Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Nama : Afrizal Hasibuan


Kelas : SPKS E
1. Jelaskan dan gambarkan dengan cara sendiri sistem water balance di tanaman.
Jawab :

Air yang merembes ke dalam tanah (infiltrasi) memberi hidup kepada tumbuh-
tumbuhan dan beberapa diantaranya naik ke atas lewat akar dan batangnya, sehingga
terjadi transpirasi, yaitu evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian
bawah daun (stomata). Air yang tertahan di permukaan tanah (surface detention) sebagian
diuapkan dan sebagian besar mengalir masuk ke sungai-sungai kecil dan mengalir sebagai
limpasan permukaan (surface run off) ke dalam palung sungai.Permukaan sungai dan
danau juga mengalami penguapan (evaporasi), sehingga masih ada air yang dipindahkan
menjadi uap.  Akhirnya sisa air yang tidak diinfiltrasikan atau diuapkan kembali ke laut
lewat palung sungai.  Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya, baik yang bergerak masuk
ke dalam palung sungai atau yang merembes ke pantai dan masuk ke laut.
2. Sebutkan parameter penentu kebutuhan air tanaman dalam sistem water balance di
tanaman.
Jawab :
a. Pemilihan tanaman: beberapa faktor yang juga harus dipertimbangkan adalah jumlah
air yang tersedia, kondisi tanah dan iklim, preferensi petani, kebutuhan tenagakerja
dan modal, peluang pasar dan tingkat teknologi.  Penyusunan pola tanam dilakukan 
sesuai dengan neraca lengas lahan.
b. Intensitas pertanaman (Cropping intensity): seringkali intensitas ini bervariasi antar
waktu (musim) dan lokasi lahan.  Hal ini berkaitan erat dengan  tingkat investasi.
c. Tingkat penyediaan air irigasi ditentukan oleh ketersediaan air irigasi, neraca lengas
lahan, pola tanam dan intensitas pertanaman. Suplai air tersedia dapat dinyatakan
sebagai: (a) kekurangan  irigasi musiman tidak boleh melampaui 50% dari suplai air
yang diperlukan selama satu tahun tertentu, (b) jumlah kekurangan irigasi tidak boleh 
melebihi 150%  dari suplai air yang diperlukan  dalam periode 25 tahun.  Informasi
sangat penting adalah periode-periode kapan kekurangan air  sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
d. Metode irigasi: Pemilihan metode irigasi harus dilakukan pada awal periode
perencanaan. Pertimbangannya meliputi  investasi, efisiensi penggunaan air,
kemudahan penerapan, dan kesesuaian dengan kondisi lokal, erodibilitas tanah, laju
infiltrasi, salinitas air dan lainnya
e. Drainage dan pencucian. Drainase yang baik sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan program irigasi lahan pekarangan.  Untuk menghindari akumulasi garam
pada zone perakaran tanaman dan kemungkinan kerusakan tanaman yang
diakibatkannya, maka kebutuhan pencucian harus  ditentukan secara tepat.

3. Jelaskan perbedaan istilah Eto, ETP dan Eta (dengan Bahasa dan pengertian anda
sendiri) serta faktor yang mempengaruhinya.
Jawab :
a. Evaporasi standar (ETo) adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat
diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam
pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi antara 8-15 cm.
b. Evaporasi potensial (ETp) menggambarkan laju maksimum kehilangan air dari suatu
lahan yang sangat ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutup tajuk tanaman
pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup dan ditentukan oleh parameter-
parameter  iklim.
c. Evaporasi aktual (ETa) menggambarkan laju kehilangan air dari suatu lahan bertanam
pada kondisi aktual iklim, tanaman dn lingkungan tumbuh serta pengelolaan.
4. Jelaskan perbedaan prinsip pengukuran evapotranspirasi dengan lysimeter, BREB
(bowen ratio energy balance) serta Sap flow meter. (Dapat browse jika di slide tidak
ada keterangan).
Jawab :
a. Laju evapotranspirasi dapat diestimasi dengan beberapa pendekatan/ metode atau
dapat diukur secara langsung. Pengukuran evapotranspirasi diukur secara
langsung dengan Lysimeter. Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan yang
berlangsung pada sebidang tanah yang bervegetasi.
Pengukuran evapotranspirasi / evapotranspirasi potensial pada sebidang tanah
yang bervegetasi adalah dengan mempergunakan alat yang disebut
evapotranspirometer atau disebut juga Lysimeter. Alat ini berupa sebuah bejana
yang cukup besar diisi tanah dan ditanami. Lysimeter adalah alat untuk mengukur
evapotranspirasi sebidang tanah bervegetasi secara langsung.
b. Pengukuran evapotranspirasi potensial meliputi penguapan yang berasal dari
tanaman dan tanah. Bila tanah tersebut terjaga lembabnya (atau hampir mendekati
kapasitas lapang sehingga airnya tak terbatas) oleh penambahan air dan tertutup
penuh oleh vegetasi (idealnya petakan rumput). Dikarenakan vegetasi dan tanah
terkurung dalam lysimeter, maka pengukuran evapotranspirasi dapat dilakukan
dengan air yang masuk dari : curah hujan (rainfall) dan air yang ditambahkan
(water added). Sedangkan air yang keluar dari air perkolasi dari air yang telah
diterima.
5. Jika diketahui data ETo untuk wilayah maguwo adalah 5 mm/hari dan koefisien
tanaman kopi di maguwo (Kc) sebesar 1.1. hitunglah berapa nilai ETP kopi tsb.
Jawab :
ETP = Eto x Kc
= 5 x 1.1
ETP = 5,5

6. Jika diketahui KAT pada hari ke I adalah 25 mm, dan KAT pada hari ke II adalah 35
mm dengan curah hujan yang terjadi pada pada hari ke I adalah 17 mm, tentukan nilai
ETa tanaman dengan metode soil moisture depletion.
Jawab :
ETA = KAT 1 – KAT 2
= 25 – 35 + 17
=7

7. Sebutkan kisaran nilai evapotranspirasi tanaman sawit untuk umur TM 5 jenis tanah
inseptisol dan spodosol (mm/hari).
Jawab :
TM 5 = 3,35 Inseptisol
TS 5 = 3,51 Spodosol

8. Sebutkan rata-rata evapotranspirasi padi sawah (mm/hari).


Jawab :
Rata- rata Evapotranspirasi padi sawah adalah 5,5 mm/hari.

Anda mungkin juga menyukai