----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salah satu permasalahan lingkungan yang masih terjadi ialaj krisis sanitasi dan kebersihan.
Salah satu masalah yang terjadi ialah di daerah pesisir dan tepi sungai atau kali mengalami
peningkatan limbah dari masyarakat yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan.
Saat ini, masalah penurunan kualitas lingkungan dan sanitasi adalah salah satu problem yang
kompleks terjadi di Indonesia termasuk kota Surabaya.
Di pusat kota Surabaya, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak paham akan
pentingnya kesehatan. Ada sekitar 400 kepala keluarga di kelurahan Wonorejo dan Tegalsari
yang justru tidak memiliki sanitasi layak.
Tingkat kesadaran masyarakat Jawa Timur dalam menjaga perilaku hygiene dan
sanitasi di rumah tangga masih cukup buruk
Masih terdapat 12,4% penduduk yang melakukan BABS, membuang sampah dikali
Kesadaean masyarakat Surabaya untuk tidak BABS sangat rendah, hanya 26
kelurahan dari total 160 kelurahan yang tidak melakukan BABS
Sejumlah pabrik, dan masyarakat (Rumah Tangga) masih membuang limbah di
sungai
Solusi
Usaha yang dilakukan sesuai dengan studi kasus di Surabaya tentunya melalui berbagai
metode, pendekatan.
Metode
Dalam melakukan pendekatan sehingga pencapaian akan keadaan masyarakat yang peka akan
krisis lingkungan dapat terlaksana dengan baik, maka ada beberapa kegiatan yang dibutuhkan
yaitu
Pengumpulan Data
data primer seperti dept interview, observasi, kuesioner, dan focus group discussion.
Sedangkan untuk data sekunder meliputi informasi yang didapat dari literature, media
eksisting atau kampanye yang pernah dilakukan sebelumnya, serta data yang berasal
dari internet.
Depth Interview
Depth Interview dilakukan kepada pihak yang mempunyai pengetahuan tentang
kondisi sanitasi di Surabaya. Dalam hal ini narasumber yang dipergunakan
merupakan stakeholder dan bantu dengan pihak-pihak yang berhubungan dalam
mengumpulkan data seperti dinas kesehatan lingkungan Surabaya
Kuesioner
Setelah mendapatkan data dan informasi dari pihak stakeholder, penulis mampu
menentukan target sasaran dalam perancangan kampanye sehat ini. Untuk wilayah
penyebaran, peneliti mengambil sample data dari Dinas Kesehatan Surabaya
berdasarkan angka diare di wilayah Surabaya. Tujuan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui perilaku masyarakat pada bidang kesehatan lingkungan
Observasi
Mengamati karakteristik sosial dan lingkungan, kondisi sarana MCK umum,
pembuangan sampah dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan kali, sungai atau
laut.
Salah satu program USAID yang menangani lingkungan adalah Highfive yang sudah
launching di kota Surabaya. Highfive mengambil peran untuk mengkampanyekan
peningkatan perilaku sanitasi dan Hygiene (higienis) yang layak di tingkat rumah tangga dan
masyarakat dengan mengupayakan strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
telah diterapkan sebagai sebuah metode pendekatan terhadap masyarakat.
STBM memiliki dua program yang berindikator yaitu outcome dan indicator output.
Indikator outcome adalah menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi serta perilaku, sedangkan output adalah sebagai
berikut:
1. Setiap individu dan komunitas memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
mampu mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air sembarangan / BABS.
2. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengolahan air minum dan makanan yang aman.
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas anatara lain :
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) terdapat fasilitas cuci tangan
dengan benar menggunakan sabun.
Pendekatan dengan Kampanye, Iklan atau Media Pendukung Pemasaran (Poster, Outdoor
banner)
Dalam menarik perhtaian dan atensi masyarajat, media tertulis ataupun kampanye menjadi
peran penting dalam menyebarkan pesan.
Menurut Rogers dan Storey, kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang
terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar
khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu. Kampanye meliputi
empat hal, yaitu :
Di Surabaya pesan utama yang menjadi kampanye sanitasi sehat adalah “Rumah Resik” dan
jargon “yo weenak!”, dengan pesan utama “hidup higienis”
Selain itu Slogan pada kegiatan kampanye di Surabaya adalah G3CM BECIK
Selain itu dalam melakukan kampanye dibutuhkan juga beberapa hal penting
1. Hygiene Behaviours
(yang berhubungan dengan perilaku bagaimana berhadapan dengan sumber air,
pengolahan air bersih, pengumpulan, penyimpanan air bersih, persediaan air minum,
kebersihan makanan, pembuangan ekskreta)
Sumber Air
Pengolahan Air
Penampungan Air
o Air minum ditampung dalam container terpisah dengan air bersih untuk sehari-hari
Penggunaan Air
o Jumlah air yang cukup harus tersedia dan digunakan untuk kebersihan pribadi dan
rumah tangga.
Penyajian Makanan
o Tangan selalu dicuci sebelum menyajikan makanan
Orang orang yang harus masuk dalam kategori karena posisi dan status sosialnya
diperhitungkan dalam masyarakat
2. Community participation
Terdiri dari :
Mengenal Komunitas
Pengorganisasian kemasyarakatan
Tindakan Awal
RESUME YOUTUBE
Perilaku hygiene adalah salah satu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari
dalam penentuan teknologi sanitasi tepat guna adalah dimana yang perlu di perhatikan antara
lain :
1. Pembuangan tinja
2. Penggunaan dan proteksi sumber air
3. Air dan hygiene pribadi
4. Hygiene makanan
5. Hygiene domestik dan lingkungan
Cuci tangan pakai sabun sangat penting terutama pada masa pandemic covid 19 yaitu :
Teknologi sanitasi tepat guna salah satunya menciptakan teknologi cuci tangan tanpa
menyentuh dengan tangan dan hanya menggunakan pijakan kaki.
1. Membuat target pertama pada praktek perilaku yang mengarah pada pengurangan
secara langsung penyebaran penyakit
2. Target audience lebih spesifik atau dapat dikatakan kelompok atau orang tersebut
berpengaruh besar
3. Identifikasi motiv peubahan perilaku masyarakat
4. Gunakan pesan hygiene yang positif dengan cara menghibur seperti mendongeng
5. Identifikasi cara terbaik berkomunikasi. Misalnya dengan mempelajari bahasa yang
umum digunakan di tengah masyarakat
6. Gunakan saluran komunikasi yang berbeda-beda tapi perhatikan biaya
7. Hati-hati dalam perencanaan , eksekusi, monitor dan evaluasi promosi hygiene.
1. Menggunakan popok
2. Potties
3. Tempat buang air besar khusus anak-anak
4. Jika buang air ditempat terbuka, orang tua harus segera menguburnya
5. Ajarkan cuci tangan pakai sabun