Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN KRITIS

Dosen Pengampu : Ns. Diah Tika Anggraeni, M.kep

“Ventilator-associated Pneumonia Care Bundle”

Disusun oleh:

Susilawati 1610711108

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAKARTA

TAHUN

2019
DEFINISI Ventilator Associated Pneumonia ( VAP )

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) didefenisikan sebagai pneumonia yang terjadi 48


jam atau lebih setelah ventilator mekanik diberikan. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
merupakan bentuk infeksi nosocomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif
(UPI), khususnya pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik (Wiryana, 2007).

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan penyebab umum kedua pada


kasus Health care Associated Infection (HAI) di Amerika Serikat dan bertanggung jawab 25%
dari kasus infeksi yang terjadi di Intensive Care Unit.

VAP didefinisikan sebagai pneumonia nosokomial yang terjadi setelah 48 jam pada pasien
dengan bantuan ventilasi mekanik baik itu melalui pipa endotrakeal maupun pipa trakeostomi.
Sedangkan American College of Chest Physicians mendefinisikan VAP sebagai suatu keadaan
dimana terdapat gambaran infiltrat baru dan menetap pada foto toraks disertai salah satu tanda
yaitu, hasil biakan darah atau pleura sama dengan mikroorganisme yang ditemukan di sputum
maupun aspirasi trakea, kavitasi pada foto torak, gejala pneumonia atau terdapat dua dari tiga
gejala berikut yaitu demam, leukositosis dan sekret purulen (Ibrahim dkk, 2000).

KOMPONEN KOMPONEN VAP

Clinical PulmonaryInfection Score (CPIS)


CPIS didefinisikan sebagai suatu alat dalam menegakkan diagnosis Ventilator
Associated Pneumonia (VAP) pada penderita dengan ventilator mekanik. Nilai atau
skore mulai dari 0 sampai 6 berdasarkan nilai pengukuran suhu tubuh, leukosit, sekret
trakea, fraksi oksigenasi, foto torak dan pemeriksaan mikrobiologi. Bila dari hasil
pemeriksaan komponen tersebut didapatkan nilai 6, maka dapat dinyatakan sebagai diagnosis
VAP. Diagnosis VAP ini ditegakkan setelah menyingkirkan adanya pneumonia
sebelumnya. Pugin dkk (1991), menyatakan bahwa CPIS merupakan sistem multifaktor
dalam menegakkan VAP. Metode ini berdasarkan pemeriksaan klinis, radiologik, dan fisiologik.
Komponen CPIS
Terdapat dua model komponen CPIS yang digunakan untuk menilai VAP. Yang pertama
adalah CPIS klasik dengan disertai pemeriksaan kultur. Sedangkan modifikasi tanpa disertai
pemeriksaan kultur. Keuntungan dari CPIS klasik, dengan adanya pemeriksaan kultur
memberikan manfaat sehingga dapat dihindari pemberian antibiotik yang tidak perlu.
Untuk jenis modifikasi CPIS maka komponen yang diperiksa adalah suhu tubuh,
leukosit darah, secret trakea, oksigenasi dan foto torak.

Tabel Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS )


Pencegahan VAP

Secara garis besar pencegahan VAP dibagi dalam 2 kelompok, yakni pencegahan secara non
farmakologis maupun pencegahan secara farmakologis.

a. non farmakologis dapat dilakukan beberapa tindakan seperti menghindari tindakan


intubasi trakea jika memungkinkan, mengusahakan waktu penggunaan ventilasi
mekanik yang singkat, memberikan pemahaman kepada staf di ICU tentang VAP
dan pentingnya pencegahannya, melakukan sucksioning subglotic, mengutamakan
intubasi oral dibandingkan intubasi nasal, menghindari manipulasi pada sirkuit
ventilator, posisi semirecumben, mencegah kejadian distensi lambung, mencegah
terbentuknya biofilm, melakukan tindakan asepsis pada tangan sebelum melakukan
kontak dengan pasien.
b. Pencegahan secara farmakologis dapat dilakukan dengan dekontaminasi orofaring
maupun selective dekontaminaton of the digestive (SDD).Tindakan SDD dapat
dilakukan dengan memberikan antibiotik yang tidak dapat diserap. Namun pencegahan
dengan ca ra ini akan menimbulkan permasalahan munculnya resistensi kuman terhadap
antibiotik. Demikian juga tindakan dekontaminasi oral dengan antibiotik juga akan
menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik. Menginngat hal tersebut diatas,
maka tindakan dekontaminasi oral dengan menggunakan zat antiseptik menjadi pilihan
saat ini. Beberapa zat antiseptik yang dapat digunakan pada dekontaminasi orofaring
seperti klorhexidin, povidone iodine, hydrogen peroksida, dan listerine

Peran Perawat

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


2. Pelindung dan Advokat Klien
3. Kolaborator
4. Educator
Daftar Pustaka

Prasenohadi, 2008. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Patogenesis dan Diagnosis .


Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol. 5. 14–16.

Smeltzer, Suzanne C and Bare, Brenda. G, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Ed.8. Vol.3. Jakarta: EGC. hal. 1698 – 1700.

Anandani, Adinta. 2015. “Pencegahan Ventilator-Associated Pneumonia Dengan Pemberian


Profilaksis Stress Ulcers Prevention of Ventilator-Associated Pneumonia.” The Indonesian
Journal of Infectious Disease 1(1):16–19.

Lim, Kim Peng, Shuenn Wen Kuo, Wen Je Ko, Wang Huei Sheng, Ying Ying Chang, Mei
Chaun Hong, Chun Chuan Sun, Yee Chun Chen, and Shan Chwen Chang. 2015. “Efficacy
of Ventilator-Associated Pneumonia Care Bundle for Prevention of Ventilator-Associated
Pneumonia in the Surgical Intensive Care Units of a Medical Center.” Journal of
Microbiology, Immunology and Infection 48(3):316–21.

Anda mungkin juga menyukai