ANALISIS FARMASI I
DosenPengampu :
DisusunOleh :
NIM : 18930052
Kelas : Farmasi B
Asisten : abdiman
Kelompok :2
JURUSAN FARMASI
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mempelajari teknik pemisahan secara kimia (isolasi eugenol dari minyak
cengkeh) menggunakan metode ekstraksi dengan corong pisah.
b. Memahami prinsip ekstraksi asam-basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses
pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan
pada prinsip kelarutan, jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling
campur maka disebut sebagai ekstraksi cair-cair. Prinsip metode ini didasarkan
pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon kloroform. Teknik ini dapat
dipergunakan untuk hal preparative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja (Khopkar,1990). Tujuan ekstraksi adalah untuk
menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut (Basset, 1994).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut di antara
dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna
dalam pemisahan untuk zat organic maupun zat anorganik. Menurut hokum
distribusi Nerst, apabila terdapat dua pelarut yang tidak saling bercampur
dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan
terjadi pembagian solute dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut
umumnya berupa pelarut organik dan air. Solute akan terdistribusi dengan
sendirinya ke dalam ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan
didiamkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solute dalam kedua pelarut
tersebut tetap, dan merupakan tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut
merupakan tetapan distribusi atau koefisien distribusi (Day dan Underwood,
1998).
Syarat suatu pelarut organic yaitu harus memiliki titik didih jauh
lebih rendah daripada senyawa terekstraksi, tidak mahal dan tidak bersifat
racun. Pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen – komponen bahan ekstraksi. Bahan yang akan dipisahkan mutlak
harus berada dalam bentuk larutan. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan
adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut
pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong
pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kestimbangan
konsentrasi solute pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan
terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan keraptan lebih
besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya. Ekstraksi asam –
basa dilakukan berdasarkan sifat asam – basa senyawa organik yang akan di
ekstrak (Tim Kimia Organik, 2017).
Ekstraksi asam – basa adalah termasuk jenis ekstraksi yang
didasarkan pada sifat asam dan basa senyawa organik, di samping kelarutannya.
Senyawa asam atau basa organik direaksikan dengan basa atau asam sehingga
membentuk garamnya. Garam ini tidak larut dalam pelarut organik (nonpolar),
tetapi larut baik dalam air. Ekstraksi asam – basa ini juga termasuk ekstraksi
cair – cair (Tim Kimia Organik, 2017).
2.1.3 Eugenol
Eugenol merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga
dapat bereaksi dengan basa kuat. Eugenol bersifat mudah menguap tidak
berwarna atau berwarna agak kuning dan mempunyai rasa getir. Eugenol
digunakan sebagai bahan baku parfum, pemberi flavor, dan dalam bidang
pengobatan sebagai antiseptik dan anestesi. Eugenol juga digunakan pada
pembuatan isoeugenol untuk memproduksi vanillin sintetis. Eugenol
mempunyai rumus molekul C10H12O2, dan larut dalam alkohol, eter dan
kloroform. Eugenol banyak digunakan di bidang farmasi, industri makanan dan
minuman, kosmetik dan sebagai bahan baku produk-produk kimia yang lain.
Eugenol akan bereaksi dengan alkali hidroksida membentuk senyawa fenolat
yang meningkat kelarutannya dalam air. Prinsip ini dipakai untuk memisahkan
eugenol dari senyawa lainnya. Berikut ini merupakan struktur kimia dari
eugenol (Guenther, 1990):
Gambar. Struktur Kimia Eugenol
2.2 Tinjauan Bahan
1. Minyak Cengkeh
Sifat fisika-kima : berwarna kunintg pucat, larut dalam etanol 70%, berat
jenis 1,014 g/mol, kandungan eugenol 78-98%.
Manfaat : pembuatan sediaan obat gigi, penyedap rasa, parfum.
2. NaOh
Sifat fisika – kima : berwarna putih, tidak berbau, berbentuk padatan, pH
13,5, titik didh 1.388℃, mudah larut dalam air.
Manfaat : sebagai larutan baku standar.
Bahaya : menyebabkan iritasi pada mata dan kulit,
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Penanggulangan : Mata : bilas dengan air ± 15 menit
Kulit : bilas dengan air yang mengalir ± 15 menit
Pernafasan : segera bawa korban ke ruangan terbuka
untuk mendapatkan oksigen
3. Dietil eter
Sifat fisika – kima : berbentuk cairan, berwarna bening (jernih), mudah
menguap, TL: 318℃, TD: 1.380℃.
Manfaat : sebagai pelarut, sebagai anestesi.
Bahaya : menyebabkan iritasi pada mata dan kulit,
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Penanggulangan : Mata : bilas dengan air ± 15 menit
Kulit : bilas dengan air yang mengalir ± 15 menit
Pernafasan : segera bawa korban ke ruangan terbuka
untuk mendapatkan oksigen
4. HCl
Sifat fisika – kima : tidak berwarna, TL: -27,32℃, TD: 110℃, densitas:
1,18 g/cm3.
Manfaat : pengolahan logam dan baja, produksi senyawa
organic dan anorganik.
Bahaya : menyebabkan iritasi pada mata dan kulit,
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Penanggulangan : Mata : bilas dengan air ± 15 menit
Kulit : bilas dengan air yang mengalir ± 15 menit
Pernafasan : segera bawa korban ke ruangan terbuka
untuk mendapatkan oksigen.
5. MgSO4
Sifat fisika – kima : berbentuk Kristal putih, tidak larut dalam aseton,
mudah larut dalam air, densitas: 2,66 g/cm3.
Manfaat : sebagai bahan baku pembuatan obat sedative (obat
penenang).
Bahaya : menyebabkan iritasi pada mata dan kulit,
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
Penanggulangan : Mata : bilas dengan air ± 15 menit
Kulit : bilas dengan air yang mengalir ± 15 menit
Pernafasan : segera bawa korban ke ruangan terbuka
untuk mendapatkan oksigen.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.2 Bahan
1. Minyak cengkeh 25 g
2. NaOH 10% 35 ml
3. Dietil eter 20 ml
4. HCL 25% secukupnya
5. MgSO4 secukupnya
3.4 Cara Kerja
Bahan
Hasil
BAB III
No Perlakuan Hasil
.
1. Dimasukkan 25 gram minyak cengkeh ke Sudah dimasukkan minyak 25
dalam beaker glass. gram minyak cengkeh berwarna
sedikit kecoklatan.
6. Ditambahkan HCl 25% tetes demi tetes Sudah ditambahkan HCl dan
ke dalam fase polar (lapisan bawah) terdapat gumpalan coklat
sampai terbentuk gumpalan-gumpalan
coklat atau mempunyai pH ±3 (tes
menggunakan lakmus biru)
7. Dipindahkan ke dalam corong pisah, lalu Sudah dipindahkan, larutan
tambahkan 10 mL dietil eter berwarna bening keruh
12. Uji positif jika senyawa eugenol dengan Larutan berwarna ungu (+)
larutan FeCl3 akan memberikan warna
ungu
4.1.2. Perhitungan
1. Volume minyak cengkeh
Perhitungan volume minyak cengkeh 25 gram berdasarkn massa
jenis minyak cengkeh pada suhu kamar (25℃) yaitu 1,030-1,060 g/mL.
(Parameter mutu minyak cengkeh/ Clove oil menurut SNI: 06-4267-
1996).
Massa minyak cengkeh = p x V
25 gram = 1,030 gram/mL x V
V(Volume minyat cengkeh) = 22,27 mL
25 gram = 1,060 gram/mL x V
V(Volume minyat cengkeh) = 23,58 mL
2. Berat Eugenol secara Teori
Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh menurut referensi
yaitu 80-90%, jadi kadar eugenol dalam 25 gram minyak cengkeh yaitu:
80
Massa eugenol = x 25 gram=20 gram
100
90
Massa eugenol = x 25 gram=22,5 gram
100
Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh hasil percobaan yaitu:
10 gram
%= =40 %
25 gram
3. Presentase Rendemen
Rendemen (90% eugenol dalam minyak cengkeh):
Massa Hasil
Rendemen = x 100 %
Massa Referensi
10 gram
Rendemen = x 100 %
22,5 gram
Rendemen = 44,44 %
4.2 Pembahasan
2. Pemilihan pelarut
Kardinan, Agus. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
..
..
..
..
..
..
..
..