Asuransi Kendaraan adalah suatu pertanggungan kerugian yang melindungi tertanggung saat
terjadi risiko kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan dari kejadian seperti : kerusakan
kendaraan, kecelakaan, kehilangan, bencana, dan huru hara.
Di Indonesia, Undang Undang Lalu Lintas yang berlaku memuat dan menentukan bahwa
setiap pengemudi harus bertanggungjawab terhadap kerugian pihak lain yang tidak bersalah.
Secara umum asuransi kendaraan di Indonesia dijamin dalam Polis Standard Asuransi
Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI),
terdiri dari dua jenis manfaat perlindungan yaitu :
Berikut ini rekomendasi produk asuransi kendaraan dengan pertanggungan All Risk:
Asuransi Kerugian Total (Total Loss Only/TLO) adalah perlindungan pertanggungan yang
menjamin kerugian atau kerusakan keseluruhan yang terjadi pada kendaraan bermotor. Biaya
perbaikan Kendaraan untuk asuransi ini diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% (tujuh
puluh lima persen) dari harga Pertanggungan atau hilang karena dicuri.
Berikut ini rekomendasi produk asuransi kendaraan dengan pertangungan Total Loss Only:
Asuransi Mobil
- Asuransi all risk pada mobil, sesuai Bab I Pasal 1 PAKBI (Polis Asuransi Kendaraan
Bermotor), menjamin kerugian dan atau kerusakan pada kendaraan dan atau kepentingan
yang dipertanggungkan, disebabkan oleh kecelakaan, perbuatan jahat orang lain, pencurian,
kebakaran, sambaran petir, dan lain-lain.
- Asuransi TLO biasanya disarankan saat membeli mobil baru secara kredit, dengan premi
yang sudah menjadi satu dengan pembayaran pertama. Harga premi akan semakin rendah,
jika masa tenor kredit lebih cepat.
- Asuransi all risk pada sepeda motor biasanya ditawarkan untuk motor diatas Rp30 juta
rupiah.
- Asuransi TLO pada sepeda motor diberikan pada sepeda motor yang hilang dalam kondisi
diparkir (pencurian pada saat motor diam), pencurian, perampasan atau penodongan, dan
kecelakaan yang menyebabkan estimasi kerusakan motor hingga 80 persen.
Sejak tahun 2014, Tarif Premi Asuransi Kendaraan Indonesia mengacu kepada aturan baru
yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia, yaitu :
1. Tarif Premi Asuransi Mobil OJK Terbaru Untuk Kondisi All Risk
Besaran premi asuransi all risk untuk harga mobil Rp200 juta di wilayah Jakarta adalah 2,47-2,72
persen. Misalkan saja, pihak diler menetapkan premi asuransi sebesar 2,5 persen, maka Denny harus
membayarkan
Tanpa asuransi, Denny harus membayar Rp1 juta untuk reparasi mobil. Sementara itu, dengan
asuransi all risk, Denny cukup membayar Rp 300 ribu per kejadian sebagai biaya risiko.
2. Tarif Premi Asuransi Mobil OJK Terbaru Untuk Kondisi Total Loss Only (TLO)
Misalkan saja Denny yang tinggal di Jakarta baru saja membeli mobil X seharga Rp200 juta. Karena
tidak mau mengambil risiko kerusakan atau kehilangan, dia mengasuransikan mobilnya dengan TLO.
Sesuai dengan peraturan OJK, premi asuransi TLO untuk harga mobil kisaran Rp125 juta hingga
Rp200 juta di Jakarta adalah 0,44 - 0,53 persen. Pihak diler mobil, kemudian menerapkan premi
sebesar 0,49 persen. Maka perhitungannya adalah:
jika suatu saat nanti Denny mengalami musibah hingga mobilnya ringsek, pihak asuransi akan
mengganti kerugian sesuai dengan harga mobil yang dia beli waktu itu. Masa berlaku asuransi TLO
ini biasanya adalah satu tahun dan uang pertanggungan jaminan akan terus berkurang di tahun
berikutnya. Karena nilai mobil menyusut tiap tahunnya.
- Pencurian kendaraan
- Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan dan terkena material konstruksi
- Kebakaran
- Bencana alam
- Sambaran petir
2. Perlindungan Kendaraan dari kerusakan dan kehilangan untuk kendaraan baru maupun
bekas.
3. Mengurangi rasa was-was dari kriminalitas pencuriaan, kecelakaan, dan bencana alam.
4. Layanan tambahan untuk untuk berbagai perlindungan dalam proses perbaikan kendaraan
di bengkel rekanan asuransi.
Syarat umum:
1. Hubungi perusahaan asuransi terkait untuk melaporkan kejadian kecelakaan atau dicuri.
Nasabah dapat menghubungi via call center dalam waktu 3 x 24 jam.
3. Melengkapi formulir klaim untuk mengisi data-data informasi dan jenis premi yang telah
dibayarkan
4. Wawancara pada pihak asuransi terkait untuk memberikan informasi mengenai kejadian
kecelakaan. Informasi harus diberikan secara jujur tanpa ada rekayasa, dan bukan informasi
kejadian fiktif.