Anda di halaman 1dari 4

RESUME

PRAKTIKUM KEPERAWATAN KRITIS

“PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR BUNDLE VAP"

DISUSUN OLEH

NAMA : Agnes Dewi Ayu Putri

NIM : 1810913320005

KELOMPOK :6

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021
1. Definisi VAP
Ventilator-associated pneumonia (VAP) adalah pneumonia yang terjadi lebih dari
48 jam setelah pemasangan intubasi endotrakeal. Ventilator-associated pneumonia
(VAP) terjadi dari mikroorganisme yang masuk saluran pernapasan bagian bawah
melalui aspirasi sekret orofaring yang berasal dari bakteri endemik di saluran
pencernaan atau patogen eksogen yang diperoleh dari peralatan yang terkontaminasi
atau petugas kesehatan. Pneumonia terjadi apabila mikroba masuk ke saluran nafas
pernapasan bagian bawah. Ada empat cara masuknya mikroba tersebut ke dalam
saluran nafas bagian bawah yaitu: aspirasi, inhalasi secara langsung, penyebaran
hematogen dan penyebaran langsung.
Etiologi yang paling umum adalah Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
pneumoniae, Escherichia coli, Acinetobacter, dan Staphylococcus aureus. Pada host
yang sehat, pembersihan mukosiliar dan kekebalan bawaan melindungi terhadap
terjadinya pneumonia. Pemasangan alat endotrakeal merusak pembersihan
mukosiliar sehingga dapat terjadi inokulasi pada saluran pernapasan bagian bawah
dan penyebaran secara langsung pada pasien critiical ill dengan ventilasi mekanik
dan kekebalan tubuh yang lemah dapat memicu terjadinya pneumonia.
Strategi pencegahan yang berfokus untuk menurunkan kolonisasi bakteri dari
orofaring adalah mengurangi frekuensi aspirasi, menjaga sistem kekebalan tubuh,
dan membebaskan pasien dari ventilator sedini mungkin. Strategi ini telah
berkembang selama dekade terakhir dan menurunkan beban penyakit. VAP
sebelumnya terjadi pada 9-18% pasien ventilasi mekanik dan dikaitkan dengan
angka kematian 20-50% dan dari 7 hari mengalami peningkatan menjadi 9 hari di
rawat inap.

2. Faktor Resiko
Beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan resiko VAP diantaranya intubasi dan
reintubasi, nasograstric tube (NGT), komorbiditas baik yang terkait maupun tidak
terkait dengan penurunan sistem imun, agen paralisis, aspirasi (Jaimes et al., 2007),
posisi tidur (The American Thoracic Society & The Infectious Diseases Society of
America, 2005) dan durasi pemasangan selang ET (Lee et al., 2017). Insiden VAP
juga meningkat pada bayi dengan berat badan rendah yang terpasang ventilator
lebih dari dua hari (Lee et al., 2017). Pemasangan ET dapat memicu tumbuhnya
biofilm sedangkan pemasangan NGT beresiko menyebabkan sinusitis yang
kemudian berkembang menjadi VAP (The American Thoracic Society & The
Infectious Diseases Society of America, 2005). Posisi tidur supinasi dapat
mendorong aspirasi pathogen dari orofaring (Alp & Voss, 2006) kedalam saluran
pernafasan bagian bawah (The American Thoracic Society & The Infectious
Diseases Society of America, 2005) yang mana sangat berhubungan dengan
pemberian nutrisi enteral (The American Thoracic Society & The Infectious
Diseases Society of America, 2005).

3. Pencegahan VAP dan pofilaksis umum


Penerapan kewaspadaan standar harus menjadi strategi utama untuk pencegahan
transmisi agen infeksius diantara pasien dan tenaga kesehatan dimana cuci tangan
menjadi bagian rutin dalam perawatan pasien yang terpasang ventilator mekanik
(Strategy for the Control of Antimicrobial Resistance in Ireland & Health Protection
Surveillance Centre (Ireland), 2011). Tangan harus didekontaminasi dengan tepat
menggunakan air dan sabun atau hand rub alkohol sebelum dan setelah kontak
langsung dengan pasien, setelah setiap tindakan yang berpotensi menyebabkan
kontaminasi tangan dan setelah pelepasan sarung tangan (Strategy for the Control of
Antimicrobial Resistance in Ireland & Health Protection Surveillance Centre
(Ireland), 2011).

4. Empat Fase Proses Respirasi


a. Ventilasi yaitu keluar – masuk udara; atmosfir <=> alveolar
b. Difusi yaitu pertukaan gas; alevolar <=> kapiler
c. Perfusi yaitu besarnya aliran darah kapiler pulmonal yang melewati membran
alveolar
d. Transportasi yaitu pengangkutan O2 menuju sel dan dibuangnya CO2 dari sel
menuju atmosfer
5. Respirasi Rate

6. Tujuan Ventilasi Mekanik


a. Berikan pertukaran gas yang memadai
b. Memberikan ventilasi alveolar dan mempertahankan rekrutmen alveolar
c. Minimalkan kerja pernapasan
d. Promosikan sinkronisasi pasien-ventilator
e. Mencegah atau meminimalkan potensi komplikasi mekanik ventilasi

7. Sasaran dari Ventilasi Mekanik


a. Menyediakan memadai gas menukarkan
b. Melahirkan alveolus ventilasi dan menjaga alveolar pengerahan
c. Memperkecil kerja dari pernafasan
d. Memajukan pasien-ventilator sinkroni
e. Mencegah atau meminimalkan potensi komplikasi dari Mekanis Ventilasi (MV)

8. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Kerusakan ventilasi spontan
c. Kerusakan pertukaran gas

Anda mungkin juga menyukai