DISPERSI DATA
Dispersi adalah ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data.
Ukuran dispersi yang sering digunakan dalam penelitian ialah jangkauan (range),
simpangan rata-rata (mean deviation), variansi (variance), dan deviasi baku (standard
deviation). Selain itu pada bab ini juga dibahas tentang simpangan kuartil, koefisien
variasi, kemiringan, dan kurtosis. Dalam dispersi data dibedakan antara ukuran dispersi
pada populasi dan ukuran dispersi pada sampel.
1. Jangkauan (range)
Jangkauan sebuah distribusi frekuensi dirumuskan sebagai beda antara pengukuran
nilai terbesar dan nilai terkecil yang terdapat dalam sebuah distribusi. Untuk
menghitung jangkauan tidak terdapat perbedaan rumus maupun simbol untuk data
populasi maupun data sampel.
Dirumuskan: Range (r) = nilai max – nilai min
Contoh untuk data tunggal:
• Data 1: 50,50,50,50,50 ; mempunyai r = 50-50=0
• Data 2: 30,40,50,60,70 ; mempunyai r = 70-30=40
Contoh untuk data bergolong:
SR
| X |
N
• Bila data bergolong, maka:
SR
f | X |,
N
di mana :
X nilai data
rata - rata hitung untuk populasi
N banyak data untuk populasi
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah simpangan rata-rata untuk kelompok data populasi: 20,30,50,70,80!
Rata rata hitung 50 , N 5, maka
| 20 50 | | 30 50 | | 50 50 | | 70 50 | | 80 50 |
SR
5
30 20 0 20 30 100
20
5 5
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah SR data modal 40 perusahaan berikut jika data tersebut merupakan
data populasi.
SR
| X X |
n
• Bila data bergolong, maka:
SR
f XX
,
n
di mana :
X nilai data
X rata - rata hitung untuk sampel
n banyak data untuk sampel
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah simpangan rata-rata untuk kelompok data sampel: 20,30,50,70,80.
Rata rata hitung X 50 , n 5, maka
| 20 50 | | 30 50 | | 50 50 | | 70 50 | | 80 50 |
SR
5
30 20 0 20 30 100
20
5 5
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah SR data modal 40 perusahaan berikut jika data tersebut merupakan
data sampel.
SR
f | X X | 455,850 11,396
f 40
3. Variansi (variance)
Variansi adalah rata-rata kuadrat selisih atau kuadrat simpangan dari semua nilai
data terhadap rata-rata hitung. Untuk menghitung variansi, digunakan rumus dan
simbol yang berbeda antara data sampel dan data populasi.
a. Variansi Pada Populasi
• Bila data tunggal, maka:
2
( X ) 2
N
• Bila data bergolong, maka:
2
f ( X ) 2
, di mana n f
N
di mana :
X nilai data
rata rata hitung
N banyak data
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah variansi untuk kelompok data populasi 20,30,50,70,80.
(20 50) 2 (30 50) 2 (50 50) 2 (70 50) 2 (80 50) 2
2
5
900 400 0 400 900
520
5
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah SR data modal 40 perusahaan berikut jika data tersebut merupakan
data populasi.
2
f ( X ) 2
8097 ,9741
202,449
N 40
b. Variansi Pada Sampel
• Bila data tunggal, maka:
S 2
( X X ) 2
n 1
• Bila data bergolong, maka:
S2
f (X X ) 2
, di mana n f
n 1
di mana :
X nilai data
X rata rata hitung
n banyak data sampel
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah variansi untuk kelompok data sampel: 20,30,50,70,80.
(20 50) 2 (30 50)2 (50 50)2 (70 50)2 (80 50) 2
S2
5 1
900 400 0 400 900
650
4
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah SR data modal 40 perusahaan berikut, jika data tersebut merupakan
data sampel.
S 2
f (X X ) 2
8097,9741
207,64
n 1 39
4. Deviasi baku (standard deviation)
Deviasi baku adalah adalah akar pangkat dua dari variansi. Oleh karena itu, tentunya
terdapat perbedaan rumus dan simbol untuk menghitung deviasi baku pada data
populasi dan data sampel.
a. Deviasi baku pada Populasi
• Bila data tunggal, maka:
(X ) 2
N
• Bila data bergolong, maka:
f ( X ) 2
, di mana N f
N
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah deviasi baku untuk kelompok data polulasi: 20,30,50,70,80.
(20 50) 2 (30 50) 2 (50 50) 2 (70 50) 2 (80 50) 2
5
900 400 0 400 900
520 22.804
5
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah deviasi baku data modal 40 perusahaan berikut, jika data tersebut
merupakan data populasi.
f (X ) 2
8097 ,9741
202,45 14,229
N 40
b. Deviasi baku pada Sampel
• Bila data tunggal, maka:
S
(X X ) 2
n 1
• Bila data bergolong, maka:
S
2 f (X X ) 2
, di mana n f
n 1
Contoh untuk data tunggal:
Tentukanlah deviasi baku untuk kelompok data sampel: 20,30,50,70,80.
(20 50) 2 (30 50) 2 (50 50) 2 (70 50) 2 (80 50) 2
S
5 1
900 400 0 400 900
650 25,495
4
Contoh untuk data bergolong:
Tentukanlah deviasi baku data modal 40 perusahaan berikut, jika data tersebut
merupakan data sampel.
f (X ) 2
8097 ,9741
202,45 14,229
N 40
Karena Vs > Vm berarti hasil ujian statistik lebih bervariasi (heterogen) dibanding hasil
ujian matematika.
Jika data tersebut merupakan data populasi, digunakan simbol yang berbeda untuk
mean dan deviasi baku, yaitu untuk mean dan untuk deviasi baku.
frekuensi
x x x
Terdapat beberapa cara yang dipakai untuk menghitung derajat kemiringan distribusi
data. Data yang dibicarakan pada pembahasan ini adalah data sampel. Untuk data
populasi dapat digunakan cara yang sama dengan mengganti symbol untuk mean (
pada populasi dan X pada sampel) dan variansi ( 2 pada populasi dan s2 pada
sampel)
a) Pearson
X Mod 3( X Med )
atau
S S
di mana :
derajat kemiringan Pearson
X rata rata hitung
Mod modus
S standar deviasi
Med median
Rumus ini dapat dipakai untuk data tunggal maupun data bergolong,
dengan aturan sbb:
– Bila = 0, distribusi data simetri
– Bila = negatif, distribusi data miring ke kiri
– Bila = positif, distribusi data miring ke kanan
Semakin besar , distribusi data akan semakin miring atau makin tidak
simetri.
b) Momen
Bila data tunggal, maka:
3
(X X ) 3
nS 3
Bila data bergolong, maka:
3
f ( X X )3
nS 3
di mana :
3 derajat kemiringan
X rata rata hitung
S s tan dar deviasi
n f
frekuensi
frekuensi
frekuensi
4
(X X ) 4
nS 4
• Bila data bergolong, maka:
4
f (X X ) 4
nS 4
di mana :
3 derajat kemiringan
X rata rata hitung
S s tan dar deviasi
n f
Tim Penyusun:
• Sukirman
• Sri Rejeki
Sumber:
• Syamsudin. 2002. Statistik Deskriptif. MUP: Surakarta
• N. Setyaningsih, Pengantar Statistika Matematika, MUP -UMS
• Budiyono, Statistika untuk Penelitian, 2004 , UNS