LO 1
1. Transplantasi menurut PP no 18 thn 1981 adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik
2. Transplantasi memiliki beberapa pengertian di dunia kedokteran diantaranya:
a. Pergantian organ atau jaringan tubuh yang tidak dapat berfungsi kembali dengan organ atau jaringan sehat yang
berasal dari tubuh sendiri atau orang lain.
b. Pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain yang bertujuan
mengembalikan fungsi yang telah hilang
3. Menurut buku dinamika hukum dan etika kedok, ada 3 kategori transplantasi:
Transplantasi autologous
Pemindahan organ tbh dr 1 bag tbh ke bag tbh lain, pd org yg sama. Misal pemindahan klt paha k eke tgn / wjh
resipien dan donor adalah org yg sama
Transplantasi homologous
pemindahan prgn tbh dr 1 org ke org lain
donor bs dlm keadaan hdp/dlm keadaan meninggal
cnth dry g udah meninggal adalah donor kornea mata
Transplantasi heterologous
pemindahan orgn dr spesies yg sama, mis tlg rawan hwn utk ganti katup jantung manusia
jk orgn yg dipasang pd resipien adalah buatan manusia, ga disbt sbg donor tp implant
Maksudnya apabila sakit maka manusia harus berusaha secara optimal untuk mengobatinya sesuai kemampuan,
karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya, maka dalam hal ini transplantasi merupakan salah satu bentuk
pengobatan.
LO 2
1. Syarat-syarat Pelaksanaan Transplantasi :
Menyumbangkan organ tubuh diperbolehkan dalam islam selama hal itu dilakukan berdasarkan batasan-batasan yang
telah ditentukan oleh syariat. Dengan demikian, Sheikh Ahmad Kutty (dalam artikel Islam.ca) menuturkan beberapa
syarat-syarat yang membolehkan transplantasi organ, yaitu:
a. Syarat bagi orang yang hendak menyumbangkan organ dan masih hidup
o Orang yang akan menyumbangkan organ adalah orang yang memiliki kepemilikan penuh atas miliknya sehingga
dia mampu untuk membuat keputusan sendiri
o Orang yang akan menyumbangkan organ harus seseorang yang dewasa atau usianya mencapai dua puluh tahun.
o Harus dilakukan atas keinginannya sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari siapapun.
o Organ yang disumbangkan tidak boleh organ vital yang mana kesehatan dan kelangsungan hidup tergantung dari
itu.
o Tidak diperbolehkan mencangkok organ kelamin.
b. Syarat bagi mereka yang menyumbangkan organ tubuh jika sudah meninggal:
o Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan organnya setelah dia meninggal.
Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau menandatangani kartu donor atau yang lainnya.
o Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan terlebih dahulu tentang
menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga
penyumbang terdekat yang dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang.
o Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan yang ditentukan dapat
menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup manusia lainnya
o Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara prosedur medis bahwa si
penyumbang organ telah meninggal dunia
o Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu lintas yang identitasnya tidak
diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan seizin hakim.
2. HAL2 YG BERKAITAN TENTANG DONOR DARI FATWA MUI
o pencangkokan yang diperbolehkan jika melalui hibah, wasiat dengan meminta, tanpa
imbalan, atau melalui bank organ tubuh.
o Donor organ tubuh dari orang meninggal juga diperbolehkan dengan syarat kematiannya
disaksikan dua dokter ahli.
o Transplantasi dihukumi boleh, karena salah satu dasarnya adalah adanya maslahat yang
lebih besar. Maslahat itu ditentukan oleh kesaksian tim medis berdasarkan analisis
kedokteran yang kuat.
o transplantasi diharamkan bila didasari tujuan komersial. Tidak boleh diperjualbelikan
o transplantasi organ tubuh menurut hukum Islam diperbolehkan. Dengan catatan, syarat
dan ketentuan syariatnya terpenuhi. Di antara syarat itu adalah persetujuan dari pemilik
organ tersebut
o Menerima cangkok organ tubuh binatang pun hukumnya boleh, meskipun binatang najis, asal dalam keadaan darurat
o donor organ dibolehkan setelah pendonor meninggal. Artinya, " Haram hukumnya bagi orang yang hidup
mendonorkan organ tubuhnya pada orang lain" kata Asrorun. Syaratnya antara lain sukarela dan tak komersil,
pengambilan organnya disaksikan dua orang muslim, dan penerima dalam keadaan darurat. "Artinya tidak ada
pengobatan medik lain selain transplantasi," kata Asrorun.
Fatwa haram itu, berlaku dalam kondisi apapun. "Baik antara Ibu ke anak atau suami ke istri" Majelis,
katanya lagi, berprinsip suatu kemudharatan tidak bisa dihilangkan dengan kemudharatan. "Walau bagaimana pun
hidup dengan satu ginjal yang didonorkan itu kondisinya tetap cacat," Gusrizal menekankan.
Fatwa haram ini, Ia menambahkan, hanya untuk donor organ. "Kalau masalah cangkok sumsum tulang
belakang, itu belum dibicarakan,"
o KH Ali Mustafa mengatakan, sebagai sesuatu yang tidak pernah terjadi pada masa
Rasulullah SAW, transplantasi organ tubuh manusia sempat diperselisihkan hukumnya
oleh ulama. Ada pendapat yang membolehkan, ini sesuai dengan hadis Bukhari dan
Muslim yang menyebutkan, organ tubuh akan hancur kecuali tulang ekor. “Karena itu,
memanfaatkan sesuatu yang apabila tidak dimanfaatkan akan hancur adalah hal yang
baik, jadi hukumnya boleh,” kata Mustafa.Namun, adapula yang mengharamkan. Mereka
yang berpendapat seperti ini, salah satunya berpegang pada surat Ali Imran ayat 109
yang intinya menyebutkan, apa saja yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah,
manusia menggunakan saja. “Jadi, memberikan sesuatu yang tidak kita miliki kepada
orang lain hukumnya haram,” jelas Mustafa.
Kedua pendapat ini, menurut dia, saling bertolak belakang. Namun, pendapat yang
rajih (kuat) dalam transplantasi organ tubuh adalah pendapat pertama yang
memperbolehkan, dengan syarat ada izin dari yang bersangkutan.
LO 3
1. Dr segi etika kedok, tindakan transplantasi ini wajib dilakuin jk ada indikasi medis, berlandaskan bbrp pasal dlm KODEKI
yaitu:
Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dgn standar prifesi yg tertinggi
Pasal 7d
Setiap dokter harus senantiasa meningat akan kewajibannya melindungi hidup insani
Pasal 10
Setiap dokter wjb bersikap tulus ikhlas dan m’pergunakan segala ilmu dan keterampilannya utk kepentingan pasie.
Dlm hal ia tdk mampu melakukan suatu pemeriksaan/ pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk
pasien kpd dokter yg mempunyai keahlian dlm pnykt tsb
2. Segi moralitas dr transplantasi ini suatu hal yg lbh kompleks drpd dr teknik medisnya terutama jk menyangkut
transplantasi homologous. Contoh:
Transplantasi jantung, idealnya jantung dipindahin pas msh segar dan hanya tjd jika donor msh hdp. Jk demikian, dptkah
dokter yg ngambil jantung ini disebut pembunuh? Apa kematian pendonor itu karna sakitnya ( kecelakaan misalnya ) atau
karna diambil jantungnya utk transplantasi? Siapa yg tanggung jwb? Dokter apa resipiennya?
LO 4
1. Berdasarkan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menentukan bahwa :
Pasal 64 ayat (2) : Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
dilarang untukdikomersialkan.
Pasal 64 ayat (3) : Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun
Pelanggaran terhadap pasal tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), tetapi belum ada penjabaran jelas tentang apa yang dimaksud
dengan “tujuan kemanusiaan” dan definisi “komersialisasi” sehingga kebanyakan aparat penegak hukum kesulitan
melakukan penyidikan hukum atas kasus-kasus penjualan organ tubuh.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis
menentukan bahwa :
Pasal 17 : Dilarang memperjualbelikan alat dan atau jaringan tubuh manusia.
Pasal 18: Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan
dari luar negeri.
Hal ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7.500,00
(tujuh ribu lima ratus rupiah). Sebagai negara yang menganut sistem berdasarkan izin dimana persetujuan pasien yang
diperlukan dalam upaya medis transplantasi organ tubuh, persetujuan yang diberikan oleh seorang donor jenazah adalah
ketika ia masih hidup baik dengan maupun tanpa sepengetahuan keluarga terdekatnya atau adanya persetujuan dari
keluarga terdekatnya jika selama hidupnya donor tidak pernah membuat persetujuan. Menjadi suatu hal yang penting
karena meskipuntubuh itu sudah tidak bernyawa, namun dalam hal ini kita masih harus tetap menghormati hak
integritas dari donor yang telah mati atas jasad yang ditinggalkan.
3. Dalam PP No. 18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta jar tbh
manusia : ( ISI PASAL YG DITULIS, PASAL TENTANG TRANSPLANTASI TUBUH AJA )
PASAL 1
a. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh beberapa jenis sel dan
mempunyai bentuk serta fa'al (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut;
b. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fa'al (fungsi) yang sama dan tertentu;
c. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau jaringan tubuh manusia
yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan
atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik;
d. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat dan atau jaringan tubuhnya kepada orang lain untuk keperluan
kesehatan;
e. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak,
pernafasan, dan atau denyut jantung seseorang telah berhenti;
f. Bank alat dan jaringan tubuh adalah suatu unit kedokteran yang bertugas untuk pengambilan, penyimpanan, dan
pengawetan jaringan dan alat tubuh manusia untuk transplantasi dan penggantian (substitusi) dalam rangka
pemulihan kesehatan.
PASAL 10
a. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan huruf b ( yaitu hrs dgn persetujuan tertulis pasien keluarganya
yg terdekat stlh pasien meninggal )
Persetujuan tertulis dapat berasal dari - Penderita sendiri, yang diberikan sebelum ia meninggal dunia tanpa
sepengetahuan keluarganya yang terdekat dan keluarga yang terdekat ikut menyetujuinya pula; -
Keluarganya yang terdekat dengan pertimbangan untuk kepentingm ilmu kedokteran, sehingga dapat
diketahui sebab kematian penderita yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan keluarga terdekat ialah isteri,
suami, ibu, bapak atau saudara seibu-sebapak (sekandung) dari penderita dan saudara ibu, saudara bapak
serta anak yang telah dewasa dari penderita.
b. Tatacara transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diatur oleh Menteri Kesehatan
PASAL 11
a. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang bekerja pada sebuah
rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
b. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau
mengobati donor yang bersangkutan
PASAL 12
Dalam rangka transplantasi penentuan saat mati ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak ada sangkut paut
medik dengan dokter yang melakukan transplantasi.
PASAL 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, Pasal 14, dan Pasal 15 dibuat di atas kertas
bermaterai dengan 2 (dua) orang saksi.
PASAL 14
Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau Bank Mata dari korban
kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan persetujuan tertulis keluarga yang terdekat
Korban kecelakaan ada kalanya dalam keadaan gawat dan tidak sadar. Apabila korban tersebut menderita
luka berat hingga tidak mungkin ia diajak berbicara untuk mengizinkan pengambilan alat atau jaringan tubuhnya
apabila ia sudah meninggal dunia maka izin pengambilan hanya dilakukan dengan persetujuan keluarga terdekat,
yaitu isteri/suami/ibu/bapak atau saudara seibu-sebapak dan saudara ibu dan bapak dan anak yang telah dewasa.
Sebelum Pengambilan alat dan atau jaringan tubuhnya dilakukan maka dalam jangka waktu 2 x 24 (dua kali
duapuluh empat) jam sejak ia meninggal dunia keluarganya yang terdekat harus diberitahu. Apabila dalam jangka
waktu tersebut tidak ada keluarga yang datang mengambil atau mengurus jenazah maka barulah pengambilan alat
dan atau jaringan tubuhnya boleh dilakukan.
PASAL 15
1) Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan oleh calon donor
hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter
konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
2) Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar, bahwa calon donor yang bersangkutan telah
menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
PASAL 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas sesuatu kompensasi material apapun sebagai
imbalan transplantasi.
PASAL 17
Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia.
PASAL 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri.
PASAL 19
Larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 tidak berlaku untuk keperluan penelitian ilmiah dan
keperluan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
5. Aturan hkm yg berlaku bg dokter adalah tetap yg berlaku umum bg dokter, yakni berdasarkan informed concent dan
standar profesi medik utk donor/resipien. Dokter sm sekali ga blh terlibat dlm urusan perikatan/perjanjian antara donor
dan resipien
6. Seleksi donor yg dibuthin utk peroleh hsl transplantasi yg baik:
DONOR
Dari yg msh hdp donor punya 2 ginjal yg b’fungsi baik
ga nularin pnykt
ga ada kkelainan pembuluh drh
Dr yg udah meninggal fungsi ginjal baik
ga ada infeksi (sepsis klinis, HIV )
ga ada keganasan/pnykt sistemik ( diabetes, hipertensi )
7. Pelaknsanaan Transplantasi ditinjau dari segi Agam dan HAM
Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:
KEAMANAN
Tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ. Secara umumkeamanan tergantung dari keahlian tenaga
kesehatan, kelengkapan sarana dan alat kesehatan2.
VOLUNTARISME
Transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan jika telah adapersetujuan dari donor dan ahli waris
atau keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No.23/1992). Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau
keluarganya,dokter wajib memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada donor (pasal 15PP 18/1981).
Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup, pengambilan organ dari donor harus memperhatikan
kesehatan donor yang bersangkutan. Pengambilan organ barudapat dilakukan jika donor telah diberitahu tentang resiko
operasi, dan atas dasar pemahamanyang benar tadi donor dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela
menyatakanpersetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992)
LO 5
LO 6
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/transplantasi-organ-dalam-pandangan-islam/
https://m.tempo.co/read/news/2010/07/27/173266773/mui-membolehkan-pencangkokan-organ-tubuh
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/12/02/15/lzfbem-fatwa-mui-cangkok-organ-tubuh-
boleh