http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 1/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan mencegah terjadinya pulmonary heart disease.
1.3.2 Tujuan Khusus
!. Mengetahui definisi pulmonary heart disease.
2. Mengetahui etiologi3 faktor pencetus pulmonary heart disease.
1.4 Manfaat
!. Mendapatkan pengetahuan tentang pulmonary heart disease.
2. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pulmonary heart disease.
BAB II
TINJAUAN U!TAKA
2.1."ef#n#s#
Pulmonary heart disease adalah pembesaran ventrikel kanan 8hipertrofi dan3atau dilatasi9 yang
terjadi akibat kelainan paru, kelainan dinding dada, atau kelainan pada kontrol pernafasan. idak
termasuk di dalamnya kelainan jantung kanan yang terjadi akibat kelainan jantung kiri atau
penyakit jantung bawaan.
Pulmonary heart disease dapat terjadi akut maupun kronik. Penyebab pulmonary heart disease
akut tersering adalah emboli paru masif, sedangkan pulmonary heart disease kronik sering
disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik 8PP:$9. Pada pulmonary heart disease kronik
umumnya terjadi hipertrofi ventrikel kanan, sedangkan pada pulmonary heart disease akut terjadi
dilatasi ventrikel kanan.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 2/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
idak semua pasien PP:$ akan mengalami pulmonary heart disease, karena banyak usaha
pengobatan yang dilakukan untuk mempertahankan kadar oksigen darah arteri mendekati normal
sehingga dapat mencegah terjadinya Hipertensi Pulmonal. Pada umumnya, makin berat
gangguan keseimbangan ventilasi perfusi, akan semakin mudah terjadi ganguan analisis gas
darah sehingga akan semakin besar terjadinya Hipertensi Pulmonal dan pulmonary heart disease.
Penyakit yang hanya mengenai sebagian kecil paru tidak akan begitu mempengaruhi pertukaran
gas antara alveoli dan kapiler sehingga jarang menyebabkan terjadinya Hipertensi Pulmonal dan
pulmonary heart disease. uberculosis yang mengenai kedua lobus paru secara luas akan
menyebabkan terjadinya fibrosis disertai gangguan fungsi paru sehingga menyebabkan
terjadinya pulmonary heart disease. Hipoventilasi alveoli sekunder akibat sleep apnea syndrome
tidak jarang disertai dengan Hipertensi Pulmonal dan pulmonary heart disease $ronik.
2.2.at$genes#s
Mekanisme terjadinya hipertensi pulmonale pada cor pulmunale dapat di bagi menjadi +
kategori yaitu ;
1. a. %&stuks#
erjadi karena adanya emboli paru baik akut maupun kronik. Chronic
Thromboembolic Pulmonary Hypertesion 8C<PH9 merupakan salah satu penyebab hipertensi
pulmonale yang penting dan terjadi pada .! = .* pasien dengan emboli paru. Pada saat
terjadi emboli paru, system fibrinolisis akan bekerja untuk melarutkan bekuan darah sehingga
hemodinamik paru dapat berjalan dengan baik. Pada sebagian kecil pasien system fibrinolitik ini
tidak berjalan baik sehingga terbentuk emboli yang terorganisasi disertai pembentukkan
rekanalisasi dan akhirnya menyebabkan penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah paru.
1. &. %&l#teras#
Penyakit intertisial paru yang sering menyebabkan hipertensi pulmonale adalah lupus
eritematosus sistemik scleroderma, sarkoidosis, asbestosis, dan pneumonitis radiasi. Pada
penyakit-penyakit tersebut adanya fibrosis paru dan infiltrasi sel-sel yang prodgersif selain
menyebabkan penebalan atau perubahan jaringan interstisium, penggantian matriks
mukopolisakarida normal dengan jaringan ikat, juga menyebabkan terjadinya obliterasi
pembuluh paru.
1. '. (as$k$ntr#ks#
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 3/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
akibat hipoksia kronik dapat meningkatkan vikositas darah sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan arteri pumonalis.
1. ). I)#$*at#k
$elainan idiopatik ini di dapatkan pada apsien hipertensi pulmonale primer yang di
tandai dengan adanya lesi pada arteri pumonale yang kecil tanpa di dapatkan adanya penyakit
dasar lainnya baik pada paru maupun pada jantung. (ecara histopatologis di dapatkan adanya
hipertrofitunikamedia, fibrosistunikaintima, lesi pleksiform serta pembentukan mikro thrombus.
$elainan ini jarang di dapat dan etiologinya belum di ketahui ?aupun sering di kaitkan dengan
adanya penyakit kolagen, hipertensi portal, penyakit autoimun lainnya serta infeksi H#>.
2.3.+t#$l$g#
Penyebab penyakit pulmonary heart disease antara lain ;
!9 Penyakit paru menahun dengan hipoksia ;
- Penyakit paru obstrutif kronik,
- &ibrosis paru,
- Penyakit fibrokistik,
- Cryptogenic fibrosing alveolitis,
- Penyakit paru lain yang berhubungan dengan hipoksia
29 $elainan dinding dada ;
- $ifos koliosis, torakoplasti, fibrosis pleura,
- Penyakit neuromuscular,
49 @angguan mekanisme control pernafasan ;
- :besitas, hipoventilasi idopatik,
- Penyakit serebro vascular.
+9 :bstruksi saluran nafas atas pada anak ;
- Hipertrofi tonsil dan adenoid.
*9 $elainan primer pembuluh darah ;
- Hipertensi pulmonale primer emboli paru berulang dan vaskulitis pembuluh darah paru.
2.4.Man#festas# Kl#n#s
#nformasi yang didapat bisa berbeda-beda antarasatu penderita yang satu dengan yang lain
tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan pulmonary heart disease.
!. $or-pumonal akibat <mboli Paru ; sesak tiba-tiba pada saat istirahat, kadang-kadang
didapatkan batuk-batuk, dan hemoptisis.
2. $or-pulmonal dengan PP:M ; sesak napas disertai batuk yang produktif 8banyak
sputum9.
4. Cor pulmonal dengan Hipertensi Pulmonal primer ; sesak napas dan sering pingsan jika
beraktifitas (exertional syncope).
+. Pulmonary heart disease dengan kelainan jantung kanan ; bengkak pada perut dan kaki
serta cepat lelah.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 4/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
@ejala predominan pulmonary heart disease yang terkompensasi berkaitan dengan penyakit
parunya, yaitu batuk produktif kronik, dispnea karena olahraga, wheeAing respirasi, kelelahan
dan kelemahan. 0ika penyakit paru sudah menimbulkan gagal jantung kanan, gejala - gejala ini
lebih berat. <dema dependen dan nyeri kuadran kanan atas dapat juga muncul.
anda- tanda pulmonary heart disease misalnya sianosis, clubbing, vena leher distensi, ventrikel
kanan menonjol atau gallop 8 atau keduanya9, pulsasi sternum bawah atau epigastrium prominen,
hati membesar dan nyeri tekan, dan edema dependen.
@ejala- gejala tambahan ialah;
!. !. (ianosis
2. 2. $urang tanggap3 bingung
4. 4. Mata menonjol
2.,.at$f#s#$l$g#
/eratnya pembesaran ventrikel kanan pada pulmonary heart disease berbanding lurus dengan
fungsi pembesaran dari peningkatan afterload. 0ika resistensi vaskuler paru meningkat dan
relative tetap, seperti pada penyakit vaskuler atau parenkim paru, peningkatan curah jantung
sebagaimana terjadi pada pengerahan tenaga fisik, maka dapat meningkatkan tekanan arteri
pulmonalis secara bermakna. 1fterload ventrikel kanan secara kronik meningkat jika volume
paru membesar, seperti pada penyakit paru obstruktif kronik 8PP:$9, pemanjangan pembuluh
paru, dan kompresi kapiler alveolar.
Penyakit paru dapat menyebabkan perubahan fisiologis dan pada suatu waktu akan
mempengaruhi jantung serta menyebabkan pembesaran ventrikel kanan. $ondisi ini seringkali
menyebabkan terjadinya gagal jantung. /eberapa kondisi yang menyebabkan penurunanan
oksigenasi paru dapat mengakibatkan hipoksemia 8 penurunan Pa:2 9 dan hipercapnea
8 peningkatan PaC:29 , yang nantinya akan mengakibatkan insufisiensi ventilasi. Hipoksia dan
hiperkapnea akan menyebabkan vasokonstriksi arteri pulmonal dan memungkinkan terjadinya
penurunan vaskularisasi paru seperti pada emfisema dan emboli paru. 1kibatnya akan terjadi
peningkatan ketahanan pada sistem sirkulasi pulmonal, yang akan menjadikannya hipertensi
pulmonal. ekanan rata-rata pada arteri baru 8 arterial mean preassure9 adalah +*mmHg, jika
tekanan ini meningkat dapat menimbulkan pulmonary heart disease. >entrikel kanan akan
hipertropi dan mungkin akan diikuti gagal jantung kanan.
2.-.emer#ksaan "#agn$st#k
am&aran ra)#$l$g#s
Pada tingkat hipertensi pulmonal jantung belum terlihat membesar, tetapi hilus dan arteri
pulmonalis utama amat menonjol dan pembuluh darah perifer menjadi kecil3tidak nyata.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 5/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
Pada tingkat pulmonary heart disease jantung terlihat membesar karena adanya dilatasi
dan hipertrofi ventrikel kanan. Hal ini kadang-kadang sulit dinyatakan pada foto dada karena
adanya hiperinflasi paru 8misalnya pada emfisema9. (elain itu didapatkan juga diafragma yang
rendah dan datar serta ruang udara retrosternal yang lebih besar, sehingga hipertrofi dan dilatasi
ventrikel kanan tidak membuat jantung menjadi lebih besar dari ukuran normal.
am&aran elektr$kar)#$gram
Pada tingkat awal 8hipoksemia9 <$@ hanya menunjukkan gambaran sinus takikardia saja.
Pada tingkat hipertensi pulmonal <$@ akan menunjukkan gambaran sebagai berikut, yaitu;
!. @elombang P mukai tinggi pada lead ##
2. epresi segmen (- di ##, ###, 1vf
Pada tingkat pulmonary heart disease dengan hipertrofi ventrikel kanan, <$@
menunjukkan;
!. 1ksis bergeser ke kanan8%19 lebih dari B"
2. @elombang P yang tinggi 8P pulmonal9 di ##, ###,1vf
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 6/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
2./.enatalaksanaan
erapi medis untuk pulmonary heart disease kronis di fokuskan pada penatalaksanaan untuk
penyakit paru dan peningkatan oksigenasi serta peningkatan fungsi ventrikel kanan dengan
menaikkan kontraktilitas dari ventrikel kanan dan menurunkan vasokonstriksi pada pembuluh
darah di paru. Pada pulmonary heart disease akut akan dilakukan pendekatan yang berbeda yaitu
di fokuskan pada kestabilan klien.
'ntuk mendukung system kardiopulmonal pada klien dengan pulmonary heart disease harus
diperhatikan mengenai kegagalan jantung kanan yang meliputi masalah pengisian cairan di
ventrikel dan pemberian vasokonstriktor 8epinephrine9 untuk memelihara tekanan darah yang
adekuat. etapi pada dasarnya penatalaksanaan akan lebih baik jika di fokuskan pada masalah
utama, misalnya pada emboli paru harus dipertimbangkan untuk pemberian antikoagulan, agen
trombilisis atau tindakan pembedaham embolektomi. $hususnya jika sirkulasi terhambat akan
dipertimbangkan pula pemberian broncodilator dan penatalaksanaan infeksi untuk klien dengan
PP:$F pemberian steroid dan imunosupresif pada penyakit fibrosis paru.
erapi oksigen, pemberian diuretic, vasodilator, digitalis, theophyline, dan terapi antikoagulan di
gunakan untuk terapi jangka panjang pada cor pulmonal kronis.
a9 erapi :ksigen.
erapi oksigen sangat penting diberikan pada klien. $lien dengan pulmonary heart disease
memiliki tekanan oksigen 8P:29 di bawah ** mm Hg dan menurun dengan cepat ketika
beraktivitas atau tidur. erapi oksigen dapat menurunkan vasokonstriksi hipoksemia pulmonar,
kemudian dapat menaikkan cardiac output, mengurangi vasokonstriksi, meringankan hipoksemia
jaringan, dan meningkatkan perfusi ginjal. (ecara umum, terapi oksigen di berikan jika
Pa:2 kurang dari ** mm Hg atau saturasi :2 kurang dari 77.
Manfaat dari terapi oksigen adalah untuk menurunkan tingkat gejala dan meningkatkan status
fungsional. :leh karena itu, terapi oksigen penting di berikan untuk managemen jangka panjang
khususnya untuk klien dengan hipoksia atau penyakit paru obstruktif 8PP:$9.
b9 iuretik.
iuretik di gunakan pada klien dengan pulmonary heart disease kronis, terutama ketika
pengisian ventrikel kiri terlihat meninggi dan pada edema perifer. iuretic berperan dalam
peningkatan fungsi dari ventrikel kanan maupun kiri. iuretik memproduksi efek hemodinamik
yang berlawanan jika tidak di perhatikan penggunaannya. >olume pengosongan yang berlebihan
dapat menimbulkan penuruna cardiac output. $omplikasi lain dari diuretic adalah
produksi hypoalemic metabolic alalosis, yang akan mengurangi efektivitas stimulasi
karbondioksida pada pusat pernafasan dan menurunkan ventilasi. Produksi elektrolit dan asam
yang merugikan sebagai akibat dari penggunaaan diuretic juga dapat menimbulkan aritmia, yang
berakibat menurunnyacardiac output . :leh karena itu diuretik di rekomendasikan pada
managemen pulmonary heart disease kronis, dengan memperhatikan pemakaian.
2.0.K$m*l#kas#
$omplikasi dari pulmonary heart disease diantaranya;
a9 (inkope
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 7/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• $or pulmonal dapat terjadi pada orang dewasa dan pada anak-anak. 'ntuk orang dewasa,
kasus yang paling sering ditemukan adalah pada lansia karena sering didapati dengan
kebiasaan merokok dan terpapar polusi. Hal ini di dasarkan pada epidemiologi penyakit-
penyakit yang menjadi penyebab kor pulmonal, karena hipertensi pulmonal merupakan
dampak dari beberepa penyakit yang menyerang paru-paru.
'ntuk kasus anak-anak, umumnya terjadi kor pulmonal akibat obstruksi saluran napas
atas seperti hipertrofi tonsil dan adenoid.
• 0enis pekerjaan yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal adalah para pekerja
yang sering terpapar polusi udara dan kebiasaan merokok yang tinggi.
• Gingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal adalah
lingkungan yang dekat daerah perindustrian, dan kondisi rumah yang kurang memenuhi
persyaratan runmah yang sehat. Contohnya ventilasi rumah yang kurang baik,hal ini akan
semakin memicu terjadinya penyakit-penyakit paru dan berakibat terjadinya kor
pulmonal.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 8/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• $eluhan utama
Pada pasien kor pulmonal, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, sesak, nyeri
dada, batuk yang tidak produktif. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. 1pa
tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktifitas ringan sampai berat.
- (eperti apa kelemahan melakukan aktifitas yang dirasakan, biasanya disertai sesak nafas.
- 1pakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot rangka dan apakah
disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.
- /agaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
- $apan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya kelemahan beraktifitas,
apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat beraktifitas
•
%iwayat penyakit dahulu
$lien dengan kor pulmonal biasanya memilki riwayat penyakit seperti penyakit paru obstruktif
kronik 8PP:$9, fibrosis paru, fibrosis pleura, dan yang paling sering adalah klien dengan riwayat
hipertensi pulmonal.
4.!.2 Pemeriksaan fisik ; %eview :f (ystem 8%:(9
!. /! 8/%<1H9
• 0enis; ispnoe
!. /2 8/G::9
!. /4 8/%1#9
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 9/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• Penglihatan8mata9
• Pusing
• @angguan kesadaran
!. /+ 8/G1<%9
• 'rin;
!. /* 8/:?<G9
• 1bdomen ; asites
!. /6 8/:<9
• urgor ; jelek
•
:edema
!. Psikososial
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 10/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
3.2 "#agn$sa ke*eraatan
!. @angguan pertukaran gas yang b.d. hipoksemia secara reversible3menetap, refraktori dan
kebocoran interstisial pulmonal3alveolar pada status cedera kapiler paru.
2. $etidakefektifan pola napas b.d. sempitnya lapang respirasi dan peneanan toras.
4. $etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. penurunan nafsu makan
8energi lebih banyak digunakan untuk usaha bernapas, sehingga metabolism berlangsung
lebih cepat9.
3.3 eren'anaan Ke*eraatan
!. @angguan pertukaran gas yang b.d. Hipoksemia secara reversible3menetap, refraktori dan
kebocoran interstisial pulmonal3alveolar pada status cedera kapiler paru.
• $riteria hasil ;
Inter5ens# Ras#$nal
Pantau frekuensi, kedalaman /erguna dalam evaluasi derajat distress
pernapasan.Catat penggunaan
aksesori, nafas bibir, otot
tidakmampuan pernapasan dan3atau kronisnya proses penyakit.
bicara3 berbincang.
inggikan kepala tempat tidur, bantu Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan
pasien untuk memilih posisi yang mudah posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk
untuk bernapas. orong nafas perlahan menurunkan kolaps jalan nafas, dispnea dan kerja
atau nafas bibir sesuai kebutuhan atau nafas.
toleransi individu.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 11/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
1wasi secara rutin kulit dan warna (ianosis mungkin perifer 8terlihat pada kuku9
membrane mukosa. atau sentral 8terlihat sekitar bibir3atau daun
telinga9. $eabu-abuan dan diagnosis sentral
mengindikasikan beratnya hipoksemia.
orong mengeluarkan sputumF $ental, tebal, dan banyaknya sekresi adalah
penghisapan bila diindikasikan. sumber utama gangguan pertukaran gas pada
jalan nafas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila
batuk tidak efektif.
1uskultasi bunyi nafas, catat area /unyi nafas mugkin redup karena aliran udara
penurunan aliran udara dan3atau bunyi atau area konsolidasi. 1danya mengi
tambahan. mengindikasikan secret. $rekel basah menyebar
menunjukkan cairan pada
intertisial3dekompensasi jantung.
Palpasi fremitus. Penurunan getaran fibrasi diduga ada
pengumpulan cairan atau udara terjebak.
1wasi
(elidikitingkat
adanyakesadaran3 status mental. pada
perubahan. @elisah dan ansietas
hypoIia, adalah manifestasi
@1 memburuk umum
disertai bingung3
somnolen menunjukkan disfungsi sersbral yang
berhubungan dengan hipoksemia.
<valuasi tingkat toleransi aktifitas. (elama distress pernapasan berat3akut3refraktori
/erikan lingkungan yang tenang dan pasien secara total tak mampu melakukan
kalem. /atasi aktifitas pasien atau dorong aktifitas sehari-hari karena hipoksemia dan
untuk tidur3 istirahat dikursi selama fase dispnea. #stirahat diselingi aktifitas perawatan
akut. Mungkinkan pasien melakukan masih penting dari program pengobatan. amun,
aktifitas secara bertahap dan tingkatkan program latihan ditujukan untuk meningkatkan
sesuai toleransi individu. ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan
dispnea berat, dan dapat meningkatkan rasa sehat.
1wasi tanda vital dan irama jantung achycardia, disritmia, dan perubahan tekanan
darah dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung.
K$la&$ras#
!. 1wasi3gambarkan seri @1 dan Paco2 biasanya meningkat 8bronchitis, enfisema9
nadi oksimetri. dan pao2 secara umum menurun, sehingga
hipoksia terjadi dengan derajat lebih kecil atau
lebih besar. Catatan; paco2 JnormalK atau
meningkat menandakan kegagalan pernapasan
yang akan datang selama asmatik.
b. /erikan oksigen tambahan yang sesuai apat memperbaiki3mencegah memburuknya
dengan indikasi hasil @1 dan toleransi hypoIia. Catatan; emfisema kronis, mengatur
pasien. pernapasan pasien ditentukan oleh kadar C:2
dan mungkin dieluarkan dengan peningkatan
pao2 berlebihan.
!. /erikan penekanan ((P 8misal; igunakan untuk mengontrol ansietas3gelisah
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 12/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• ujuan ;
o $riteria hasil ;
indakan3intervensi %asional
erian posisi $oler atau semi #emasimalan espansi paru'
$oler menurunan er&a pernapasan'
dan menurunan resio
aspirasi
*&aran teni napas dalam dan #embantu meningatan di$usi
atau pernapasan bibir atau gas dan espansi &alan napas
pernapasan dia$ragmati ecil' memberia pasien
abdomen bila diindiasian beberapa ontrol terhadap
pernapasan' membantu
menurunan ansietas.
+bser$asi TTV (RR atau #engetahui eadeuatan
$reuensi permenit) $reuensi pernapasan dan
ee$eti$an &alan napas
!. $etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Penurunan nafsu makan
8energi lebih banyak digunakan untuk usaha bernapas, sehingga metabolism berlangsung
lebih cepat9.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 13/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• $riteria hasil ;
o Massa tubuh dan berat badan klien berada dalam batas normal.
indakan3intervensi %asional
/eri motivasi pada klien untuk mengubah 1gar pasien mau memenuhi diet yang
kebiasaan makan. disarankan untuk kebutuhan nutrisi dalam
metabolisme.
(ajikan makanan untuk klien semenarik Mengurangi anoreIia pada pasien.
mungkin.
Pantau nilai laboratorium, khususnya 'ntuk mengetahui perkembangan asupan
transferin, albumin, dan elektrolit. giAi klien melalui sampel darah.
imbang berat badan pasien pada interval 'ntuk mengetahui perkembangan klien
yang tepat. dalam mempertahankan berat badan
normal.
iskusikan dengan ahli giAi dalam 'ntuk bisa lebih tepat memberikan diet
menentukan kebutuhan protein untuk klien. kepada pasien sesuai Aat giAi dan kalori
yang dibutuhkan.
Pertahankan kebersihan mulut yang baik. Menambah nafsu makan dan membersihkan
kuman-kuman yang ada dalam mulut,
sehingga makanan yang klien makan akan
terasa lebih nikmat.
!. #ntoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbbangan antara suplai dan demand oksigen
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 14/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
• $riteria hasil ; klien menunjukkan pola pengeluaran urin yang normal, klien
menunjukkan pengetahuan yang adekuat tentang eliminasi urin.
indakan3intervensi %asional
Pantau pengeluaran
warna saat urine, catat
dimana diuresis jumlah dan
terjadi. Pengeluaran urine perfusi
karena penurunan mungkin sedikit
ginjal. dan pekat
Posisi
terlentang membantu diuresis sehingga
pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama
tirah baring.
Pantau3hitung keseimbangan intake dan output erapi diuretic dapat disebabkan oleh
selama 2+ jam kehilangan cairan tiba-tiba3berlebihan
8hipovolemia9 meskipun edema3asites masih
ada.
Pertahakan duduk atau tirah baring dengan Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal
posisi semifowler selama fase akut. dan menurunkan produksi 1H sehingga
meningkatkan dieresis.
Pantau dan C>P 8bila ada9 Hipertensi dan peningkatan C>P
menunjukkan kelebihan cairan dan dapat
menunjukkan terjadinya peningkatan
kongesti paru, gagal jantung.
$aji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, $ongesti visceral 8terjadi pada @0$ lanjut9
mual, distensi abdomen dan konstipasi. dapat mengganggu fungsi gaster3intestinal.
$onsul dengan ahli diet. Perlu memberikan diet yang dapat diterima
klien yang memenuhi kebutuhan kalori
dalam pembatasan natrium.
BAB I(
+NUTU
3.1 !#m*ulan
$or-pulmonal adalah pembesaran ventrikel kanan 8hipertrofi dan3atau dilatasi9 yang terjadi
akibat kelainan paru, kelainan dinding dada, atau kelainan pada kontrol pernafasan.
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 15/16
7/24/2019 Askep Cor Pulmonal K
$or-pulmonal dapat terjadi akut maupun kronik. Penyebab Cor Pulmonale akut
tersering adalah emboli paru masif, sedangkan Cor Pulmonale kronik sering disebabkan oleh
penyakit paru obstruktif kronik 8PP:$9. Pada Cor Pulmonale kronik umumnya terjadi hipertrofi
ventrikel kanan, sedangkan pada Cor Pulmonal akut terjadi dilatasi ventrikel kanan.
:?G:1 ; ?:C C:% P'GM:1G
"A6TAR U!TAKA
1 (ovari, 1li.2".Cor Pulmonal .8online9,emedicine.medscape.com,) :ktober 2"
/oughman, iane C L Hackley, 0oann C.2./uku (aku $eperawatan Medical
/edah.0akarta;<@C
?ilkinson, 0udith. M.22. uu !au Diagnosis ,eperaatan dengan -nterensi /-C dan
,riteria /+C .<@C;0akarta
----------.!"").Mastering Medical-(urgical ursing.'(1;(pringhouse Corporation.
----------.2!./uku 1jar #lmu Penyakit alam.0akarta;/alai Penerbit &$ '#
http;33cintalestari.wordpress.com32"3732"3chronic-obstructive-pulmonal-disease-copd3
http;33en.wikipedia.org3wiki3Corpulmonale
http;33bayuaslilow.multiply.com3journal3item32
http;33www.kabarindonesia.com3berita.php5
pilN4LjdNCG##C1GB'P1<B2"41BCysticB&ibrosisLdnN27!2"6+4
http;33www.kalbe.co.id3files3cdk3files3!+ampakebu#ndustripadaParuPekerja!!*.pdf3!+ampa
kebu#ndustripadaParuPekerja!!*.html
http;33books.google.co.id3books5idNwA#@0flm+gCLpgNP1!7+LlpgNP1!7+LdN
22prevalensiBkorBpulmonal
22LsourceNblLotsNch'&#Ot2LsigNe$(hvi2mo$!e1o6(G6*<2rLhlNidLeiN%IAb(t
ef$"C1kO)gQn0gLsaNLoiNbookresultLctNresultLresnumN7LvedNC/gO61<w/wRv
NonepageLNLfNfalse
http://slidepdf.com/reader/full/askep-cor-pulmonal-k 16/16