Anda di halaman 1dari 6

Tahap 3 : Tahap Keputusan

Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap akhir dalam kerangka kerja formulasi strategi. Alat
bantu yang digunakan dalam tahap ini adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

a. Matriks QSPM
Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya adalah
susunlah daftar prioritas yang harus di-implementasikan. Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan strategi alternatif
yang diprioritaskan. QSPM merupakan alat untuk menentukan atau merekomendasikan
pilihan strategi atas dasar pendapat ahli atau praktisi (expert choice); juga melibatkan unsur
intuisi (intuitive judgement) didasari oleh Key Success Factors internal dan eksternal terpilih
untuk menetapkan pilihan yang paling menarik, terpercaya dan layak diterapkan atau secara
konseptual disebut sebagai upaya menetapkan relative attractiveness.
b. Langkah-langkah QSPM
1. Susun daftar kunci eksternal (peluang dan ancaman) serta daftar kunci internal (kekuatan
dan kelemahan) perusahaan pada kolom kiri dari QSPM. Informasi tersebut diperoleh dari
IFE dan EFE Matrix
2. Berikan bobot untuk setiap faktor kritikal keberhasilan internal maupun eksternal, nilai ini
sama dengan bobot pada IFE dan EFE Matrix.
3. Tentukan dan identifikasi alternatif strategi yang dapat dilaksanakan, tuliskan pada baris
pertama dari QSPM.
4. Tetukan Attractiveness Scores (AS) sebagai nilai numerik yang menunjukkan relative
attractiveness terhadap setiap alternatif strategi. AS ditentukan dengan menghitung tiap
faktor kunci internal maupun eksternal dalam satu waktu.
5. Hitung total AS (TAS) dengan mengalikan setiap bobot denganAS masing-masing. TAS
menunjukkan relative attractiveness setiap alternatif strategi.
6. Hitung rata-rata Total Attractiveness Scores, masukkan TAS pada setiap kolom strategi.
Nilai rata-rata TAS menunjukkan strategi yang paling atraktif. Alternatif strategi dengan
jumlah nilai TAS tertinggi adalah alternatif strategi terbaik, dimana peluang eksternal
cukup besar untuk dimanfaatkan dengan menggunakan kekuatan dan kelemahan
perusahaan saat ini.
c. Contoh Penerapan Tahapan QSPM : Strategi Unit Bisnis Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit
Banua Mamase Sulawesi Barat
1. Analisis Lingkungan Internal (IFE)

Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks IFE, dapat diketahui bahwa pada
Tabel 1, faktor lokasi yang strategis menjadi kekuatan utama yang dimiliki rumah sakit
Banua Mamase dengan skor 0.39. Pada urutan kedua dengan 0.36 diduduki faktor
Pengendalian manajemen dan loyalitas karyawan. Dan urutan dibawahnya yaitu faktor
Pendidikan dan pelatihan serta faktor Biaya produksi memiliki skor yang sama yaitu
0,28.Sedangkan untuk kelemahan utama yang dimiliki rumah sakit ini adalah faktor
Jumlah SDM (medis) dengan skor 0.39. Faktor Jumlah SDM (non medis) dan faktor
Loyalitas tenaga medis merupakan posisi kedua dalam indikasi kelemahan, faktor ini
memiliki skor 0,33. Pada urutan ketiga dan keempat adalah faktor sumber dana dan faktor
pemasaran yang masih terbatas dengan skor masing-masing 0,30 dan 0,28. Penggabungan
kedua faktor internal (Strenght dan Weekness) menghasilkan total skor rata-rata 3,29.
2. Analisis Lingkungan Eksternal (EFE)

Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks IFE pada Tabel 2, menunjukkan


Peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh RS Banua Mamase untuk menghadapi
persaingan adalah faktor Image/persepsi masyarakat terhadap RS dengan skor 0,45. Pada
posisi kedua factor Akses transportasi menuju ke rumah sakit dengan skor 0,39. Adanya
faktor Perkembangan teknologi kedokteran terpadat pada urutan ketiga dengan perolehan
skor 0,28 Urutan keempat dan kelima yaitu faktor Kondisi ekonomi masyarakat dan
kondisi pasar dengan skor yang sama yaitu 0,17. Sebagai ancaman utama yang diperoleh
dari hasil perhitungan didapati faktor pasokan bahan baku dengan skor 0,50. Dan urutan
kedua adalah Pasokan dan ketersediaan Sumber Daya Manusia dengan skor 0,38. Urutan
ketiga adanya ancaman berhentinya subsidi dana dari yayasan dengan skor 0,30. Dan
terakhir urutan keempat dan kelima adalah faktor Kebijakan pemerintah dan faktor
pertumbuhan RS pesaing dengan skor yang sama 0,18. Penggabungan kedua faktor
ekternal (Peluang dan ancaman) menghasilkan total skor rata-rata 2,99.
3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal (IE)

Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks IFE, pada gambar 1 menunjukkan


nilai total skor rata-rata pada matriks IFE sebesar 3,29 sedangkan, matriks EFE
memperoleh total skor rata-rata sebesar 2,99. Hasil tersebut menempatkan RS Banua
Mamase pada sel IV yang disebut strategi tumbuh dan membangun.
4. Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks IFE pada Tabel 3 dapat dilihat,
dari penyusunan strategi pada matriks SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi
antara lain yaitu; Meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan baik itu bagi karyawan
medis maupun non-medis. (S1,S2,S3,S5,O4). Menjalin kerja sama/kemitraan dengan
instansi lain yang saling menguntungkan (S3,01,02,03). Menambah dan menata sarana
dan prasarana rumah sakit (W1,W2,O1,O2,05). Memperhatikan Gaji dan tingkat
kesejahteraan karyawan (W1,W2,W3,W4). Mengencarkan dan menggiatkan Market
Penetration (melalui usaha pemasaran yang gencar) (W5,O1,02,03,05). Menambah
produk atau jasa yang tidak terkait dengan usaha lam (Membangun kantin,tempat
fotocopy, Toko Retail dll) (S3,S4,T1,T5). Menetapkan strategi harga pasar untuk
menghadapi persaingan (S4,T1,T2,T3,T5). Membangun citra yang baik melalui
pemberian pelayanan yang memperlihatkan keunggulan. (T1). Menjalin hubungan dan
komunikasi yang baik antar karyawan, manajemen dan pihak yayasan.
(W1,W2,W3,T1,T4,T5). Mengembangkan sistem manajemen logistik,rekruitment dan
pengelolaan keuangan berbasis mutu (W1,W2,W3,W4,W5,T1,T2,T,3,T4,T5).
5. Analisis Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)

Faktor Kunci :
a. Strengths
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Loyalitas Karyawan
3. Fleksibilitas manajemen
4. Lokasi
5. Pengendalian manajemen
b. Weaknesses
1. Jumlah SDM (medis)
2. Jumlah SDM (Non medis)
3. Loyalitas tenaga medis
4. Sumber data
5. Pemasaran
c. Opportunities
1. Image/persepsi masyarakat terhadap RS
2. Kondisi pasar
3. Kondisi ekonomi masyarakat
4. Perkembangan teknologi kedokteran
5. Akses transportasi
d. Threats
1. Pertumbuhan RS pesaing
2. Kebijakan pemerintah
3. Pasokan bahan baku
4. Pasokan SDM
5. Subsidi yayasan

Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks QSPM, pada Tabel 4


menunjukkan Peringkat strategi yang terbaik berdasarkan QSPM yaitu Untuk strategi
Mengembangkan sistem manajemen,rekruitment dan pengelolaan keuangan berbasis
mutu. dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi, yaitu sebesar 5,628.

Sumber :
Ronald, dkk. Strategi Unit Bisnis Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Banua Mamase Sulawesi
Barat. Universitas Hasanuddin : Administrasi Negara, FISIP.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ce3c2a000b07d9226c2e8f8cc234c889.pdf

Anda mungkin juga menyukai