Anda di halaman 1dari 6

ANTROPOLOGI

Dosen pengampu :

Andi Suhardiyanto S.Pd, M,Si

Di susun oleh :

Lala Ananda 3312319014


Mita Putri Novita Sari 3312419038
Desnita Nora S 3312419008
Desvina Suci Trijayanti 3312419032

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAHASA YANG DIGUNAKAN DI DESA PATEMON

Didalam unsur budaya yang pertama adalah bahasa. Bahasa adalah media seseorang
untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara lisan atau lansung , bahasa menjadi hal pokok
didalam sebuah kebudayaan dan sebagai alat pelantara yang paling utama untuk meneruskan
atau mengadaptasikan suatu kebudayaan. Di desa Patemon bahasa yang di gunakan adalah
bahasa jawa moko yang digunakan dalam bahasa sehari-hari, jika menggunakan bahasa jawa
kromo terlalu lembut ujar narasumber.tetapi jika sedang ada perkumpulan, anak anak muda di
desa patemon menggunakan bahasa Indonesia dan jika bapak-bapak atau ibu-ibu
menggunakan bahasa jawa kromo(halus) menyesuaikan dengan keadaan.

jadi bahasa yang digunakan berbeda, jika sehari-harinya masyarakat patemon


menggunakan bahasa jawa moko dan ketika acara kumpul menggunakan bahasa jawa kromo
atau halus menyesuaikan usia masyarakatnya. Biasanya masyarakat selalu menggunakan
bahasa menggunakan bahasa daerahnya masing-masing karna dengan menggunakan bahasa
daerahnya masing masing akan lebih mempermudah komunikasi satu sama lainya. Dan
memiliki ciri setiap bahasa yang digunakan. Banyak sekali bahasa daerah di indonesia
contoh kecilnya adalah bahasa jawa , bahasa jawa kromo biasanya digunakan ketika kita
berbicara atau berkomunikasi dengan seseorang yang lebih tua dari kita karna bahasa jawa
kromo adalah bahasa jawa yang lembut dan sopan ketika berbicara.

SISTEM ORGANISASI KEMASYARAKATAN DI DESA PATEMON

Organisasi sosial merupakan suatu bentuk pengaturan tindakan atau perilaku individu
untuk bekerja sama dalam mencapai visi atau tujuan yang disepakati. Adanya pengaturan
tindakan mengandung pesan implisit bahwa perilaku individu diorganisir sedemikian rupa
untuk suatu tujuan tertentu. Dengan demikian, kita bisa pahami bahwa organisasi sosial
terdiri dari kumpulan individu sebagai anggotanya. Dalam organisasi terdapat proses
pengaturan sehingga perilaku atau tindakan para anggotanya menjadi terorganisir. Organisasi
juga memiliki tujuan tertentu, untuk membedakan dengan kelompok yang spontan, tak
bertujuan dan nggak jelas.

Kata ”sosial” yang berada di belakang istilah ”organisasi” menyiratkan keterlibatan


banyak individu sebagai anggotanya, dimana mereka saling berinteraksi satu sama lain.
Dalam sosiologi, istilah antara ”organisasi” dengan ”organisasi sosial” sering digunakan
bergantian. Ogburn dan Nimkoff mendefinisikan organisasi sebagai artikulasi komponen-
komponen yang berbeda untuk menjalankan fungsinya. Organisasi merupakan grup aktif
yang dibuat untuk menyelesaikan persoalan tertentu.

Organisasi sosial terbentuk di masyarakat begitu juga di masyarakat di desa Patemon


terdapat sebuah organisasi dan paguyuban. Yang pertama ada paguyuban untuk pemuda-
pemuda masjid di desa Patemon yang bergerak di bidang kepengurusan masjid dan
keagamaan setempat yang dinamakan Paguyuban Remaja Kidung . Paguyuban ini biasanya
yang mengurusi apabila ada kegiatan-kegiatan keagamaan di desa Patemon. Yang kedua ada
paguyuban untuk bapak –bapak di desa Patemon yang biasanya bergerak di bidang
kepengurusan desa yang dinamakan Paguyuban Guyub Rukun. Biasanya paguyuban ini
melakukan rapat setiap malam selasa legi membahasa tentang kegiatan-kegiatan yang ada di
desa Patemon dan keuangan di desa tersebut. Yang ketiga ada organisasi yang dinamakan
organisasi Parkit yaitu organisasi yang digerakkan ketika di desa Patemon tersebut ada hajat,
biasanya mereka sebagai pembantu di hajat- hajat tersebut. Organisasi ini beranggotakan para
mahasiswa dan siswa, kebanyakan yang telah bekerja enggan untuk mengikuti organisasi ini.

KEAGAMAAN

Koentjaraningrat mendefinisikan religi sebagai sistem yang terdiri dari konsep-konsep


yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat beragama dan upacara-
upacara beserta pemuka-pemuka agama yang melaksanakannya. Sistem religi mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia dan antara
manusia dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana
kekerabatan oleh yang menganutnya.

Banyak sekali sistem religi yang dianut oleh bangsa kita, mulai dari animisme,
dinamisme hingga munculnya agama bumi dan agama langit, semua itu adalah kepercayaan
yang dianut oleh masyarakat bangsa kita.

Agama adalah salah satu hal yang harus dimiliki seluruh umat manusia. Di desa
Patemon sendiri mayoritas warganya memeluk agama Islam. Namun sejak adanya pendatang
dari luar desa Patemon, agama lain mulai masuk di dalam lingkungan desa. Warga desa
Patemon sama-sama menganut aliran Nahdlatul Ulama dalam setiap kegiatan
keagamaannya..

Hal tersebut yang menjadikan kegiatan pengajian/tahlil menjadi aktifitas rutin warga
desa Patemon. Biasanya kegiatan tahlil diadakan pada hari minggu siang untuk para ibu-ibu
sedangkan kegiatan tahlil untuk bapak-bapak diadakan pada malam hari. Setiap satu bulan
sekali di masing-masing RT juga mengadakan kegiatan tahlil yang biasanya dilaksanakan
pada awal bulan. Selain kegiatan tahlil rutin, warga desa Patemon juga melaksanakan
kegiatan keagaman yang lainnya.

SISTEM MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI DESA PATEMON

System mata pencaharian itu sendiri merupakan cara yang dilakukan oleh sekelompok
orang sebagai kegiatan sehari-hari guna memenuhi kebutuhan kehidupan, dan menjadi pokok
penghidupan baginya. Dalam kata lain system mata pencaharian adalah pekerjaan pokok.
System mata pencaharian ini sebenarnya banyak sekali bentuknya. Mulai dari yang kerja
kantoran atau bahkan sampai yang kerja serabutan kesana-kesini.

Untuk masyarakat di desa Patemon ini memiliki mata pencaharian yang beragam.
Kebanyakan dari masyarakatnya merupakan buruh pabrik ataupun pekerja tenaga bangunan.
Selain buruh pabrik ataupun pekerja tenaga bangunan, ada juga yang bermata pencaharian
petani namun jumlahnya tidak banyak bahkan bisa di hitung dengan jari.

Para petani di desa inipun biasanya merupakan lansia-lansia yang sudah menjadi
pensiunan buruh pabrik. Tidak jarang juga yang buruh pabrik ataupun pekerja tenaga
bangunan itu bisa Bertani. Tetapi intuk yang pekerjaan pokoknya itu petani hanya sebagian
kecil dari masyarakat desa patemon saja. Jadi pada masyarakan desa patemon ini mayoritas
masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai buruh pabrik atau pekerja tenaga
bangunan.

SISTEM PENGETAHUAN DI DESA PATEMON

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan


hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Sistem pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan, sepeti yang ada di kelurahan
Patemon, terdapat banyak lembaga pendidikan baik itu formal maupun yang berbasis
agama. Satuan pendidikan formal yang terdapat di Kelurahan Patemon diantaranya SDN
Patemon 01, SDN Patemon 02, SD Islam Terpadu Mutiara hati, MTs Al Asror, dan MA Al
Asror. Mayoritas anak-anak di Kelurahan Patemon ini sudah sekolah dari tingkatan SD
sampai SMA. Adapun lembaga pendidikan yang berbasis agama seperti TPQ yang tersebar di
beberapa RT dan juga terdapat pondok pesantren Al Asror. Di Kelurahan Patemon juga
terdapat banyak guru ngaji yang mengajar anak kecil untuk belajar membaca dan menghafal
Al-Qur’an selepas maghrib.

KESENIAN YANG ADA DI DESA PATEMON

Kesenian adalah salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan
sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Menurut
koentjataraningrat, Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan,
nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari
manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan
manusia.
Adapun beberapa macam kesenenian, yang pertama adalah musik, rupa, tari, sastra
dan teater. Musik adalah yang menggunakan unsu bunyi yang paling pertama, yang kedua
adalah rupa dimana kesenian ini dapat dinikmati melalui media pengihatan. Selanjutnya tari
seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan. Yang keempat adalah sastra dapat
di nikmati melalui media pendengaran dan pengelihatan. Yang terakhir adalah teater dimana
dapat menggambarkan buah pikir seseorang.
Di daerah Patemon memiliki agama Islam yang sangat kuat. Hal tersebut berdampak
pada keseniannya yaitu rebana. Rebana ini biasanya untuk mengiringi kasidah. Kasidah
adalah seni suara yang bernapaskan Islam, di mana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-
unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Konservasi Vina
    Konservasi Vina
    Dokumen4 halaman
    Konservasi Vina
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen11 halaman
    Proposal
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen8 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Bisnis
    Proposal Bisnis
    Dokumen8 halaman
    Proposal Bisnis
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • COVER Afr Coy
    COVER Afr Coy
    Dokumen2 halaman
    COVER Afr Coy
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Ball Valve
    Ball Valve
    Dokumen1 halaman
    Ball Valve
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat