Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “desinfektan”
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni Nabi Besar
Muhammad Saw beserta keluarga dan kerabatnya.
Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses belajar
mengajar dalam bermakna bagi kita semuanya Amin.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah yang akan datang.

Palembang, April 2020

Penyusun
A. Pengertian Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak
mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang
ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.
10 kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrum luas

B. Aspek-aspek Desinfeksi.
Kecepatan atau keampuhan desi infektan tergantung dari beberapa factor yaitu:
a. keadaan mikro organism.
1. Jenis
Jenis ikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan tertentu
terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa > enterrovirus >
enteric bacteria.
2. Jumlah
Jumlah mikro organism yang terutama yang pathogen, akan memerkukan dosis
desiinfektan yang lebih besar pula.
3. Umur
Umur mikro organism akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan
4. Penyebaran
Mikro organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan. Sebaliknya
kumpulan bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan. Bakteri cenderung
membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam air, sehingga air yang
keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri pantogen yang lebih banyak.
b. wakyu konta.
Untuk dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan
yang cukup denagan air yang diproses. Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan dengan suhu
atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.
c. Factor lingkungan
1. Suhu
Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifita desinfektan.
2. PH
Setiap desinfektan akan berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,
3. Kualitas air
Air yang mengandung zat organic dan unsure lainnya, akan mempengaruhi besarnya
choline demend, sehingga di perlukan kosentrasi clorine yang makin tinggi.
4. Pengelolaan air
Proses yang d lakukan sebelum desinfektan, pengendap dan faksin akan mempengaruhi
hasil yang di capai.

C. Jenis Desinfektan
1. Chlorin
Chlorin banyak di gunakan dalam pengelolaan air bersih dan air lmbah sebagai oksidator
dan desinfektan. Sebgai oksidant. Chlorine di gunakan untuk mengunakan rasa dan
warna pada pengelolaan air bersih.
Macam-macam chlorine
Ø  Anorganik cholaramine
Ø  Organic cholaramine
Ø  Cholorine di oksida
2. Ozone
Ozone bersifat larut d dalam air dan mudah berkomposisi pada temperature dan PH
tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka harus di siapkan/di buat sesaat sebelum di
gunakan.
Ozone merupakan oksidator kuat dan bereaksi dengan cepat dengan hamper semua zat
organic dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi bagi ion cholorida
karena karena tidak bereaksi dengan ozone atau ammonia yang hanya sedikit bereaksi
dengan ozone.
Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persitensinya di dalam air hanya
sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efekti bila di masudkan untuk
menjaga kualtas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi.
Ozone sanagat tidak stabil di da;am air serta mempunyai waktu paru sebesar 40 menit
ada PH 7,6 dan suhu 14,6 oC. pada suhu udara bebas, di perkirakan waktu luruhnya
hanya sekitar 20 menit kemampuan ozone untuk membunuh mikrorganisme.
3. Yodine dan bromine
Sudah sejak lama lodine di gunakan sebagai antiseptic pada luka yang kita derita.
Meskipun pengunaannya sebagai desinfektan tidak/kurang popular saat ini. sperti hanya
cholorine dan bromine, penggunaan lodine memerlukan memerlikan biaya yang lebih besar.
Aktivitas lodine dan dalam membinaskan bakteri dan cyste sangat tergantu pada PH. Akan
membinasakan virus dan lodine lebih efektif daripada chloride danbromine.
Bromine merupakan bakteri dan virusida yang efektif. Pada kehadiran ammonia di dalam air,
bromine masih lebih efektif bila di bandingkan dengan chlorine. Sebagi cystesida, asam
hypobromous masih tetap aktif pada PH > 9.     

D. Macam-Macam Desinfektan yang lain.


1. Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil
saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan
dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan
alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang
masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk
tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya
kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan
jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut.
Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme
reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang
digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3. Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur
atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat
makan dan minum.
4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik
khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan
kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah
nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga
desinfektan menjadi menarik.
5. Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa
senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak
banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan)
pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda
mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6. Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl
alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya
(sebagai pengawet).
7. Formaldehida
            Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini
sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar
37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8. Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh
bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini
menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan
melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya
agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah
tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan,
setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9. Hidogen Peroksida    
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya
mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka,
terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.
10. Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini
mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan
untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton
dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat,
sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11. Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya
mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini
bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang  digunakan; pada
umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada
organisme gram-negatif.
12. Sabun dan Detergen
Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan
permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain,
menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
13. Sulfonamida
Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung
belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan
manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan,
Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.
14. Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam
jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga
untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup.
Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan
dan pakaian.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik
dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya
batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak
jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga
dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan
dalam proses sterilisasi.
TUGAS KIMIA
“ DESINFEKTAN ”

DISUSUN OLEH :
NAMA : BAYU PERKASA
KELAS : XI C

GURU PEMBIMBING : NOVI, S.Pd

SMA TARUNA BANGSA


TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Anda mungkin juga menyukai