Alhamdulillahirabbil alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmatNya kita dapat berada
di sini dalam rangka memberikan do’a restu dan menghadiri undangan pernikahan Ananda (nama mempelai pria) dan
Ananda (nama mempelai wanita). Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW
yang dengan segala pengorbanannya sehingga saat ini kita dapat merasakan nikmat iman dan Islam dalam keadaan
tenang dan damai.
Hadirin yang saya hormati, terkhusus untuk kedua mempelai yang berbahagia. Disini saya akan sedikit menyampaikan
beberapa nasehat pernikahan yang semoga bermanfaat untuk kedua mempelai berbahagia dalam menjalani
pernikahannya nanti.
Yang pertama adalah karena nikah adalah sunnah Rasulullah SAW maka bagi siapapun yang masih bujang dan telah
mampu menikah, menikahlah! Sebab mereka yang tak menjalankan sunnaH Rasul berarti bukan ummat beliau.Seperti
sabda Rasulullah, “Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tak mengamalkan sunnahku maka dia bukanlah
ummatku. Menikahlah karena aku sangat bangga dengan banyaknya jumlah kalian.” (HR Ibnu Majah).
Yang kedua, bahwa dengan menikah dan membentuk keluarga maka akan terbentuk masyarakat yang baik, tentunya
dari segi nasab juga jelas dan bisa dipertanggungjawbakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Ali
Imran 110, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
kepada yang munkar serta beriman kepada Allah.”.
Yang ketiga, jadikan rumah tangga sebagai ajang kompetisi dalam kebaikan. Pasangan suami dan istri selalu merasa
iri jika pasangannya mampu beribadah dengan baik, dan dia ingin melampauinya minimal menyamainya. Begitupun
dengan anak-anak dan orangtuanya. Berlomba-lomba dalam kebaikan akan meningkatkan semangat untuk selalu
beribadah kepada Allah demi bekal hari akhir dan di akhirat kelak.
Yang terakhir adalah perlakukan pasangan dengan penuh syukur dan kemuliaan. Karena dia adalah anugerah sekaligus
amanah yang Allah berikan dalam hidup kita. Muliakan dia, hormati dia. Bagi suami jangan pernah memperlakukan
istri dengan buruk atau seperti pembantu, karena istri kelak akan melahirkan dan menjadi madrasah terbaik anak-anak.
Kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban suami apakah mampu mendidik istrinya dengan baik atau tidak. Istri
juga harus taat dan berbakti kepada suami, jangan kufur padanya, karena Allah memerintahkan para istri untuk menaati
suaminya yang telah mengambil alih tanggungjawab dirinya dari ayahnya.
Itulah sedikit nasehat pernikahan yang bisa saya berikan. Semoga bisa menjadi pengingat dan bekal bersama bagi kita
semua, para hadirin, kedua mempelai yang berbahagia, dan diri saya sendiri.
Mohon maaf bila ada kesalahan, Wabillahitaufik walhidayah waridha wal inayah
Wassalaamu’alaikum wr.wb.
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB