alternatif
utama.
1. Matriks SWOT
Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006:18-19), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi organisasi yang disebut dengan analisis situasi.
Perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis
organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini. Menurut David (2009:327) matriks SWOT
merupakan perangkat pencocokan yang penting untuk membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi SO-WO-ST-WT.
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan
kekuatan internal organisasi untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Jika perusahaan mempunyai kelemahan besar,
perusahaan akan berusaha keras untuk menagatasinya dan
membuatnya menjadi kekuatan. Kalau menghadapi ancaman
besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindarinya agar
dapat memusatkan perhatian pada peluang. Faktor internal dan
eksternal akan digunakan untuk menentukan strategi apa yang
akan di implementasikan dengan melihat item-item dari kekuatan
dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan
peluang dan yang terakhir adalah kelemahan dengan ancaman.
Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang
eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman
menggunakan kekuaran perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi
kelemahan-ancaman merupakan taktik defensive yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal.
Sebuah organisasi yang diharapkan pada berbagai ancaman
eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi
yang berbahaya. Delapan langkah untuk menyusun Matriks SWOT:
a. Tulis peluang eksternal kunci perusahaan
b. Tulis ancaman eksternal kunci perusahaan
c. Tulis kekuatan intermal kunci perusahaan
d. Tulis kelemahan internal kunci perusahaan
e. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan
catat strategi SO pada sel yang sudah ditentukan
f. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan
catat strategi WO pada sel yang sudah ditentukan
g. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
catat strategi ST pada sel yang sudah ditentukan
h. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan
catat strategi WT pada sel yang sudah ditentukan
Berikut merupakan rangkuman strategi yang muncul dari matriks
SWOT:
2. Matriks Internal – Eksternal (IE)
Menurut David (2009:344) matriks IE menempatkan
berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE
serupa dengan matriks BCG dalam arti keduanya menempatkan
berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis. Matriks
IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai IFE yang diberi
bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada
sumbu Y. Diagram matriks IE dapat diidentifikasi dalam 9 sel
strategi, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 strategi utama, yaitu:
a. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu
sendiri (sel 1,2,5) atau upaya diversifikasi (sel 7 & 8)
b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa
mengubah arah strategi yang diterapkan
c. Retenchment Strategy (sel 3,6,9) adalah usaha memperkecil
atau mengurangi usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
Berikut adalah penjelasan mengenai sembilan strategi yang ada
dalam sel matriks IE:
a. Sel I: Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal
Perumbuhan melalui konsentrasi dapat dilalui integrasi dengan
cara backward integration atau forward integration. Hal ini
merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki
posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam
berdaya tarik tinggi.
b. Sel II dan V Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah
kegiatan yang memperluas perusahaan dengan cara
membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan produk serta
jasa.
c. Sel III Turnaround
Strategi ini tepat bagi perusahaan pada daya tarik industri tinggi
ketika masalah-masalah perusahaan mulai dirasakan tapi
belum kritis. Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan
cara melakukan penghematan pada operasional perusahaan.
d. Sel IV Stability
Strategi berdiam diri mungkin tepat untuk dijadikan sebagai
strategi sementara yang memungkinkan bagi perusahaan untuk
menggabungkan semua sumber daya yang dimilikinya setelah
mengalami pertumbuhan yang cepat dari suatu industri yang
kemudian menghadapi suatu masa depan yang tidak pasti.
e. Sel VI Divestasi
Merupakan strategi yang tepat bagi perusahaan yang berada
pada posisi kompetisi lemah dan dengan daya tarik industri
menengah.
f. Sel VII Diversifikasi Konsentris
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilakukan
pada perusahaan yang memiliki kondisi competitive position
sangat kuat tetapi nilai daya tarik industrinya rendah.
g. Sel VIII Diversifikasi Konglomerat
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi
competitive position yang tidak terlalu kuat dan nilai daya tarik
industrinya sangat rendah. Tekanan strategi ini lebih pada
sinergi finansial daripada product market synergy (seperti yang
terdapat pada diversifikasi).
h. Sel IX Bangkrut atau Likuiditas
Likuiditasi adalah strategi yang dilakukan dengan menjual
sebagian atau seluruh perusahaan atau produk perusahaan
yang ada dengan tujuan mendapatkan uang untuk membayar
seluruh obligasi perusahaan dan kemudian menyerahkan
sisanya pada pemegang saham.
3. Matrix Grand Strategy
Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan
(matching stage) pada proses formulasi strategi. Matrik ini
didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif
(Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth).
Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi
terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran
dalam matriks. Matrik Grand Strategy mempunyai empat kuadran
yang mewakili keadaan suatu perusahaan.
Pada Kuadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan
pasar yang tinggi dan posisi kompetitif yang kuat. Perusahaan pada
kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus. Untuk
perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi
pasar dan pengembangan pasar) dan produk saat ini
(pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai. Tidak bijak
untuk perusahaan di Kuadran I untuk bergerak jauh dari
keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi
pada Kuadran I memiliki sumber daya yang berlebih, maka
integrasi ke belakang, ke depan, atau horizontal dapat menjadi
strategi yang efektif. Bila perusahaan pada Kuadran I terlalu
berkomitmen pada pada suatu produk, maka diversifikasi
konsentrik dapat mengurangi resiko yang berhubungan dengan lini
produk yang sempit.
Perusahaan pada Kuadran II perlu mengevaluasi
pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius.
Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk
bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan ,mengapa
pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana
perusahaan dapat berubah dengan cara terbaik untuk memperbaiki
daya saingnya. Karena perusahaan pada Kuadran II berada pada
industri yang pasarnya tumbuh secara cepat, strategi intensif
(bukannya integrative atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan
pertama yang dipikirkan. Tetapi, jika perusahaan tidak memiliki
kompetensi yang unik atau keunggulan kompetitif, maka integrasi
horizontal sering menjadi alternatif yang disukai. Sebagai jalan
terakhir Divestasi dan likuidasi merupakan cara yang dapat
dipertimbangkan. Divestasi dapat memberikan dana yang
dibutuhkan untuk memmbeli bisnis lain atau membeli kembali
saham perusahaan.
Perusahaan di Kuadran III bersaing dalam industri yang
tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah.
Perusahaan perusahaan ini harus membuat perubahan drastis
untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan
likuidasi. Pengurangan asset dan biaya secara ekstensif
(retrenchment) harus dilakukan terlebih dahulu. Alternatif lain yaitu
melakukan diverifikasi untuk mengalihkan sumber daya dari bisnis
ke bidang lain, jika gagal alternatif seperti seperti divestasi atau
likuidasi dapat dilakukan.
Untuk Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif
yang kuat dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini
memiliki kekuatan untuk memperkenalkan program yang
terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan.
Perusahaan di Kuadran IV memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan
kebutuhan untuk tumbuh secara internal yang terbatas dan sering
kali dapat menjalankan strategi diverifikasi dengan sukses.
Perusahaan tersebut juga dapat menjalankan joint venture.