Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS ASMA BRONKIAL PADA ANAK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen pengampu:
Rika Mayasari,S.Kep,NS, M.Kes

Disusun oleh:
Devita Putri H.N (17613082)
Syifa Aulia A.O (17613083)
Iqbal Efendi (17623053)
Puput Lestari (17613056)
Ririn Wijayanti (17613055)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,tufik serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan anak yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KASUS ASMA
BRONKIAL” dengan lancar. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini ada
beberapa pihak yang membantu dengan tulus. U tuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasihsebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Sulton M,Si Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Ponorogo yang telah mendukung pembuatan makalah ini
2. Bapak Sulistyo Andarmoyo, S.Kep,Ns M.,Kep Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan
3. Ibu Rika Mayasari, S. Kep., M.Kes selaku dosen pangampu Keperawaran
Anak dan Dosen Wali kelas 2B
4. Kedua orangtua kita yang selalu mendukung kami
5. Rekan-rekan kelas 2B yang telah membantu kegiatan tersebut.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penulisan makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengaharapkan banyak kritik maupun saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan untuk siapapun
yang membaca makalah dan mempelajarinya

Ponorogo, 17 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asma merupakan penyakit jalan nafas obstrukstif intermen, reversibel dimana
trakea dan bronkhial berespon secara hiper aktif terhadap stimuli tertentu. Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan batuk,
dispnea dan whezing. Tingkat penyempitan jalan napas dapat berubah baik secara
spontan maupu karena karena terapi. Asma dapat terjadi pada golongan usia,
sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi
sebelum usia 40 tahun. (Smeltzer & Bare,2002). Menurut data WHO (2006)
Sebanyak 100 hingga 150juta penduduk dunia adalah penyandang asma. Jumlah
ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang tiap tahunnya. Di Indonesia,
pravalensi asma belum diketahui secara pasti namun diperkirakan 5-7% penduduk
Indonesia menderita Asma.
Penyakit asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin, 80-90% gejala
timbul sebelum usia 5 tahun. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak
terjadi daripada perempuan, sedangkan usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara
kejadian asma pada anak dan bayi lebih tinggi dari pada orang dewasa. Akibat
dari penyakit asma jika tidak ditangani akan menimbulkan komplikasi, seperti
pneumothorak, pneumediastrum, atelektasis, aspergilosis, gagal napas, bronkitis.
Meskipun asma dapat berakibat fatal, asa lebih sering mengganggu pekerjaan
aktivitas fisik dan banyak aspek kehidupan lainnya. (Mansjoer,2008)
Semakin tinggi kasus asma bronkhial, maka pasien asma bronkhial perlu
dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat, peran perawat sangat penting dalam
merawat pasien asma bronkhial antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan,
pembaharuan, pendidikan, pemberi asuhan keperawatan, pengorganisasian
pelayanan kesehatan yang khususnya dalam sebagai pemberi asuhan keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan
bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan kasus asma bronkhial.
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan kasis asma bronkhial
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan konsep dasar asma bronkhial yang meliputi:
pengertian, anatomi fisiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan,
komplikasi, pengkajian fokus, pathway, diagnosa keperawatan, fokus intervensi
dan rasional.
b. Mampu mendeskripsikan pengkajian
c. Mampu mendeskripsikan diagnosa
d. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan
e. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan
f. Mampu mendeskripsikan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Asma bronkhial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek, wheezin
dab batuk konstruksi dan membran mukosa yang bengkak didalam bronkus (jalan
nafas dalam paru-paru) Hal ini terutama disebabkan oleh alergi atau infeksi
saluran pernapasan. Kedu, asap rokok dapat mengakibatkan asma pada anak.
(Britanicca Concise,2007)
Asma bronkhial adalah gangguan pernapasan ditandai dengan serangan berulang
kesulitan bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan
ketahanan aliran udara mealui pernapasan bronkeolus. (sport science and
medicine,2007)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asma bronkhial
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan brokiolus yang bersifat
reversible dan disebabkan oleh berbagai penyebab seperti infeksi, alergi dan lain-
lain.
2. Etiologi
 Faktor Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakar alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunanya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial
jika terpapar dengan faktor pencetus.
 Faktor Presipitasi(ppencetus)
• Jamur Indoor
• Randon
• Perubahan Cuaca
• Binatang / hewan peliharaan
• Debu Rumah
• Stress
• Serbuk Sari
• Polusi Udara dan Gas buangan kendaraan bermotor
• Asap Rokok
• Gas Iritan
3. Patofisiologi
Asam ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas sangat mudah
bereksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus manifestasi berupa serangan
asma. Kelainan yang didapatkan adalah: otot bronkus akan mengkerut (terjadi
penyempitan) selaput lendir bronkus udema, Produksi lendir makin banyak.
Lengket dan kental, sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lubang
bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat sampai sesak napas.
Serangan tersebut hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan obat. Pada
stadium permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan skresi
bertambah. Lumen bronkus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti
pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil dalam scret didalam lumen saluran napas.
Jika serangan sering terjadi dan lama atau menahun akan terlihat dekuamasi
(mengelupas) epitel, penebalan membran hialin bosal, hyperlasia serat elastin,
juga hyperlasia dan hyoertrofi otot bronkus. Pada serangan yang berat atau pada
asma yag menahun terdapat penyumbatan broncus oleh mucus yang kental.
Pada asma yang timbul akibat reaksi imunologik, reaksi antigen-antibody
menyebabkan lepasnya mediator kimia yang dapat menimbulkan patologi.
Menitor kimia tersebut adalah:
A. Histamin
1) Kontraksi otot polos
2) Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga terjadi
edema
3) Bertambahnya sekresi kelenjar mukosa bronchus, bronkhiulus, mukosa,
hidung dan mata
B. Bradikinin
1) Kontraksi otot polos bronchus
2) Meningkatkan permabilitas pembuluh darah
3) Vasodepressor (penurunan tekanan darah)
4) Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah
C. Prostaglandin
Bronkokostriksi (terutama prostaglandin F)

F. Klasifikasi Asma Pada Anak


Pembagian asma menurut Phelan(1983) sebagai berikut:
a. Asma episodik jarang
Golongan ini merupakan 70-75% populasi asma anak. Biasanya terdapat pada
anak umur 3-6 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran
napas atas. Banyaknya serangan 3-4kali dalam setahun. Lamanya serangan paling
lama hanya beberapa hari saja dan jarang merupakan serangan yang berat. Gejala-
gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat berlangsung
sekitar 3-4 hari dan batuknya dapat berlangsung 10-14hari. Waktu remisinya
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Manifestasi alergi lainnya misalnya
eksim jarang didapatkan. Tumbuh kembang anak biasanya baik.
b. Asma episodik sering
Golongan ini merupakan 28% dari populasi asma anak. Pada dua pertiga golongan
ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3tahun. Pada permulaan,serangan
berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas.. pada umur 5-6 tahun dapat
terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang tua menghubungkannya
dengan perubahan udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress. Banyaknya
serangan 3-4kali dalam satu tahun dan tiap kali serangan beberapa hari beberapa
minggu. Frekuensi serangan paling banyak pada umur 8-13 tahun. Pada golongan
lanjut kadang-kadang sukar dibedakan dengan golongan asma kronik atau
peresisten. Umumnya gejala paling buruk terjadi pada malam hari dengan batuk
dan mengi yang dapat mengganggu tidur.
c. Asma kronik atau persisten
Pada 25% anak serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan, 75% sebelum
umur 3tahun. Pada anak 50% anak terdapat mengi yang lama pada 2tahun pertama
dan pada 50% sisanya serangan episodik. Pada umur 5-6tahun akan lebih jelas.
Terjadinya obstruksi saluran napas yang peresisten dan hampir selalu terdapat
mengi setiap hari. Diwaktu kewaktu serangan yang berat dan memerlukan
perawatan dirumah sakit. O bstruksi jalan nafas mencapai puncaknya pada umur
8-14 tahun.
d. Hipersekresi
Biasanya terdapat pada anak kecil permulaan umur sekolah. Gambaran utama
serangan adalah batuk,suara napas berderak dan mengi. Pada pemeriksaan fisik
terdapat ronkhi basahbkasar dan ronkhi kering.
e. Asma beban fisik
Serangan asma setelah melakukan kegiatan fisik
f. Batuk malam
Banyak terjadi pada semua golongan asma. Batuk terjadi karena inflamasi mukosa
edema dan produksi muskus yang banyak.
g. Asma yang memburuk pada pagi hari
Golongan yang gejalanya paling buruk 1-4pagi. Keadaan demikian dapat terjadi
secara teratur atau intermen.
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien asma adalah batuk, dyspnea dari wheezing dan
sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang
bebas serangan yang tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan
penderita tampak bernapas cepat, dalam gelisah, duduk dengan tagan menyanggah
ke depan tampak otot-otot bantu pernapasan bekerja dengan keras.
Tingkat asma:
a. Tingkat I
Secara klinis normal tanpa kesulitan pemeriksaan dan fungsi paru. Timbul bila ada
faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dngan test provokasi bronkhial di
laboratorium.
b. Tingkat II
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukan
adanya tanda-tanda obstruksi jalan napas. Banyak dijumpai pada klien setelah
sembuh seragan.
c. Tingkat III
Tanpa keluhan pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukan adanya obstruksi
jalan napas. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak daat diteruskan mudah
diserang kembali.
d. Tingkat IV
Klien mengeluh batuk, sesaf nafas berbunyi wheezing. Pemeriksaan fisik dab
fungsi paru dapat tanda-tanda obstruksi jalan napas.
e. Tingkat V
Status asmatikus yaitu keadaan darurat medis berupaa serangan asma akut berat
bersifat efrator sementara terhadap pengobatan yang lazim yang revelsibel.

6.Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronkhialis:
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas
b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
c. Memberi pemenangan kepada penderira aay keluarga dalam cara
pengobatan maupun penjelasan penyakit.
Penatalaksaan asma dapat dibagi atas:
a. Pengobatan dengan obat-obatan
Seperti:
1) Beta agnosit
2) Methyxanlines
3) Anti kolinergik
4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari peyakitnya, misalnya:
1) Oksigen 4-6liter/menit
2) Agonis B2
3) Aminopilin bolus IV 5-6mg/kg BB,jika sudah menggunakan obat lain
dalam 12jam
4) Kortikosteroid hirdroktosin 100-200mg
7.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah mengancam pada
gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas, penumonia, bronkiolitis,
chronic persisten bronchitis, emphysema.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. pemeriksaan laboratorium :
• pemeriksaan sputum
• pemeriksaan darah
• Sel eosinofil
c. pemeriksaan penunjang :
• pemeriksaan radiologi
• pemeriksaan tes kulit
• scaning paru
• spirometer
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

NAMA MAHASISWA :
NIM :
RUANG :
TGL. PENGKAJIAN :
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Inisial : An.e
Umur : 5 tahun
Tanggal Lahir : 24-05-2014
Jenis Kelamin :P
Agama : islam
MRS : 7-04-2019
No.Register :038201
Penanggung Jawab : ny.T
Nama ayah/ibu : Tumini
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah tangga
Pendidikan ayah/ibu : SMA
Umur ayah/ibu : 30
Suku/bangsa : Idonesia
Alamat : Ponorogo,pengkol
Diagnosa medis : Asma Bronkhial
II. KELUHAN UTAMA
Saat MRS: klien mengatakan dada terasa sesak batuk berdahak
Saat Pengkajian :klien mengatakan sesak berkurang batuk berdahak masih
Ku: lemah
N: 100x/menit
S: 360c
RR: 26x/menit
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien masuk rumah sakit RSUD Harjono pada tanggal 17-04-19 pukul
20.30 WIB, klien dating dengan keluhan sesak dada dan batuk berdahak
selama hari yang lalu, klien dating dengan keluarga, keluarga klein
mengatakan klien mempunyai riwayat asma sejak kecil, dan sering kambuh
saat klien mencium bau yang menyengat dan berdebu. Klien juga
mengalami penurunan nafsu makan.
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Di salah satu keluarga klien juga ada yang mempunyao sakit yang asma
yaitu ibunya dan juga pernah dirawat dirumah sakit selama 2minggu
V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal :
b. Natal :
c. Post Natal :klien dilahirkan secara normal
VI. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
a. Penyakit-penyakit waktu kecil
Klien mempunyai penyakit asma sejak klien measih kecil sekitar umur 3
tahun
b. Pernah dirawat di RS
Anak pernah dirawat di RSUD Harjono selama 1 minggu
c. penggunaan
-
d. tindakan
klien tidak pernah melakukan operasi
d. alergi
klien mempunayi alergi bau menyengat dan berdebu
e. kecelakaan
klien tidak pernah mengalami kecelakaan
f. imunisasi

VII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


a. Genogram

b. Yang mengasuh anak


klien diasuh oleh dan bapak kandung
c. Hubungan dengan anggota keluarga
Anak kandung
d. Hubungan dengan teman sebaya
Anak cenderung ceria saat bersama teman sebaya
e. Pembawaan secara umum
Baik

f. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah baik


VIII. KEBUTUHAN DASAR
a. Makanan yang disuka/tidak disukai:
Anak lebih suka makan nasi goring dari pada pete
Selera:
Klien mengalami penurunan nafsu makan
Alat makan yang digunakan:
Sendok dan piring
Jam makan:
Pagi: 06.30
Siang: 12.30
Sore: 16.00
b. Pola tidur
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur (apakah bermain, perlu dibacakan
cerita, benda-benda yang dibawa saat tidur)
Klien tidur selama kurang lebih 9jam karena sering tebangun sebelum
klien tidur selalu membawa boneka kesayangannya
c. Mandi
Sebelum sakit:
Klien mandi 2kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari
Saat sakit:
Klien mandi 1xsehari dengan disibinioleh keluarga klien,gosok gigi 1x
sehari dengan dibantu oleh keluarga.
d. Aktivitas/bermain
Sebelum sakit:
Klien sangat aktif saat bermain dengan teman sebaya
Saat sakit:
Klien hanya tidur di bed dan bermain hanya dengan boneka
e. Eliminasi
Bab klien bab 2 hari sekali
Klien bak 3-4kali perhari
IX. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
a. Diagnosa
Asma bronchial
b. Tindakan operasi
Klien tidak pernah dilakukan operasi sama sekali
c. Status nutrisi
Sebelum sakit:
Klien makan 3x/hari, 1 porsi habis dengan lauk pauk sayuran ikan dan
tempe
Saat sakit:
Makan 3-4sehari, habis 3-4 sendok
d. Status cairan
Sebelum sakit:
Klien minum 5-7 gelas air putih/hari
Saat sakit:
Klien minum 3-4 gelas air putih
e. Obat-obatan

f. Aktivitas

Klien hanya tidur diatas kasur dan bermain dengan boneka


kesayanhannya
g. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium:
1. Sputum berwaena putih kental
2. Hb: 15,5 gr%
3. Trombosit: 260.000/ mm3
4. Gt: 47 v01%
Hasil fotto/lain-lain
Melakukan foto thorax
X. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
lemah
Keadaan sakit
TD: 100/80 mmhg
RR: 26x/menit
N:100x/menit
S:36,50c
TB: 125 cm
BB: 22kg
b. Review Of system
1 .Kepala
Bentuk kepala: musochephal, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
Rambut:warna hitam,kering, tidak rontok
2.Muka
Bentuk wajah simetris simetris,tidak ada lesi, tidak ada lebam, tidak
ada nyeri tekan
3.Mata
Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik pupil isokor tidak asa kelainan pada mata
4.Telinga
Bentuk simetris, tidak ada gangguan pada fungsi pendengaran, tidak ada
luka, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
5.Hidung
Bentuk simetris. Tidak ada polip, tidak ada secret. Fungsi penciuman halus,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
6.Mulut dan faring
Mukosa bibir kering
7.Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada luka tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan
8. Payudara dan ketiak
Bentuk simetris tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
9.Thorax
Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan pada dada
10.Paru
Inspeksi: simetris pernapasan dangkal . RR: 26x/menit
Palpasi:tektil frematur teraba kanan dan kiri
Perkusi: sonor
Auskultasi: wheezing
11.Jantung
Inspeksi:palpasi letus cordis tidak tampak
Palpasi: palpasi letus cordis teraba di ICS 4,5 sinestra
Perkusi: redup
Auskultasi: regular
12.Abdomen
Inspeksi:tidak ada lesi, tidak ada pembesaran abdomen
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus 17x/menit
13. Sistem Intragumen
Kebersihan: kulit bersih
Kehangatan: hangat
Warna: kuning langsat
Turgor: 3 detik
Kelembapan: lembab tidak kering
Kelainan pada kulit: tidak ada kelainan kulit
14. Ekstermitas
Kesimetrisan otot:
Tidak ada fratur
5 5
5 5
Pemeriksaan odema
- -
- -

Kelainan pada ekstermitas dan kuku:


Tidak ada kelainan pada ekstremitas dan kuku
15. Genetalia dan sekitarnya:
Bersih tidak ada benjolan tidak ada lebam tidak ada luka
Intervensi
1. Ketidak efektifan jalan nafas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan …xjam diharapkan pola
napas pasien teratur
NOC:
Respiratory status: ventilation
Respiratory status: airway
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneau (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernapas dengan mudah, tidak ada pussed lips)
 Menunjukan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada
suara abnormal)
 Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan napas
NIC:
Airway Suction
- Pstikan kebutuhan oral
- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
- Minta klien nafas sebelum suctioning
- Minta klien nafas dalam sebelum suctioning
- Berikan O2 dengan menggunkan nasal untuk memfasilitasi suction
nasotrakeal
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- Anjurkan nafas setelah kateter dikeluarkan dasi nasotrakeal
- Monitor oksigen
- Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
- Hentikan suction dan berikan oksigen apabila klien menunjukan
bradikardi,peningkatan saturasi O2, dll
2. Anoreksia berhubungan dengan ketidakseimbangan nutisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …xjam diharapkan
nutrisi klien tercukupi
NOC:
Nutritional status: food and fluid
Intake
Nutritional status : nutrient intake
Weight control
 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
 Tidak terjadi penurunan berat badan
NIC:
Nutrisi management
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Anjurkan untuk meningkatkan intake fe
- Anjurkan klien meningkatkan protein dan vitamin C
- Yakinkan diet mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Catat makanan harian
- Berikan makanan terpilih sesuai diet yang dianjurkan
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
Nutrisi monitoring
- BB dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan BB
- Monitor interaksi anak selama makan
- Monitor lingkungan selama makan jadwalkan tindakan selama makan

Anda mungkin juga menyukai