Anda di halaman 1dari 7

PEMETAAN KEPERLUAN SANITASI PASCA BENCANA

Bencana banjir adalah suatu kejadian yang tidak diduga dan terjadi di banyak lokasi,
khususnya daerah Studi yang kami tinjau. Bencana banjir ini tentunya membawa kerugian
khususnya, membawa kerugian bagi masyarakat miskin yang tinggal di pemukiman kumuh
dan padat yang akses sanitasi nya rendah.
Umumnya, Kerugian yang dibawa berupa masalah kesehatan, rusaknya perumahan akibat
arus banjir yang deras, rusak atau robohnya fasilitas sanitasi akibat arus air banjir atau
struktur yang rusak akibat basah.
Kerugian tersebut tidak hanya terlihat dan dirasakan ketika banjir sedang meluap, namun
efek jangka panjang yaitu post- disaster. Efek yang ditimbulkan pasca banjir tentunya
membutuhkan recovery atau pemulihan. Pemulihan ini berupa adanya perbaikan atau
pemenuhan berupa keperluan sanitasi pasca bencana.

RECOVERY AND RECONSTRUCTION PLAN

Identifikasi Pemenuhan
Identifikasi
Kebutuhan Pasca - kebutuhan sesuai
Masalah Eksisting
Bencana kondisi Eksisiting

Dalam memenuhi kebutuhan pasca bencana, ada hal penting yang harus
ditinjau, yakni:
a)Identifikasi masalah yang terjadi akibat banjir
Masalah yang terjadi umumnya terbagi menjadi
 Sektor sosial
Misal: Pemukiman, Kesehatan misal adanya penyakit kulit , diare ,
kolera dll
 Air dan Sanitasi
 Sarana dan Prasarana Umum
Dalam video terjadi banjir yang merusak beberapa infrastruktur
b) Identifikasi Kebutuhan Pasca Bencana
Dalam mengidentifikasi kebutuhan Pasca bencana , juga dibutuhkan
identifikasi vulnarable group. Vulnarable group meliputi: anak anak,
wanita, orang cacat
c) Pemenuhan Kebutuhan sesuai kondisi eksisting
Dalam memenuhi kebutuhan paca-bencana , dikelompokkan menjadi
tiga timeline.

 Short Term Early Recovery


Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan tiga hingga enam
bulan setelah bencana terjadi.
 Medium Term Recovery
Pemenuhan ini terjadi delapan belas bulan dan berfokus
pada kerja sama dengan stakeholder terkait dalam
pemulihan pasca bencana daan menjaga keamanan
pemukiman melalui regulasi lingkungan untuk rehabilitasi
jangka panjang juga.
 Longer term Rehabilitation
Pemenuhan kebutuhan ini terjadi dilakukan delapan bulan
keatas dan berfokus pada risk management dan
pengembangan aturan terkait.

Dalam pemenuhan kebutuhan, ada aspek yang ditinjau:


Pemukiman dan aspek terkait Edukasi Health and Nutrition

A) Perumahan Pemukiman penduduk, dan Aspek terkait

Daerah yang menjadi studi kasus, yakni Puri Indah banyak


rumah yang terendam banjir. Selain kebutuhan akan
perbaikan rumah yang terendam banjir , dibutuhkan
beberapa aspek untuk mencapai pemukiman yang layak
seperti : kebutuhan air, kebutuhan sanitasi, hygiene
promotion

Kebutuhan Sanitasi Hygiene promotion


Kebutuhan Air

Kebutuhan Air
Kondisi supply air di Puri Jatinangor banyak disupply oleh
sumur bor dan banyak penduduk menggunakan peralatan
pompa. Dalam hal ini untuk mensupply kebutuhan air ,
maka kebutuhan yan dibutuhkan ialah:
 Perbaikan atau pemasangan kembali peralatan pompa
(misalnya) adalah prioritas , dan ini membutuhkan insinyur
elektro-mekanik yang terampil.
 Sumur dan lubang bor harus direhabilitasi dan
dikembalikan ke layanan secepat mungkin setelah keadaan
darurat.
 Penyedotan sumur harus menjadi prioritas awal untuk
setiap respons banjir

Kebutuhan Sanitasi
Meliputi : limbah padat, limbah cair rumah tangga
Fasilitas sanitasi harus dijaga tetap bersih dan terawat
dengan baik. Ini mendorong orang untuk menggunakan
fasilitas yang disediakan, dan membantu menjaga mereka
tetap bersih dan terawat dengan baik. Salah satu fasilitas
sanitasi yang tersedia di daerah ini dalam pengelolaan air
limbah ( black water dan yellow water ) ialah menggunakan
septic tank
Dalam pemenuhan kebutuhan pasca bencana baik jangka
pendek, menengah atau panjang dibutuhkan:
- Revitalisasi septic tank yang rusak segera setelah
kejadian berlangsung ( Rencana jangka pendek)
- Memberlakukan sistem kuras septic tank terjadwal
dengan baik. ( Rencana jangka menegah dan panjang )
- Memastikan fasilitas yang digunakan misal septic tank
sesuai dengan aturan SNI misal kedap air agar jika terjadi
banjir lagi , tidak ada pencemaran air tanah
( Rencana jangka menengah dan panjang )

Selain itu , manajemen limbah padat juga perlu


diperhatikan. Terlihat jelas bahwa pada banjir yang
berlangsung, banyak genangan sampah berupa sampah
rumah tangga.Untuk rencana jangka menengah dan
panjang, maka dibutuhkan:

-Wadah untuk penyimpanan sampah harus disediakan lebih


baik

- Memaksimalkan kerja insinerator yang ada dan


pengolahan sampah terpadu lainnya di Puri Jatinangor.

- Wadah harus sering dikosongkan, untuk mencegah


sampah menyebar di sekitar wadah, dan transportasi
sampah harus lebih diperhatikan.

B) Edukasi

Untuk daerah yang menjadi studi kasus, tidak ada masalah


mengenai infrastruktur pendidikan di lokasi tersebut,
sehingga pemenuhan kebutuhan aspek ini tidak dibutuhkan
perbaikan.

C) Health and Nutrition

Berdasarkan data yang ada, Dampak banjir yang ditimbulkan


ialah adanya penyakit kulit berupa gatal- gatal . Hal ini tidak
menutup kemungkinan untuk terjadinya water-borne
disease.
Maka adapun kebutuhan terkait pemenuhan Health and
Nutrition :

Rencana pemulihan jangka pendek dari sektor kesehatan akan


menargetkan intervensi yang menyelamatkan jiwa dengan pendekatan
kuratif dan preventif. Ini akan termasuk intervensi untuk mengobati
kekurangan berat pada anak-anak di bawah lima tahun, mencegah
defisiensi mikronutrien, dan mencegah kekurangan gizi akut di antara
anak-anak dan wanita hamil dan menyusui.

Rencana pemulihan jangka menengah akan menekankan pada


peningkatan akses layanan kesehatan dengan memulihkan fasilitas
kesehatan, meningkatkan tenaga kerja, dan mempromosikan
pengurangan risiko bencana.

Rencana pemulihan jangka panjang perlu sejalan dengan rencana


pembangunan lain di berbagai tingkatan, dan harus bertujuan untuk
mempromosikan reformasi sektor kesehatan yang sedang berjalan.

Program pemulihan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka


panjang semuanya harus disertai dengan mekanisme kuat yang melacak
bantuan, mengoordinasikan program, dan memantau kemajuan; dan
sistem pemantauan dan evaluasi yang ada.

Pemenuhan kesehatan dan nutrisi dapat dilakukan dengan cara


demikian :

1) Rekonstruksi dan renovasi fasilitas kesehatan yang rusak


2) Pengisian kembali obat-obatan dan peralatan di fasilitas kesehatan
3) Pengendalian penyakit menular
4) Peningkatan kesehatan ibu, anak-anak, remaja, dan lansia
5) Perbaikan respons rumah sakit terhadap bencana
6) Penguatan sumber daya manusia secara kuantitatif dan kualitatif
(Pelatihan Epidemiologi Lapangan, pengurangan risiko bencana,
kesiapsiagaan bencana, dan perencanaan respons bencana)
7) Promosi dan penyaringan gizi
8) Penanganan kekurangan gizi akut
9) Pencegahan kekurangan gizi mikro
10) Pencegahan kekurangan gizi akut (pemborosan)
11) Perluasan cakupan perawatan kesehatan di daerah yang terkena
bencana 12) Pembentukan tim lapangan yang mempraktikkan
pengobatan tradisional
13) Peningkatan kapasitas untuk pencegahan risiko bencana dan
manajemen risiko bencana
14) Pemberian dukungan psikososial
15) Peningkatan sistem perintah pusat

Anda mungkin juga menyukai