Analisis Vektor
Nim : 5193530008
Nim : 5191230001
Nim : 5195030001
April 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas wajib dalam mata kuliahan Kalkulus Integral.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya.Amin.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I Vektor
PENGERTIAN VEKTOR...................................................................................................
JENIS JENIS VEKTOR......................................................................................................
OPERASI VEKTOR...........................................................................................................
BAB II Skalar
PENGERTIAN BESARAN SKALAR...............................................................................
VEKTOR SKALAR............................................................................................................
CONTOH VEKTOR SKALAR..........................................................................................
BAB III Dot Product
Kesimpulan..........................................................................................................................
BAB I
VEKTOR
Pengertian Vektor
Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai panah
dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar vektor. Dalam
penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa ditulis dengan sebuah
huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah seperti atau atau juga:
Misalkan vektor merupakan vektor yang berawal dari titik menuju titik
dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang garis sejajar sumbu x
adalah dan panjang garis sejajar sumbu y adalah merupakan
komponen-komponen vektor .
Komponen vektor dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:
atau
Jenis-jenis Vektor
Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A
Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki arah vektor
yang jelas.
Vektor satuan
Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari adalah:
Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang dua
dan .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang vektor
sebagai:
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan sumbu x.
positif.
Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis dan berikut:
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan vektor
secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang seletak.
Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan menghasilkan suatu
vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:
Dengan ketentuan:
Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis sebagai:
(dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan panjang
vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan vektor .
Sehingga:
Dimana:
Perhatikan bahwa:
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor dalam dapat
Vektor dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam kolom atau
Operasi vektor di secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor di
dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.
Penjumlahan dan pengurangan vektor di sama dengan vektor di yaitu:
Dan
Jika vektor diproyeksikan ke vektor dan diberi nama seperti gambar dibawah:
Diketahui:
Sehingga:
atau
SKALAR
Besaran skalar – adalah besaran yang tidak memiliki arah. Sementara besaran vektor adalah
besaran yang mempunyai arah. Berikut ini adalah pembahasan lengkap tetang besaran skalar
yang meliputi pengertian, contoh, dan tabel perbedaan antara skalar dan besaran vektor. Untuk
lebih jelasnya simak pembahasan dibawah ini
Dalam ilmu Fisika, kita mempelajari pada dua macam besaran, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Selain itu, besaran juga bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu skalar dan juga
besaran vektor
Misalnya Kecepatan. Apakah “kecepatan” itu memiliki arah? Tentunya kecepatan memiliki
arah . Seseorang yang bergerak pada kecepatan tertentu, pasti memiliki arah gerak. Mobil
bergerak dengan kecepatan 80 km per jam ke arah Utara, misalnya. Atau kamu berlari dengan
kecepatan 100 km/jam ke arah gawang untuk menggiring bola, misalnya.
besaran
skalar
Bandingkan dengan sebuah besaran “jarak”. Ketika melakukan pengukuran jarak, pasti tidak ada
“arah” di sana. misalnya dengan panjang. Panjang pensil adalah 20 cm. Tidak mungkin ada
orang yang menyebut “Pensil punya panjang 20 cm… ke Selatan.”
Karena tidak ada arahnya, maka “jarak” dan “panjang” masuk ke dalam besaran skalar.
Waktu – Sering merujuk kepada waktu, pengukuran tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit,
detik, dan milidetik.
Volume – Bisa mengacu pada volume medium, seperti nisalnya berapa banyak media yang
hadir. Segala sesuatu dari ton ke ons hingga gram, mililiter dan mikrogram semua itu besaran
skalar, selama mereka diterapkan pada sebuah media yang diukur dan bukan gerakan medium.
Kelajuan dan suhu – keduanya umum dipaka dalam perhitungan besaran skalar fisik kelajuan
dan suhu. Selama mereka tak terkait dengan arah gerakan, mereka tetap besaran skalar.
Misalnya, pengukuran kelajuan pada mil atau kilometer per jam atau pengukuran suhu sebuah
media keduanya tetap besaran skalar selama mereka tak terkait dengan arah perjalanan pada
media ini.
Seperti disebutkan di atas, yaitu pengukuran yang ketat mengacu pada besarnya. Sama sekali
tidak ada komponen arah di dalam besaran skalar hanya besarnya dari media.
Tabel Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Tabel
Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar
contoh
Dapat disimpulkan bahwasanya semua besaran pokok adalah besaran termasuk skalar.
Dari penjabaran serta penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa adanya beberapa
perbedaan antara besaran vektor dan besaran skalar. Perbedaan-perbedaan itu di antaranya:
Besaran vektor yaitu nilainya ditentukan oleh arah, sedangkan skalar nilainya tidak ditentukan
pada arah.
Besaran vektor ditulis dengan kelengkapan nilai, satuan, serta arahnya, sementara skalar ditulis
dengan kelengkapan nilai dan satuan nya saja.
BAB III
DOT PRODUCT
adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan skalar, yang didefinisikan
dalam rumus:
= . .
Masing-masing unsur dari , , dan adalah skalar. Jadi, juga skalar. (Lihat juga
pembahasan tentang cross product. Mungkin akan memperjelas. ^^)
Kalo ngak *diolah* lebih lanjut, hasil dari . . sesungguhnya tidak memiliki arti. .
. hanya kumpulan angka-angka saja dan angka itu tidak menunjukkan besaran apapun (bagi
saya). Oleh, karena itu dot product harus diolah lagi agar dapat diaplikasikan. ^^
= .
Didapat bahwa, ternyata: ( ) = .
Tentukan besar sudut yang dibentuk antara dan !
Jawab:
( ) = = 1
. . . = =
. = 1 Jadi, =
Jika = 4, berapakah ?
Jawab:
= . (kita tahu bahwa vektor dan itu sudutnya 00)
=
= 16
= , = , dan =
Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
=| |.| |. = 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 00)
=| |.| |. = 1
=| |.| |. = 1
Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.
=| |.| |. = 0
=| |.| |. = 0
=| |.| |. = 0
=| |.| |. = 0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan tanpa perlu tahu sudutnya.
Lihat penguraian di bawah.
= + +
= + +
=( + + ) ( + + )
= + + +
==== + + +
==== + +
= ( )+ ( )+ ( )+
++++ ( )+ ( )+ ( )+
==== ( )+ ( )+ ( )
= + +
BAB IV
CROSS PRODUCT
Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian antara vektor dengan
skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu perkalian antara vektor dengan vektor
dibedakan menjadi dua jenis yaitu perkalian titik (dot product) atau sering disebut dengan
perkalian skalar dan perkalian silang (cross product). Perkalian silang inilah yang sejatinya
disebut sebagai perkalian vektor. Mengapa demikian? Untuk mengetahui jawabannya simak
baik-baik klarifikasi berikut ini.
Perkalian silang atau cross product dua buah vektor, misalkan antara vektor A dan
vektor B yang dituliskan sebagai A × B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. Pada gambar di atas, komponen vektor B yang
tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian silang
antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:
A × B = C
|A × B| = AB sin α
Keterangan:
α = sudut yang dibuat oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ 𝛼 ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B
Dari persamaan perkalian silang di atas, sanggup disimpulkan bahwa hasil perkalian silang dua
buah vektor yaitu sebuah vektor gres yang arahnya tegak lurus pada bidang yang dibuat oleh dua
vektor tersebut. Simbol dari perkalian silang yaitu “×” (baca: cross). Karena hasil perkalian
silang yaitu vektor maka perkalian silang atau cross product disebut juga dengan perkalian
vektor atau vector product. Untuk memilih arah vektor hasil perkalian silang sanggup dipakai
hukum ajun sebagai berikut.
Dengan memakai kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A terhadap B atau sanggup
kita tulis C = A × B yaitu tegak lurus ke atas tidak menembus bidang yang dibuat vektor A dan
B. Perkalian vektor A × B ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A ke B. Sedangkan
ibu jari mengatakan arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap vektor B. Konsep
yang sama juga berlaku pada perkalian vektor B terhadap A.
Arah vektor C hasil perkalian B terhadap A atau kita tulis sebagai C = B× A yaitu tegak lurus ke
bawah menembus bidang yang dibuat vektor A dan B. Perkalian vektor B × A ditunjukkan pada
arah lipatan empat jari dari gengaman ajun yang dibalik ke bawah yang mengatakan arah dari B
ke A. Dan ibu jari mengatakan arah vektor C hasil perkalian antara vektor B terhadap A.
Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa point penting yang
perlu kalian ingat. Point-point penting tersebut yaitu sebagai berikut.
A x B ≠ B x A
2 Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
A x B = - B x A
3 Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (𝛼 = 90o) maka
|A x B| = AB → sin 90o = 1
4 Jika kedua vektor A dan B searah (𝛼 = 0o) maka
|A x B| = 0 → sin 0o = 0
5 Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (𝛼 = 180o) maka
|A x B| = 0 → sin 180o = 0
Dengan memakai konsep perkalian silang antara vektor satuan sejenis dan juga siklus perkalian
silang di atas, kita sanggup memilih hasil perkalian silang dua vektor satuan dengan sangat
mudah. Misalkan terdapat dua vektor berikut ini.
A × B = 0 + Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk xByj + 0
A × B = Axi x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk x Bxi + Azk x Byj
→ dengan memakai siklus perkalian silang maka
A × B = AxByk – AxBzj – AyBxk + AyBzi + AzBxj – AzByi
A × B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
Dengan demikian, sanggup kita simpulkan bahwa hasil perkalian silang antara dua vektor satuan
dalam sistem koordinat tiga dimensi (x,y,z)adalah sebagai berikut:
maka
Jika kalian masih merasa kesulitan dalam menghitung perkalian silang vektor satuan dengan
memakai siklus di atas, ada cara lain yang lebih gampang dan simple dalam mencari hasil
perkalian silang dua vektor satuan. Cara tersebut yaitu dengan menggunakan metode
determinan. Dengan memakai metode ini, kalian tidak perlu repot-repot menghafal rumus di
atas. Perhatikan denah berikut ini.
Dengan memakai metode determinan tersebut, maka hasil perkalian silang antara vektor A dan
vektor B di atas yaitu sebagai berikut.
A × B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz
A × B = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)j + (AxBy – AyBx)k
Bagaimana? Lebih simple dan gampang dengan metode determinan bukan? Cara ini merupakan
cara yang paling efektif dan efisien dalam menghitung perkalian silang dua vektor satuan.
Sifat-Sifat Perkalian Silang Vektor
Jika A, B dan C yaitu sembarang vektor dan k ∈ R yaitu skalar, maka sifat perkalian silang
antara vektor vektor tersebut yaitu sebagai berikut.
A × B ≠ B × A
k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)
A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)
Contoh Soal Perkalian Silang Dua Vektor dan Pembahasan
Untuk lebih memahami penerapan rumus perkalian silang dua buah vektor, silahkan kalian
pahami beberapa rujukan soal perkalian silang dua buah vektor beserta pembahasannya berikut
ini.
Contoh Soal #1
Vektor A = 10 N dan vektor B = 20 cm, satu titik tangkap dan saling mengapit sudut 30° satu
dengan lain. Tentukan hasil perkalian silang vektor A dan B.
Penyelesaian:
A × B = AB sin α
A × B = 10 N. 20 cm . sin 30°
A × B = 10 N. 20 cm . ½
A × B = 100 Nm
Contoh Soal #2
Hitunglah hasil perkalian silang dua verktor A = i + j + k dan B = 3i + j + 2k. Kemudian
tentukan besar sudut yang dibuat (diapit) kedua vektor tersebut.
Penyelesaian:
Hasil perkalian
A × B = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)j + (AxBy – AyBx)k
A × B = (1×2 – 1×1)i + (1×3 – 1×2)j + (1×1 – 1×3)k
A × B = (2 – 1)i + (3 – 2)j + (1 – 3)k
A × B = i + j – 2k
maka
√6 = (√3)(√14) sin α
√6 = √42 sin α
sin α = √6/√42
sin α = 0,378
α ≈ 22,21o
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai dan tidak memiliki arah.
Contohnya adalah semua besaran pokok, energi, kelajuan, usaha, luas, daya, volume, dan lain-
lain. Besaran vector adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Contohnya adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya momentum, impuls, medan magnet, dan lain-lain.
Selain dibagi berdasarkan satuannya, besaran juga dapat dibagi berdasarkan nilai dan arahnya,
yaitu besaran vektor dan besaran scalar.