Antibiotika Resistensi Dan Rasionalitas Terapi PDF
Antibiotika Resistensi Dan Rasionalitas Terapi PDF
4 Maret 2011
Abstrak
Masalah resistensi bakteri terhadap antibiotika telah menjadi masalah internasional. Saat
ini sedang digalakkan kampanye dan sosialisasi pengobatan secara rasional yang meliputi
pengobatan tepat, dosis tepat, lama penggunaan yang tepat serta biaya yang tepat. Bakteri
menjadi resisten untuk dapat bertahan hidup setelah melalui beberapa proses tertentu.
Banyak hal yang bisa mendukung terjadinya resistensi.Pada akhirnya konsekuensi yang
ditimbulkan sangat merugikan baik dari segi kesehatan, ekonomi maupun kesehatan
masyarakat.Terapi rasional, regulasi pemerintah, juga edukasi masyarakat menjadi
beberapa poin penting dalam stategi penanganan masalah resistensi ini.
Kata Kunci : antibiotika, resistensi, terapi, rasional.
191
Eka Rahayu Utami
192
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
obat, senyawa kimia atau bahan lainnya yang infeksi virus. Terdapat beberapa faktor yang
digunakan untuk mencegah atau mengobati mendukung terjadinya resistensi,antara lain
infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup 1. Penggunaannya yang kurang tepat
dan berkembang biak, menimbulkan lebih (irrasional): terlalu singkat, dalam dosis
banyak bahaya. Kepekaan bakteri terhadap yang terlalu rendah, diagnosa awal yang
kuman ditentukan oleh kadar hambat minimal salah, dalam potensi yang tidak adekuat.
yang dapat menghentikan perkembangan 2. Faktor yang berhubungan dengan pasien.
bakteri (Bari,2008).Timbulnya resistensi Pasien dengan pengetahuan yang salah akan
terhadap suatu antibiotika terjadi berdasarkan cenderung menganggap wajib diberikan
salah satu atau lebih mekanisme berikut: antibiotik dalam penanganan penyakit
1. Bakteri mensintesis suatu enzim meskipun disebabkan oleh virus, misalnya
inaktivator atau penghancur antibiotika. flu, batuk-pilek, demam yang banyak
Misalnya Stafilokoki, resisten terhadap dijumpai di masyarakat. Pasien dengan
penisilin G menghasilkan beta-laktamase, kemampuan finansial yang baik akan
yang merusak obat tersebut. Beta- meminta diberikan terapi antibiotik yang
laktamase lain dihasilkan oleh bakteri paling baru dan mahal meskipun tidak
batang Gram-negatif. diperlukan. Bahkan pasien membeli
2. Bakteri mengubah permeabilitasnya antibiotika sendiri tanpa peresepan dari
terhadap obat. Misalnya tetrasiklin, dokter (self medication). Sedangkan pasien
tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi dengan kemampuan finansial yang rendah
tidak pada bakteri yang resisten. seringkali tidak mampu untuk menuntaskan
3. Bakteri mengembangkan suatu perubahan regimen terapi.
struktur sasaran bagi obat. Misalnya 3. Peresepan: dalam jumlah besar,
resistensi kromosom terhadap meningkatkan unnecessary health care
aminoglikosida berhubungan dengan expenditure dan seleksi resistensi terhadap
hilangnya (atau perubahan) protein obat-obatan baru. Peresepan meningkat
spesifik pada subunit 30s ribosom bakteri ketika diagnose awal belum pasti. Klinisi
yang bertindak sebagai reseptor pada sering kesulitan dalam menentukan
organisme yang rentan. antibiotik yang tepat karena kurangnya
4. Bakteri mengembangkan perubahan jalur pelatihan dalam hal penyakit infeksi dan
metabolik yang langsung dihambat oleh tatalaksana antibiotiknya.
obat. Misalnya beberapa bakteri yang 4. Penggunaan monoterapi : dibandingkan
resisten terhadap sulfonamid tidak dengan penggunaan terapi kombinasi,
membutuhkan PABA ekstraseluler, tetapi penggunaan monoterapi lebih mudah
seperti sel mamalia dapat menggunakan menimbulkan resistensi.
asam folat yang telah dibentuk. 5. Perilaku hidup sehat: terutama bagi tenaga
5. Bakteri mengembangkan perubahan enzim kesehatan, misalnya mencuci tangan setelah
yang tetap dapat melakukan fungsi memeriksa pasien atau desinfeksi alat-alat
metabolismenya tetapi lebih sedikit yang akan dipakai untuk memeriksa pasien.
dipengaruhi oleh obat dari pada enzim 6. Penggunaan di rumah sakit: adanya infeksi
pada kuman yang rentan. Misalnya endemik atau epidemik memicu penggunaan
beberapa bakteri yang rentan terhadap antibiotika yang lebih massif pada bangsal-
sulfonamid, dihidropteroat sintetase, bangsal rawat inap terutama di intensive
mempunyai afinitas yang jauh lebih tinggi care unit. Kombinasi antara pemakaian
terhadap sulfonamid dari pada PABA antibiotik yang lebih intensif dan lebih lama
(Jawetz, 1997). dengan adanya pasien yang sangat peka
terhadap infeksi, memudahkan terjadinya
Penyebab utama resistensi antibiotika infeksi nosokomial.
adalah penggunaannya yang meluas dan 7. Penggunaannya untuk hewan dan binatang
irasional.Lebih dari separuh pasien dalam ternak: antibiotik juga dipakai untuk
perawatan rumah sakit menerima antibiotik mencegah dan mengobati penyakit infeksi
sebagai pengobatan ataupun profilaksis.Sekitar pada hewan ternak. Dalam jumlah besar
80% konsumsi antibiotik dipakai untuk antibiotik digunakan sebagai suplemen rutin
kepentingan manusia dan sedikitnya 40% untuk profilaksis atau merangsang
berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya pertumbuhan hewan ternak. Bila dipakai
193
Eka Rahayu Utami
194
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
195
Eka Rahayu Utami
ayat 1. Antibiotika termasuk salah satu jenis menurut ketentuan pada pasal 7 ayat 5
obat-obat keras, hal ini terdapat dalam pasal 1 (Keputusan Menkes RI, 2004).
ayat 1a yang berbunyi: “Obat-obat keras yaitu Selain peraturan perundang-undangan,
obat-obatan yang tidak digunakan untuk klinisi memerlukan guideline terapi antibiotika
keperluan teknik, yang mempunyai khasiat yang dapat digunakan sebagai dasar terapi
mengobati, menguatkan, membaguskan, empiris di klinik.Pelaksanaan
mendesinfeksikan, dan lain-lain tubuh manusia, penggunaanguideline ini seyogyanya dievaluasi
baik dalam bungkusan maupun tidak , yang secara ketat oleh pihak yang terkait misalnya
ditetapkan oleh Secretaris Vaan Staat, Hoofd rumah sakit atau dinas kesehatan. Dalam
van het Departement van Gesondheid, menurut mengaplikasikan guideline ini, tentunya klinisi
ketentuan pasal 2 ayat (1) “Sec. V. St akan sangat terbantu dengan keberadaan
mempunyai wewenang untuk menetapkan laboratorium mikrobiologi klinik yang mampu
bahan-bahan sebagai obat-obat keras dan ayat menyediakan hasil pemeriksaan secepat
(2) “ Penetapan ini dijalankan dengan mungkin dan mendiskusikan hasilnya dengan
menempatkan bahan-bahan itu pada suatu klinisi. Mutu obat sebaiknya diawasi dan
daftar G(obat-obat berbahaya) atau daftar W dievaluasi secara berkala.Para profesional
(peringatan). hendaknya mulai menggalakkan penelitian
Dalam Pasal 107 UU No. 36/2009 tentang untuk menemukan antibiotika baru yang lebih
kesehatan ada ketentuan lebih lanjut mengenai poten dalam melawan bakteri resistan.
pengamanan sediaan farmasi seperti obat Dengan cepatnya dan makin seringnya
antibiotik dan alat kesehatan dilaksanakan diperkenalkan berbagai jenis antibiotika dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- kemoterapetika baru, praktisisering
undangan.Pasal 108 (1) mengatur praktik mendapatkan kesulitan dalam menilai manfaat,
kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk peran serta resiko dari suatu jenis obat baru
pengendalian mutu sediaan farmasi, dibandingkandengan jenis-jenis yang sudah
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan ada.Hal ini sering diperburuk oleh kenyataan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep bahwa informasi yang diberikanmengenai obat
dokter, pelayanan informasi obat serta yang baru, lebih sering banyak menonjolkan
pengembangan obat,bahan obat dan obat segi manfaat dan kelebihannya, sedangkan
tradisional harus dilakukan oleh tenaga efeksamping dan kekurangan-kekurangan
kesehatan yang mempunyai keahlian dan lainnya cenderung diperkecilkan. Di lain pihak,
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan informasi ilmiah dalam buku-bukupustaka
perundang-undangan. untuk obat yang baru diperkenalkan umumnya
Peraturan mengenai distribusi obat tertulis masih kurang lengkap. Menghadapi kesulitan
dalam (Direktorat Jenderal Pelayanan ini reaksiyang timbul dapat muncul secara
Kefarmasian dan Alat Kesehatan) : ekstrim dalam dua kemungkinan.Pertama,
1. Pasal 3 (1) Penyerahan persediaan untuk mengikuti saja semua informasi dananjuran
penyerahan dan penawaran untuk penjualan yang diterima, walaupun informasinya belum
dari bahan-bahan G, demikian pula tentu sepenuhnya benar.Kedua, secara apriori
memiliki bahan –bahan ini dalam jumlah langsungmenolak semua informasi dan anjuran
sedemikian rupa sehingga secara normal tanpa terlebih dulu apakah ada kelebihan
tidak dapat diterima bahwa bahan-bahan ini manfaat dari obat baru yangdiperkenalkan
hanya diperuntukkan pemakain pribadi, tersebut.
adalah dilarang. Larangan ini tidak berlaku Menghadapi suatu jenis antibiotika
untuk pedagang-pedagang besar yang baru yang diperkenalkan, maka langkah-
diakui, Apoteker-apoteker , yang memimpin langkah penelaahan yang dianjurkanadalah
Apotek dan Dokter Hewan. sebagai berikut,
2. Penyerahan dari bahan –bahan G , yang 1. Termasuk jenis apakah antibiotika baru
menyimpang dari resep Dokter, Dokter tersebut?
Gigi, Dokter Hewan dilarang, larangan ini 2. Bagaimana spektrum antikumannya?
tidak berlaku bagi penyerahan-penyerahan 3. Apa indikasi pemakaian kliniknya?
kepada Pedagang –pedagang Besar yang 4. Apa antibiotika pilihan utama dan pilihan
diakui, Apoteker-apoteker, Dokter-dokter alternatif untuk kondisi klinik atau
Gigi dan Dokter-dokter Hewan demikian infeksi yang dimaksud?
juga tidak terhadap penyerahan-penyerahan
196
Antibiotika, Resistensi (191-198) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
197
Eka Rahayu Utami
198