Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH NIKAH

Ananda calon mempelai berdua, pagi ini adalah pagi yang bersejarah bagi kalian
berdua, dengan izin Allah, Ridha kedua orangtua dan Insya Allah dukungan doa dari
semua yang hadir pada kesempatan ini, kalian akan melaksanakan sebuah perjanjian
yang istimewa, sebuah perjanjian yang suci dan mulia, yaitu akad nikah.

Islam menempatkan nikah sebagai sesuatu yang agung dan mulia, karena nikah
adalah bagian dari sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan juga Sunnah para
nabi Rasul-Rasul Allah yang terdahulu. Nabi sendiri menyatakan, nikah menjadi
penyelamat separuh Iman, bagi mereka yang telah nikah, tinggal menyelamatkan
separuh sisanya.

Bagi kita sebagai Muslim nikah adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah.
Laksanakanlah oleh kalian pernikahan ini dengan penuh keikhlasan, semata-mata
mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Perjanjian nikah oleh Quran disebut
dengan kata-kata Mitsaqan Ghalizha yaitu sebuah perjanjian yang suci dan sekaligus
perjanjian yang berat. Nikah dalam Islam tidak hanya menghalalkan perbuatan yang
semula haram, tapi nikah juga bisa mengharamkan sejumlah perbuatan yang semula
halal. Di satu sisi nikah dapat melahirkan sejumlah kebebasan, yang tidak kita peroleh
sebelum akad nikah, tapi dalam waktu yang sama nikah pun melahirkan sejumlah
keterikatan dan keterbatasan. Nikah dapat melahirkan sejumlah hak, kita punya hak-
hak tertentu dari istri atau suami kita, tapi juga jangan lupa melahirkan sejumlah
kewajiban, biasanya sebuah rumah tangga menjadi tidak harmonis kalau istri atau
suami cuma bisa menuntut hak, tapi tidak dapat melaksanakan kewajiban dengan
sungguh-sungguh.

Oleh karena itu, laksanakan oleh kalian kewajiban sebagai suami, kewajiban
sebagai istri dengan penuh kesungguhan dan sekaligus ketulusan. Supaya semua
proses membangun rumah tangga menjadi bagian dari ibadah kita kepada Allah
subhanahu wata'ala. Beberapa kali Quran memberikan gambaran tentang keluarga
yang ideal, antara lain tercantum dalam doa Ibadurrahman dalam surat al-furqon dan
baik ini menjadi doa kalian berdua Rabbana hablana Min azwajina wa dzurriyatina
Qurrota A'yun wajalna lilmuttaqina imama.

Rumah tangga yang ideal adalah rumah tangga yang istri, suami dan kelak
keturunan menjadi Qurrota A'yun, sosok pribadi yang menyenangkan, yang
mengesankan. Berikan yang terbaik kepada istri atau suami walaupun ia tidak
memberikan yang terbaik kepada kita. Sampaikan ujaran-ujaran yang menyenangkan,
membahagiakan dan menenangkan tentu tanpa kebohongan. Hindari ujaran-ujaran
yang dapat menyakitkan dan menyinggung perasaan. Rumah tangga kita akan semakin
harmonis apabila suami istri dan kelak keturunan memiliki semangat kompetitif dalam
ketaqwaan lilmuttaqina imama dan rumah tangga kita akan semakin nikmat dan
berkah, apabila rumah tempat tinggal kita sarat dengan keberkahan, dikemas dalam
doa dalam surat al-mu'minun ayat 29 Robbi anzilni munzalan mubarokan waanta
Khairul munzilin.

Ananda, rumah tidak akan berkah, kalau di rumah banyak pertengkaran. Rumah
tidak akan berkah kalau di rumah banyak Kepalsuan. Rumah tidak akan berkah kalau di
rumah banyak kebohongan. Rumah tidak akan berkah karena di rumah banyak
ketidakjujuran dan rumah akan semakin berkah kalau didalam rumah dihiasi oleh
shalat, rumah akan semakin berkah kalau nama Allah banyak disebut di rumah,
berzikir, dan rumah akan semakin berkah kalau di rumah itu banyak dilakukan sunnah-
sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Quran surat Ar-Rum ayat 21 yang tadi dibaca memberikan gambaran keluarga
yang ideal itu adalah bahwa apabila di tengah keluarga tercipta sakinah, mawadah,
warahmah. Rumah tangga yang tentram, tenang, damai dan terjalin cinta kasih. Kalian
punya kewajiban untuk merawat, melestarikan dan meningkatkan kualitas cinta kalian.
Antara suami-istri, cinta kalian kepada istri, kepada suami harus lebih daripada cinta
kalian kepadanya sebelum ia menjadi istri dan Sebelum menjadi suami. Orang sering
mengatakan, dengan cinta yang berat terasa ringan, yang sulit menjadi mudah, bahkan
yang jauh terasa dekat.

Harta penting dalam membangun rumah tangga, sebab muslim yang baik adalah
muslim yang selalu bisa berbagi dengan orang lain. Tapi kita harus waspada, harta bisa
habis karna celaka, harta habis karena diambil oleh Yang Mahakuasa, kecantikan,
kegantengan harus kalian Jaga dan harus kalian pelihara untuk istri untuk suami. Oleh
karena itu, tumbuhkan dan budayakan Diantara Kalian semangat ta'awun, kreatif,
bagaimana bisa menolong istri, meringankan istri, kreatif bagaimana bisa
menyenangkan suami dan meningkatkan kualitas keimanan suami dan jangan lupa
Kalian juga harus siap menerima realitas istri kita manusia biasa, suami kita manusia
biasa, pasti ada sejumlah kekurangan. Kita Yakin, istri kita tidak se-Shalihah Siti
Khadijah, suami kita tidak se-Shalih Ali bin Abi Thalib, akan tetapi Ananda, rumah
tangga itu menjadi harmonis kalau kelemahan yang ada pada istri dapat dilengkapi oleh
keunggulan, kelebihan yang ada pada suami dan tentu sebaliknya kekurangan yang
ada pada suami dapat dilengkapi dan disempurnakan oleh kelebihan yang ada pada
istri

Jangan suka mengingat-ngingat kesalahan istri atau suami kepada kita, kita
menjadi capek sendiri. Tapi jangan lupa jasa dan kebaikan istri atau suami kepada kita,
supaya kita bertambah Cinta, Jangan suka mengingat-ingat kebaikan dan jasa kita
kepada istri atau suami, apalagi menceritakannya nanti menjadi Riya, musyrik kecil.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berpesan Khairukum Khairu linisaaihim,
orang yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang paling Arif dan bijak kepada
istrinya. Saya ini Rasulullah, saya kekasih Allah, sabda Nabi, saya berusaha menjadi
suami yang paling baik kepada istri saya, suami yang baik adalah suami selain rajin
beribadah tapi memberikan perhatian dan kenyamanan kepada istri.

    


Jangan kau bikin sulit istrimu, jangan kau bikin derita istrimu, ini pesan Quran
kepada setiap pria dan kepada setiap wanita nabi menyatakan, Seandainya di dunia ini
dibolehkan manusia sujud kepada manusia yang lain, maka yang paling pantas itu istri
sujud kepada suaminya. Sejumlah sahabat bercerita tentang seorang wanita yang rajin
shalat dan rajin puasa. Ketika disebut nama dan alamatnya Nabi memberikan komentar
juga menyatakan kalau kalian ingin tahu contoh wanita yang haram masuk surga inilah
contohnya. Ya Rasulallah, Dia rajin sholat, dia rajin puasa, Kenapa dia tidak masuk
surga, Nabi menjawab: Saya tahu dia rajin shalat rajin puasa, tapi saya tahu betul Dia
adalah wanita yang tidak loyal dan tidak setia kepada suami, Ia adalah wanita yang
banyak bohong yang mengkhianati suami.

Ananda, keselamatan seorang wanita tidak hanya ditentukan oleh rajin shalat,
ingat tapi ditentukan oleh sikap kesehariannya kepada suaminya. Ananda, calon
pengantin berdua, membangun rumah tangga itu bagi kita adalah bagian daripada
ibadah kepada Allah subhanahuwata'ala. Kalian tidak boleh lupa apa yang diajarkan
oleh agama kepada kita, dusta itu dosa dusta kepada istri sendiri kepada suami sendiri
itu lebih besar dosanya, membuka aib orang lain itu dosa, membuka aib istri sendiri
suami sendiri lebih besar dosanya, begitu dipesankan oleh Al-Qur'anul Karim. Begitu
juga sebaliknya berbuat baik kepada orang lain adalah berpahala, berbuat baik kepada
istri dan kepada suami bisa lebih besar pahalanya. Kawal rumah tangga kalian dengan
doa demi doa, tekadkan oleh kalian tiada doa tanpa disertai doa untuk istri atau suami
ketika kalian bersimpuh di atas Sajadah sebelum salat atau sesudah shalat kalian
memohon sesuatu sertakan permohonan kebaikan itu untuk istri atau suami

Ketika kalian memohon ampun kepada Allah sertakan permohonan ampun untuk
istri atau suami. Nyatakan kepada Allah, Ya Allah seandainya engkau berkenan
mengampuni dosa kami, maka istriku, suamimu lebih berhak untuk menerima ampunan
darimu. Seandainya Engkau berkenan memasukkan aku ke syurga-Mu, istriku, suamiku
lebih pantas masuk surga-Mu begitu dan seterusnya. Doa adalah senjata ampuh untuk
seorang mukmin, terutama suami untuk istri dan istri untuk suami. Namun demikian
ananda, rumah tangga adalah bagian dari kehidupan duniawi yang serba fana,
kehidupan duniawi tidak hanya diwarnai oleh senyum gembira dan gelak ketawa. Jalan
yang kita lalui sering tidak indah, tidak rata, tidak sesuai dengan harapan, oleh karena
itu kalian harus siap menerima berbagai macam ujian.

Kesuksesan rumah tangga kalian, sangat tergantung kepada kemampuan kalian


dalam menghadapi, menyikapi ujian demi ujian itu. Kalau pada satu saat kalian
dihadapkan dengan ujian yang sangat pahit, yang sangat berat, apapun namanya,
Segera lakukan introspeksi, sebab ternyata kegagalan, penderitaan, musibah, sering
disebabkan karena kesalahan kita. Sadar akan kekurangan diri adalah tahap pertama
untuk perbaikan diri. Orang yang tidak pernah sadar akan kekurangan diri, biasanya
sulit diperbaiki, dirinya merasa sudah sempurna tidak perlu diperbaiki. Kalau pada satu
saat kalian dihadapkan dengan ujian yang berat kalian tidak boleh putus asa, masih
ada Allah yang Maha Perkasa, masih ada Allah Yang Mahakuasa.

Nabi memberikan sebuah resep spiritual ketika bahtera rumah tangga dihadang
oleh ujian dan gelombang kehidupan yang berat, Beliau menyatakan: bangunkan
istrimu dipenghujung malam dengan penuh kasih saying, bangunkan suamimu
dipenghujung malam dengan penuh kasih sayang, suami-istri bangun shalat malam,
berzikir pasrah kepada Allah, nyatakan oleh kalian Hasbunallah Wanikmal Wakil nikmal
Maula wanikman Nasir “Tuhan cukup Engkau saja penolongku, cukup Engkau saja
pelindungku, Cukup Engkau saja tempat berserah diri aku. Allah menjawab dalam
Hadits Qudsi “Aku malu kalau Aku tidak memenuhi Keinginan mereka, Aku malu kalau
Aku tidak mengabulkan Munajat mereka” serahkan kesulitan itu kepada Allah, sebelum
kalian menyerahkannya kepada orang lain yang belum tentu bisa menolong kalian.

Satu lagi Ananda yang saya ingin sampaikan pesan, kunci untuk meraih
kebahagiaan dunia bahkan di akhirat yaitu Birrul Walidain. Kalian harus tetap khikmat
dan hormat kepada ayah dan ibu, keselamatan kalian, kebahagiaan kalian, bahkan
surga pun sangat tergantung pada sikap kita kepada kedua orang tua kita. Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam berulangkali menyampaikan pesan moral bahwa menyakiti
orang tua, menyakiti ayah dan ibu adalah malapetaka bagi yang bersangkutan. Secara
khusus Nabi menyampaikan pesan dihadapan ratusan para sahabatnya:

Setiap dosa akan diakhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari
kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua, dan memutuskan
silaturahmi, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.”

Semua dosa manusia boleh-boleh saja ditangguhkan azab dan siksanya di


akhirat nanti kalau Allah menghendaki, kecuali satu dosa yang satu itu azabnya akan
langsung diturunkan di duniam, dosa yang satu itu adalah “`uququl walidain”, menyakiti
ayah dan ibu. Tidak ada kesuksesan, tidak akan pernah ada kebahagiaan, tidak akan
ada keberkahan, bahkan tidak ada syurga bagi mereka yang kerjanya menyakiti ayah
dan ibunya. Sembahlah Allah, jangan menyekutukan Allah, Khidmat dan hormat lah
kepada ayah dan ibu, Insyaallah kalian akan memperoleh kenikmatan sesuai dengan
janji Allah SWT, kalian bahagia, ayah dan ibu lebih bahagia, kalian menderita, ayah dan
ibu akan merasa tersiksa.

Anda mungkin juga menyukai