dan kadang kaldu ayam ditambahkan untuk menambah
citarasa bubur kanji.

Nama bubur kanji dapat beraneka ragam sesuai variasi resep dan bahannya. Meskipun
resepnya berbeda-beda, istilah bubur kanji biasanya merujuk pada adonan bubur
berwarna putih yang dihasilkan dari merebus beras dalam waktu yang relatif lama. Jika
beras direbus di dalam air yang banyak dalam kurun waktu yang lama di atas api, maka
lapisan kulit ari pelapis butiran beras akan luruh, maka butiran beras luruh menjadi
bubur.

Jenis bubur berdasarkan bahan pembuatnya


Bubur ayam
Bubur kacang hijau
Bubur ketan hitam
Bubur Candil
Bubur sumsum
Nama bubur berdasarkan daerah asalnya
Bubur Manado
Bubur Pontianak
Bubur Ayam Tegal
Bubur Madura

2.1.2 Pengertian Promosi:

1. Publikasi ilmiah: Hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkait untuk
menjangkau kalangan akademisi dan pakar di bidang makanan dan gizi. Publikasi ilmiah
memberikan legitimasi dan kredibilitas terhadap penelitian yang dilakukan.

2. Konferensi dan seminar: Peneliti dapat menghadiri konferensi atau seminar di bidang
makanan dan gizi untuk mempresentasikan temuan penelitian mereka kepada audiens yang
relevan. Melalui forum ini, peneliti dapat berbagi informasi, mendiskusikan hasil penelitian, dan
mendapatkan umpan balik dari para ahli.

3. Media sosial: Memanfaatkan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, atau Instagram
dapat menjadi cara yang efektif untuk mempromosikan penelitian kepada masyarakat umum.
Peneliti dapat membagikan ringkasan hasil penelitian, infographic menarik, atau bahkan video
singkat yang menjelaskan temuan penelitian secara sederhana.

4. Rilis pers: Penelitian dapat dirilis dalam bentuk siaran pers kepada media massa. Dalam rilis
pers ini, peneliti dapat menyajikan temuan utama penelitian dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh masyarakat umum. Media massa yang tertarik dengan topik tersebut dapat
mengambil rilis pers dan meliputnya dalam berita atau artikel.

5. Kolaborasi dengan industri makanan: Peneliti dapat menjalin kerjasama dengan industri
makanan untuk mempromosikan hasil penelitian dan mendorong pengembangan produk yang
sesuai dengan preferensi konsumen. Melalui kerjasama ini, penelitian dapat diimplementasikan
dalam praktik industri dan menciptakan kesempatan untuk menghasilkan makanan yang lebih
sesuai dengan preferensi konsumen.
2.1.3 Manfaat Promosi Penjualan:

1. Meningkatkan kesadaran pelanggan: Promosi penjualan dapat membantu meningkatkan


kesadaran pelanggan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Melalui berbagai kegiatan
promosi seperti iklan, promosi langsung, atau promosi di media sosial, informasi tentang produk
atau layanan dapat dijangkau oleh calon pelanggan secara luas. Dengan meningkatnya
kesadaran, pelanggan menjadi lebih familiar dengan merek dan memiliki potensi lebih besar
untuk mempertimbangkan pembelian.

2. Mendorong pembelian impulsif: Promosi penjualan seringkali mencakup penawaran khusus,


diskon, atau hadiah gratis. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku pembelian pelanggan dan
mendorong pembelian impulsif. Ketika pelanggan melihat penawaran menarik, mereka
cenderung merasa tertarik dan terdorong untuk segera membeli produk atau layanan tersebut.

3. Meningkatkan penjualan: Salah satu manfaat utama promosi penjualan adalah meningkatkan
volume penjualan. Dengan memberikan insentif kepada pelanggan, seperti diskon harga atau
penawaran khusus, promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan mendorong
pelanggan untuk melakukan transaksi. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan profitabilitas
perusahaan.

4. Membangun loyalitas pelanggan: Promosi penjualan yang terus-menerus dapat membantu


membangun loyalitas pelanggan. Ketika pelanggan merasa bahwa mereka mendapatkan nilai
tambahan atau keuntungan dari suatu produk atau layanan, mereka cenderung tetap setia
terhadap merek tersebut. Promosi yang terarah dan berkelanjutan dapat membantu menciptakan
ikatan emosional dengan pelanggan dan memperkuat hubungan jangka panjang.

5. Mempertahankan pangsa pasar: Dalam pasar yang kompetitif, promosi penjualan dapat
menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan pangsa pasar. Dengan menawarkan penawaran
yang menarik, perusahaan dapat mencegah pelanggan beralih ke pesaing dan tetap memilih
produk atau layanan mereka. Promosi yang cerdas dan terarah dapat membantu menjaga posisi
perusahaan di pasar dan mengurangi risiko kehilangan pelanggan.

6. Mendorong pengenalan produk baru: Ketika perusahaan meluncurkan produk baru, promosi
penjualan dapat membantu memperkenalkan produk tersebut kepada pasar. Dengan
mengomunikasikan manfaat dan fitur produk baru secara efektif, promosi dapat membangun
minat dan minat calon pelanggan. Hal ini dapat mempercepat adopsi produk baru dan
memperluas basis pelanggan.

7. Mengumpulkan data pelanggan: Melalui kegiatan promosi penjualan, perusahaan dapat


mengumpulkan data pelanggan yang berharga. Dengan meminta pelanggan untuk mendaftar atau
memberikan informasi kontak mereka sebagai syarat untuk mendapatkan penawaran khusus,
perusahaan dapat membangun database pelanggan yang dapat digunakan untuk kegiatan
pemasaran selanjutnya, seperti pengiriman email, kampanye penjualan berulang, atau survei
kepuasan pelanggan.
2.1.4 Pengertian hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang diajukan untuk diuji kebenarannya melalui
penelitian atau pengamatan. Hipotesis berfungsi sebagai dugaan atau asumsi awal tentang
hubungan atau perbedaan antara variabel dalam konteks penelitian. Hipotesis dapat
diajukan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji secara empiris dan berfungsi sebagai
landasan untuk mengarahkan proses penelitian serta menguji kebenaran dari dugaan
tersebut.
Jenis-jenis Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini berisi dugaan sementara dari masalah deskriptif yang berhubungan dengan
variabel tunggal. Sebagai contoh, peneliti ingin meneliti masalah kandungan zat
berbahaya dalam makanan. Rumusan masalahnya:

Apakah bakso yang dijual di Pasar Sumbersari mengandung boraks?

Penelitian ini hanya punya satu variabel yakni bakso di pasar Sumbersari. Penelitian ini
bersifat deskriptif karena hanya menjelaskan apakah ada kandungan boraks di dalam
bakso atau tidak. Jadi dugaan sementara ada 2 yakni bakso di Pasar Sumbersari
mengandung boraks (H1) atau bakso di Pasar Sumbersari tidak mengandung boraks (H0).

2. Hipotesis Komparatif
Jenis hipotesis selanjutnya, Hipotesis Komparatif. Dugaan semenara ini berisi
perbandingan antara ddua variabel penelitian. Misalnya kamu akan meneliti antara
perilaku penggemar Korean Pop (K-Pop) dan perilaku penggemar Japanese Pop (J-Pop).
Kamu hendak membandingkan dua perilaku penggemar tersebut. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel. Bentuk penelitiannya adalah perbandingan dua variabel tersebut.

Lantas, rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana perilaku dua kelompok
penggemar tersebut? Apakah terdapat persamaan dan perbedaan perilaku? Maka
hipotesisnya adalah:
a) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang sama dengan perilaku penggemar J-Pop
atau
b) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang berbeda dengan perilaku penggemar J-Pop.

3. Hipotesis Asosiatif
Jenis Hipotesis Asosiatif yang terakhir adalah Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini adalah
dugaan atau jawaban sementara atas hubungan dua variabel atau lebih. Jadi bila kamu
meneliti hubungan (asosiasi) variabel-variabel penelitian, maka hipotesis yang digunakan
adalah Hipotesis Asosiatif.
Sebagai contoh, kamu akan meneliti tentang hubungan antara perilaku aktor negara
dengan kebijakan luar negeri. Dalam penelitian ada dua variabel yani perilaku aktor
negara dan kebijakan luar negeri. Sebagai peneliti, kamu ingin meneliti hubungan
keduanya. Pertanyaan yang muncul: apakah perilaku aktor negara berpengaruh terhadap
kebijakan luar negeri?

Nah, hipotesis yang didapatkan bisa dua kemungkinan.

Perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri


Perilaku aktor negara tidak berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri. Namun karena
ini masih hipotesis maka kebenarannya harus ditemukan melalui serangkaian penelitian.
Hasil penelitian nantinya bisa jadi mendukung hipotesis atau justru membantah hipotesis.
Ingat ya, apapun temuan atau hasil penelitian adalah benar selama metodologi penelitian
juga terukur. Meski hipotesis dan hasil penelitian tidak sama, bukan berarti hasilnya
salah.Perbedaan atau persamaan hipotesis dengan hasil penelitian itu wajar dan tidak ada
yang jauh lebih benar. Keduanya adalah benar.

Selain tiga jenis hipotesis di atas, ada beberapa ahli yang mengemukakan ada jenis-jenis
lainnya. Pada dasarnya hampir sama Tapi kamu perlu mengetahuinya juga. Agar semakin
memahami jenis-jenisnya. Apa saja? Ada dua jenis hipotesis lain yakni Hipotesis Statistik
dan Hipotesis Penelitian.

4. Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik adalah pernyataan matematis tentang populasi yang diteliti. Hipotesis
ini dinyatakan dalam simbol-simbol matematika. Jadi pernyatan mengenai hubungan
variabel digambarkan dalam simbol matematika.

Hipotesis Statistika terbagi menjadi Hipotesis Alternatif ( Ha) dan Hipotesis Nol (H0).
Jenis ini serupa dengan hipotesis deskriptif. Namun terdapat perbedaan dalam
penyebutan hipotesisnya. Ada dua jenis hipotesis ini yakni Hipotesis Alternatif (Ha) dan
Hipotesis Nol (H0).

Hipotesis Alternatif adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan satu variabel dengan
variabel lainnya. Akan tetapi hipotesis ini juga bisa diartikan adanya hubungan satu
variabel dengan variabel lainnya.

Sedangkan Hipotesis Nol kebalikan dari Hipotesis Alternatif. Hipotesis Nol menyatakan
tidak hubungan antar variabel. Hipotesis ini juga dipakai untuk menyatakan tidak ada
perbedaan atau tidak pengaruh antar variabel.
Hipotesis Statistik juga dapat dibedakan menjadi Hipotesis Dua Arah dan Hipotesis Satu
Arah. Contoh Hipotesis Statistik:

Ha : m1≠ m2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)

Ha : m1 > m2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)

5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini disebut juga Hipotesis Substantif. mengapa? Karena hipotensi ini berisi
pernyataan mengenai relasi dua variabel atau lebih. Bila kamu perhatikan, hipotesis ini
sama dengan Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini tidak dinyatakan dalam bentuk simbol
matematika tapi dalam bentuk kalimat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian, Jenis dan Sifat Penelitian

1. Pendekatan Penelitian:
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei. Pendekatan survei melibatkan
pengumpulan data dari responden dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan
sebelumnya, dalam hal ini adalah survei mengenai pilihan makan bubur diaduk dan tidak
diaduk.

2. Jenis Penelitian:
Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu fenomena atau keadaan yang
ada pada suatu populasi atau sampel. Dalam hal ini, penelitian tersebut bertujuan untuk
menggambarkan preferensi mahasiswa bisnis digital terkait makan bubur diaduk dan
tidak diaduk.

3. Sifat Penelitian:
Sifat penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada
pengumpulan data yang dapat diukur secara numerik, sehingga memungkinkan analisis
statistik yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan mencakup
jumlah responden yang memilih makan bubur diaduk dan tidak diaduk berdasarkan jenis
kelamin (cewek dan cowok).

3.2 Sumber Data Penelitian


3.2.1 Pengertian Data Primer

Menurut Sugiyono (2018: 456) Data primer yaitu sumber data langsung memeberikan data
kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama
atau tempat objek penelitian dilakukan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer :
Data primer, data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini, maka proses
pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memerhatikan siapa sumber utama yang akan
dijadikan objek penelitian. Data yang diperoleh langsung dari penelitian di Universitas pakuan
prodi Bisnis Digital.
3.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan
metode Survey:

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang belum terungkap mengenai Survey yang
menyukai Bubur diaduk vs tidak diaduk menggunakanmsejumlah pertanyaan untuk memperoleh
data yang menunjukan penelitian tersebut.

 3.4 Variabel Penelitian

Terdapat beberapa variabel penelitian yang dapat diidentifikasi. Variabel penelitian adalah
konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur dalam suatu penelitian. Dalam kasus ini, variabel
penelitian yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Variabel independen (Independent variable) adalah variabel yang diatur atau dimanipulasi
oleh peneliti. Ini adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, variabel independen adalah "Pilihan makan bubur: aduk dan tidak aduk".
Peneliti mengontrol atau memanipulasi variabel ini dengan memberikan pilihan kepada
responden untuk memilih apakah mereka ingin bubur diaduk atau tidak diaduk.

2. Variabel dependen (Dependent variable) adalah variabel yang diukur atau diamati dalam
penelitian. Variabel ini berpotensi dipengaruhi oleh variabel independen dan menunjukkan hasil,
perubahan, atau efek yang diamati dalam penelitian. Dalam kasus ini, variabel dependen adalah
"Preferensi mahasiswa bisnis digital terkait makan bubur" yang diukur dalam bentuk jumlah
mahasiswa cewek yang memilih bubur diaduk dan jumlah mahasiswa cowo yang memilih bubur
tidak diaduk.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Anda mungkin juga menyukai