Anda di halaman 1dari 26

Tr 9

Analisis Vektor

Nama Mahasiswa : Sigit Irawan

Nim : 5193530008

Nama Mahasiswa : Gilang Surya Gading

Nim : 5191230001

Nama Mahasiswa : Alexander G Keiya

Nim : 5195030001

Dosen Pengampu : Olnes Hosefa Hutajulu, S.Spd.,M.Eng

Amirhud Dalimunthe, S.T.,M.Kom

Mata Kuliah : Kalkulus Integral

Program Studi S1 Teknk Elektro

Fakultas Teknik - Universitas Negeri Medan

April 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas wajib dalam mata kuliahan Kalkulus Integral.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.

Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya.Amin.

Medan, 23 April 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I Vektor
PENGERTIAN VEKTOR...................................................................................................
JENIS JENIS VEKTOR......................................................................................................
OPERASI VEKTOR...........................................................................................................
BAB II Skalar
PENGERTIAN BESARAN SKALAR...............................................................................
VEKTOR SKALAR............................................................................................................
CONTOH VEKTOR SKALAR..........................................................................................
BAB III Dot Product

KARAKTERISTIK DOT PRODUCT................................................................................


BAB IV Cross Product

PENGERTIAN PERKALIAN SILANG.............................................................................


SIFAT SIFAT PERKALIAN SILANG...............................................................................
CONTOH SOAL PERKALIAN SILANG..........................................................................
BAB V PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................
BAB I

VEKTOR

Pengertian Vektor

Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai panah
dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar vektor. Dalam
penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa ditulis dengan sebuah
huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah seperti   atau   atau juga:

Misalkan vektor   merupakan vektor yang berawal dari titik   menuju titik   
dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang garis sejajar sumbu x
adalah   dan panjang garis sejajar sumbu y adalah   merupakan
komponen-komponen vektor  .

Komponen vektor   dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:

 atau 
Jenis-jenis Vektor

Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:

 Vektor Posisi

Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A 
 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan  . Vektor nol tidak memiliki arah vektor
yang jelas.
 Vektor satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari   adalah:
 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang dua

dimensi   memiliki dua vektor basis yaitu  dan  . Sedangkan dalam

tiga dimensi   memiliki tiga vektor basis yaitu  ,  ,

dan  .
Vektor di R^2

Panjang segmen garis yang menyatakan vektor   atau dinotasikan sebagai   Panjang vektor
sebagai:

Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut   yang dibentuk oleh vektor dan sumbu x.
positif.
Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   dan   berikut:

Operasi Vektor di R^2

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2

Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan vektor
secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang seletak.

Jika   dan   maka:


Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:



Perkalian vektor di R^2 dengan skalar

Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan menghasilkan suatu
vektor baru. Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor   searah dengan vektor 


 Jika k < 0, maka vektor   berlawanan arah dengan vektor 
 Jika k = 0, maka vektor   adalah vektor identitas 
Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel dibawah:
Secara aljabar perkalian vektor   dengan skalar k dapat dirumuskan:

Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2

Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis sebagai:

 (dibaca : a dot b)

Perkalaian skalar vektor   dan   dilakukan dengan mengalikan panjang vektor   dan panjang
vektor   dengan cosinus  . Sudut   yang merupakan sudut antara vektor  dan vektor  .

Sehingga:

Dimana:
Perhatikan bahwa:

 Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar




Vektor di R^3

Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor dalam   dapat

diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika titik   dan titik   


maka jarak AB adalah:

Atau jika  , maka

Vektor   dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam kolom   atau

dalam baris  . Vektor juga dapat disajikan sebagai kombinasi

linier dari vektor basis   dan   dan   berikut:


Operasi Vektor di R^3

Operasi vektor di   secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor di   
dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3

Penjumlahan dan pengurangan vektor di   sama dengan vektor di   yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar

Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Hasil kali skalar dua vektor


Selain rumus di  , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.

Jika   dan   maka   adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor

Jika vektor   diproyeksikan ke vektor   dan diberi nama   seperti gambar dibawah:

Diketahui:

Sehingga:

 atau 

Untuk mendapat vektornya:


BAB II

SKALAR

Besaran skalar – adalah besaran yang tidak memiliki arah. Sementara besaran vektor adalah
besaran yang mempunyai arah. Berikut ini adalah pembahasan lengkap tetang besaran skalar
yang meliputi pengertian, contoh, dan tabel perbedaan antara skalar dan besaran vektor. Untuk
lebih jelasnya simak pembahasan dibawah ini

Pengertian Besaran Skalar

Dalam ilmu Fisika, kita mempelajari pada dua macam besaran, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Selain itu, besaran juga bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu skalar dan juga
besaran vektor

Jarak adalah besaran skalar dan perpindahan adalah


besaran vektor
Besaran skalar merupakan besaran yang tidak memiliki arah. Berbeda dengan besaran vektor,
besaran vektor adalah besaran yang memiliki arah.

Contoh Besaran skalar

Misalnya Kecepatan. Apakah “kecepatan” itu memiliki arah? Tentunya kecepatan memiliki
arah . Seseorang yang bergerak pada kecepatan tertentu, pasti memiliki arah gerak. Mobil
bergerak dengan kecepatan 80 km per jam ke arah Utara, misalnya. Atau kamu berlari dengan
kecepatan 100 km/jam ke arah gawang untuk menggiring bola, misalnya.
besaran
skalar
Bandingkan dengan sebuah besaran “jarak”. Ketika melakukan pengukuran jarak, pasti tidak ada
“arah” di sana. misalnya dengan panjang. Panjang pensil adalah 20 cm. Tidak mungkin ada
orang yang menyebut “Pensil punya panjang 20 cm… ke Selatan.”

Karena tidak ada arahnya, maka “jarak” dan “panjang” masuk ke dalam besaran skalar.

Waktu – Sering merujuk kepada waktu, pengukuran tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit,
detik, dan milidetik.

Volume – Bisa mengacu pada volume medium, seperti nisalnya berapa banyak media yang
hadir. Segala sesuatu dari ton ke ons hingga gram, mililiter dan mikrogram semua itu besaran
skalar, selama mereka diterapkan pada sebuah media yang diukur dan bukan gerakan medium.

Kelajuan dan suhu – keduanya umum dipaka dalam perhitungan besaran skalar fisik kelajuan
dan suhu. Selama mereka tak terkait dengan arah gerakan, mereka tetap besaran skalar.
Misalnya, pengukuran kelajuan pada mil atau kilometer per jam atau pengukuran suhu sebuah
media keduanya tetap besaran skalar selama mereka tak terkait dengan arah perjalanan pada
media ini.

Seperti disebutkan di atas, yaitu pengukuran yang ketat mengacu pada besarnya. Sama sekali
tidak ada komponen arah di dalam besaran skalar hanya besarnya dari media.
Tabel Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar

Tabel
Contoh Besaran Vektor dan Besaran Skalar
contoh

 kuat arus listrik


 kapasitas kalor
 potensial listrik
 muatan listrik
 tekanan
 volume
 luas
 massa jenis
 daya listrik
 usaha
 energi
 kelajuan
 jarak
 jumlah zat
 intensitas cahaya
 suhu
 kuat arus listrik
 massa
 waktu
 panjang

Dapat disimpulkan bahwasanya semua besaran pokok adalah besaran termasuk skalar.

Perbedaan Besaran Vektor dan Skalar

Dari penjabaran serta penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa adanya beberapa
perbedaan antara besaran vektor dan besaran skalar. Perbedaan-perbedaan itu di antaranya:

Besaran vektor yaitu nilainya ditentukan oleh arah, sedangkan skalar nilainya tidak ditentukan
pada arah.
Besaran vektor ditulis dengan kelengkapan nilai, satuan, serta arahnya, sementara skalar ditulis
dengan kelengkapan nilai dan satuan nya saja.
BAB III
DOT PRODUCT

adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan skalar, yang didefinisikan
dalam rumus:

     =  .  . 

 adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor   dan  .

Mengapa hasilnya skalar?

Masing-masing unsur dari  ,  , dan   adalah skalar. Jadi,       juga skalar. (Lihat juga
pembahasan tentang cross product. Mungkin akan memperjelas. ^^)

Mengapa Dot Product didefinisikan seperti itu?


Justru itulah masalahnya. Si pembuat definisi itu memang sangat kreatif. Mulanya, untuk
mengalikan vektor   dan  , maka akan ada tiga unsur yang berperan, yaitu panjang  , panjang  ,
dan sudut yang dibentuk keduanya ( ). Definisi untuk dot diambil unsur yang cos. ^^

Apa arti dari hasil perkalian itu?

Kalo ngak *diolah* lebih lanjut, hasil dari  .  .   sesungguhnya tidak memiliki arti.  . 
.   hanya kumpulan angka-angka saja dan angka itu tidak menunjukkan besaran apapun (bagi
saya). Oleh, karena itu dot product harus diolah lagi agar dapat diaplikasikan. ^^

Contoh soal 10:


Diketahui di dimensi 3 ( ), terdapat vektor   dan  .

 =  .
Didapat bahwa, ternyata: (     )   =  .
Tentukan besar sudut yang dibentuk antara   dan  !
Jawab:

(     )   =     = 1

.  .  .   =   = 
.   = 1 Jadi,   = 

Contoh Soal 11:

Jika   = 4, berapakah      ?
Jawab:
     =  .    (kita tahu bahwa vektor   dan   itu sudutnya 00)

     = 
     = 16

Karakteristik Dot Product


Di sini kita akan bermain-main dengan vektor satuan. Kita akan melihat vektor di dimensi ruang

( ), jadi akan ada 3 vektor basis di sini yaitu  ,  , dan  .

 =  ,   = , dan   =
Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
     =| |.| |.  = 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 00)

     =| |.| |.  = 1
     =| |.| |.  = 1
Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.

     =| |.| |.  = 0 (karena sudut yang dibentuk adalah 900)


     =| |.| |.  = 0

     =| |.| |.  = 0

     =| |.| |.  = 0
     =| |.| |.  = 0

     =| |.| |.  = 0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)

Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan       tanpa perlu tahu sudutnya.
Lihat penguraian di bawah.

 =  + +

 =  + +

=( + + ) ( + + )

=  + + +

==== + + +

==== + +

=  ( )+  ( )+ ( )+

++++ ( )+ ( )+ ( )+

==== ( )+ ( )+ ( )
=  + +
BAB IV

CROSS PRODUCT

Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian antara vektor dengan
skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu perkalian antara vektor dengan vektor
dibedakan menjadi dua jenis yaitu perkalian titik (dot product) atau sering disebut dengan
perkalian skalar dan perkalian silang (cross product). Perkalian silang inilah yang sejatinya
disebut sebagai perkalian vektor. Mengapa demikian? Untuk mengetahui jawabannya simak
baik-baik klarifikasi berikut ini.

Perkalian silang atau cross product  dua buah vektor, misalkan antara vektor A dan
vektor B yang dituliskan sebagai A × B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan
komponen vektor B yang tegak lurus vektor A. Pada gambar di atas, komponen vektor B yang
tegak lurus vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian silang 
antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:
A × B = C

 |A × B| = AB sin α

Keterangan:
α = sudut yang dibuat oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ 𝛼 ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B

Dari persamaan perkalian silang di atas, sanggup disimpulkan bahwa hasil perkalian silang dua
buah vektor yaitu sebuah vektor gres yang arahnya tegak lurus pada bidang yang dibuat oleh dua
vektor tersebut. Simbol dari perkalian silang yaitu “×” (baca: cross). Karena hasil perkalian
silang yaitu vektor maka perkalian silang atau cross product disebut juga dengan perkalian
vektor atau vector product. Untuk memilih arah vektor hasil perkalian silang sanggup dipakai
hukum ajun sebagai berikut.

Dengan memakai kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A terhadap B atau sanggup
kita tulis C = A × B yaitu tegak lurus ke atas tidak menembus bidang yang dibuat vektor A dan
B. Perkalian vektor A × B ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A ke B. Sedangkan
ibu jari mengatakan arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap vektor B. Konsep
yang sama juga berlaku pada perkalian vektor B terhadap A.

Arah vektor C hasil perkalian B terhadap A atau kita tulis sebagai C = B× A yaitu tegak lurus ke
bawah menembus bidang yang dibuat vektor A dan B. Perkalian vektor B × A ditunjukkan pada
arah lipatan empat jari dari gengaman ajun yang dibalik ke bawah yang mengatakan arah dari B
ke A. Dan ibu jari mengatakan arah vektor C hasil perkalian antara vektor B terhadap A.

Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa point penting yang
perlu kalian ingat. Point-point penting tersebut yaitu sebagai berikut.

1 Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga

A x B ≠ B x A
2 Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu

A x B = - B  x A
3 Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (𝛼 = 90o) maka

|A x B| = AB → sin  90o = 1
4 Jika kedua vektor A dan B searah (𝛼 = 0o) maka

|A x B| = 0 → sin  0o = 0
5 Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (𝛼 = 180o) maka

|A x B| = 0 → sin  180o = 0

Perkalian Silang Pada Vektor Satuan


Terdapat dua konsep perkalian silang pada vektor satuan yang perlu kalian pahami. Konsep
pertama yaitu perkalian silang antara vektor satuan yang sejenis (ex. i × i), dimana hasil
perkalian silang untuk vektor-vektor yang sejenis, alhasil yaitu nol. Perhatikan perhitungannya
berikut ini.

i  ×  i = 1.1 sin 0o = 0


j  ×  j = 1.1 sin 0o = 0
k  ×  k = 1.1 sin 0o = 0
Dan konsep yang kedua yaitu perkalian silang antara vektor satuan yang tidak sejenis
(ex. i × j), dimana hasil sanggup ditentukan dengan memakai siklus perkalian silang vektor
satuan menyerupai yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Dengan memakai konsep perkalian silang antara vektor satuan sejenis dan juga siklus perkalian
silang di atas, kita sanggup memilih hasil perkalian silang dua vektor satuan dengan sangat
mudah. Misalkan terdapat dua vektor berikut ini.

A = Axi + Ayj + Azk

B = Bxi  + Byj + Bzk

Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut

A × B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)


A × B = Axi x  Bxi + Axi  x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Byj + Ayj x Bzk + Azkx  Bxi + Azk x By
+ Azk x Bzk
→  alasannya yaitu i x  i = j x j = j x k = 1x1 sin 0o = 0 maka

A × B = 0 + Axi  x Byj + Axi x Bzk + Ayj x Bxi + 0 + Ayj x Bzk + Azk  x Bxi + Azk xByj + 0
A × B = Axi x  Byj + Axi  x Bzk + Ayj x Bxi + Ayj x Bzk + Azk  x Bxi + Azk x  Byj
→  dengan memakai siklus perkalian silang maka
A × B = AxByk –  AxBzj – AyBxk + AyBzi  + AzBxj – AzByi
A × B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k
Dengan demikian, sanggup kita simpulkan bahwa hasil perkalian silang antara dua vektor satuan
dalam sistem koordinat tiga dimensi (x,y,z)adalah sebagai berikut:

A = Axi + Ayj + Azk


B = Bxi + Byj + Bzk

maka

A × B = (AyBz - AzBy)i + (AzBx - AxBz)j + (AxBy - AyBx)k

Jika kalian masih merasa kesulitan dalam menghitung perkalian silang vektor satuan dengan
memakai siklus di atas, ada cara lain yang lebih gampang dan simple dalam mencari hasil
perkalian silang dua vektor satuan. Cara tersebut yaitu dengan menggunakan metode
determinan. Dengan memakai metode ini, kalian tidak perlu repot-repot menghafal rumus di
atas. Perhatikan denah berikut ini.
Dengan memakai metode determinan tersebut, maka hasil perkalian silang antara vektor A dan
vektor B di atas yaitu sebagai berikut.

A × B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz
A × B = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)j + (AxBy – AyBx)k

Bagaimana? Lebih simple dan gampang dengan metode determinan bukan? Cara ini merupakan
cara yang paling efektif dan efisien dalam menghitung perkalian silang dua vektor satuan.

 
Sifat-Sifat Perkalian Silang Vektor

Jika A, B dan C yaitu sembarang vektor dan k ∈ R yaitu skalar, maka sifat perkalian silang
antara vektor vektor tersebut yaitu sebagai berikut.

Perkalian silang mempunyai sifat antikomutatif, yaitu

A × B ≠ B × A

Perkalian silang mempunyai sifat asosiatif, yaitu

k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)

Dan terakhir, perkalian silang mempunyai sifat distributif, yaiut

A × (B + C) = (A × B) + (A × C)

(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

 
Contoh Soal Perkalian Silang Dua Vektor dan Pembahasan

Untuk lebih memahami penerapan rumus perkalian silang dua buah vektor, silahkan kalian
pahami beberapa rujukan soal perkalian silang dua buah vektor beserta pembahasannya berikut
ini.

Contoh Soal #1
Vektor A = 10 N dan vektor B = 20 cm, satu titik tangkap dan saling mengapit sudut 30° satu
dengan lain. Tentukan hasil perkalian silang vektor A dan B.
Penyelesaian:
A × B = AB sin α
A × B = 10 N. 20 cm . sin 30°
A × B = 10 N. 20 cm . ½
A × B = 100 Nm
 
Contoh Soal #2
Hitunglah hasil perkalian silang dua verktor A = i + j + k dan B = 3i + j + 2k. Kemudian
tentukan besar sudut yang dibuat (diapit) kedua vektor tersebut.

Penyelesaian:
Hasil perkalian
A × B = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)j + (AxBy – AyBx)k
A × B = (1×2 – 1×1)i + (1×3 – 1×2)j + (1×1 – 1×3)k
A × B = (2 – 1)i  + (3 – 2)j + (1 – 3)k
A × B = i + j – 2k

Sudut yang dibentuk


|A × B| = AB sin α
A  = √(12 + 12 + 12) = √3
B = √(32 + 12 + 22) = √14
|A × B| = √{(12 + 12 + (-22)} = √6

maka

√6 = (√3)(√14) sin α
√6 = √42 sin α
sin α = √6/√42
sin α = 0,378
α ≈ 22,21o
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai dan tidak memiliki arah.
Contohnya adalah semua besaran pokok, energi, kelajuan, usaha, luas, daya, volume, dan lain-
lain. Besaran vector adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Contohnya adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya momentum, impuls, medan magnet, dan lain-lain.
Selain dibagi berdasarkan satuannya, besaran juga dapat dibagi berdasarkan nilai dan arahnya,
yaitu besaran vektor dan besaran scalar.

Anda mungkin juga menyukai