Anda di halaman 1dari 20

BAB I

LATAR BELAKANG

Mendapatkan Air Susu Ibu atau ASI adalah proses pemenuhan hak pertama yang

harus diterima oleh anak ketika baru lahir dan sebelum mendapatkan hak lain.

Namun pada kenyataannya hak dasar anak ini banyak yang belum terpenuhi. Penyebabnya 

bermacam-macam, misalnya karena ASI belum atau tidak keluar, kondisi ibu yang belum

memungkinkan menyusui pasca melahirkan, ibu yang bekerja di luar rumah, ataupun bayi

yang tidak dirawat gabung dengan ibunya atau bayi yang dirawat di ruang khusus bayi

dengan resiko tinggi maka bayi diberi susu formula. Alasan tersebut sering digunakan

untuk tidak memberikan ASI pada saat bayi baru lahir, sehingga mengakibatkan bayi tidak

terpenuhi haknya (Afifah, 2007).

Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh karena banyak hal

yangmana salah satunya adalah dari faktor setatus gizi bayi. Menurut hasil penelitian

Khairunniyah (2004), pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi.

Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan

bayidan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian makanan pendamping ASI

yang tidak benar menyebabkan gangguan pencernaan yang selanjutnya menyebabkan

gangguan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan AKB.

Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi

adalah dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan

tertentu, hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan.

1
Contohnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk

menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit

sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk

kembali bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian

ASI secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya “penuh” dan tidak

nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Asi adalah adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan

bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja

sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit). Asi merupakan

makanan terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 100%.

ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh sehingga ASI dapat mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan gizi. Selain

itu, ASI juga mengandung semua jenis asam lemak yang penting bagi pertumbuhan otak,

mata dan pembuluh darah yang sehat, zat besi yang dapat mencegah bayi dari anemia,

kolostrum yang kaya antibody.

2. Memerah ASI dan Metode Penyimpanan ASI

Kegunaan Memerah ASI :

 Mengurangi bengkak dan sumbatan pada payudara

 Mencegah puting dan aerola menjadi kering dan lecet

 Agar dapat tetap memberikan ASI pada saat puting payudara ibu

lecet

 Untuk merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Apabila ibu

3
menyusui bayi dari satu payudara, ibu dapat memerah ASI di

payudara satunya dan menyimpannya

 Untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi apabila bayi memiliki

masalah menyusui seperti masalah perlekatan, menolak menyusui,

puting datar, dll.

 Memberikan ASI perah kepada BBLR yang tidak bisa menyusu

 Memberikan ASI perah kepada bayi sakit yang tidak dapat

menyusu dengan cukup

 Mempertahankan pasokan ASI ketika ibu atau bayinya sakit

 Mempertahankan supply ASI dan mencegah ASI menetes sewaktu

ibu bekerja atau jauh dari bayinya

Sebelum membahas metode-metode penyimpanan ASIP (ASI Perah), perlu diketahui beberapa
hal penting dalam menyimpan dan menyajikan ASIP terlebih dahulu agar kualitas ASIP tidak
mengalami kerusakan.Pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dibawah air yang mengalir
sebelum memerah dan menyimpan ASIP.

 Simpanlah ASIP pada wadah yang bersih dan aman, pastikan wadah ASI tersebut aman, tidak
mudah terkontaminasi dan tidak mudah bocor atau tumpah.
 Tempelkan label yang berisikan hari, tanggal dan waktu pemerahan ASI tersebut.
 Jangan mencampurkan ASIP dengan bahan makanan atau minuman lain dalam satu
kompartemen kulkas.
 Hindari perubahan suhu yang drastis, karena perubahan suhu yang drastis dapat merusak

4
komposisi ASI. Contoh: ASI beku dari freezer langsung dihangatkan atau ASI yang baru
diperah langsung disimpan didalam freezer. Yang tepat adalah: ASI beku
dari freezer diturunkan dulu ke kulkas hingga cair, baru kemudian dihangatkan atau ASI fresh
yang baru diperah jika ingin disimpan kedalam freezer, dinginkan terlebih dahulu di kulkas.
 Hindari menghangatkan ASIP dengan microwave atau oven, suhu yang terlalu panas akan
merusak komposisi ASIP.

 ASI yang sudah dihangatkan tidak dapat di bekukan kembali karena dapat merusak kualitas
ASI.

3. Memerah ASI yang Benar

Saat memerah ASI, ibu dapat menggunakan cara manual atau pompa ASI. Memerah ASI
dengan pompa lebih praktis dan lebih mudah, namun pada beberapa ibu seringkali menimbulkan
lecet dan hasil perahan tidak maksimal. Hal ini karena mekanisme elektrik pompa tidak bisa
merangsang kelenjar air susu secara maksimal. Pemilihan pompa ASI juga sangat berperan untuk
menghasilkan perahan ASI yang lebih banyak. Beberapa ibu lebih nyaman dengan cara manual
dibandingkan pompa. Dengan memerah ASI secara manual menggunakan tangan, ibu bisa meraba
lokasi sumbatan pada puting dan juga memaksimalkan perahan. Memerah ASI dengan tangan
biasanya dapat mengosongkan payudara lebih maksimal tapi terkadang membuat tangan terasa
pegal.

4. Persiapan Memerah ASI Secara Manual

 Persiapkan wadah yang bersih (umumnya terbuat dari bahan plastik/metal agar lemak tidak
menempel di sisi wadah).

 Cuci tangan dan duduk dengan santai, kemudian condongkan badan ke depan. Gunakan tangan
sebelah kiri (tangan yang tidak digunakan untuk memerah) untuk memegang wadah tempat
ASI.

 Pijat dengan lembut payudara dari dasar payudara hingga ke puting payudara untuk
merangsang refleks oksitosin (refleks let down). Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk

5
rangsang puting.

 Ibu juga dapat mengompres payudara dengan menggunakan air hangat agar ASI lebih mudah
keluar. Selain itu, ibu juga bisa mandi dengan air hangat sebelum memerah ASI.

Memerah ASI Secara Manual yang Benar

 Mencuci tangan

 Duduk atau berdiri dengan nyaman, dan memegang wadah dekat payudara

 Meletakkan ibu jari di bagian atas di bagian atas puting dan areola, dan jari telunjuk pada
payudara bawah puting dan aerola, berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang payudara
dengan jari- jarinya.

 Menekan ibu jari dan jari telunjuk ke arah dalam menuju dinding dada. Sebaiknya ibu
menghindarkan menekan terlalu ke dalam agar tidak menyumbat saluran ASI.

 Menekan payudara di belakang puting dan aerola diantara jari telunjuk dan ibu jari. Menekan
dan melepaskan, menekan dan melepaskan.

 Kegiatan menekan dan melepaskan ini tidak boleh menyakiti. Jika terasa sakit berarti tekhnik
ibu masih salah.

6
 Menekan aerola dengan cara yang sama dari arah samping untuk memastikan ASI terperah dari
seluruh bagian payudara

 Hindari memijat atau meluncurkan jari- jari pada permukaan kilit

 Hindari meremas puting. Menekan dan menarik puting susu tidak bisa memerah ASI. Hal ini
sama seperti bila bayi hanya menghisap puting.

 Apabila ASI mengalir lambat, ibu bisa menggerakkan jari di sekitar bagian coklat payudara
dan berpindah-pindah tempat, kemudian memerah lagi sampai payudara terasa kosong.

 Memerah satu payudara sekurangnya 3-5 menit hingga alirannya melambat; kemudian
memerah sisi satunya; dan kemudian mengulangi memerah keduanya. Ibu dapat memakai tiap
tangan untuk payudara, dan menukarnya bila kedua tangan lelah.

5. Seberapa Sering Seharusnya Ibu Memerah Asi?


 Untuk memantapkan proses menyusui, untuk memberi ASI kepada BBLR atau bayi sakit :

 Ibu sebaiknya sudah memerah pada hari pertama, bila mungkin dalam 6 jam setelah persalinan.
Pada awalnya mungkin ibu hanya dapat memerah beberapa tetes kolostrus, tapi ini membantu
mulai memproduksi ASI sama seperti menyusunya bayi segera setelah persalinan membantu
memulai produksi ASI. Ibu harus memerah sebanyak ibu bisa dan sesering bayi ingin
menyusui.

 Untuk menjaga pasokan ASI agar bisa diberikan kepada bayi sakit : Ibu sebaiknya memerah
setiap 3 jam

 Untuk meningkatkan pasokan ASI, jika produksi menurun setelah beberapa minggu :

 Memerah dengan frekuensi yang sering selama beberapa hari (tiap ½- 1 jam) dan sekurang-
kurangnya tiap 3 jam pada malam hari

 Untuk meninggalkan ASI untuk bayi selama ibu pergi bekerja :

 Sebanyak mungkin sebelum pergi bekerja. Juga sangat penting memerah ASI ditempat kerja
guna menjaga pasokan ASI- nya.

 Untuk mengurangi gejala, seperti payudara bengkak, atau merembes di tempat kerja :
Sebanyak yang dibutuhkan.

7
 Untuk menjaga agar puting tetap sehat :

Perah beberapa tetes ASI untuk dioleskan pada puting susu setelah mandi

6. Pengaturan Penyimpanan ASI Perah (ASIP)

Penyimpanan ASI Perah yang benar sangat penting untuk diketahui. Hal ini untuk
menghindari ASI Perah rusak atau mudah basi.
Wadah Penyimpan ASI Perah
 Cuci tangan terlebih dahulu dengan air bersih sebelum memerah dan menyimpan ASI Perah
agar menghindarkan bayi dari penularan bakteri maupun virus.

 Pastikan wadah penyimpanan bersih dan steril, sudah dicuci dengan air sabun dan direndam air
panas (atau menggunakan alat steril)

 Wadah yang baik untuk dipakai adalah botol kaca dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas
bisphenol A (BPA). Botol susu dari bahan plastik maupun kantong plastik sebaiknya dihindari
karena sangat rentan terkontaminasi dan bocor.

 Labeli wadah penyimpanan dengan jam dan tanggal memerah ASI.

8
7. Menyimpan ASI Dengan Metode FIFO, LIFO Atau WIN-WIN?

Dalam penyimpanan dan penyajian ASIP, kita mengenal istilah metode FIFO, LIFO
dan WIN-WIN, apa itu dan bagaimana caranya?
 Pastikan tutup botol harus kencang saat membekukan ASI. Jangan isi ASI terlalu penuh ke
dalam botol. Pastikan ada ruangan sisa karena volume ASI akan meningkat saat beku. Hal ini
untuk menghindari botol pecah atau tutup terlepas karena tekanan ASI beku.

 ASI Perah yang baru jangan pernah dicampur dengan ASI yang beku. Begitu juga ASI Perah
yang telah dikonsumsi dan bersisa jangan disimpan lagi maupun diberikan lagi pada si kecil.

 Bila akan disimpan dalam waktu cukup lama, bekukan ASI dalam freezer (lebih baik bila
menggunakan lemari es khusus ASI).

 Jangan simpan ASI Perah di bagian pintu lemari es. Simpan di bagian dalam agar suhu ASI
Perah stabil.

 Hindari menyimpan ASI Perah bersama dengan makanan lain yang berbau seperti daging,
makanan laut, dll.

a. Metode FIFO (First In First Out)

Metode FIFO ini sama seperti mengantre. Sama seperti namanya, FIFO (First In First
Out), yang mana itu berarti ASIP yang paling pertama disimpan, yang terlebih dahulu
disajikan dan dikonsumsi bayi. Sebagai contoh, jauh sebelum kembali bekerja, ibu telah
“menabung” ASIP, tanggal pertama ibu menabung ASIP adalah 1 April, sedangkan ibu mulai
bekerja tanggal 1 Juni, itu artinya ASIP yang dikonsumsi bayi adalah ASIP yang sudah
diperah tanggal 1 April dan berurut dari mulai tanggal tersebut.

9
Kelebihan dari metode FIFO ini adalah metode ini sangat cocok bagi yang stok ASIP-
nya “kejar tayang”, dan kemungkinan ASIP menjadi basi atau kadaluarsa akan kecil karena
pergantian ASIP berjalan teratur. Kekurangan dari metode ini adalah gizi dari ASIP beku
tentunya tidak seoptimal gizi ASIP yang fresh.
b. Metode LIFO (Last In First Out)

Berbeda dengan metode FIFO, metode LIFO ini merupakan kebalikan dari metode
FIFO. Metode LIFO menggunakan ASIP yang paling terakhir diperah atau yang fresh.
Contoh: Jika ibu masuk kerja tanggal 1 Juni, itu artinya ASIP yang diberikan adalah ASIP
yang disimpan tanggal 31 Mei atau bahkan yang di perah 1 juni subuh atau pagi sebelum
berangkat kerja. Lalu bagaimana simpanan ASIP yang lebih lama? ASIP-ASIP tersebut akan
menjadi cadangan saja jikalau bunda kewalahan atau saat produksi ASI menurun yang
dikarenakan beban pekerjaan atau kelelahan.
Kelebihan dari metode LIFO adalah kualitas ASI yang diberikan kepada bayi adalah
yang terbaik karena masih Fresh. Selain itu, ASI merupakan cairan hidup yang komposisinya
bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan bayi berdasarkan usianya, jadi bayi mendapatkan
ASIP yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan usianya.

Kekurangan dari metode LIFO ini adalah ibu beresiko untuk mengalami “kejar
tayang” dalam menyajikan ASIP yang masih fresh, selain itu kemungkinan ASIP menjadi
kadaluarsa atau basi menjadi besar jika ASIP yang telah lama disimpan tidak kunjung
dikonsumsi.

10
c. Metode WIN-WIN

Metode ini merupakan jalan tengah dari cara penyajian ASIP. Metode ini
menggunakan cara mencampurkan ASIP yang telah disimpan terlebih dahulu dengan ASIP
Fresh. Sebagai contoh: Ketika ibu kembali bekerja tanggal 1 Juni itu artinya bayi
mengkonsumi ASIP tanggal 1 Juni yang dicampurkan dengan ASIP yang telah disimpan
sejak tanggal 1 April. Kelebihan dari metode WIN-WIN ini adalah bayi akan mendapatkan
gizi yang optimal dari ASIP Fresh, selain itu kemungkinan untuk basi atau kadaluarsa lebih
kecil dibandingkan metode LIFO. Kekurangan dari metode WIN-WIN ini adalah
memerlukan ketelitian yang tinggi dalam mencampurkan ASIP beku dengan ASIP Fresh.
1. Daya Tahan Penyimpanan ASI Perah

Asi Baru di Perah Suhu Waktu Penyimpanan


Ruangan yang hangat 27- 32oC 3-4 jam
Suhu ruangan 27- 32oC 4-8 jam (idealnya 3-4 jam)
Cooler box/ ice pack 27- 32oC 24 jam

ASI di kulkas bawah Suhu Waktu Penyimpanan


(penyimpanan bagian belakang, bukan
di pintu kulkas)
ASI yang baru diperah 0-4oC 3-8 hari (idealnya 3 hari)
Susu yang sudah dicairkan 0-4oC 24 jam

ASI di freezer Suhu Waktu


Penyimpanan

11
Freezer yang terletak di dalam kulkas Suhunya 2 minggu
bervariasi
Freezer yang terpisah < 4oC 6 bulan
Freezer pada kulkas dua pintu -18oC 12 bulan (idealnya 6
bulan)

ASI harus dipastikan diletakkan di bagian dalam lemari es. ASI Perah yang disimpan
lebih lama dari waktu yang ditetapkan biasanya masih aman dikonsumsi. Dengan catatan
disimpan dengan kebersihan maksimal, namun kandungan nutrisi berkurang, khususnya
lemak.
2. Cara Menyiapkan ASI Perah Untuk Bayi

ASI Perah yang disimpan harus segera diberikan pada bayi. Meski ASI Perah disimpan
dengan cara dibekukan, akan tetapi ASI Perah tidak boleh diberikan dalam keadaan beku. ASI
Perah diberikan setelah dicairkan dan dihangatkan terlebih dahulu.
 Apabila sudah dibekukan, pindahkan ASI Perah dari freezer ke lemari es suhu 0- 4 ᵒC agar ASI
Perah mencair perlahan. Jangan langsung hangatkan ASI Beku karena perubahan suhu
mendadak akan merusak sebagian kandungan gizinya

 Cairkan ASI Perah dengan memutar botolnya perlahan agar krim dibagian atas dapat
tercampur rata. Hindari pengocokan ASI karena komponen dalam ASI dapat rusak.

12
 Sajikan ASI Perah yang lebih lama terlebih dahulu

 Jangan hangatkan ASI Perah secara langsung dengan api kompor. ASI Perah dari lemari es
dapat dihangatkan dengan cara memasukkan botol ASI Perah dalam wadah berisi air hangat
atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit.

 Botol ASI Perah tidak boleh dimasukkan dalam microwave karena tidak bisa memanaskan ASI
secara merata dan dapat merusak komponen ASI. Permukaan botol yang panas dapat melukai
bayi, selain itu wadah juga dapat pecah.

 Sebelum memberi ASI Perah yang telah dihangatkan, cek suhu ASI dengan cara meneteskan
pada telapak tangan.

 ASI Perah yang dicairkan harus diberikan dalam waktu 4 jam, berikan segera setelah
dihangatkan. Setelah itu, apabila ada sisa ASI Perah, ASI tidak boleh dibekukan ulang.

3. Cara Penyimpanan ASI Perah di Tempat Kerja

 Tempat penyimpanan ASI perah disarankan menggunakan botol kaca, karena lemak- lemak
dalam ASI tidak akan banyak menempel. Selain itu botol kaca juga relatif murah dan bisa
digunakan berulang kali.

 Bila ASI perah disimpan dalam botol kaca, hendaknya botol kaca jangan diisi terlalu penuh,
hal ini bisa menyebabkan botol pecah saat disimpan didalam freezer. Maka isikan ASI perah
kurang lebih ¾ botol saja.

 Pastikan botol yang akan digunakan untuk menyimpan ASI perah sudah dicuci bersih dengan
sabun dan sebelum digunakan dengan air panas.

 Simpan ASI perah ke dalam botol steril dan tutup dengan rapat, dan jangan sampai ada celah
yang terbuka.

 Botol diberi label berupa jam, tanggal pemerahan, dan nama untuk membedakan dengan ASI
perah milik pekerja lainnya.

 ASI perah harus disimpan dalam lemari pendingin. Pisahkan ASI perah dengan bahan
makanan lain yang tersimpan dalam lemari pendingin.

13
4. Cara Membawa ASI Perah dari Tempat Kerja ke Rumah

 Tutup botol dipastikan sudah tertutup rapat.

 ASI perah dimasukkan ke dalam termos yang sudah diisi es batu dengan jumlah yang sesuai
dengan jumlah botol ASI perah.

 Memastikan bahwa botol bersentuhan langsung dengan es batu.

5. Cara menyimpan ASI perah setelah sampai di rumah

 Setelah sampai dirumah ASI perah dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama 1 jam
sebelum dimasukkan ke dalam feezer.

 Bila ASI perah berlimpah, untuk jangka panjang sebaiknya sebagian ASI perah disimpan di
dalam freezer dan simpan sebagian di lemari pendingin untuk jangka pendek.

 ASI perah diletakkan di bagian dalam freezer atau lemari pendingin untuk jangka pendek.

 Bila dirumah tidak memiliki lemari pendingin atau freezer maka ASI perah bisa disimpan
dalam termos dengan es batu

14
BAB III

KESIMPULAN

1. Asi merupakan makanan terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi usia 0 sampai 6 bulan

hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga ASI dapat mengurangi resiko berbagai jenis

kekurangan gizi.

2. Keunggulan dan manfaat memerah ASI yaitu mengurangi bengkak dan sumbatan pada

payudara dan Mencegah puting dan aerola menjadi kering dan lecet

3. Langkah – langkah penyimpanan ASI : Cuci tangan terlebih dahulu dengan air bersih

sebelum memerah dan menyimpan ASI Perah agar menghindarkan bayi dari penularan

bakteri maupun virus, wadah dipastikan harus bersih, simpan sesuai kebutuhan bayi,

pastikan wadah diberi label nama dan tanggal ASI diperah, jangan menyimpan sisa ASI

yang sudah diberikan, jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting

dalam ASI

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Mainstreaming early and exclusive breastfeeding for improving child survival. Indian

Pediatr. 2009;46:11–7

2. Dinesh K. Et al. Influence of Infant Feeding Practices on Nutritional Status of Under Five

Children. Indian Journal of Pediatrcs, Vol 73-May, 2006

3. Academy of Breastfeeding Medicine. (2004) “Clinical Protocol Number #8: Human Milk Storage

Information for Home Use for Healthy Full Term Infants”

4. Kemenkes RI (2014) Infodatin. ASI.


5. Perinatologi RS Lavalete (2018). Modul Pelatihan Konseling ASI
6. Proper Handling and Storage of Human Milk (CDC)
7. Dyson L, McCormick F, and Renfrew MJ. Interventions for promoting the initiation of

breastfeeding (Review). The Cochrane Library 2007, Issue 4

8. Trisakti. Mei-Agustus 2003, Vol.22 No.2

9. Giugliani ERJ. Common problems during lactation and their management. J Pediatr (Rio

J) 2004; 80 (5 Suppl): S147-S154

10. Gupta, A., 2007. Initiating breastfeeding within one hour of birth. Presented at Thirty

Fourth Session of the Standing Committee on Nutrition

16
11. Katherine et al, 2005. The CDC guide to breastfeeding intervention. Department of health

and human services CDC.

12. Mushaphi et al. Infant-feeding practices of mothers and the nutritional status of infants in

the Vhembe District of Limpopo Province. S Afr J Clin Nutr 2008;21(2):36-41

13. World Health Organization. Community-Based strategies for Breastfeeding Promotion

and Support in Developing Countries. 2013

LAMPIRAN

Foto 1 : Presentasi Health Education

Foto 2 : Presentasi Health Education

17
z

Foto 3 : Absen Kehadiran

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai