OLEH :
YASRI AHMAD
B 111 12 357
SKRIPSI
pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi (S1) pada Fakultas
Adapun judul yang penulis jadikan sebagai tugas akhir ini ialah
Sulawesi Barat.
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
sebesar-besarnya kepada:
vi
2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Ibu Prof. Dr.
4. Dosen pembimbing I, Bapak Prof. Dr. H.M. Said Karim, S.H., M.H.,
M.Si dan Pembimbing II, Dr. Nur Azisa, S.H, M.H. yang telah
5. Para dosen penguji, Bapak Prof. Dr. Andi Sofyan, S.H., M.H.,
Bapak Dr. Syamsuddin Muchtar, S.H., M.H., Bapak Dr. Amir Ilyas
S.H, M.H.
yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu dalam skripsi ini.
selama ini.
Universitas Hasanuddin.
BA Tilang.
vii
9. Sahabat seperantauan, seperjuangan dari Kecamatan Malunda
Kanda Basri, Kanda Adi, Kanda Ippang, Kanda Uki, dan masih
bagi penulis.
inspirasi dan motivasi bagi penulis dan ibu tercinta Salma Umar, S.Pd,
viii
kesuksesan. Semua kesuksesan yang telah penulis raih akan
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
Penanggulangannya ............................................................ 28
2. Faktor Penyebab Pelanggaran Lalu Lintas .......................... 34
3. Upaya Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas ............... 39
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga hampir luput dari peninjauan yang biasa, atau terjadi begitu
itu bertambah.1
karena jalan raya merupakan jalur perhubungan yang murah dari pada
motor di kota-kota besar yang memiliki traffic lalu lintas super sibuk tentu
1
saja bukan hal yang mudah dan nyaman. Selain direpotkan oleh
kemacetan yang semakin hari semakin jadi, kita juga sering disuguhi
efek domino yang semakin hari dianggap sebagai kebiasaan lalu lintas
sehari-hari. Bahkan tak jarang, membuat kita menjadi tidak nyaman dalam
berkendara.2
pelanggaran lalu lintas baik dari pihak pengguna jalan maupun penegak
menerobos lampu lalu lintas dan para pedagang kaki lima yang
2 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 5
3 Ibid. hal. 70
2
“Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda.”
jalan (faktor utama), faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor keadaan
atau alam”. Maka dari itu pemerintah, dalam hal ini petugas hukum
pihak Negara.5
4 Kiki Riski Aprilia, 2014, Peranan Polantas Dalam Penertiban Pelanggaran Lalu Lintas
Yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas Di Polresta Padang, Jurnal
Penelitian, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang, hlm 4
5 Pudi Rahardi, 2014, Hukum Kepolisian : Kemandirian Profesionalisme dan Reformasi
POLRI, Laksbang Grafika, Surabaya, hlm. 19
3
Aparat penegak hukum (polisi lalu lintas) berperan sebagai
fungsi politik. Di samping itu polisi lalu lintas juga melakukan fungsi
melaksanakan patroli.6
masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-
hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan diketahui, dan
harus menyadari dan mengakui bahwa peran aktif masyarakat dapat turut
ini tidak cukup dengan Undang-undang ataupun Polisi Lalu Lintas. Perlu
berlalu lintas. Untuk itu kita semua perlu belajar santun dalam berlalu
4
tumbuhkan kesadaran bahwa itu tindakan yang salah, yang tidak
yang tidak beretika. Karena telah melanggar tata tertib yang telah
disepakati bersama.7
Satuan lalu lintas Polres Majene pada hari jumat (05/02/16) pukul
14.00 wita dalam hal ini Kasat Lantas AKP MORENS DANARI, S.Sos
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan komunitas
jalinan tali silaturahmih dan sebagai bentuk upaya untuk menertibkan dan
meminimalisir laka lantas dan pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi di
Dari hasil rekap data lalu lintas selama tahun 2015 kasus laka dan
pelanggaran lalu lintas mencapai: Jumlah laka 115 Kasus dengan dengan
rincian meninggal dunia 28 orang, luka berat 2 orang dan luka ringan
7 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 7
8 http://tribratanewsmakassar.com/news/kegiatan-polri/kapolres-majene--operasi-patuh-
2016-seluruh-personel-harus-mengutamakan-keselamatan-pribadi.html
9 Ibid
5
sebanyak 116 orang dengan kerugian materil Rp 190.400.000, jumlah
saat para pengguna kendaraan dijalan raya entahkah itu karena di lalai
B. Rumusan Masalah
10 Ibid
11 Ibid
6
3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepolisian, baik yang bertugas di jalan raya sebagai polisi lalu lintas
sosok polisi lalu lintas (Polantas) atau penangkap penjahat. Atribut yang
melekat pada sosok itu galibnya bukanlah atribut yang membuat kita
kita dapati berita-berita yang berkaitan dengan kepolisian dan lebih kerap
8
kepolisian (police con-stable); dan kedua, berarti kantor polisi (police
constable).13
pada abad sebelum masehi Negara Yunani terdiri dari kota-kota yang
dinamakan “polis”, dimana pada zaman ini istilah tersebut memiliki arti
dikurangi agama.14
hal 763
9
dapat hanya berlindung dibelakang ketentuan tugas yang harus
soal fungsi dan lembaga polisi sesuai yang diatur dalam peraturan
16Medi Erwinsen Purba, 2013, Peran Polisi Dalam Menanggulangi Kasus Tindak Pidana
Pencurian Kendaraan Bermotor Di Kota Yogyakarta, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta. Hlm. 3
10
6. Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib
dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
7. Kepentingan umum adalah kepentingan masyarakat dan/atau
kepentingan bangsa dan negara demi terjaminnya keamanan
dalam negeri.
8. Penyelidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang untuk melakukan
penyelidikan.
9. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga tindak
pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang.
10. Penyidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang untuk melakukan
penyidikan.
11. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan
ditunjuk selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk
melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup Undang-
Undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.
12. Penyidik pembantu adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan dan diberi
wewenang tertentu dalam melakukan tugas penyidikan yang
diatur dalam Undang-Undang.
13. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
14. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Kapolri adalah Pimpinan Kepolisian Negera Republik
Indonesia dan penanggung jawab penyelenggaraan fungsi
kepolisian.
11
Substansi tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban
12
(h) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian, laboratorium forensic dan psikologi kepolisian
untuk kepentingan tugas kepolisian;
(i) Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda,
masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan
bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia;
(j) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara
sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang
berwenang;
(k) Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian; serta
(l) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
18 Ibid, hlm. 71
13
di luar polri sehingga pengaturannya harus dengan pengaturan
pemerintah.19
kewenangan umum yang dimiliki oleh polri diatur dalam Pasal 15 Undang-
19 Ibid, hlm. 76
14
f. Memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan
terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;
g. Memberikan petunjuk, mendidik dan melatih aparat,
Kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa
dalam bidang teknis kepolisian;
h. Melakukan kerja sama dengan Kepolisian Negara lain dalam
menyidik dan memberantas kejahatan internasional;
i. Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap
orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan
koordinasi instansi terkait;
j. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam Organisasi
Kepolisian Internasional.
(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf a dan b diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Polisi yang kita kenal selama ini mungkin hanya sebatas Polisi Lalu
tetapi juga masih ada unsur-unsur lain Kepolisian Indonesia yang memiliki
kehilangan, dsb.
20 http://pelayanmasyarakat.blogspot.co.id/2008/01/5-fungsi-umum-kepolisian.html
15
anda tertangkap tidak memakai helm, atau lampu rem anda
1. Pengertian Patroli
dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan
16
identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor, penyidik kecelakaan lalu
lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas guna memelihara
dua personel atau lebih dari prajurit Polri sebagai upaya mencegah
masyarakat. 21
21 Anton Tabah, 1993, Patroli Polisi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 8
17
lintas, dan Sat Pam Obsus yang bertugas melindungi objek-objek khusus
22Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2012, Hanjar Patroli : Dalam Rangka Pelatihan
Turjawali, Jakarta, hlm. 4
18
10) Sedangkan dalam rangka pelaksanaan pelaksanaan operasi
kepolisian (suatu operasi yang ditujukan pada satu bentuk
sasaran) tindak pidana/gangguan suatu kamtibmas tertentu,
maka tugas patroli diarahkan agar dapat sesuai target/sasaran
operasi kepolisan yang bersangkutan, dengan tujuan ikut
mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak
pidana/gangguan kamtibmas yang justru menjadi sasaran
operasi kepolisian tersebut selama berlangsungnya operasi
kepolisian yang bersangkutan;
11) Melaksanakan tugas khusus lain yang dibebankan
kepadanya;
12) Memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang memerlukan.
23 Ibid, hlm. 5
19
bertentangan dengan Undang-undang tetapi juga bertentang dengan nilai
raya. Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, lalu lintas diartikan sebagai
atau tanpa alat penggerak dari satu tempat ke tempat lain”. Sementara UU
No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, memberikan
pengertian lalu lintas sebagai gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan.
Sedangkan jalan diartikan sebagai jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas
umum, dan kendaraan adalah alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri
Dan Angkutan Jalan mengartikan lalu lintas dengan gerak kendaraan dan
orang di ruang lalu lintas jalan. Sementara itu, jalan diartikan dalam Pasal
24 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 13
20
1 angka 12 dengan seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
berkendara.
25 Kiki Riski Aprilia, 2014, Peranan Polantas Dalam Penertiban Pelanggaran Lalu Lintas
Yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas Di Polresta Padang, Jurnal
Penelitian, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang, hlm 4
26 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 49-59
21
kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan
denda paling banyak Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).
paling lama dua bulan dan denda paling banyak Rp. 500.000,00
Menurut Pasal 48 ayat (1) dan (3) serta Pasal 107 ayat (1) UU
22
ada kendaraan yang tidak dilengkapi lampu depan maka
satu bulan atau denda sebanyak Rp. 250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) dan Rp. 500.000, 00 (lima ratus ribu rupiah).
Kendaraan)
tidak memiliki STNK. Fakta ini diketahui dari razia dari pihak
23
knalpot, dan kedalaman alur ban diatur dalam Pasal 106 Ayat
24
h. Melebihi Batas Kecepatan Maksimum
garis kuning atau yellow box junction sesuai Pasal 287 Ayat (2)
25
lima puluh ribu rupiah). Apabila tidak memiliki SIM sebagaimana
dengan ketentuan yang disebutkan pada Pasal 291 Ayat (1) dan
(2) yaitu :
26
m. Melanggar Pintu Perlintasan Kereta Api Yang Tertutup
api, ternyata juga sama yakni penjara paling lama tiga bulan
n. Parkir Sembarangan
27
denda paling banyak Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).
mereka yang tidak mengindahkan aturan Pasal 106 Ayat (2) ini,
Upaya Penanggulangannya
a. Teori lingkungan
27 http://mirzabrexs.blogspot.co.id/2014/03/teori-sebab-dan-penanggulangan-
kejahatan.html
28
1) Lingkungan yang memberi kesempatan untuk melakukan
kejahatan;
Jadi, selain dari faktor internal (yang berasal dari diri pribadi),
29
sosial atau lembaga dalam masyarakat untuk melaksanakan
d. Teori Spiritualisme
30
ditentukan oleh satu atau dua faktor yang menjadi penyebab
kejahatan”.
ditentukan hanya dari dua teori saja, tetapi dapat lebih dari itu.
a. Tindakan Preventif
sebab bukan saja diperhitungkan segi biaya, tapi usaha ini lebih
mencapai tujuan.
28 Ibid.
31
nafsu berbuat jahat dan abalionistik yaitu berusaha
b. Tindakan Represif
32
dengan tekhnik rehabilitas, menurut Cressey terdapat dua
dengan masyarakat.
29 Ibid.
33
d) Koodinasi antar penegak hukum dan aparatur pemerintah yang
serasi.
kejahatan.
raya.
30 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 61-65
34
b. Hanya Patuh Ketika Ada Petugas
lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas
disamping jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat
lampu pada siang hari bagi roda dua. Akan tetapi kenapa masih
35
e. Bisa “Damai” Ketika Tilang
peraturan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas dapat disebabkan juga oleh
kendaraan, faktor jalan, dan faktor cuaca. Selain itu, hampir setiap hari
terjadi pelanggaran lalu lintas akibat faktor penegakan hukum yang kurang
proses penegak hukum . Hal ini disebabkan, oleh karena pada masyarat
baik. Kalau saja penegak hukum tidak disukai, maka secara serta merta
36
Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat,
memadai, dan keuangan yang cukup. Tanpa adanya sarana atau fasilitas,
Undang-undang tersebut.
37
3. Faktor Masyarakat
Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu maka masyarakat dapat
hukum.
38
ini adalah presepsi yang salah pada masyarakat. Masyarakat seharusnya
yaitu:32
32Kiki Riski Aprilia, 2014, Peranan Polantas Dalam Penertiban Pelanggaran Lalu Lintas
Yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas Di Polresta Padang, Jurnal
Penelitian, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang, hlm 4
39
b. Aparat hukum selalu memberikan petunjuk teknis terutama
jalan raya.
40
3. Mengadakan patroli lalu lintas di jalan yang dianggap padat
berlalu lintas.
a. Upaya preventif
33 Rinto Raharjo, 2014, Tertib Berlalu Lintas, Shafa Media, Yogyakarta, hlm. 67-69
41
lintas meliputi semua aktivitas dari polisi dalam mengatur lalu
42
7. Meningkatkan kegiatan Turjawali (peraturan, penjagaan,
kejahatan.
b. Upaya refresif
1. Tilang
dari pelanggar.
2. Penyitaan
3. Teguran
43
melakukan pelanggaran lagi. Dilakukan dengan membuat surat
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
pertama dalam hal ini aparat kepolisian lalu lintas selaku penindak
yang diteliti.
45
1. Peneitian Lapangan (Field Research)
data dari responden dalam hal ini pelaku dan aparat, serta pihak-
D. Analisis Data
kesimpulan.
46
BAB IV
disebelah timur, dan Teluk Mandar disebelah barat Majene. Luas wilayah
Malunda.
47
penulisan skripsi ini baik itu dari data yang dimiliki oleh Polres Majene
kecelakaan dan macet. Daerah atau jalan yang rawan terjadi pelanggaran
yaitu sepanjang jalan Jend. Sudirman dan jalan Gatot Subroto, Kota
48
“setiap akan kami melakukan patroli, selalu diadakan apel pagi untuk
kami jalan dengan mengantongi surat perintah patroli yang diketahui oleh
Kasat Lantas atas nama Kapolres. Biasanya kami jalan (patroli) sekitar
anggota POLRI berjalan dan berada ditempat yang lenggang agar dapat
dengan baik untuk melaporkan bila ada keadaan yang ganjil atau tidak
seperti biasanya.
daerah yang lebih luas sama halnya dengan patroli jalan kaki,
49
3. Patroli Dengan Kendaraan Sepeda Motor (Patroli Motor)
jalan kaki, patroli bersepeda, dan patroli motor pada titik kontrol
kejahatan.
bentuk patrol seperti apa yang dilakukan oleh Satlantas Polres Majene,
melakukan 2 bentuk patroli yaitu patroli motor dan patroli mobil, kalau
Kabupaten Majene dari bulan januari hingga bulan juni tahun 2016 :
35 Ibid
50
Tabel I : Usia Pelaku Pelanggaran
Usia pelanggar Ket.
Jumlah
No. Bulan 0– 17 – 28 –
GAR 51 - 70 71 keatas
16 27 50
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Jan. 176 15 105 55 1 -
2. Feb. 333 23 179 110 21 -
3. Mar. 353 41 166 107 39 -
4. Apr. 156 7 60 81 8 -
5. Mei 345 20 196 113 16 -
6. Jun. 373 15 166 175 14 3
Jumlah 1.736 121 872 641 99 3
Sumber : Polres Majene 28 Juli 2016
di usia 28-50 tahun sebanyak 641 pelanggar, selebihnya dari usia 0-16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Jan. 176 5 17 2 68 50 3 - 31
4. Apr. 156 5 - 28 59 19 3 1 41
51
Jenis pelanggaran yang banyak terjadi sepanjang bulan januari
hingga juni 2016 didominasi oleh surat-surat kendaraan yang tidak bisa
ditunjukkan oleh pelanggar pada saat dilakukan patroli, baik itu Surat Izin
1. Kurangnya Personil
menjawab “untuk ukuran wilayah hukum Polres Majene yang cukup luas
52
Menurut PBB rasio ideal polisi dan penduduk yakni 1 banding 400.
53
Dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Majene yaitu
sebanyak 164.257 jiwa dengan jumlah personil Polres Majene yakni 280
VIII), angka sarana yang dimiliki Satlantas masih sangat kurang jika
memberdayakan fasilitas yang ada meski itu milik pribadi. Misalnya saja
motor pribadi dari personil polantas, itu dapat digunakan untuk menunjang
54
Tabel VII : Jumlah Pos Lantas di Kabupaten Majene
No. Kecamatan Jumlah Pos
1. Banggae Timur 2
2. Banggae 1
3. Pamboang -
4. Sendana -
5. Tamerodo Sendana -
6. Tubo Sendana 1
7. Ulumanda -
8. Malunda 1
Jumlah 5
Sumber : Polres Majene 27 Juli 2016
peraturan yang ada agar pengaturan lalu lintas dapat berjalan lancar.
kecamatan/kelurahan setempat.
55
Penulis juga sempat melakukan wawancara kepada masyarakat
peraturan-peraturan lalu lintas yang ada dan apalagi jika ada peraturan
Masyarakat
56
a. Melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang
berlaku;
didesa/kelurahan;
terhadap masyarakat;
perundang-undangan;
57
j. Memberikan petunjuk dan melatih masyarakat dalam rangka
pengamanan lingkungan;
masyarakat.
Polres Majene dibawah koordinasi sat Binmas yang juga sebagai upaya
desa 1 polisi. Program ini dinilai akan sangat bermanfaat terutama bagi
desa, tuturnya”.39
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bulannya.
59
dari 5 personil sesuai dengan jumlah minimal pelaksanaan patroli
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan program
B. Saran
60
terbilang cukup tinggi dan didominasi oleh pelajar-pelajar baik
paham tentang lalu lintas dan dampak yang timbul akibat dari
pelanggaran tersebut.
desa 1 polisi.
61
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
62
Internet
http://mirzabrexs.blogspot.co.id/2014/03/teori-sebab-dan-
penanggulangan-kejahatan.html
http://pelayanmasyarakat.blogspot.co.id/2008/01/5-fungsi-umum-
kepolisian.html
http://tribratanewsmakassar.com/news/kegiatan-polri/kapolres-majene--
operasi-patuh-2016-seluruh-personel-harus-mengutamakan-
keselamatan-pribadi.html
63