SISTEM SARAF
2. Jelaskan pengertian, lokasi kejadian, dan tanda dari penyakit saraf terjepit dan
polio!
Jawab:
a. Saraf Terjepit
Saraf terjepit adalah penyakit yang terjadi saat bantalan atau cakram
diantara vertebrate (tulang belakang) keluar dari posisi semula dan menjepit
saraf dibelakangnya. Saraf terjepit sering terjadi pada bagian keempat atau
kelima vertebra lumbal (di punggung bawah) atau vertebra serviks (di leher)
dan rentan terjadi pada orang lanjut usia.
Kebanyakan kasus saraf terjepit disebabkan oleh faktor usia. Seiring
bertambahnya usia, bantalan yang terletak di ruas tulang belakang kehilangan
banyak air dan mengurangi elastisitasnya. Bagian dalam menekan saraf dan
menonjol keluar, sehingga menimbulkan nyeri dan penurunan kemampuan
gerak fisik.
Gejala saraf terjepit yang bisa diamati antara lain nyeri pada kaki dan bahu,
melemahnya fungsi otot, kekakuan otot, dan kesemutan. Kondisi ini
menyebabkan pengidap sulit menggerakkan tubuh, termasuk mengangkat
tangan., membungkuk, dan gerakan lainnya. Rasa nyeri bisa menyebar ke
seluruh tubuh, mulai dari punggung, bahu, tangan, tungkai, hingga kaki.
b. Polio
Polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular, tetapi dapat dicegah
dengan melakukan imunisasi polio.
Lokasi polio/ Kelemahan paling sering terjadi pada kaki tetapi kadang-
kadang terjadi pada otot-otot kepala, leher dan diafragma.
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah
terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit
gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun demikian,
penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada
orang lain. Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio
yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
3. Berikan satu contoh bahwa system saraf berintegrasi dengan system lain dalam
tubuh!
Jawab: Contoh system saraf berintegrasi dengan system indera.
Hidung, di dalamnya terdapat saraf pembau. Di dalam hidung, udara
pernapasan diatur sesuai dengan suhu dan kelembapannya serta disaring
kotorannya oleh rambu-rambu hidung. Hidung tersusun atas sel epitel dan saraf
pembau. Hidung memiliki fungsi untuk alat indra pembau sebab memiliki
reseptor pembau atau kemoreseptor di bagian langit-langit rongga hidung, yang
dinamakan dengan sel olfaktori. Pada ujung sel reseptor ada rambut-rambut
halus atau silia. Selain itu, ada juga selaput lendir yang memiliki fungsi untuk
pelembab. Proses jalannya rangsang berupa bau yaitu sebagai berikut. Bau di
udara masuk kerongga hidung. Kemudian, larut dalam sel aput lendri, diterima
oleh saraf pembau atau olfaktori menuju otak dan dianggap sebagai bau.