Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial dimana untuk bertahan hidup harus ada
sosialisasi atau hubungan dengan manusia apa lagi pada masa sekarang ini.
Hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sesungguhnya mempunyai
pengertian yang berbeda. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya
dalam wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya,waktunya, cara bicaranya,
sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan bebbagai macam aspek kejiwaan yang
ada pada diri manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang
bermacam-macam. Disatu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi disisi lain ia adalah
anak. Disatu sisi ia adalah kakak, tetapi disisi lain ia adalah adik. Pengetahuan
tentang hubungan antar manusia, mendasari interaksi dan komunikasi anatara bidan
dank lien dalam pelayanan kebidanan, mempermudah alih pengetahuan dan
moditifikasi perilaku klien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep hubungan antar manusia ?
2. Apa apa saja sifat hubungan antar manusia ?
3. Sebutkan syarat hubungan antar manusia ?
4. Apakah tujuan dari hubungan antar manusia ?
5. Apa apa saja teknik hubungan antar manusia ?
6. Bagaimana konsep diri hubungan antar manusia ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep hubungan antar manusia
2. Menjelaskan sifat dari hubungan antar manusia
3. Menjelaskan syarat-syarat hubungan antar manusia
4. Menjelaskan tujuan dari hubungan antar manusia
5. Menjelaskan teknik hubungan antar manusia
6. Menjelaskan konsep diri hubungan antar manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Hubungan Antar Manusia

Hubungan antar manusia satu sama lain yang bersifat action oriented
mengandung unsur unsur kejiwaan yang mendalam untuk merubah sikap, pendapat
dan perilaku seseorang.

Interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi di semua
bidang kehidupan. Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang berfikir ( homo
sapiens ) sehingga membedakan dengan hewan,juga sebagai makhluk social ( homo
sosius ) sehingga dalam hidupnya selalu berhubungan dengan masyarakat dan
lingkungannya. Menurut Ferdinand Tonnies manusia yang hidup bermasyarakat ini
mempunyai dua jenis pergaulan yaitu Gemeinscafi dan Gesellscafi.

Gemeinscafi adalah seseprang yang bergaul sangat akrab,sehingga yang dialami


orang lain dirasakan pula sebagaimana terjadi pada dirinya. Adapun sifat pergaulan
ini adalah statis ( tidak banyak mengalami perubahan dan dinamika ), bersifat
pribadi,tidak rasional ( tidak ada tata cara atau peraturan yang mengatur pergaulan
tersebut ).

Gesellscafi adalah pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya


sehingga anggotanya bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Adapun sifatnya
adalah dinamis ( hubungan dengan orang banyak secara bergantian ), tidak pribadi,
rasional ( mempunyai, aturan – aturan ketatyang mengikat ). Pergaulan hidup
bersifattak pribadi maka komunikasi seringkali tidak berlangsung mulus disebabkan
hubungan psikologis, sosiologis atau antropologis.

B. Sifat Hubungan Antar Manusia


1. Mendalam, ada unsur ikhlas jadi komunikasi melibatkan perasaan, dimana
upaya untuk membantu harus dengan perasaan ikhlas tanpa pamrih.

2
2. Dialognya mendalam, sampai hal- hal yang bersifat pribadi bisa diutarakan
untuk maksud mengetahui permasalahan dan dapat memecahkan masalah
sampai tuntas.
3. Action oriented / berorintasi pada tindakan, jadi kegiatan benar- benar bisa
teramati, bukan suatu niat saja.
4. Aktif dan reaksi, harus ada timbal balik antara komunikator dan klien.
5. Merubah sikap, dengan hubungan dengan orang lain sikap bisa berubah
entah menjadi positif atau negatif.
6. Pendapat dan tanggapan. Hal ini dapat menambah wawasan dan
pendewasaan dalam gaya berpikir.
7. Perilaku bisa diamati, dengan interaksi kita akan bertemu, bergaul
memberikan bantuan pada orang lain, dan kegiatan- kegiatan itu dapat
diamati

C. Syarat Hubungan Antar Manusia

Hubungan antar manusia dapat berjalan selaras apabila ada pemahaman pada
diri masing- masing. Berikut ini beberapa syarat agar hubungan antar manusia bisa
berjalan lancar sesuai harapan.

 Ada unsur simpati dan empati ( diawali saling perhatian, sehingga menjalin
interaksi yang baik dan komunikasi akan berjalan lancar.
 Paham akan kebutuhan manusia
a. Kebutuhan manusia menurut Maslow ada 5 tingkatan :Kebutuhan yang pertama
adalah kebutuhan dasar manusia meliputi makan, minum, oksigen dan
sebagainya. Hubungan antar manusia tidak etis bila kita mengajak seseorang
untuk berbicara berjam- jam tanpa dikasih minum dan makan. Karena bila hal
tersebut kita lakukan akan mengganggu komunikasi.
b. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan rasa aman. Dalam melakukan
hubungan antar manusia maka rasa aman dan nyaman sangat penting kita
perhatikan. Rasa aman tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis
termasuk diantaranya kita perlu menjaga kerahasiaan klien.

3
c. Kebutuhan yang ketiga adalah rasa sayang atau cinta. Rasa sayang bisa kita
tunjukkan kepada orang lain dalam bentuk simpati dan empati kepada klien.

D. Tujuan Hubungan Antar Manusia


1. Menemukan diri sendiri
Dengan melakukan hubungan dengan orang lain maka kita dapat
menemukan konsep diri kita, mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita,
yang tidak bisa kita ketahui tanpa masukan orang lain. Sehingga dengan
masukan itu kita dapat mengetahui siapa diri kita dan memperbaiki apa yang
menjadi kekurangan kita
2. Menemukan dunia luar
Dunia luar yang kita ketahui bisa kita dapatkan dan ketahui dengan bergaul
dengan orang lain, sehingga bisa membuka wawasan kita pada hal- hal
dilingkungan luar kita.
3. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain.
Dengan menjalin hubungan antar manusia kita sebagai mahkluk sosial akan
semakin meningkatkan hubungan dan dapat menghindari kesalahfahaman
yang mungkin terjadi karena komunikasi akan selalu terpelihara.
4. Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku pada diri sendiri maupun orang lain dapat dirubah dengan
adanya masukan- masukan, kritik- kritik atau meniru dari apa yang kita lihat.
Dengan pergaulan atau komunikasi dengan orang lain bisa memberikan
masukan negtaif atau positif pada diri kita atau orang lain.
5. Bermain dan hiburan
Orang yang tidak pernah melakukan komunikasi dengan orang lain, tentunya
hidupnya atau kesepian. Dengan bergaul maka kita akan mendapatkan
hiburan dan permainan.
6. Memberikan bantuan
Kita tidak bisa hidup sendiri, semua kegiatan perlu bantuan dari orang lain,
sehingga kita perlu membina hubungan baik agar semua kegiatan bisa
lancar.

4
E. Teknik Hubungan Antar Manusia

Hubungan manusia dalam kegiatannya terdapat tehnik untuk membantu


mengatasi atau memecahkan masalah yang terjadi pada seseorang. Keberhasilan
suatu konsultasi akan dicapai apabila konselor benar- benar memahami Frame of
Reference konseli yang meliputi pengalaman, pengetahuan, agama, serta pandangan
hidup karena diisi aspek perasaan.

Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-


hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi
konstruktif dari sifat tabiat manusia (RF Mailer). Dalam hubungan manusia dilihat
dari cara pendekatan (approach) konseling dapat dibagi dalam dua jenis yaitu
Directive Counseling ( konseling langsung yang terarah ) dan Non Directive
Conseling  (konseling tidak langsung yang terarah).

a. Directive Counseling (konseling langsung yang terarah)/Conselor Centered


Approach  adalah konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor,
dimana aktivitas utama terletak pada konselor. Langkah-langkahnya adalah :
 Menjalin hubungan yang akrab dengan konseli sehingga tumbuh
kepercayaan. Hubungan yang akrab bisa kita mulai saat awal pertemuan,
kita beri salam klien, kita kenalkan diri kita, bersikap terbuka, dan
menghilangkan sikap super.
 Mencari informasi masalah yang dihadapi konseli dengan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya pertanyaan terbuka, sehingga
konseli akan mengeksplorasikan perasaan atau masalahnya.
 Menganalisa informasi, data yang kita dapat dari konseli kita analisa,
terutama ungkapan – ungkapan pokok dan yang tidak, kejujuran
informasi dll.
 Memahami masalah yang dihadapi konseli dan mendiagnosanya.
 Menginterpretasikan informasi.
 Memberikan nasehat dan segesti
b. Non Directive Conseling (konseling tidak langsung yang terarah)

5
Adalah pendekatan yang terpusat pada konseli, dapat digunakan oleh
konselor yang tidak begitu berpengetahuan tentang psikologi. Dalam
konseling ini aktivitas utama pada konseli, sehingga konselor hanya
membantu agar konseli dapat memimpin dirinya dan merasa bebas untuk
menyatakan isi hatinya tanpa ada unsur paksaan. Hal-hal yang harus
diperhatikan konselor dalam melakukan Non Directive Conseling :
 Menyingkirkan sikap super atau merasa lebih.
 Konselor tidak boleh merasa dirinya lebih pandai dari pada
konseli.Masalah ditinjau dari dasar pihak konseli.
 Masalah yang dihadapi harus dilihat dari kacamata konseli, konselor
tidak boleh memberikan advis atau nasehat- nasehat, tapi membantu
konseli menyelesaikan masalahnya. Berpikirlah seolah- olah berada
diposisi klien.
 Bersikap apatik terhadap masalah konseling : Memberikan konseling
yang lebih aktif, konselor menjadi pendengar yang baik, dan harus lebih
pasif, biarkan konseli menceritakan dan mengungkapkan
permasalahannya dan akhirnya konselor tinggal mengarahkan.

F. Konsep Diri

Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical, social,
and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences
and our interaction with others.  Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting
dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah
konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam
menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan
sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak
berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh,
rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis,

6
dan masih banyak perilaku inferior lainnya. Sebaliknya orang yang konsep dirinya
baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal,
percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup,
bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.

Komunikan yang berkonsep diri positif adalah Komunikan yang transparan. Faktor
yang mempengaruhi antara lain: orang lain, significant others, reference group.

Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :

 Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian,
hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis
pada kompetensi.
 Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa
setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan
keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain, mampu
memperbaiki diri.

Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :

 Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.


 Berkembang secara bertahap.
 Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
 Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
 Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.

Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :

 Nama dan panggilan anak


 Pandangan individu terhadap orang lain
 Suasana keluarga yang harmonis
 Penerimaan keluarga

7
Komponen konsep diri adalah :

 Gambaran diri, adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun
tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk tubuh.
 Ideal diri, adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan
standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
 Harga diri, adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara
menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
 Peran diri, adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu
berdasarkan posisinya dimasyarakat.
 Identitas diri, adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai
sesuatu yang utuh.

Hubungan konsep diri dengan prilaku, disimpulkan dengan para pengajar


berpikiran positif «   You Don’t think what you are, you what you think »Suksesnya
komunikasi interpersonal tergantung dari kualitas konsep diri sendiri : positif atau
negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) ada 5 tanda orang
yang memiliki konsep diri negatif, yaitu :

a) Peka pada kritik


Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan
mudah marah atau naik pitam. Koreksi atau kritikan dipresepsikan sebagai
usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
b) Responsif terhadap pujian
Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian,
walaupun mungkin berpura-pura untuk menghindari pujian dan senang
terhadap pujian yang diterimanya.

8
c) Hiperkritis
Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka
tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan
pada kelebihan orang lain.
d) Merasa tidak disenangi orang lain
Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai
musuh, sehingga tidak dapat menghadirkan kehangatan dan keakraban
persahabatan. Ia tidak mempersalahkan dirinya, tetapi mengangap dirinya
sebaga korban dan sistem sosial yang tidak beres.
e) Pesimis terhadap kompetisi
Terungkap dari keengganannya uuk bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan
persainganyang merugikan dirinya

Konsep diri yang positif ditandai dengan :

 Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi tidak
rendah, walaupun terdapat perbedaan daam kemampuannya tertentu, latar
belakang keluarga, dan sikap orang lain terhadapnya
 Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura rendah hati, dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah
 Menyadaro bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
 Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya
 Menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankannya, walaupun menghadapi kelompok yang kuat. Tetapi ia juga
merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila
pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan dia salah
 Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang
berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui
tindakannya

9
 Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang
terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu lalu, dan apa yang terjadi pada waktu
sekrang
 Memiliki kenyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan, bahkan ketika ia
menghadapi kegagalan atau kemunduran
 Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang
lain
 Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi
 Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu merasakan berbagi
dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai
bahagia, dari kecewa yang mendalam, sampai kepuasan yang mendalam pula
 Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan meliputi
pekerjaan, permaianan, ungkapan diri yang kreatif, persahabattan atau sekedar
mengisi waktu
 Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima,
terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan
mengorbankan orang lain.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan antar manusia satu sama lain yang bersifat action oriented
mengandung unsur unsur kejiwaan yang mendalam untuk merubah sikap, pendapat
dan perilaku seseorang.Interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala
situasi di semua bidang kehidupan. Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang
berfikir ( homo sapiens ) sehingga membedakan dengan hewan,juga sebagai
makhluk social ( homo sosius ) sehingga dalam hidupnya selalu berhubungan
dengan masyarakat dan lingkungannya.

Manusia adalah makhluk sosial dimana untuk bertahan hidup harus ada
sosialisasi atau hubungan dengan manusia apa lagi pada masa sekarang ini.
Hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sesungguhnya mempunyai
pengertian yang berbeda. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya
dalam wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya,waktunya, cara bicaranya,
sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan bebbagai macam aspek kejiwaan yang
ada pada diri manusia.

B. Saran

Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami
dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa
memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah
ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan
kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan
kemampuan yang terbatas.

11

Anda mungkin juga menyukai