Anda di halaman 1dari 8

SEL VOLTA

Kimia Fisika 2
1

SEL VOLTA
Kimia Fisika 2
A. Pengertian Sel Volta
SEL VOLTA

Sel volta (sel galvani) adalah sel KELOMPOK 1:


LUTFI FADILLAH
elektrokimia yang menghasilkan arus
(12212183073)
listrik. Elektrokimia adalah cabang ilmu KRISTALIA Z.M.
(12212183074)
kimia yang mempelajari aspek elektronik AINUN K.R.
dari reaksi kimia. Sedangkan sel (12212183077)
DUROTUN N.
elektrokimia adalah suatu sel yang (12212183093)
disusun untuk menubah energi kimia
menjadi energi listrik atau sebaliknya.
Ciri khas dari sel volta adalah mengunkan
jembatan garam. Jembatan garam berupa
pipa U yang diisi agar-agar yang
mengandung garam kalium klorida. Sel
volta banyak digunakan pada kehidupan
sehari-hari. Sel volta yang biasa
digunakan pada kehidupan manusia
seperti jenis-jenis baterai dan aki (accu).
Baterai dan aki sangtlah berbeda,
perbedaan ini dapat dilihat dari setela
pemakaian kedua benda tersebut. Baterai
apabila sudah terpakai tidak dapat
digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi
arus listrik pada baterai tersebut.
2

Sedangkan aki apabila arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan
mengalirkan arus listrik.
Secara umum, sel volta tersusun dari:
 Anode : yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi.
SEL VOLTA

 Katode : yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi.


 Elektrolit : yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
 Rangkaian luar : yaitu kawat konduktor yang menghubungkan anode
dengan katode.
 Jembatan garam : yaitu rangkaian dalam yang terdiri dari larutan
garam. Jembatan garam memungkinkan adanya aliran ion-ion dari
setengah sel anode ke setengah sel katode, dan sebaliknya sehingga
terbentuk rangkaian listrik tertutup.
B. Notasi Sel Volta
Susunan sel volta dapat dinyatakan dengan notasi sel volta yang disebut juga
diagram sel. Untuk contoh sel volta di atas, notasi selnya dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu atau Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
Penulisan notasi sel volta mengikuti konvensi umum sebagai berikut.
 Komponen-komponen pada kompartemen anoda (setengah sel
oksidasi) ditulis pada bagian kiri, sedangkan komponen-komponen
pada kompartemen katoda (setengah sel reduksi) ditulis pada bagian
kanan.
 Tanda dua garis vertikal ( || ) melambangkan jembatan garam yang
memisahkan kedua setengah sel.
 Tanda satu garis vertikal ( | ) melambangkan batas fase antara
komponen-komponen dengan fase berbeda. Sebagai contoh, Ni(s) |
3

Ni2+(aq) mengindikasikan bahwa Ni padat berbeda fase dengan


larutan Ni2+.
 Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
dalam fase yang sama. Sebagai contoh, suatu sel volta dengan anoda
SEL VOLTA

Co dan katoda inert Pt, di mana terjadi oksidasi Co menjadi Co2+ dan
reduksi Fe3+ menjadi Fe2+, dinotasikan sebagai berikut.
Co(s) | Co2+(aq) || Fe3+(aq), Fe2+(aq) | Pt(s)
 Jika diperlukan, konsentrasi dari komponen-komponen terlarut ditulis
dalam tanda kurung. Sebagai contoh, jika konsentrasi dari larutan
Zn2+ dan Cu2+ adalah 1 M keduanya, maka dituliskan seperti berikut.
Zn(s) | Zn2+(aq, 1 M) || Cu2+(aq, 1 M) | Cu(s).
C. Potensial Sel Standar (E°sel)
Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh
adanya beda potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan
potensial sel (Esel) ataupun gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force
(emf). Potensial sel yang diukur pada keadaan standar (suhu 25°C dengan
konsentrasi setiap produk dan reaktan dalam larutan 1 M dan tekanan gas
setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut potensial sel standar (E°sel). Nilai
potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut
kesepakatan, potensial elektrode standar mengacu pada potensial reaksi
reduksi.
E°sel = E°katode – E°anode
Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif),
sedangkan anode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil (negatif).
Data nilai potensial elektrode standar dapat dilihat pada tabel berikut.
4

SEL VOLTA

D. Deret Keaktifan Logam (Deret Volta)


Dengan adanya sel volta, logam tertentu dapat dijadikan reduktor untuk
mereduksikan ion logam lain pada tempat terpisah dianoda dan dikatoda utuk
menghasikan energi listrik. Namun ternyata tidak semua logam dapat
mereduksi ion logam lain sehingga reaksi redoks spontan tidak terjadi
akibantya arus listrik tidak mungkin menghasilkan. Contohnya jika Zn diganti
dengan logam perak Ag sehingga mebentuk pasangan elektroda Cu dan Ag
dan pasangan larutan CuSO4 dan Ag2SO4 ternyata reaksi redoks tidak dapat
berlangsung dan aliran listrik tidak dapat dihasilkan.
5

Deret volta disusun dari logam reduktor terkuat (sangat mudah mengalami
oksidasi) ke reduktor terlemah ( sangat sulit teroksidasi aau logam bersifat
mulia)
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H),
SEL VOLTA

Cu, Hg, Ag, Pt, Au


 Reduktor pada bagian kiri paling kuat, alami oksidasi mereduksi H2O
menghasilkan H2 mereduksi ion-ion logam disebelah kanannya
mereeduksi H+ menghasilkan H2.
 Reduktor kuat, alami oksidasi mereduksi ion-ion logam disebelah
kanannya mereduksi H+ menghasilkan H2.
 Reduktor ke kanan terlemah , almi reduksi tak dapt mereduksi H+,
H2O dan ion-ion disebelah kirinya.

makin positif harga E, makin mudah mengalami reduksi. Sebaliknya,


makin negatif harga E, makin sulit mengalami reduksi atau mudah
teroksidasi
Contoh Soal :
6

1. Diketahui data potensial elektrode standar (E°) dari logam A dan Logam B
sebagai berikut
A2+(aq) + 2e-→A(s) E° = +0,30 volt
2+ -
B (aq) + 2e → B(s) E° = -0,40 Volt
Jika logam A dan B disusun pada suatu sel volta dengan A dan B sebagai
elektroda maka pernyataan yang tida benar adalah ............
SEL VOLTA

a. A sebagai Katode
b. B sebagai anode
c. Potensial selnya adalah 0,70 Volt
d. Reaksianya B2++A →B+A2+
e. Notasi Volta : B¿B2+||A2+¿ A
Pembahasan
 A memiliki nilai E° yang lebih benasr dibanding E° B. Yang lebih
besar dibanding E° lebih besar. Sehingga A sebagai katoda dan B
sebagai Anoda.
 Potensial sel dapat ditentukan menggunakan rumusan berikut : E° sel
= E°Katoda - E° anoda = +0,30 –(-0,40) Volt =0,70 Volt
 Yang mengalami reaksi reduksi adalah logam A dan yang mengalami
reaksi logam B. Reaksi reduksi yaitu penurunan bilangan oksidasi
sedangkan reaksi osidasi kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan
dipilihan persamaan reaksinya
B2++ A → B + A2+
Biloksnya : +2 0 0 +2
B mengalami reaksi reduksi (penurunan biloks dari +2 menjadi 0)
seharusnya mengalami oksidasi
 Notasi Sel :
Anoda¿Ion Anoda || Ion Katoda | Katoda, sehingga notasinya :
B | B2+ || A2+ | A
Jawaban D
2. Jika diketahui :
AI3 + 3e-→ AI E° = -1,66 volt
Mg2+ + 2e-→ Mg E° = -2,34 volt
Maka potensial se untuk reaksi :
AI3 + Mg → Mg2++ AI
a. +0,34 V
b. -0,34 V
c. +0,68 V
d. -0,68 V
e. + 1,36 V
PEMBAHASAN :
Potensial sel dapat ditentukan menggunakan rumusan brikut :
7

E° sel = E° reduksi –E° Oksidasi


Langkah selanjutnya adalah menentukan reaksi reduksi dan oksidasi dan
kenaikan atau penurunan biloks. Dari persamaan reaksinya :
AI3+ + Mg → Mg 2+ +AI
Bilosnya : +3 0 +2 0
AI mengalami reaksi reduksi (penurunan biloks)
SEL VOLTA

Mg mengalami reaksi oksidasi (kenaikan biloks)


Sehingga rumusan potensial selnya :
E°sel = E° AI - E° Mg = -1,66 –(-2,34) volt = 0,68 volt Jawaban C
Referensi :
Keenan, Charles W.1980. ilmu kimia untuk universitas edisi keenam jilid 2.
Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai