Anda di halaman 1dari 2

Banjir dan Longsor di Kolombia 254 Orang Tewas

Posted April 3, 2017 in Internasional

Mocoa – Banjir dan tanah longsor di kota Mocoa, Kolombia menerjang rumah-rumah pada
Sabtu dini hari, menewaskan 254 orang dan ratusan lagi terluka.

Hujan lebat menyebabkan sungai-sungai meluap, mendorong tanah dan bebatuan longsor
menghantam perumahan dan jalan di ibu kota provinsi Putumayo barat daya, dengan
mobil-mobil terjebak lumpur, demikian dikutip dari laman Reuters.

“Hujan turun dengan lebat, dan makin deras sekitar pukul 11.00 malam hingga 01.00
pagi,” kata warga setempat Mario Usale (42), yang sedang mencari ayah mertuanya di
antara reruntuhan.

“Ibu mertua saya juga hilang, tapi kami menemukannya hidup-hidup, dua kilometer
dari lokasi. Dia mengalami cedera di kepala, namun ia dalam kondisi sadar,”
ujarnya.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos terbang ke Mocoa, yang berpopulasi 345 jiwa,
untuk memantau evakuasi di pinggiran kota dan menemui keluarga korban. “Kami akan
melakukan segala cara untuk menolong mereka,” kata Santos.

Menurut keterangan tentara, 254 orang tewas, 400 orang terluka dan 200 hilang.
Lebih dari 1.100 tentara dan kepolisian mengevakuasi korban di 17 titik.

Sementara itu, melalui Twitter, Presiden Santos mengumumkan jumlah korban tewas 193
orang, demikian dikutip dari laporan Reuters.

Tiga Sungai Meluap


Associated Press, Minggu, (2/4/2017) melaporkan, hujan lebat menyebabkan tiga
sungai meluap. Air berlumpur dengan cepat membanjiri jalan-jalan kota, merendam
pemukiman, serta menyeret kendaraan.

Hujan intens yang mengguyur Mocoa, Ibu Kota Provinsi Putumayo, Kolombia, yang
berpenduduk sekitar 40.000 jiwa memicu terjadinya longsor dan banjir bandang saat
tengah malam waktu setempat..

Banyak warga dikabarkan tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri. Palang
Merah lokal menyebut, 400 orang terluka, sementara 220 lainnya dinyatakan hilang.

Presiden Juan Manuel Santos telah mengumumkan keadaan darurat dan memperingatkan
bahwa korban tewas kemungkinan akan meningkat.

“Kami tidak dapat memprediksikan akan berapa jumlahnya. Kami masih terus mencari
tahu,” ujar Presiden Santos saat mengunjungi wilayah yang terkena bencana.

Lebih lanjut, Presiden Santos menjelaskan dari 200 orang yang terluka, 22 di
antaranya menderita luka serius. Beberapa di antaranya diterbangkan ke rumah sakit
di kota-kota terdekat.

Sejumlah saksi mengatakan, merasakan bangunan rumah mereka bergetar dan meski alarm
berbunyi, namun tidak terdengar ke seluruh wilayah kota. Palang Merah menyebut,
akan mendirikan unit khusus di Mocoa untuk membantu warga yang kehilangan kerabat
mereka.

“Situasi kacau, ada banyak orang hilang,” ujar Oscar Forero, juru bicara Palang
Merah Kolombia.
Longsor diserta banjir juga merendam pembangkit listrik dan merusak jaringan air di
kota itu.

Presiden Santos mengklaim, longsor dan banjir dipicu oleh perubahan iklim di mana
akumulasi curah hujan pada malam kejadian disebut nyaris setengah dari jumlah curah
hujan Mocoa pada bulan Maret.

Seiring dengan masuknya musim hujan, ia mengimbau pihak terkait untuk meningkatkan
kewaspadaan demi mencegah tragedi serupa.

Herman Granados, ahli anestesi di rumah sakit setempat menerangkan, pihaknya tidak
memiliki cukup darah untuk menangani kondisi darurat. Ia menambahkan, sejumlah
pekerja rumah sakit tetap bertugas meski beberapa di antara mereka kehilangan
kerabatnya.

“Di bawah lumpur, saya yakin ada lebih banyak lagi korban tewas,” kata Granados.

Anda mungkin juga menyukai