Anda di halaman 1dari 18

A.

Materi prasarat

Sebelum mempelajari tentang gelombang bunyi kita terlebih dahulu harus


mempelajari mengenai getaran. Getaran adalah gerak bolak – bolik secara
berkala melalui suatu titik keseimbangan. Pada umumnya setiap benda
dapat melakukan getaran. Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu
bergerak bolak bolik secara berkala melalui titik keseimbangan. Pada saat
kita membahas mengenai getaran pasti terdapat periode dan frekuensi
getaran.

Perhatikan gambar berikut ini!

 titik A merupakan titik keseimbangan


 simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk kan dengan jarak AB = AC )
disebut amplitudo getaran
 jarak tempuh B – A – C – A – B disebut satu getaran penuh

a. Amplitudo
Dalam gambar 2 telah disebutkan bahwa amplitudo adalah simpangan
terbesar dihitung dari kedudukan seimbang. Amplitudo diberi simbol A,
dengan satuan meter.
b. Periode Getaran
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan
diberi simbol T. Untuk gambar ayunan di atas, jika waktu yang diperlukan
oleh bandul untuk bergerak dari B ke A, ke C, ke A, dan kembali ke B
adalah 0,2 detik, maka periode getaran bandul tersebut 0,2 detik atau T =
0,2 detik = 0,2 s
Periode suatu getaran tidak tergantung pada amplitudo getaran.
c. Frekuensi Getaran
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh sistem dalam
satu detik, diberi simbol f. Untuk sistem ayunan bandul di atas, jika dalam
waktu yang diperlukan oleh bandul untuk bergerak dari B ke A, A ke C, C
ke A, dan kembali ke B sama dengan 0,2 detik, maka :
d. Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran
Dari definisi periode dan frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :

Keterangan :

T = periode, satuannya detik atau sekon

f = frekuensi getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau Hz

Sebelum mempelajari tentang cahaya kita harus mengetahui terlebih


dahulu tentang optika geometri dan optika fisis,
B. Materi Esensial

1. Gelomang bunyi
1) Karakteristik gelombang bunyi
Cepat rambat bunyi berbeda-beda tergantung jenis material media
rambatnya. Besar cepat rambat bunyi juga dipengaruhi oleh
temperatur, khususnya jika media rambatnya adalah gas.
Karena cepat rambat bunyi di berbagai media rambatnya berbeda,
maka notasi atau persamaan untuk mencari cepat rambat bunyi
juga berbeda. Berikut notasi cepat rambat bunyi pada ketiga media
rambat:
 Padat

Dimana,
= modulus elastisitas material (N/m2
= massa jenis material (kg/m3)

 Gas

Dimana,
= takanan gas (N/m2)
= konstanta Laplace (kg/m3)

 Cair

Dimana,
B = modulus Bulk (N/m2)
2) Cepat rambat gelombang bunyi
cepat rambat gelombang bunyi dapat dicari dengan persamaan :

v=f×λ

dengan :

λ  = panjang gelombang bunyi (m)


f = frekuensi garputala (Hz)
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)

3) Azaz dopler

Bunyi efek Doppler yaitu apabila sumber bunyi dan pendengar


bergerak saling mendekati menyebabkan frekuensi yang terdengar
lebih besar dari frekuensi sumber bunyi. Dan apabila bergerak
saling menjauhi maka frekuensi  yang terdengar lebih kecil dari
frekuensi sumber bunyi.

Secara matematis efek Doppler dapat dirumus sebagai berikut :

rumus efek Doppler

Keterangan :
fp  = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
fs  = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs =kecepatan sumber bunyi (m/s)
4) Fenomena dawai dan pipa organa

Tentunya kalian pernah melihat seseorang memainkan gitar. Pada


senar atau dawai dari sebuah gitar apabila ujungnya terikat, lalu
dipetik akan membentuk suatu gelombang stasioner. Getaran ini
akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu tergantung pada
jumlah gelombang yang terbentuk pada dawai tersebut. Pola
gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama),
nada atas pertama (harmonik kedua) dan nada atas kedua
(harmonik ke tiga) ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

1. L=12λ→λ=2LL=12λ→λ=2L (Nada dasar)

2.  L=λL=λ (Nada atas pertama)

3. L=32λ→λ=23LL=32λ→λ=23L (Nada atas kedua)


Pada gambar di atas, S merupakan simpul gelombang yaitu titik –
titik dimana amplitudonya nol. Sementara P
merupakan perut gelombang yaitu titik – titik dimana amplitudonya
maksimum, dengan demikian gelombang stasioner pada senar
(dawai) terdiri atas sejumlah simpul dan perut gelombang. Mari

p
erhatikan persamaan berikut:

Dimana:
v : Cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)
F : Gaya tegangan dawai (N)
fnfn :Frekuensi nada ke-n (Hz)
L : Panjang dawai (meter)
n : Bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas ke-1, dst. (0, 1,
2, ...)
ρ : Massa jenis dawai (kg/m3)(kg/m3)
A : Luas penampang dawai (m2)(m2)

Pipa Organa

Pipa organa adalah alat yang menggunakan kolom udara sebagai


sumber bunyi. Frekuensi alami pipa organa bergantung pada
panjang pipa dan keadaan ujung pipa organa. Pipa organa ini ada
dua jenis yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
Kedua jenis pipa ini memiliki pola gelombang yang berbeda.

Pipa Organa Terbuka

 Pipa organa terbuka adalah pipa organa dengan ujung terbuka


(berhubungan dengan udara luar). Pada ujung pipa yang terbuka,
udara bebas bergerak sehingga menghasilkan perut gelombang.
Tiga keadaan resonansi dalam pipa organa terbuka ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:

 
fn=nf1=nv2Lfn=nf1=nv2L

Pipa Organa Tertutup

Bila ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu disebut pipa
organa tertutup. Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas
bergerak, sehingga pada ujung pipa selalu terjadi simpul. Tiga
keadaan resonansi di dalam pipa organa tertutup ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:

 fn=nf1=nv4Lfn=nf1=nv4L dengan n = 1, 3, 5, ... dst

5) Intensitas dan taraf intensitas


Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap
satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita
ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan
juga daya tiap satuan luas. Secara matematis:

Keterangan :
I Intensitas bunyi (W/m2)
P Energi tiap waktu atau daya (W)
A Luas (m2)
Jikasumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar
(isotropik), luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola,
yaitu :

Sehingga, persamaan dapat kita modifikasi menjadi :

Persamaan 3.23 tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang


didengar di suatu titik (tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya.
Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia
memiliki nilai 10-12 W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas
ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan
dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi
sebanding dengan intensitasnya.

Taraf Intensitas Bunyi


Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh
Alexander Graham Bell dengan mendefiniskannya sebagai taraf
intensitas bunyi. Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma
perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara
matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai :

Keterangan :

TI : Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB)


I : Intensitas bunyi (W/m2)
I0 : Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2

 
Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang
dinyalakan bersama-sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi
dinyatakan sebagai :

TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.


Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas
bunyi di titik ke-2 bisa dinyatakan sebagai :

2. Gelombang cahaya
1) Interferensi Cahaya

Interferensi adalah gabungan dua gelombang atau lebih. Cahaya


merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi
cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang
bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka
interferensinya sulit diamati. Beberapa contoh terjadinya interferensi
cahaya dapat kalian perhatikan pada penjelasan berikut.

a. Interferensi Celah Ganda

Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young


(1773-1829) dapat mendemonstrasikan interferensi cahaya.
Young melewatkan cahaya koheren
(sinar-sinarnya sefase dan frekuensi sama) melalui dua celah
sempit yang dikenal dengan celah ganda.Pola garisgaris terang
dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.

Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari


kedua celah tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai
pada layar terlihat berbeda lintasan sebesar ΔS = d sin θ.
Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase
antara dua berkas cahaya tersebut berbeda.Interferensi akan
saling menguatkan jika berkas cahaya sefase dan saling
melemahkan jika berlawanan fase. Sefase berarti berbeda sudut
fase

Δθ = 0, 2π, 4π, …..

Sedangkan berlawanan fase berarti berbeda sudut fase

Δθ = π, 3π, 5π, … .

Syarat ini dapat dituliskan dengan beda lintasan seperti


persamaan berikut. Interferensi maksimum : d sin θ = m λ
Interferensi minimum : d sin θ = (m – 1/2 ) λ

dengan :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar
m = pola interferensi (orde), m = 0, 1,2,3,
λ = panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m)

d sin θ = dy/l

b. Interferensi pada Lapisan Tipis

Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup


sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar
matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-warni
inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan
tipis air sabun.
Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan
langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.
Syarat terjadinya interferensi memenuhi persamaan berikut.:

Interferensi maksimum : 2nd = (m + 1/2) λ …..(3.3)


Interferensi minimum : 2nd = m . λ

dengan :
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 0, 1, 2,3, 4, ……

2) Difraksi Cahaya

Difraksi adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya


dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya
melalui celah maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya baru. Sifat-
sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola
interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah.
Ada beberapa peristiwa difraksi yang dapat kalian pelajari. Cermati
pada penjelasan berikut.

a. Celah Tunggal

Pola interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat


adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya
lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih
lebar pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan
syarat-syarat interferensi sebagai berikut.

Interferensi maksimum : D sin θ = (m + 1/2 )λ


Interferensi minimum : D sin θ = m λ
dengan :
D = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 1, 2, 3, 4, ….

b. Kisi Difraksi

Jika cahaya melawati celah majemuk (kisi) maka


cahaya itu akan mengalami difraksi atau pelenturan. Bukti
difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari pola-pola interferensi
yang terjadi pada layar yang dipasang dibelakangnya.
Pola interferensi yang dihasilkan memiliki syarat-syarat
seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat interferensi
tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut.

d = 1/N

Interferensi maksimum : d sin θ = m λ


Interferensi minimum : d sin θ = (m − ) λ …….(3.7)

dengan :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut berkas cahaya terhadap arah tegak lurus
λ = panjang gelombang sinar (m)
m = orde (m = 0, 1, 2, 3, …

3) Polarisasi Cahaya

Apakah polarisasi itu ? Polarisasi dapat didefinisikan


sebagai pengurangan intensitas karena berkurangnya
komponen-komponen gelombangnya. Cahaya termasuk
gelombang transversal yang memiliki komponen-komponen
yang saling tegak lurus. Komponen-komponen inilah
yang dapat hilang saat terjadi polarisasi. Polarisasi cahaya
ini dapat disebabkan oleh beberapa macam diantaranya
seperti penjelasan berikut.
a. Pemantulan dan Pembiasan

Cahaya datang dan mengenai batas medium akan


mengalami pemantulan dan pembiasan seperti. Perubahan sudut
datang akan merubah sudut pantul ip dan sudut bias r. Pada suatu
saat sinar pantul dan sinar bias akan saling tegak lurus. Saat
terjadi keadaan seperti inilah akan terjadi pembagian intensitas
pada kedua sinar itu, I untuk sinar bias dan I untuk sinar pantul
sehingga sinarnya mengalami polarisasi, lihatPada polarisasi linier
ini akan berlaku hubunganhubungan seperti di bawah.

ip + r = 90o

tg ip   = N2/N1

b. Absorbsi Selektif

Absorbsi selektif adalah penyerapan intensitas cahaya


karena penyerapan yang terseleksi yaitu penyerapan
komponen-komponen cahaya tertentu. Bahan yang dapat
menyerap secara selektif ini dinamakan polarisator.
Cahaya yang terpolarisasi intensitasnya menjadi I= I0. Bagaimana
jika cahaya terpolarisasi tersebut dilewatkanpada bahan
polarisator lain dengan membentuksudut α terhadap polarisator
pertama? Secara eksperimendapat diperoleh hubungan seperti
persamaan berikut.

I’ = I cos2 α atau I’ = 1/2 I0 cos2 α

dengan :
I0 = Intensitas cahaya awal
I = Intensitas cahaya terpolarisasi
I’ = Intensitas cahaya setelah melalui dua bahan polarisator
α = sudut antara kedua polarisator

C. Pengayaan

 Gelombang Bunyi

1. Jika kita memiliki lima botol kaca yang sudah kosong, lalu kita menuangkan air
kedalam botol dengan ketinggian yang berbeda. Kemudian kita memukulkan
sendok pada setiap botol dengan sendok. Apa yang terjadi dengan bunyi dari
masing-masing botol tersebut? Adakah perbedaan bunyinya? Coba carilah
literatur yang berkaitan kolom udara pada gelombang bunyi, dan jelaskan!

2. Tahukah anda bahwa kelelawar dapat terbang ditempat gelap tanpa menabrak
benda-benda disekitarnya. Kelelawar mampu memiliki kemampuan mendengar
bunyi lebih dari 20.000 Hz. Adakah keterkaitan peristiwa tersebut dengan
kemampuan kelelawar sebagai hewan ultrasonik? Jelaskan peristiwa tersebut
sesuai dengan konsep gelombang bunyi!

 Gelombang Cahaya

1. Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua cahaya yang sangat
berdekatan. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi?
2. Bisakah seberkas cahaya melewati celah sempit? Coba cari litelatur yang
menjelaskan pendapat kalian dan didukung dengan melakukan percobaan
yang dapat mendukung penyataan Anda!

D. Analisis miskonsepsi pada materi gelombang bunyi

 Gelombang Bunyi

Soal:

1. Berapakah perbandingan kecepatan diantara dua gelombang bunyi yang


merambat melalui mediumyang sama, jika frekuensi gelombang pertama
100 Hz dan frekuensi gelombang kedua 300 Hz?
2. Bagaimana pola gerak medium partikel udara saat mendapat usikan dari
sumber bunyi?
3. Mengapa suara petir pada malam hari lebih terdengar keras dari pada siang
hari?
4. Apakah gelombang bunyi paling cepat merambat pada ruang hampa?
5. Mengapa kita dapat mendengar suara mesin mobil
ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil
tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan?
Jawaban

No Miskonsepsi Konsep Sebenarnya


1 Besarnya Kecepatan bunyi tidak
perbandingan bergantung pada
gelombang pertama frekuensi, tetapi
dengan gelombang bergantung pada sifat
kedua adalah 1:3, mediumnya.
siswa menghitung
dengan rumus v= f.
λ, sehingga mereka
beranggapan bahwa
frekuensi berbanding lurus
dengan kecepatan. Pdahal
dalam hal ini v bernilai
konstan.

2 Pola molekul udara Bunyi adalah gelombang


berbentuk longitudinal, sehingga
sinusoidal. pola molekul udara
berbentuk gelombang
longitudinal.
3 Karena malam hari Pada siang hari, udara pada
suasananya lebih lapisan atas lebih dingin
hening dan tidak daripada lapisan bawah. Cepat
bising, sehingga rambat bunyi pada suhu dingin
suara petir lebih adalah lebih kecil daripada suhu
terdengar. panas. Dengan demikian,
kecepatan bunyi pada lapisan
udara atas lebih kecil daripada
kecepatan bunyi pada lapisan
udara bawah, karena medium
pada lapisan atas lebih rapat dari
medium pada lapisan bawah.
Jadi, pada siang hari, bunyi petir
yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan
udara bawah akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Sehingga
kecepatan merambat pada siang
hari lebih lama daripada malam
hari.
4 Iya, karena pada bunyi memerlukan medium pada
ruang hampa tidak saat merambat. Medium tersebut
ada penghalang dapat berupa zat padat, zat cair,
sehingga gelombang maupun zat gas. Bunyi tak dapat
akan merambat merambat pada ruang hampa.
dengan Jika kita bercakap-cakap, maka
bunyi yang kita dengar
merambat dari pita suara yang
berbicara menuju pendengar
melalui medium udara.

5 Karena mesin Karena gelombang bunyi


mobilnya bersuara mudah mengalami
sangat keras. difraksi karena
gelombang bunyi diudara
memiliki panjang
gelombang dalam rentang
sentimeter sampai
beberapa meter. Seperti
yang kita ketahui, bahwa
gelombang yang lebih
panjang akan lebih
mudah didifraksikan.
Peristiwa ini sering terjadi
pada mobil yang melewati
tikungan.

 Gelombang Cahaya

Soal

1. Apakah cahaya dapat merambat sampai ke bumi tanpa memerlukan


medium?
a. Menggunakan medium jika diperlukan saja, karena cahaya
matahari dapat sampai ke bumi dan memberi kehidupan di
dalamnya. Cahaya merambat dengan sangat cepat, yaitu dengan
kecepatan3 × 108 m/s, artinya dalam waktu satu sekon cahaya
dapat menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km. jadi
cahaya dapat merambat melalui medium maupun tidak ada
medium sebagai perantaranya.
b. Cahaya matahari tidak dapat merambat apabila tidak
ada medium rambatnya. Contohnya seperti udara.
c. Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang
dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan seperti suatu
partikel. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
tidak memerlukan medium untuk merambat. Sehingga cahaya
dapat merambat tanpa memerlukan medium.
2. Mengapa bintang terlihat lebih dekat dari posisi sebenarnya?
a. Bintang yang terlihat tampak lebih dekat dari bumi dari posisi
sebenarnya. Hal ini disebabkan cahaya datang dari ruang hampa
udara di ruang angkasa (kurang rapat) menuju atmosfer bumi
(lebih rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal. Proses
pembiasan cahaya berlangsung di atmosfer bumi.Sehingga bintang
di langit akan terlihat lebih dekat dari posisi sebenarnya jika
dilihat dari bumi.
b. Bintang terlihat dekat dari posisi sebenarnya karena ia
berada diposisi yang sangat jauh sehingga kita tidak
bisa memperkirakan sejauh mana jarak bintang ke
bumi. Apabila ingin melihat jarak bintang yang
sebenarnya maka diperlukan alat bantu seperti
teropong.
c. Bintang terlihat tampak lebih dekat dari bumi dari posisi sebenarnya.
Hal ini dikarenakan cahaya yang dipancarkan bintang ke bumi tak
begitu cerah seperti matahari, selain itu posisi bintang yang sangat jauh
sehingga cahaya seolah-olah dibelokkan sehingga Nampak seperti
bintang berada dekat dengan bumi.

Anda mungkin juga menyukai