Anda di halaman 1dari 7

UJMER 2 (2) (2013)

Unnes Journal of Mathematics Education Research


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN STRATEGI REACT BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Kaselin, Sukestiyarno, dan Budi Waluya

Program Studi Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran matematika
Diterima Januari 2012 dengan strategi REACT berbasis etnomatematika yang valid, praktis dan efektif.
Disetujui Februari 2012 Perangkat dikembangkan dengan model 4-D untuk meningkatkan kemampuan ko-
Dipublikasikan Juni 2012
munikasi matematis siswa pada materi segiempat kelas VII. Data TKKM siswa
Keywords: diolah dengan uji t, proporsi z, dan regresi..Hasil pengembangan perangkat: (1)
mathematical communication rata-rata silabus 4,54; RPP 4,48; buku siswa 4,40; LKS 4,36; dan TKKM 4,14; (2)
skills; REACT strategy; praktis, karena rata-rata hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelaja-
Etnomatematika ran baik yakni 4,3 dan angket respon siswa baik/positip yakni 4,6 (3) efektif, rata-
rata kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen 7,67 dan banyak siswa
mencapai KKM 92,59%, Rata-rata kelas eksperimen 7,67 lebih baik dari rata-rata
kelas kontrol 6,71, terdapat pengaruh positip kemandirian siswa dan keterampi-
lan komunikasi matematis terhadap kemampuan komunikasi matematis sebesar
91,4%. Berdasarkan hasil validasi dan hasil uji coba diperoleh perangkat yang valid
dan hasil uji coba diperoleh pembelajaran yang efektif, maka tujuan pengembangan
perangkat tercapai.

Abstract
The purpose of this study is to develop the learning of mathematics with REACT strategy
based etnomatematika valid, practical and effective. The device was developed with 4-D mo-
dels to improve the communication skills of students in the mathematical rectangle material
class VII. Data processed by TKKM student t test, z proportions, and regression. The results
of software development: (1) an average of 4,54 syllabus; RPP 4,48; book 4,40 students; LKS
4,36, and TKKM 4,14, (2) practical, because the average teacher observations ability to ma-
nage both the learning and student questionnaire responses 4.3 good / positive 4,6 (3) effecti-
vely, the average communication skills class mathematical and experimental 7.67 KKM many
students reach 92,59%, average grade of 7.67 experiment better than the control class average
6.71, there is a positive effect of students independence and mathematical communication
skills to mathematical communication skills by 91,4%. Based on the results of the validation
and the test results obtained are valid and the test results obtained for effective learning, the
goal of software development is reached.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6455
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

Pendahuluan dkk, 2004: 18).


Berdasarkan pengamatan, kesulitan pe-
Kemampuan komunikasi matematis me- mecahan masalah matematika siswa materi se-
rupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki giempat juga karena proses pembelajaran belum
seseorang agar dapat menempuh kehidupannya efektif, lebih terpusat pada guru, dan penggunaan
secara lebih baik dalam penyelesaia masalah. perangkat pembelajaran yang kurang memadai.
Pembahasan dalam tulisan ini tidak dimaksud- Aktivitas pembelajaran konvensional menga-
kan untuk mencakup secara keseluruhan masa- kibatkan terjadinya proses penghafalan konsep
lah, tetapi lebih difokuskan pada masalah yang atau prosedur tanpa bermakna, pemahaman kon-
berkaitan dengan pelajaran matematika di seko- sep matematika rendah, siswa harus mengiku-
lah. Masalah matematika yang diberikan kepada ti aturan atau prosedur yang berlaku sehingga
siswa di sekolah, dimaksudkan untuk melatih terjadilah pembelajaran mekanistik, akibatnya
siswa mematangkan kemampuan intelektualnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak
dalam memahami ide, interpretasi ide dan mem- terjadi.
peroleh solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Diperlukan upaya oleh guru maupun pen-
Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan eliti untuk mencari solusi dengan mengembang-
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam kan pembelajaran menggunakan model, strategi
menyelesaikan masalah yang sukses menjadi dan metode serta teknik yang dapat meningkat-
tema penting dalam standar isi kurikulum pen- kan kemampuan komunikasi matematis. Dalam
didikan matematika di Indonesia (Depdiknas, hal ini peneliti akan mengembangkan perangkat
2006). pembelajaran yang mampu memfasilitasi terben-
Berdasarkan pengamatan, kinerja penyele- tuknya kemandirian belajar siswa dan keterampi-
saian masalah matematika siswa kelas VII SMP lan komunikasi matematis selama proses pembe-
Negeri 5 kota Tegal masih sangat kurang, khu- lajaran yang valid, praktis dan efektif.
susnya pada materi segiempat. Dari hasil anali- Adapun keterampilan komunikasi ma-
sis ulangan harian KD 7.3 tentang menghitung tematis yang dibangun selama proses pembela-
keliling dan luas segiempat yang dilaporkan oleh jaran adalah keterampilan yang harus dimiliki
guru pengampu mata pelajaran matematika kelas siswa dalam melakukan tahapan langkah komu-
VII terdahulu dan pengalaman peneliti, diketahui nikasi matematis model Brenner (1998:109) me-
bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa liputi : (1) kemampuan menjelaskan ide, situasi
masih rendah, dari 4 rombongan belajar dengan atau relasi melalui kata-kata lisan atau tulisan (2)
30 siswa dalam satu kelas, rata-rata hanya terda- kemampuan interpretasi ide, situasi, dan relasi
pat 6 sampai 8 siswa yang memiliki kemampuan melalui gambar, simbol, diagram dan grafik, (3)
komunikasi matematis dengan baik. Masih ban- kemampuan menggunakan matematika untuk
yak siswa yang tidak mampu mengaitkan masa- menyelesaikan masalah. Sedangkan pembentu-
lah yang dihadapi dengan konteks kejadian yang kan perilaku siswa yang menjadi indikator ke-
ada dalam kehidupan nyata, tidak mampu me- mandirian belajar selama proses pembelajaran
manfaatkan data/informasi pada soal , sehingga meliputi (1) perilaku ketidaktergantungan terha-
penyelesaian menuju langkah berikutnya menja- dap orang lain (2) yakin terhadap dirinya dalam
di terhenti dan kesulitan di dalam menerapkan belajar, (3) berusaha mengatur diri dalam belajar-
pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Hal ini nya, (4) berusaha memenuhi kebutuhan belajar-
sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika nya, (5) berusaha atas dasar inisiatif sendiri, (6)
antara lain: (1) Melatih cara berpikir dan ber- melakukan kontrol diri (Hidayati dan Listyani,
nalar dalam menarik kesimpulan, misalnya me- 2010).
lalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi peristiwa, Salah satu strategi pembelajaran yang di-
menunjukkan persamaan, perbedaan, konsisten. harapkan mampu memberikan motivasi siswa,
(2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang meli- membentuk keterampilan-keterampilan dan ke-
batkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mandirian belajar siswa adalah strategi REACT
mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, menurut CORD dan Crawford (Marthen, 2010)
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, menjelaskan bahwa lima aspek yang merupakan
serta mencoba-coba. (3) Mengembangkan ke- satu kesatuan dalam pelaksanaan pembelajaran
mampuan pemecahan masalah. (4) Mengem- yaitu menghubungkan (Relating), melakukan
bangkan kemampuan menyampaikan informasi pencarian dan penyelidikan yang dilakukan oleh
atau mengkomunikasikan gagasan antara lain siswa secara aktif untuk menemukan konsep-
melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, konsep yang dipelajari (Experiencing), penera-
diagram, dalam menjelaskan gagasan. (Lambas, pan pengertian matematika dalam penyelesaian

122
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

masalah (Applying), memberikan kepada siswa serta angket.


belajar melalui kerjasama dan berbagi (Coopera- Analisis data validitas perangkat yaitu
ting), dan memberikan kesempatan kepada siswa data hasil penilaian para ahli untuk setiap aspek
untuk melakukan transfer pengetahuan matema- dari setiap perangkat yang dikembangkan diana-
tika dalam menyelesaikan masalah matematika lisis berdasarkan skor rata-rata. Skor penilaian
dan pada bidang aplikasi matematika lainnya validator dihitung dengan cara rata-rata jumlah
(Transffering). Dan selama proses pembelaja- skor perangkat pembelajaran dibagi dengan ba-
ran berbasis etnomatematika menurut Ubiratan nyaknya aspek penilaian perangkat pembelaja-
D’ambroso tahun 1997, dalam makalahnya ia ran, (Hobri, 2010: 53). Meliputi: 1 untuk silabus,
mengatakan (Orey : 2006) Sebagai sesuatu yang 2 untuk RPP, 3 untuk Buku siswa, 4 untuk LKS
sangat luas yang mengacu pada konteks sosial dan 5 untuk tes kemampuan komunikasi mate-
budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, matis. Perangkat pembelajaran dikatakan valid
mitos, dan simbol. Kecenderungan ini merupa- jika mendapat kategori penilaian baik dan sangat
kan teknik untuk menjelaskan, mengetahui, me- baik. Analisis tes kemampuan komunikasi mate-
mahami, dan melakukan kegiatan pengkodean, matis adalah soal bentuk uraian, akan dianalisis
mengukur, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. validitas reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
. kesukaran. Analisis data kemandirian siswa dan
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan keterampilan komunikasi matematis siswa yang
untuk mengetahui implementasi pembelajaran diperoleh melalui pengamatan dianalisa dengan
matematika dengan strategi REACT berbasis menggunakan rating scale. Skor tertinggi tiap butir
etnomatematika untuk meningkatkan kemampu- pertanyaan adalah 5 dan terendah 1.
an komunikasi matematis siswa pada materi se- Analisis data kepraktisan yang digunakan
giempat kelas VII dengan menggunakan perang- adalah analisis data pengamatan kemampuan
kat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif. guru mengelola pembelajaran yaitu dengan cara
Adapun perangkat pembelajaran yang dikem- menghitung jumlah skor tiap indikator dari pen-
bangkan adalah silabus, RPP, LKS, Buku Siswa gamat dibagi banyaknya item pertanyaan dan
dan TKKM. analisis angket respon siswa terhadap pembela-
jaran dihitung dengan cara jumlah rata-rata as-
Metode pek yang direspon dibagi jumlah seluruh aspek
yang direspon. Sedangkan dalam melakukan dan
Penelitian ini adalah penelitian pengem- memberikan penilaian pada lembar kemampuan
bangan, yaitu pengembangan perangkat pem- guru mengelola pembelajaran dan angket respon
belajaran matematika dengan strategi REACT siswa digunakan pedoman penilaian yang telah
berbasis etnomatematika pada materi keliling disiapkan sebelumnya oleh peneliti.
dan luas segiempat kelas VII. Perangkat yang di- Analisis uji keefektifan uji prasyarat yang
kembangkan meliputi silabus, RPP, LKS, buku harus dilakukan adalah uji normalitas data yang
siswa, dan TKKM. Model pengembangan pemb- bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel
elajaran untuk menghasilkan perangkat pembela- berdistribusi normal atau tidak. Penerimaan Ho
jaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan signifikansi yang dipero-
model 4-D dari Thiagarajan, Semmel, dan Sem- leh dari kolom Kolmogorof-Smirnov program SPSS
mel (1974). Dari tahapan Define (pendefinisian), yaitu jika nilai sig > 5%. Selanjutnya dilakukan
Design (perancangan), Develop (pengembangan), uji homogenitas, uji ini dilakukan dengan tujuan
dan Disseminate (penyebaran). untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel dari
Semua tahap dalam model 4-D yang populasi penelitian berawal dari kondisi yang
dilakukan dalam penelitian ini, tapi pada tahap sama atau homogen kriteria penerimaan H0 , jika
ke-4 yaitu disseminate yang seharusnya ada 3 lang- sig > 0,05. Setelah melakukan uji homogenitas
kah yang harus dilakukan yaitu tes validasi, peng- langkah selanjutnya melakukan uji kesamaan ra-
emasan dan difusi adopsi, dalam penelitian ini ta-rata dua kelas. Dengan mengasumsikan bahwa
hanya tes validasi saja yang dilakukan. Instrumen kedua kelas mempunyai varian yang sama, dalam
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan penelitan ini rumus uji statistik yang digunakan
data terdiri atas lembar observasi kemandirian (Sudjana, 2005: 239) adalah rumus t.
siswa dan keterampilan komunikasi matematis, Uji banding dilakukan dengan menggu-
lembar validasi perangkat pembelajaran, dan in- nakan SPSS yaitu independent sample test. Apabila
strumen tes kemampuan komunikasi matematis. nilai sig pada independent sample test > 5% art-
Metode pengumpulan data yang digunakan da- inya H0 diterima atau varian dua variabel sama.
lam penelitian ini adalah metode tes, observasi Sehingga dipilih asumsi ”equal variances assumed”.

123
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

Untuk asumsi ”equal variances assumed”, jika nilai


sig (2-tailed) > 5% maka H0 diterima yang artinya Analisis uji beda dua proporsi untuk mem-
rataan nilai tes pendahuluan kedua kelas adalah bandingkan banyaknya siswa yang memperoleh
sama (Sukestiyarno, 2010:22-23). nilai rata-rata KKM mencapai batas tuntas anta-
Selanjutnya análisis data akhir dimulai ra kelas eksperimen yang dikenai uji coba perang-
dengan melakukan uji prasyarat yakni uji normal- kat pembelajaran. Uji statistik yang digunakan
itas dan homogenitas. Data akhir adalah berupa adalah uji z ( Sudjana, 2012:14). Selanjutnya
nilai tes kemampuan komunikasi matematis hasil tersebut dibandingkan dengan ztabel dengan
siswa. Uji statistik yang digunakan untuk ketun- kriteria H0 diterima jika ztabel < zhitung untuk α=5%.
tasan dalam mencapai KKM digunakan uji satu Analisis uji regresi ganda dalam penelitian
pihak. Rumus yang digunakan uji t. Selanjutnya ini dapat juga menggunakan program SPSS. H0
hasil tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel den- ditolak jika nilai sig lebih kecil dari 5%. Selanjut-
gan dk = n-1 dengan kriteria pengujian 5%. H0 nya untuk mengetahui besarnya kontribusi varia-

ditolak jika t hitung ≥ t (1−α ) (Sudjana, 2005: 231). bel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat dari nilai
Uji ketuntasan klasikal digunakan uji R square (Sukestiyarno, 2012).
proporsi dua pihak. Rumus yang digunakan Untuk mengetahui peningkatan kemandi-
uji z (Sudjana 2005: 234). Selanjutnya hasil rian belajar siswa dan keterampilan komunikasi
tersebut dibandingkan dengan nilai ztabel den- matematis siswa pada kelas uji coba perangkat
gan criteria pengujian 5%. H0 diterima jika berdasarkan nilai pretes dan postes dapat dilihat
berdasarkan grafik peningkatan selama kegiatan
− z 1 (1−α ) < z hitung < z 1 (1−α ) . uji coba.
2 2

Uji beda rata-rata dua sampel untuk Hasil dan Pembahasan


menguji perbedaan rata-rata kelas uji coba pe-
rangkat (kelas eksperimen) dan kelas kontrol. Validasi perangkat pembelajaran yang di-
Dengan mengasumsikan bahwa ke dua kelas kembangkan perlu direvisi. Masukan dari semua
mempunyai varian yang sama, rumus uji statis- validator dianalisis oleh peneliti untuk mengada-
tik yang digunakan (Sudjana 2005: 239) adalah kan perbaikan. Hasil perbaikan perangkat dibe-
rumus t. rikan kembali kepada validator untuk diberikan
penilaian ulang, jika belum valid maka dilakukan
Keterangan: x1 : Nilai rata-rata TKKM ke- revisi kembali, dan seterusnya hingga diperoleh
perangkat pembelajaran yang valid menurut ahli
las eksperimen, x 2 : Nilai rata-rata TKKM kelas
dan menghasilkan Draf 2. Hasil penilaian secara
kontrol, s12 : varians data pada kelas eksperimen,
umum oleh validator terhadap perangkat pembe-
s22 : varians data pada kelaskontrol, n1: banyak-
lajaran yang dikembangkan disajikan dalam Ta-
nya subyek pada kelas eksperimen, n2 : bany-
bel 1.
aknya subyek pada kelas kontrol.
Berdasarkan Tabel 1 hasil validasi ahli
Dengan tingkat signifikansi dipilih
terhadap perangkat pembelajaran menunjukkan
α = 0,05. Menerima Ho dan tolak H1 jika
bahwa perangkat yang dikembangkan mempu-
nyai rata-rata pada interval 4,00 – 5,00 dengan
t1− 1 α
< t < t1− 1 α , n1 + n2 − 2 klasifikasi sangat baik sesuai dengan kriteria yang
2 2 (Sudjana, 2005 : 239).

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Validasi Perangkat


Validator Rata-
Perangkat Kategori Keterangan
I II III IV V rata
Silabus 4,2 4,4 5,0 4,6 4,5 4,54 Sangat baik
RPP 4,1 4,2 5,0 4,7 4,6 4,48 Sangat baik

Buku Siswa 4,0 4,2 4,8 4,5 4,5 4,4 Sangat baik
Valid
LKS 3,9 4,0 4,9 4,5 4,5 4,36 Sangat baik

TKKM 4,0 4,1 4,2 4,7 4,4 4,28 Sangat baik

124
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa sebutkan di atas maka diperoleh: nilai rata-rata
perangkat pembelajaran yang dikembangkan va-
kelas ( x ) = 7,67; nilai rata-rata yang dihipotesis-
lid.
Perangkat pembelajaran dikatakan praktis kan/KKM ( µ o ) = 6,8; simpangan baku sampel
apabila memenuhi: (1) kemampuan guru melak- (s) = 0,72; banyaknya sampel ( n ) = 27 dengan
sanakan pembelajaran tergolong baik, (2) respon menggunakan taraf signifikan 5% dan dk= (27 –
siswa tergolong baik/positif (Trianto, 2010:25).
1) = 26 diperoleh nilai t(1- α ) adalah 1,71. Di-
Hasil pengamatan kemampuan guru mengel-
ola pembelajaran matematika dengan strategi peroleh t hitung = 16,72 > 1,68 maka Ho ditolak,
REACT berbasis etnomatematika diperoleh ra- artinya rata-rata kemampuan komunikasi mate-
ta-rata skor 4,3 dari skor tertinggi 5,00 yang be- matis kelas uji coba perangkat lebih besar dari
rarti kemampuan guru mengelola pembelajaran 6,8. Jadi Kemampuan komunikasi matematis sis-
tergolong baik. Dari hasil angket respon siswa di- wa kelas eksperimen mencapai ketuntasan.
peroleh rata-rata skor 4,6 dari skor tertinngi 5,00 Uji pencapaian ketuntasan klasikal digu-
siswa memberikan respon baik/positif, maka nakan uji proporsi satu pihak dilakukan untuk
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengetahui apakah banyaknya siswa yang men-
strategi REACT berasis etnomatematika materi capai ketuntasan telah mencapai sekurang-ku-
segiempat kelas VII praktis rangnya 75%. Dengan menggunakan uji proporsi
Pembelajaran dikatakan efektif, jika tuju- yang telah disebutkan di atas maka diperoleh ha-
an yang diharapkan dari pengembangan perang- sil perhitungannya pada Tabel 2.
kat minimal mencapai kategori efektif (Trianto, Tolak Ho jika zhitung ≥ ztabel. Pada kelas ek-
2010:25) yaitu: (1) pembelajaran tuntas dengan sperimen didapatkan zhitung yaitu 2,108 dan ztabel
rata-rata klasikal mencapai KKM, (2) kemam- yaitu 1,65 dengan tingkat kesalahan 5% maka H0
puan komunikasi matematis siswa antara kelas ditolak, sehingga bisa disimpulkan bahwa pro-
eksperimen yang menggunakan pembelajaran porsi siswa pada kelas eksperimen yang menca-
dengan strategi REACT berbasis etnomatemati- pai KKM 6,8 telah melampaui 75%.
ka lebih baik dibandingkan kelas kontrol model Uji perbedaan di sini dimaksudkan untuk
ekspositori dan banyak siswa yang tuntas KKM membandingkan rata-rata variabel nilai kemam-
juga lebih banyak, (3) ada pengaruh positif an- puan komunikasi matematis siswa kelas uji coba
tara kemandirian belajar siswa dan keterampilan dengan siswa pada kelas kontrol. Dengan meng-
komunikasi matematis terhadap kemampuan ko- gunakan rumus yang telah disebutkan di atas
munikasi matematis siswa, (4) terdapat peningka- maka diperoleh hasil perhitungannya pada Tabel
tan kemandirian belajar siswa dan keterampilan 3.
komunikasi matematis pada kelas uji coba pe- Berdasarkan perhitungan uji beda dua ra-
rangkat. ta-rata diperoleh thitung 17,77 dengan dk = 27 + 29
Adapun uji ketuntasan pencapaian KKM - 2 = 54 dan taraf signifikan 5%, dari daftar distri-
terhadap data nilai kemampuan komunikasi ma-
tematis kelas uji coba perangkat menggunakan busi diperoleh ttabel = 1,67. Karena t hitung > t tabel
uji rata satu pihak. Dengan rumus yang telah di- maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga rata-
Tabel 2. Hasil Uji Ketuntasan Klasikal
Kelas N Persentase ketuntasan (π) zhitung ztabel

Eksperimen 27 75 % 2,108 1,65

Tabel 3. Hasil Uji beda Rata-Rata

No. Kelas N s2 t hitung t table


x
1. Eksperimen 27 7,67 0,52
17,77 1,67
2. Kontrol 29 6,71 0,60

Tabel 4. Model Summary


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .956a .914 .907 .22013
a.. Predictors: (Constant), keteramp, kemand

125
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

rata kemampuan komunikasi matematis kelas Simpulan


yang menggunakan pembelajaran dengan stra-
tegi REACT berbasis etnomatematika lebih baik Pengembangan perangkat pembelajaran
dari pada kelas kontrol dengan pembelajaran eks- matematika dengan strategi REACT berbasis
positori. elas kontrol. etnomatematika pada materi segiempat kelas
Berdasarkan perhitungan uji beda dua VII yang dikembangkan menggunakan model
proporsi diperoleh zhitung 6,69 lebih besar dari ttabel 4-D dalam penelitian ini telah dinyatakan valid
atau 6,69 > 1,65 taraf signifikan 5%, dengan de- setelah mendapatkan validasi dari tim ahli dan
mikian Ho ditolak dan H1 diterima berarti bany- teman guru lulusan pendidikan matematika S2.
aknya siswa yang nilai rata-rata kemampuan ko- Perangkat tersebut juga dapat dikatakan praktis
munikasi matematis yang mencapai KKM kelas kemampuan guru mengelola pembelajaran baik
eksperimen lebih banyak dari pada siswa di kelas skor rata-rata 4,30 dan respon siswa baik/posi-
kontrol. tif sebesar 4,6 dengan rentang skor 1 sampai 5.
Untuk uji pengaruh, variabel bebas dalam Hasil analisis terhadap keefektifan pembelajaran
penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa ( tersebut efektif, yaitu kemampuan komunika-
) dan keterampilan komunikasi matematis ( si matematis siswa kelas eksperimen mencapai
1
ketuntasan dengan melampaui 6,8 sebagai KKM
), sedangkan variabel terikat adalah kemam- dan proporsi lebih dari 75%. Rata-rata nilai ke-
2

puan komunikasi matematis ( Y ). Data tentang mampuan komunikasi matematis kelas yang
kemandirian belajar dan keterampilan komuni- menggunakan pembelajaran dengan strategi
kasi matematis diambil dari hasil pengamatan. REACT berbasis etnomatematika 7,67 lebih baik
Sedangkan data kemampuan komunikasi mate- dari pada kelas yang menggunakan pembelajaran
matis diambil melalui tes kemampuan komuni- model ekspositori dengan rata-rata 6,71, terdapat
kasi matematis (TKKM) yang dilaksanakan pada pengaruh positif kemandirian siswa dan keteram-
akhir pertemuan. pilan komunikasi matematis terhadap kemampu-
Berdasarkan data Tabel 4 di atas berarti an komunikasi matematis siswa sebesar 91,4% ,
pengaruh kemandirian belajar dan keterampi- serta terjadi peningkatan kemandirian siswa dan
lan komunikasi matematis siswa secara ber- keterampilankomunikasi matematis pada kelima
sama-sama memberikan dukungan sebesar R siswa pilihan di kelas yang menggunakan pembe-
square 0,914 atau 91,4% Hal ini berarti kemam- lajaran dengan strategi REACT berbasis etnoma-
puan komunikasi matematis dipengaruhi oleh ke- tematika.
mandirian belajar dan keterampilan komunikasi
matematis 91,4% dan dipengaruhi faktor lain. Daftar Pustaka

Brenner, M.EE., 1998. “Development of Mathemati-


cal Communication in Problem Solving Group
by Language Minority Students”. Bilingual Re-
search Journal 22, 2, 3, & 4 Spring, Summer &
Fall.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Ja-
karta: Depdiknas.
Hidayati dan Listyani. 2010. “Pengembangan Instru-
men Kemandirian Belajar Mahasiswa”. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Tahun 14,
Nomor 1. 2010. 84-99Hobri. 2010. Metodologi
Penelitian Pengembangan (Aplikasi pada Penelitian
Dari gambar 1 dan gambar 2 ditunjukkan
Pendidikan Matematika). Jember : Pena Salsabi-
bahwa selama implementasi perangkat pembe- la.
lajaran menggunakan strategi REACT berbasis Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Ap-
etnomatematika terlihat dengan jelas adanya pe- likasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika.
ningkatan kemandirian belajar dan keterampilan Jember: Pena Salsabila.
komunikasi matematis kelima siswa pilihan. Ke- Lambas, at al. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi
lima siswa pilihan tersebut mewakili siswa kelas Matematika. Jakarta: Depdiknas
eksperimen berdasarkan tes awal yang dilakukan Marthen, T. 2010. “Pembelajaran Melalui Pendekatan
oleh peneliti. REACT Meningkatkan Kemampuan Matema-

126
Kaselin, dkk/ Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (2) (2013)

tis Siswa SMP”. Jurnal Penelitian Penddikan SPSS. Semarang: UNNES


Vol.11 No. 2. (diunduh 31 Desember 2012) Thiagarajan, S., Semmel, D.S., Semmel. M.I. 1974.
Orey, D and Rosa, M. 2006. “Ethnomathematics: Cul- Instructional Development for Training Teachers of
tural Assertions and Challenges Towards Peda- Exceptional Children, A Source Book. Blomington:
gogical Action”. Journal of Mathematics and Cul- Center of Inovation on Teaching the Handi-
ture Vol VI (1) ISSN – 1558-5336 capped Minnepolis Indiana University. http://
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. www.eric.ed.gov/PDFS/ED090725.pdf (8
Sukestiyarno. YL. 2010. Statistika Dasar. Unnes. Sema- September 2010)
rang Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Sukestiyarno. 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan Progresif. Jakarta: Kharisma Putra Utama

127

Anda mungkin juga menyukai