Anda di halaman 1dari 9

HUKUM ACARA PERDATA

GUGATAN REKONVENSI
• Menurut Yahya harahap, istilah (gugatan) rekonvensi di
atur dalam pasal 132a HIR yang maknanya rekonvensi
adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugatan
balasan terhadap gugatan yang diajukan penggugat
kepadanya.
• Dalam hal penjelasan pasal 132a HIR disebutkan oleh
karena bagi tergugat diberi kesempatan untuk
mengajukan gugatan melawan, artinya untuk
menggugat kembali penggugat, maka tergugat itu perlu
mengajukan tuntutan baru, akan tetapi cukup dengan
memajukan gugatan pembalasan itu bersama-sama
dengan jawabannya terhadap gugatan lawannya.
Tujuan Gugatan rekonvensi
• Untuk mengimbangi gugatan penggugat, agar
sama-sama dapat diperiksa sekaligus.
• Menggabungkan dua tuntutan yang berhubungan
untuk diperiksa dalam persidangan sekaligus,
mempermudah prosedur pemeriksaan,
menghindarkan putusan yang saling
bertentangan satu sama lain, menetralisir
tuntutan konvensi, memudahkan acara
pembuktian, dan menghemat biaya.
EKSEPSI
• Menurut Yahya Harahap, eksepsi secara umum
berarti pengeculin, akan tetapi dalam konteks
hukum acara, bermakna tangkisn atau bantahan
yang ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut
syarat-syarat atau formalitas gugatan yang
mengakibatkan gugatan tidak dapat diterima.
• Tujuan pokok pengajuan eksepsi yaitu agar proses
pemeriksaan dapat berakhir tanpa lebih lanjut
memeriksa pokok perkara.
INTERVENSI
• Intervensi adalah suatu perbuatan hukum oleh
pihak ketiga yang mempunyai kepentingan dalam
gugatan tersebut dengan jalan melibatkan diri
atau dilibatkan oleh salah satu pihak dalam suatu
perkara perdata yang sedang berlangsung pihak
intervensi tersebut dapat berperan sebagai
penggugat intervensi atau pun sebagai penggugat
intervensi.
• Intervensi pihak ketiga disebut intervenient
sedangkan bentuknya disebut intervensi yaitu
voeging, tussenkomst dan vrijwaring.
Macam-macam intervensi
1. Intervensi Voeging (menyertai) yakni pihak
ketiga mencampuri sengketa yang sedang
berlangsung antara penggugat dan tergugat
dengan sikap memihak kepada salah satu
pihak, biasanya pihak tergugat dan
dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
hukumnya sendiri dengan jalan membela
salah satu pihak yang bersengketa.
2. Intervensi Tussenkomst (menegah) yaitu pihak
yang mengintervensi tidak ada
keberpihakannya kepada salah satu pihak,
baik tergugat maupun penggugat.
Berdasarkan aturan hukum acara perdata,
mestinya pihak yang mengintervensi dalam
tussenkomst dapat mengajukan tuntutan
sendiri kepada masing-masing pihak tanpa
mencampurinya.
3. Vrijwaring adalah penarikan pihak ketiga
untuk bertanggung jawab ( untuk
membebaskan tergugat dari tanggung jawab
kepada penggugat).
SITA JAMINAN

Anda mungkin juga menyukai