Disusun Oleh :
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang
salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan
di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi
peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri
dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk. Penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi
setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi
aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Paradigma “Sehat -Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan
upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan
penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja
dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah
satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
Maka dari itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mata kuliah
Keperawatan Komunitas I dimulai dari pemahaman mengenai apa itu Pengantar
Kesehatan Komunitas dan berbagai hal dasar mengenai Keperawatan Komunitas.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Komunitas dan Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Apa Definisi Keperawatan Komunitas
3. Untuk Mengetahui Falsafah Keperawatan Komunitas
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan CHN di Luar Indonesia
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas di
Indonesia
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Komunitas dan Keperawatan?
2. Apa Definisi Keperawatan Komunitas?
3. Apa Falsafah Keperawatan Komunitas?
4. Bagaimana Sejarah Perkembangan CHN di Luar Indonesia?
5. Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas di Indonesia?
6. Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas?
7. Bagaimana Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat?
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. DEFINISI KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia ( Riyadi, 2007 ).
D. Pradley (1985)
Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajar kesehatan
yang optimal melalui pencegahan yang penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
B. PERIODE 1906-1970
“Public Health Nursing”
FOKUS : Masyarakat
ALASAN : Keluarga miskin yang tidak mampu membayar
biaya RS
ORIENTASI KEPERAWATAN : Keluarga
PENELUSURAN PELAYANAN : Pengobatan dan pencegahan
INSTITUSI : Pemerintah dan beberapa voluntir
C. PERIODE 1970-sekarang
“Comunity Health Nursing”
FOKUS : Seluruh komunitas
ALASAN : Bukan hanya keluarga miskin yang membutuhkan
pelayanan kesehatan di komunitas tetapi seluruh
komunitas baik kaya maupun miskin
ORIENTASI KEPERAWATAN : Penduduk
PENELUSURAN PELAYANAN : Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
INSTITUSI :Berbagai macam institusi, beberapa praktik mandiri
Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini. Pada
bulan November 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program
kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia,
yaitu mengenai konsep puskesmas yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo yang
mengacu pada konsep Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulkan
dan disepakati mengenai sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya
pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas
merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit yang memberikan pelayanan kuratif
dan preventif secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya atau kabupaten. Sebagai lini terdepan
pembangunan kesehatan, puskesmas diharapkan selalu tegar. Untuk itu, diperkenalkanlah
program untuk selalu menguatkan puskesmas (Strengthening Puskesmas). Di negara
berkembang seperti Indonesia, fasilitas kesehatan berlandaskan masyarakat disarankan
lebih efektif dan penting. Departemen Kesehatan telah membuat usaha intensif untuk
membangun puskesmas yang kemudian dimasukkan ke dalam master plan untuk operasi
penguatan pelayanan kesehatan nasional.
Kegiatan pokok dalam program dasar dan utama puskesmas mencakup 18 kegiatan, yaitu :
Pada tahun 1979 dikembangkan satu peranti manajerial guna penilaian puskesmas,
yaitu stratifikasi puskesmas, sehingga dibedakan adanya :
Pada tahun 2003, yang berarti setidaknya satu puskesmas untuk tiap sepuluh desa
dibandingkan dengan rumah sakit yang harus melayani 28.000 penduduk. Jumlah
puskesmas masih terus dikembangkan dan diatur lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan yang prima. Jumlah puskesmas masih jauh dari memadai, terutama di daerah
terpencil. Diluar Jawa dan Sumatera, puskesmas harus menangani wilayah yang luas
(terkadang beberapa kali lebih luas dari satu kabupaten di Jawa) dengan jumlah penduduk
yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas terkadang hanya melayani 10.000 penduduk. Selain
itu, bagi sebagian penduduk puskesmas terlalu jauh untuk dicapai.
Dari perbedaan pendekatan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius dan Hegeia
tersebut, akhirnya muncul dua aliran / pendekatan dalam penanganan masalah masalah
kesehatan pada masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok / aliran 1
Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang jatuh sakit.
Pendekatan ini di sebut dengan pendekatan Kuratif. Kelompok tersebut terdiri atas
dokter, psikiater, dan praktisi – praktisi lain yang melakukan perawatan atau pengobatan
penyakit baik, fisik maupun fisiologis.
2. Kelompok / aliran 2
Aliran ini cenderung melakukan upaya – upaya pencegahan penyakit sebelum
terjadinya penyakit. Kelompok ini antara lain perawat komunitas.
Setelah itu kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal abad ke-1
sampai ke-7 dengan alasan sebagai berikut :
1) Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah menjadi epidemi,
bahkan ada yang menjadi endemis
2) Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika muncul penyakit
kolera yang telah tercatat sejak abad ke-7 bahkan penyakit kolera di India telah
menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke Mesir, Asia kecil, dan Eropa
melalui para emigran.
Berbagai upaya telah diupayakan untuk mengatasi kasus epidemic dan endemis,
di antaranya masyarakat mulai memperhatikan masalah :
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dasyat di China dan India. Pada
tahun 1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena wabah pes. Di India, Mesir,
dam Gaza dilaporkan bahwa 13 ribu orang meninggal tiap hari karena serangan pes.
Berdasrkan catatan, jumlah orang yang meninggal karena wabah penyakit pes di
seluruh dunia pada waktu itu mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian pada
waktu itu disebut “The Black Death”. Serangan wabah penyakit menular ini
berlangsung sampai abad ke-18. Di samping wabah pes, wabah kolera dan tifus juga
masih berlangsung. Pada tahun 1603 lebih dari 1 dari 6 orang meninggal karena
penyakit menular, dan tahun 1665 sekitar 1 dari 5 orang meninggal. Pada tahun 1759
dilaporkan 70 ribu orang penduduk di kepulauan Cyprus meninggal karena peyakit
menular. Penyakit lain yang menjadi wabah antara lain dipteri, tifus, disentri, dan lain-
lain.
A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.
Pengantar Kesehatan Komunitas mencakup pengertian umum komunitas dan keperawatan,
pengertian keperawatan komunitas, falsafah, perkembangan-perkembangan keperawatan
komunitas serta periode perkembangan kesehatan masyarakat.
B. Saran
Mungkin banyak kekurangan di dalam makalah ini, sebagaimana mestinya makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I dan untuk
pembelajaran mahasiswa/I S1 Keperawatan UPNVJ. Makalah ini juga dapat menjadi bahan
bacaan dan pembelajaran untuk mengetahui Pengantar Kesehatan Komunitas. Untuk
informasi yang lebih baru nantinya diharapkan dapat mencari sumber informasi baik dari
jurnal ataupun sumber bacaan yang terpercaya dan teraktual.
Daftar Pustaka