PENDAHULUAN
Dari latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat kita ambil
adalah
1. Bagaimana konsep dasar tentang negara?
1
2. Apa saja tujuan negara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar tentang negara?
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Warga Negara
B. Pengertian Kewarganegaraan
3
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti
keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan anatara
negara dan warga negara.
5
kecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumlah yang berkuasa
dalam negara itu (government not by man but by low = the rule of law).
Setiap negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya warga atau
rakyatnya. Unsur rakyat ini sangat penting dalam sebuah negara,
karena secara konkret rakyatlah memiliki kepentingan agar negara itu
dapat berjalan dengan baik. Selain it, bagaimanapun juga manusialah
yang akan mengatur dan menentukan sebuah organisasa (negara).
2. Wilayah
6
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang harus ada,
karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang
jelas. Secara mendasar, wilayah dalam sebuah negara biasanya
mencakup daratan (wilayah darat), peraiaran (wilayah laut/perairan)
dan udara (wilayah udara).
Wilayah darat suatu negara dibatasi oleh wilayah darat dan laut
(perairan) negara lain. Perbatasan wilayah sebuah negara biasanya
ditentukan berdasarkan perjanjian yakni perjanjian antara dua negara
atau lebih.
5. Pemerintah
7
mengatur urusan sehari-hari, yang menjalankan kepentingan-
kepentingan bersama. Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara,
menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama-sama.[5]
8
sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu
puas. Menurut “Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk
menyatakan “kemauan umumnya” (general will) dan ditujukan pada
kebahagiaan besama. Selain itu Negara juga memperhatikan
kepentingan-kepentingan individual (particular interest).
Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan
umumnya.
2. Teori Ketuhanan
3. Teori kekuatan
4. Teori Organis
9
manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai
kepala dan para individu sebagai daging makhluk itu.
5. Teori Historis
1. Paham Teokrasi
10
Dalam paham teokrasi, hubungan agama dan negara
digambarkan sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Negara
menyatu dengan agama, karena pemerintahan menurut paham ini
diajalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan
dalam masyarakat, bangsa, dan negara dilakukan atas titah tuhan.
Dengan demikian, urusan kenegaraan atau politik, dalam paham
teokrasi juga diyakini sebagai menifestasi firman Tuhan.
2. Paham Sekuler
3. Paham Komunis
11
Paham ini menimbulkan paham atheis, paham yang dipelopori
oleh Karl Mark ini, memandang agama sebagai candu masyarakat
(Mark, dalam Louis Leahy, 1992:97-98). Menurutnya manusia
ditentukan oleh dirinya sendiri. Sementara agama dalam paham ini,
dianggap sebagai suatu kesadaran diri bagi manusia sebelum
menemukan dirinya sendiri.
1. Paradigma Integralistik
12
menggunakan hukum dan prinsip keagamaan. Dari sinilah kemudian
paradigma integralistik dikenal juga dengan paham Islam (Din wa
Dawlah), yang sumber hukum positifnya adalah hukum agama.
Paradigma Integralistik ini antara lain dianut oleh kelompok Islam
Syi’ah. Hanya saja Syi’ah tidak menggunakan term dawlah tetapi
dengan term imamah.
2. Paradigma Simbiotik
3. Paradigma Sekularistik
Konsep ini bisa dilihat dari pendapat Ali Abdul Raziq yang
menyatakan bahwa dalam sejarah kenabian Rasulullah saw. pun tidak
ditemukan keinginan Nabi Muhammad Saw. Untuk mendirikan
agama. Rasulullah saw. Hanya menyampaikan risalah kepada manusia
dan mendakwahkan ajaran agama kepada manusia.
BAB III
PENUTUP
14
3.1 Kesimpulan
1. Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Menurut memori
penjelasan dari pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62
tahun 1958 tentang Kewarganeraan Republik Indonesia,
kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu
negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk
melindungi orang ang bersangkutan.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat yang berhak menuntut
dari warganegaranya untuk taat pada peraturan perundang-
undangan melalaui penguasaan (kontrol) monopolistis dari
kekuasaan yang sah.
2. tujuan sebuah negara dapat bermacam-macam, antara lain:
Bertujuan untuk memperluas kekuasaan semata-mata, Bertujuan
menyelenggarakan ketertiban hukum, Bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan umum.
15
6. Teori hukum alam
5. hubungan agama dan negara dapat dijelaskan dengan beberapa
konsep hubungan agama dan negara menurut beberapa aliran, yaitu
paham teokrasi, paham sekuler dan paham komunis.
6. Dalam lintasan sejarah dan opini para teoritis politik Islam,
ditemukan beberapa pendapat yang berkenaan dengan konsep
hubungan agama dan negara, antara lain dapat dirangkum ke dalam
tiga paradigma, yakni integralistik, simbiotik, sekularistik
DAFTAR PUSTAKA
16
Azra, Azyumardi. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah,
Kansil. 2001. Ilmu Negara Umum Dan Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Wibowo, Dwi Cahyadi. Konsep Teori dan Proses terbentuknya Negara, Dalam
laman http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com
17