Anda di halaman 1dari 38

SISTEM PEMILU DI INDONESIA

PEMAHAMAN UMUM
Peserta mengetahui varian utama system
pemilu di dunia, dan penerapannya dalam
pemilu di Indonesia.
Hasil Pembelajaran

Peserta dapat memahami varian utama system


pemilu di dunia dan jenis-jenis varian sistem
pemilu yang diterapkan di Indonesia
Pengertian Sistem Pemilu

Sistem pemilu adalah metode


mengkonversi perolehan suara
pemilih dalam sebuah pemilu,
menjadi kursi yang dimenangkan
oleh partai politik dan/atau
kandidat (IDEA, 2005).
Mengapa sistem Pemilu penting?

1. Memengaruhi hasil pemilu.


2. Memengaruhi sistem kepartaian.
3. Memengaruhi perilaku politik
masyarakat.
4. Memengaruhi stabilitas politik.
Perangkat Utama Sistem Pemilu
1. Besaran daerah pemilihan (district
magnitude)
2. Pencalonan
3. Proses pemberian suara
4. Formula penghitungan kursi dan
kandidat
NOTES: Ahli sering mengelompokkan sistem campuran (mixed system
sebagai bagian dari Sistem proporsional).
Sumber: IDEA International, 2008: 28
DUA VARIAN UTAMA SISTEM PEMILU

NOTES: Ahli sering mengelompokkan sistem campuran (mixed system) sebagai bagian dari
sistem pemilu proporsional).

Sumber: IDEA International, 2008: 28


Curah Pendapat

Apa saja ciri-ciri utama sistem Pemilu


pluralitas/mayoritas dan sistem Pemilu
proporsional yang Anda ketahui?
Sistem Pluralitas/Mayoritas

 Penekanan pada suara terbanyak.


 Sistem pemilu di mana pemilih memilih
kontestan (orang) dan pemenang pemilu adalah
wakil yang memperoleh suara terbanyak
dibandingkan dengan calon yang lain.
Sistem Proporsional

Sistem pemilu yang menjamin adanya


perimbangan atau proporsionalitas, antara
perolehan suara dengan perolehan kursi
oleh partai politik dalam pemilu.
CIRI UTAMA SISTEM PEMILU
Pluralitas/ Mayoritas Proporsional

• Daerah Pemilihan umumnya • Daerah Pemilihan (Multi


Single Member. member.
• Pencalonan dapat dilakukan • Pencalonan dilakukan oleh
oleh partai dan oleh partai politik.
perorangan.
• Pemberian suara umumnya • Pemberian suara bisa
untuk kandidat. umumnya untuk partai
• Formula keterpilihan:
politik dan/atau kandidat.
 Pluralitas (suara pemenang lebih • Formula keterpilihan
kecil dibanding total yang kalah) berdasarkan proporsi
 Mayoritas (suara pemenang lebih berimbang (metode
besar dibanding gabungan suara penghitungan)
yang kalah)
• Tidak terdapat Parliamentary • Ada Parliamentary
Threshold formal threshold formal
KELEBIHAN
Mayoritas/Pluralitas Proporsional
1. Dapat membatasi jumlah partai 1. Lebih mewakili keragaman
politik. kelompok masyarakat,
2. Membentuk pemerintahan yang termasuk minoritas).
kuat karena meraih suara 2. Cukup akurat menerjemahkan
mayoritas. proporsi perolehan suara
3. Membentuk oposisi yang kuat. dengan kursi.
4. Menciptakan hubungan yang 3. Sedikit suara terbuang (tidak
kuat antara wakil dan dihitung).
konstituen. 4. Menciptakan sistem multipartai
5. Sederhana, mudah dipahami untuk mengakomodasi
6. Mudah dihitung. keragaman politik di
masyarakat.
KELEMAHAN
Mayoritas/Pluralitas Proporsional

 Banyak suara terbuang  Hubungan antara wakil dan


sehingga partai kecil tidak konstituen cenderung lemah.
terwakili.  Dominasi partai politik.
 Sulitnya kelompok minorotas  Sulit membentuk
dan perempuan untuk terpilih. pemerintahan yang efektif dan
 Kursi yang dimenangkan tidak stabil (tidak ada partai
proporsional dengan mayoritas di parlemen).
perolehan suara.  Proporsional dengan model
 Rawan terhadap manipulasi terbuka lebih sulit dipahami,
pembentukan daerah tidak sederhana dalam
pemilihan. penghitungan suara.
CONTOH VARIAN SISTEM PEMILU
JUMLAH CARA
CARA HITUNG
SISTEM KURSI DI MEMBERIKAN KETERANGAN
(CALON TERPILIH)
DAPIL SUARA
FIRST PAST 1 KURSI 1 PEMILIH = PLURALITAS
THE POST 1 SUARA (SUARA
(FPTFP) TERBANYAK)
SINGLE LEBIH 1 PEMILIH = PLURALITAS
NON- DARI 1 1 SUARA (SUARA
TRANSFER KURSI TERBANYAK)
ABLE
VOTE
(SNVT)
TWO 1 KURSI 1 PEMILIH = MAYORITAS JIKA TIDAK
ROUND 1 SUARA (50%+1) ADA,
SYSTEM DILAKUKAN
PUTARAN 2
Sistem Pemilu di Indonesia
Sistem Pemilu dalam
UU No. 7 tahun 2017

 Pencalonan anggota legislatif.


 Ambang batas suara DPR (parliamentary threshold).
 Pencalonan presiden/wapres.
 Alokasi kursi (district magnitude).
 Cara pemberian suara.
 Metode konversi suara menjadi kursi.
Metode Konversi Suara
Pluralitas/Mayoritas Proporsional
Formula Penghitungan 2019
Divisor Sainte Lague
Pasal 415 ayat (2) UU 7 Tahun 2017: Dalam hal penghihrngan
perolehan kursi DPR, suara sah setiap partai politik yang
memenuhi ambang batas perolehan suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 413 ayat (1) dibagi dengan bilangan
pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil
3;5;7; dan seterusnya.
3 Langkah
Menghitung Suara Sainte Lague
1. Jumlah suara sah setiap partai politik di dapil dibagi dengan
bilangan konstanta yang dimulai dengan angka 1; dan diikuti
dengan bilangan ganjil 3; 5; 7; 9;... dan seterusnya;
2. Hasil pembagian di atas diurutkan dan disusun peringkatnya
diperingkatkan sesuai dengan jumlah kursi yang disediakan di
dapil. Urutan peringkat menjadi penentu perolehan kursi
masing-masing partai;
3. Perolehan kursi masing-masing partai politik didasarkan pada
hasil pemeringkatan yang telah dilakukan di atas. Dengan
demikian, akan diketahui dari sejumlah kursi yang disediakan
di dapil, partai mana saja yang berhak memeroleh kursi, dan
pada peringkat ke berapa kursi tersebut didapatkan oleh
setiap partai.
Contoh Konversi Suara dengan Formula
Saint Lague (Dapil dengan 7 kursi)

PARTAI /1 /3 /5 /7 /9 /11 /13 KURSI (*)

Partai A 53,000 17,666 10,600


7,571 5,888 4,818 4,076 3
(53.000) (1) (4) (5)

Partai B 24,000 8,000


4,800 3,428 2,666 2,181 1,846 2
(24.000) (2) (6)

Partai C 23,000 7,666


4,600 3,285 2,555 2,090 1,769 2
(23.000) (3) (7)
Perbandingan penghitungan Kuota Hare vs Sainte
Lague (Dapil Jateng V DPR RI Pemilu 2014)
 Daerah pemilihan: Jawa Tengah V (Kabupaten Klaten, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta)
 Alokasi kursi dapil: 8 kursi
 BPP: 249.669,125
 Pasal 420 UU No. 7 Tahun 2017: Penetapan Perolehan Jumlah Kursi tiap
Parpol peserta Pemilu di suatu daerah pemilihan:
1. Penetapan jumlah suara sah setiap parpol peserta pemilu di dapil
sebagai suara sah setiap parpol.
2. Membagi suara sah setiap parpol peserta pemilu dengan bilangan
pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dst
3. Hasil pembagian diurutkan berdasarkan jumlah tertinggi hingga
terendah, sesuai dengan jumlah kursi di dapil.
4. Nilai tertinggi pertama mendapat kursi pertama, nilai terbanyak
kedua mendapat kursi kedua, dst sampai jumlah kursi di dapil habis
terbagi.
Daerah pemilihan Jawa Tengah V (Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta)
Jumlah alokasi kursi 8 kursi
Kuota Hare BPP: 249.669, 125

No Partai Suara Kuota Tahap 1 Sisa Suara Tahap 2 Total


1 Nasdem 120090 0.48 120090 0 0
2 PKB 137727 0.55 0 137727 1 1
3 PKS 120918 0.48 0 120918 1 1
4 PDIP 861673 3.45 3 112665.625 0 3
5 Golkar 269446 1.08 1 19776.875 0 1
6 Gerindra 152378 0.61 0 152378 1 1
7 Demokrat 81667 0.33 0 81667 0 0
8 PAN 145363 0.58 0 145363 1 1
9 PPP 52877 0.21 0 52877 0 0
10 Hanura 55214 0.22 55214 0 0
TOTAL 1997353 8 dua hasil
Sainte Lague
yang berbeda
No Partai Suara v/1 Kursi v/3 Kursi v/5 Kursi v/7 Kursi v/9 Kursi v/11 Kursi TOTAL
1 Nasdem 120,090 120,090 40,030 24,018 17,156 13,343 10,917 -
2 PKB 137,727 137,727 7 45,909 27,545 19,675 15,303 12,521 1
3 PKS 120,918 120,918 40,306 24,184 17,274 13,435 10,993 -
4 PDIP 861,673 861,673 1 287,224 2 172,335 4 123,096 8 95,741 78,334 4
5 Golkar 269,446 269,446 3 89,815 53,889 38,492 29,938 24,495 1
6 Gerindra 152,378 152,378 5 50,793 30,476 21,768 16,931 13,853 1
7 Demokrat 81,667 81,667 27,222 16,333 11,667 9,074 7,424 -
8 PAN 145,363 145,363 6 48,454 29,073 20,766 16,151 13,215 1
9 PPP 52,877 52,877 17,626 10,575 7,554 5,875 4,807 -
10 Hanura 55,214 55,214 18,405 11,043 7,888 6,135 5,019 -
Total 1,997,353 8
Diskusi Kelompok
 Setiap kelompok mensimulasikan
penghitungan konversi kursi berdasarkan
perolehan suara dengan metode konversi
Sainte Lague.
Studi kasus: Dapil Kota Bogor untuk
DPRD Pemilu Tahun 2014.
Dapil & Alokasi Kursi DPRD Kota Bogor
Pemilu 2014
Bogor I (10 Kursi)
Partai Perolehan
No. 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Politik Suara
1 Nasdem 2,607
2 PKB 2,700
3 PKS 11,497
4 PDIP 25,928
5 Golkar 11,383
6 Gerindra 15,243
7 Demokrat 9,194
8 PAN 6,790
9 PPP 10,921
10 Hanura 5,432
11 PBB 1,575
12 PKPI 368
Jumlah 53,410 0
Jawaban Bogor I
Perolehan
No. Partai Politik 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Suara
1 Nasdem 2,607 2,607 869.0 521.4 372.4 289.7
2 PKB 2,700 2,700 900.0 540.0 385.7 300.0
3 PKS 11,497 11,497 3 3,832.3 2,299.4 1,642.4 1,277.4 1
4 PDIP 25,928 25,928 1 8,642.7 7 5,185.6 10 3,704.0 2,880.9 3
5 Golkar 11,383 11,383 4 3,794.3 2,276.6 1,626.1 1,264.8 1
6 Gerindra 15,243 15,243 2 5,081.0 3,048.6 2,177.6 1,693.7 1
7 Demokrat 9,194 9,194 6 3,064.7 1,838.8 1,313.4 1,021.6 1
8 PAN 6,790 6,790 8 2,263.3 1,358.0 970.0 754.4 1
9 PPP 10,921 10,921 5 3,640.3 2,184.2 1,560.1 1,213.4 1
10 Hanura 5,432 5,432 9 1,810.7 1,086.4 776.0 603.6 1
11 PBB 1,575 1,575 525.0 315.0 225.0 175.0
12 PKPI 368 368 122.7 73.6 52.6 40.9
Jumlah 53,410 10
Bogor II (10 Kursi)
Partai Perolehan
No. 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Politik Suara
1 Nasdem 8,611
2 PKB 1,869
3 PKS 7,494
4 PDIP 18,445
5 Golkar 13,554
6 Gerindra 9,077
7 Demokrat 7,331
8 PAN 5,235
9 PPP 11,298
10 Hanura 6,804
11 PBB 2,663
12 PKPI 789
Jumlah 53,410 0
Jawaban Bogor II
Perolehan
No. Partai Politik 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Suara
1 Nasdem 8,611 8,611 5 2,870.3 1,722.2 1,230.1 956.8 1
2 PKB 1,869 1,869 623.0 373.8 267.0 207.7
3 PKS 7,494 7,494 6 2,498.0 1,498.8 1,070.6 832.7 1
4 PDIP 18,445 18,445 1 6,148.3 9 3,689.0 2,635.0 2,049.4 2
5 Golkar 13,554 13,554 2 4,518.0 2,710.8 1,936.3 1,506.0 1
6 Gerindra 9,077 9,077 4 3,025.7 1,815.4 1,296.7 1,008.6 1
7 Demokrat 7,331 7,331 7 2,443.7 1,466.2 1,047.3 814.6 1
8 PAN 5,235 5,235 10 1,745.0 1,047.0 747.9 581.7 1
9 PPP 11,298 11,298 3 3,766.0 2,259.6 1,614.0 1,255.3 1
10 Hanura 6,804 6,804 8 2,268.0 1,360.8 972.0 756.0 1
11 PBB 2,663 2,663 887.7 532.6 380.4 295.9
12 PKPI 789 789 263.0 157.8 112.7 87.7
Jumlah 53,410 10
Bogor III (9 Kursi)
Partai Perolehan
No. 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Politik Suara
1 Nasdem 3,210
2 PKB 4,899
3 PKS 10,926
4 PDIP 14,089
5 Golkar 11,985
6 Gerindra 12,814
7 Demokrat 5,978
8 PAN 5,004
9 PPP 5,246
10 Hanura 3,766
11 PBB 3,168
12 PKPI 808
Jumlah 81,893 0
Jawaban Bogor III
Perolehan
No. Partai Politik 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Suara
1 Nasdem 3,210 3,210 1,070.0 642.0 458.6 356.7
2 PKB 4,899 4,899 8 1,633.0 979.8 699.9 544.3 1
3 PKS 10,926 10,926 4 3,642.0 2,185.2 1,560.9 1,214.0 1
4 PDIP 14,089 14,089 1 4,696.3 9 2,817.8 2,012.7 1,565.4 2
5 Golkar 11,985 11,985 3 3,995.0 2,397.0 1,712.1 1,331.7 1
6 Gerindra 12,814 12,814 2 4,271.3 2,562.8 1,830.6 1,423.8 1
7 Demokrat 5,978 5,978 5 1,992.7 1,195.6 854.0 664.2 1
8 PAN 5,004 5,004 7 1,668.0 1,000.8 714.9 556.0 1
9 PPP 5,246 5,246 6 1,748.7 1,049.2 749.4 582.9 1
10 Hanura 3,766 3,766 1,255.3 753.2 538.0 418.4
11 PBB 3,168 3,168 1,056.0 633.6 452.6 352.0
12 PKPI 808 808 269.3 161.6 115.4 89.8
Jumlah 81,893 9
Bogor IV (10 Kursi)
Partai Perolehan
No. 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Politik Suara
1 Nasdem 2,662
2 PKB 6,694
3 PKS 11,742
4 PDIP 13,736
5 Golkar 14,609
6 Gerindra 9,201
7 Demokrat 11,263
8 PAN 4,230
9 PPP 8,544
10 Hanura 7,124
11 PBB 8,209
12 PKPI 2,131
Jumlah 100,145 0
Jawaban Bogor IV
Perolehan
No. Partai Politik 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Suara
1 Nasdem 2,662 2,662 887.3 532.4 380.3 295.8
2 PKB 6,694 6,694 9 2,231.3 1,338.8 956.3 743.8 1
3 PKS 11,742 11,742 3 3,914.0 2,348.4 1,677.4 1,304.7 1
4 PDIP 13,736 13,736 2 4,578.7 2,747.2 1,962.3 1,526.2 1
5 Golkar 14,609 14,609 1 4,869.7 10 2,921.8 2,087.0 1,623.2 2
6 Gerindra 9,201 9,201 7 3,067.0 1,840.2 1,314.4 1,022.3 1
7 Demokrat 11,263 11,263 4 3,754.3 2,252.6 1,609.0 1,251.4 1
8 PAN 4,230 4,230 1,410.0 846.0 604.3 470.0 0
9 PPP 8,544 8,544 5 2,848.0 1,708.8 1,220.6 949.3 1
10 Hanura 7,124 7,124 8 2,374.7 1,424.8 1,017.7 791.6 1
11 PBB 8,209 8,209 6 2,736.3 1,641.8 1,172.7 912.1 1
12 PKPI 2,131 2,131 710.3 426.2 304.4 236.8
Jumlah 100,145 10
Ralat: kursi ke-5 untuk Gerindra, kursi ke-6 untuk PPP, kursi ke-7 untuk PBB)
Bogor V (11 Kursi)
Partai Perolehan
No. 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Politik Suara
1 Nasdem 4,774
2 PKB 5,162
3 PKS 15,073
4 PDIP 20,475
5 Golkar 19,715
6 Gerindra 10,351
7 Demokrat 13,317
8 PAN 7,664
9 PPP 11,316
10 Hanura 5,556
11 PBB 1,870
12 PKPI 232
Jumlah 115,505 0
Jawaban Bogor V
Perolehan
No. Partai Politik 1 Kursi 3 Kursi 5 Kursi 7 Kursi 9 Total Kursi
Suara
1 Nasdem 4,774 4,774 1,591.3 954.8 682.0 530.4
2 PKB 5,162 5,162 11 1,720.7 1,032.4 737.4 573.6 1
3 PKS 15,073 15,073 3 5,024.3 3,014.6 2,153.3 1,674.8 1
4 PDIP 20,475 20,475 1 6,825.0 8 4,095.0 2,925.0 2,275.0 2
5 Golkar 19,715 19,715 2 6,571.7 9 3,943.0 2,816.4 2,190.6 2
6 Gerindra 10,351 10,351 6 3,450.3 2,070.2 1,478.7 1,150.1 1
7 Demokrat 13,317 13,317 4 4,439.0 2,663.4 1,902.4 1,479.7 1
8 PAN 7,664 7,664 7 2,554.7 1,532.8 1,094.9 851.6 1
9 PPP 11,316 11,316 5 3,772.0 2,263.2 1,616.6 1,257.3 1
10 Hanura 5,556 5,556 10 1,852.0 1,111.2 793.7 617.3 1
11 PBB 1,870 1,870 623.3 374.0 267.1 207.8
12 PKPI 232 232 77.3 46.4 33.1 25.8
Jumlah 115,505 11
KESIMPULAN
 Ada dua varian utama sistem pemilu di dunia:
1. Mayoritas/distrik
2. Proporsional.
 Adaptasi sistem pemilu oleh satu negara
dipengaruhi oleh banyak faktor baik sosial,
politik, budaya, dan sebagainya.
 Indonesia menerapkan kedua varian sistem
pemilu untuk memilih presiden, kepala daerah,
DPD, dan DPR/DPRD.
Hasil Pembelajaran

Peserta dapat memahami varian


utama sistem pemilu di dunia dan
yang diterapkan di Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai