Anda di halaman 1dari 9

Nama : Siti Endang Munawati

NIM : 431 417 025


Kelas : Pendidikan Biologi (A)

SISTEM SARAF

1). Struktur dan Fungsi Sistem Saraf

Gambar. Sel Saraf (Neuron) (Irianto, 2004)

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bagian  yang terdapat pada


struktur jaringan saraf:
a. Badan Sel
Badan sel adalah bagian dari jaringan yang terbesar. Didalam badan sel
terdapat nucleus yaitu inti sel jaringan saraf. Bagian ini berfungsi sebagai
penerima impus atau rangsangan dari sitoplasma bercabang menuju akson.
b. Inti Sel (Nukleus)
Bagian jaringan safar inti sel atau biasa di sebut dengan nucleus berfungsi
sebagai regulator dari seluruh aktivitas sel saraf. Inti sel berada di dalam badan
sel, dan mengambang di antara sitoplasma.
c. Sitoplasma
Bagian jaringan sitoplasma ini adalah cairan yang memiliki protein yang
tinggi. Sitoplasma di bungkus oleh sel neurologia yang membantu sel dalam
memperoleh suplai makanan.
d. Dendrit
Dendrit adalah bagian saraf yang sekumpulan serabut sel saraf pendek yang
bercabang-cabang halus dan merupakan perluasan dari badan sel. Bagian ini
berfungsi sebagai penerima impuls dan menyampaikan impuls yang diterimanya
menuju badan sel.
e. Neurit (Akson)
Bagian saraf neurit atau akson adalah selaput sel saraf yang Panjang
perluasan dari badan sel. Neurit berfungsi sebagai pengirim impus yang diperoleh
badan sel menuju sel saraf melalui sinapsis. Akson dilindung oleh selubung
meilin. Selubung ini berupa selaput berbahan lemak yang berfungsi melindungi
akson dari kerusakan.
f. Sel Schwann
Sel schwann adalah sel penyokong akson yang berfungsi menyediakan
suplai makanan bagi metabolisme akson dan membantu regenerasi akson
g. Sinapsis
Bagian sel safar sinapsis adalah ujung akson berfungsi untuk meneruskan
impuls menuju ke neuron lainnya. Sinapsis dari satu neuron akan terhubung
dengan dendrit dari neuron lainnya.

2). Kelainan Sistem Saraf


a. Amnesia
Amnesia merupakan gangguan pada otak yang disebabkan oleh
kecelakaan atau cidera yang menyebabkan trauma pada kepala (geger otak)
sehingga penderita mengalami kebingungan dan kehilangan ingatan. Amnesia
bersifat sementara atau permanen tergantung dari seberapa parahnya trauma yang
diderita oleh otak.
b. Epilepsi
Epilepsi disebabkan adanya gangguan penghantar impuls listrik pada sel-
sel saraf, orang yang menderita penyakit tumor otak, trauma pada kepala,
penggunaan obat-obat bius, dan penderita cacat otak bawaan. Ciri-ciri orang yang
terkena epilepsi adalah mengalami kejang-kejang hingga mulutnya keluar busa.
Epilepsi disebut juga dengan penyakit ayan. Penderitanya sering mengalami
kejang-kejang yang mendadak dan berulang-ulang tanpa alasan.
c. Stroke
Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah didalam otak sehingga otak menjadi rusak.
Penyumbatan ini disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah
(arteriosklerosis), juga penyumbatan karena suatu emboli. Penderita stroke
biasanya terlihat dari wajahnya yang tidak simetris.
d. Sakit kepala
Pada umumnya disebabkan karena melebarnya pembuluh darah pada
daerah selaput otak. Pelebaran pembuluh darah ini umumnya merupakan penyakit
tersendiri tetapi merupakan bagian dari timbulnya gejala penyakit yang lebih
serius.
e. Neuritis
Neuritis merupakan kelainan pada sistem saraf yang disebabkan karena
adanya tekanan, pukulan, keracunan, patah tulang atau kekurangan vitamin B.
Penyakit ini menjadikan penderitanya sering mengalami kesemutan.
f. Parkinson
Parkinson merupakan kelainan yang disebabkan karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Penderita kelainan ini biasanya
sering mengalami tangan gemetaran saat sedang beristirahat, susah gerak, mata
sulit untuk berkedip, dan otot terasa kaku sehingga kaki menjadi kaku saat
berjalan atau bergerak.
g. Polio
Polio disebabkan karena infeksi virus polio pada sum-sum tulang
belakang. Pada umumnya virus ini menyerang anak-anak. Virus polio ini dapat
menimbulkan demam, kelumpuhan, sakit kepala yang berakhir pada hilangnya
refleks, dan mengecilnya otot. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio.
Jika penyakit ini sudah timbul maka tidak dapat diobati.
h. Transeksi
Transeksi merupakan kelainan pada sistem saraf terutama pada medulla
spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibatnya penderita akan mengalami
hilangnya segala rasa atau mati rasa.
i. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan kelainan yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan didalam otak atau penumpukan cairan didalam otak yang menyebabkan
pembengkakan didalam otak. Gangguan ini menyebabkan cairan bertambah
banyak yang kemudian akan menekan jaringan pada otak disekitarnya terutama
pada pusat-pusat saraf vital.
j. Afasia
Afasia merupakan kelainan pada fungsi bicara pada seseorang karena
adanya kelainan otak. Penderita ini tidak memiliki kemampuan untuk berbicara
dan mengerti bahasa lisan.
k. Ataksi
Ataksi merupakan kelainan yang terjadi disebabkan karena karena sel-sel
saraf didalam otak kecil rusak atau mengalami degenerasi. Akibatnya penderita
ataksia akan mengalami kesulitan dalam berbicara, menelan, menggerakkan mata
dan kesulitan dalam melakukan berbagai gerakan.
l. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi virus atau
bakteri pada meninges (selaput yang melindungi otak dan sum-sum tulang
belakang). Penyakit ini bersifat ringan namun dapat berkembang menjadi lebih
parah tergantung pada penyebabnya. Gejala meningitis yang harus diwaspadai
adalah demam, sakit kepala berlebih, leher terasa kaku dan adanya ruam-ruam
pada kulit.
3). Integrasi dengan Sistem Lain
a. Dengan Sistem Indera
Alat indra sebagai reseptor impuls. Berdasarakan jenis rangsangan yang
diterima, alat indra dibedakan menjadi kemoreseptor, fotoreseptor,
mekanoreseptor, dan audioreseptor. Kemoreseptor menerima rangsangan yang
berupa senyawa kimia, misalkan lidah dan hidung.
1. Fotoreseptor menerima rangsangan berupa cahaya, misalkan retina mata.
Mekanoreseptor menerima rangsangan berupa tekanan dan suhu, misalkan
kulit. Audioreseptor menerima rangsangan berupa getaran bunyi, misalkan
koklea dan telinga.
2. Lidah memiliki fungsi untuk alat pengecap. Permukaan lidah yang kasar
disebabkan adanya tonjolan yang dinamakan dengan papila. Papila ini
memiliki fungsi untuk pusat pengecap. Papila pengecap pada lidah dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut. Papila filiformis memiliki bentuk
benang dan tersebar di seluruh permukaan lidah. Papila sirkum valata
memiliki bentuk seperti huruf v dan ada pada daerah dekat pangkal lidah.
Papila fungi formismemilikibentukpaludanada di tepilidah.
3. Hidung, di dalamnya terdapat saraf pembau. Di dalam hidung, udara
pernapasan diatur sesuai dengan suhu dan kelembapannya serta disaring
kotorannya oleh rambu – rambu hidung. Hidung tersusun atas sel epitel dan
saraf pembau. Hidung memiliki fungsi untuk alat indra pembau sebab
memiliki reseptor pembau atau kemoreseptor di bagian langit – langit rongga
hidung, yang dinamakan dengan sel olfaktori. Pada ujung sel reseptor ada
rambut – rambut halus atau silia. Selain itu, ada juga selaput lendir yang
memiliki fungsi untuk pelembab. Proses jalannya rangsang berupa bau yaitu
sebagai berikut. Bau di udara masuk kerongga hidung. Kemudian, larut dalam
sel aput lendri, diterima oleh saraf pembau atau olfaktori menuju otak dan
dianggap sebagai bau.
b. Dengan Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan
menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan
hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengarugi organ-organ
yang terjadi menjadi sasaranya. Hipofisa (Pitultary). Kelenjar ini merupakan
kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormone yang letaknya di
otak.
Berikutinidapatdijelaskantentangkelenjarendokrindanfungsinya.

1. Kelenjar hipofisis terdapat hormone somatrofin. Kelenjar ini memiliki fungsi


untuk mengatur pertumbuhan. Di mana kelenjar ini merupakan kelenjar
utama atau master gland. Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus yaitu lobus
depan, lobus tengah, dan lobus belakang.
2. Kelenjar tiroid atau gondok terdapat hormone tiroksin. Kelenjar ini memiliki
fungsi untuk mengatur metabolism dalam tubuh dan mempengaruhi
perkembangan tubuh dan mental. Kekurangan hormone ini dapat
menyebabkan kekredilan atau kretinisme, sedangkan kelebihan hormone ini
dapat menyebabkan gigantisme.
3. Kelenjar paratiroid terdapat hormone parathormon. Kelenjar ini memiliki
fungsi untuk mengatur kadar kalsium dalam tubuh. Kekurangan hormone ini
dapat menyebabkan penyakit kejang otak.
4. Kelenjar pancreas terdapat hormon insulin. Kelenjar ini memiliki fungsi
untuk mengatur kadar gula dalam darah. Kekurangan hormone ini dapat
menyebabkan penyakit diabetes mellitus.
5. Kelenjar lambung dan usus terdapat hormon gastrin dan sekretin. Kelenjar ini
memiliki fungsi untuk memacu sekresi getah lambung dan merangsangs
ekresi bikarbonat. Kekurangan hormone ini dapat mengakibatkan lambung
tidak dapat mencerna protein dengan baik, tidak dapat memecah amilum,
lemak, dan protein.
6. Kelenjar gonad terdapat hormone testosteron, estrogen dan progresteron.
Hormon testosterone ini memiliki fungsi mempengaruhi perkembangan sifat
kelamin sekunder pada laki – laki. Kekurangan hormone ini dapat
mengakibatkan sel telur pada wanita sulit matang.
Nama : Siti Endang Munawati
Nim : 431 417 025
Kelas : Pendidikan Biologi (A)

1. Buatlah bagan struktur system saraf yang dilengkapi dengan fungsinya!


Jawab:
Sel Saraf & Fungsinya

Badan Sel Nucleus Sitoplasma

Badan sel berfungsi Nukleus Sitoplasma di bungkus


sebagai penerima impus berfungsi sebagai regulator oleh sel neurologia yang
atau rangsangan dari dari seluruh aktivitas sel membantu sel dalam
sitoplasma bercabang saraf. memperoleh suplai
menuju akson. makanan.
Dendrit Sel Schwann Neurit Sinapsis

berfungsi sebagai berfungsi Neurit berfungsi Sinapsis berfungsi


penerima impuls menyediakan sebagai pengirim untuk meneruskan
dan menyampaikan suplai makanan impus yang impuls menuju ke
impuls yang bagi metabolisme diperoleh badan sel neuron lainnya.
diterimanya menuju akson dan menuju sel saraf
badan sel. membantu melalui sinapsis.
regenerasi akson

2. Jelaskan pengertian, lokasi kejadian, dan tanda dari penyakit saraf terjepit dan
polio!
Jawab:
a. Saraf Terjepit
Saraf terjepit adalah penyakit yang terjadi saat bantalan atau cakram
diantara vertebrate (tulang belakang) keluar dari posisi semula dan menjepit
saraf dibelakangnya. Saraf terjepit sering terjadi pada bagian keempat atau
kelima vertebra lumbal (di punggung bawah) atau vertebra serviks (di leher)
dan rentan terjadi pada orang lanjut usia.
Kebanyakan kasus saraf terjepit disebabkan oleh faktor usia. Seiring
bertambahnya usia, bantalan yang terletak di ruas tulang belakang kehilangan
banyak air dan mengurangi elastisitasnya. Bagian dalam menekan saraf dan
menonjol keluar, sehingga menimbulkan nyeri dan penurunan kemampuan
gerak fisik.
Gejala saraf terjepit yang bisa diamati antara lain nyeri pada kaki dan bahu,
melemahnya fungsi otot, kekakuan otot, dan kesemutan. Kondisi ini
menyebabkan pengidap sulit menggerakkan tubuh, termasuk mengangkat
tangan., membungkuk, dan gerakan lainnya. Rasa nyeri bisa menyebar ke
seluruh tubuh, mulai dari punggung, bahu, tangan, tungkai, hingga kaki.
b. Polio
Polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular, tetapi dapat dicegah
dengan melakukan imunisasi polio.  
Lokasi polio/ Kelemahan paling sering terjadi pada kaki tetapi kadang-
kadang terjadi pada otot-otot kepala, leher dan diafragma.
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah
terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit
gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun demikian,
penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada
orang lain. Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio
yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).

3. Berikan satu contoh bahwa system saraf berintegrasi dengan system lain dalam
tubuh!
Jawab: Contoh system saraf berintegrasi dengan system indera.
Hidung, di dalamnya terdapat saraf pembau. Di dalam hidung, udara
pernapasan diatur sesuai dengan suhu dan kelembapannya serta disaring
kotorannya oleh rambu-rambu hidung. Hidung tersusun atas sel epitel dan saraf
pembau. Hidung memiliki fungsi untuk alat indra pembau sebab memiliki
reseptor pembau atau kemoreseptor di bagian langit-langit rongga hidung, yang
dinamakan dengan sel olfaktori. Pada ujung sel reseptor ada rambut-rambut
halus atau silia. Selain itu, ada juga selaput lendir yang memiliki fungsi untuk
pelembab. Proses jalannya rangsang berupa bau yaitu sebagai berikut. Bau di
udara masuk kerongga hidung. Kemudian, larut dalam sel aput lendri, diterima
oleh saraf pembau atau olfaktori menuju otak dan dianggap sebagai bau.

Anda mungkin juga menyukai