Anda di halaman 1dari 25

1.

Aqidah
Akidah dari segi bahasa berarti simpulan iman ataupun pegangan yang kuat
atau satu keyakinan yang menjadi pegangan yang kuat. Akidah Islam ialah
kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai rabb dan ilah serta beriman
dengan nama-namaNya dan segala sifat-sifatNya juga beriman dengan adanya
malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari Akhir dan beriman dengan taqdir Allah
sama ada baik atau buruk termasuk juga segala apa yang datang dari Allah.
Seterusnya patuh dan taat pada segala ajaran dan petunjuknya. Oleh karena itu,
akidah Islam ialah keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan RasulNya serta
apa yang dibawa oleh Rasul dan dilaksanakan dalam kehidupan.

1.1 Percaya kepada Allah Beserta Sifatnya


Iman kepada Allah SWT berarti percaya dalam hati adanya Allah SWT,
ditunjukkan dengan ucapan dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.
Membuktikan adanya Allah SWT, tentu tidak sama dengan membuktikan adanya
berbagai benda di sekitar kita. Adanya suatu benda dibuktikan dengan alat indra
manusia sehingga dapat dilihat, diraba, didengar, langsung melalui panca indera.
Membuktikan adanya Allah hanya melalui tanda-tanda yang mampu dibaca oleh
hati nurani manusia. Bumi, langit dan seisinya membuktikan ada yang
menciptakannya yaitu Allah SWT. Semua itu menjadi dasar keyakinan bagi
manusia untuk memahami dan meyakini sifat-sifat Allah SWT. Salah satu cara
beriman kepada Allah SWT adalah dengan memahami makna dan menghayati
sifat-sifat Allah SWT. Dengan memahami dan menghayati sifat-sifat Allah kita
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah memilki sifat-sifat yang
terhingga banyaknya. Sebagai berikut 20 sifat – sifat Allah yang harus kita imani :
1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim
yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh
meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan
membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya
ada karna Allah yang menciptakannya. Dalam surah Al- A’raf ayat 54 yang
berbunyi :
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci
Allah, Rabb semesta alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah
swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia
ciptakan.
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk
lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu
pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah
keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri
sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga
dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan
manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan
kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala
yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan
kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala
makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan
kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt
memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap
takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya.
Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan.
Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari
manusia atau makhluk lainnya.
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun
pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia,
karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati,
Ia akan hidup terus selama-- lamanya.
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal
yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak
terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah
sirna.
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat
melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara
sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil,
yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha
Sempurna.
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al
Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan
firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
14. Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak
lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
15. Muridun
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.
Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui
segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat
mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
17. Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan
pernah tidur ataupun lengah.
18. Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
19. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti
halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena
itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
20. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau
berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup
kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
Dalam Al Quran terdapat firman Allah tentang beriman kepada Nya:
“Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang
Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah (2): 163.)

“Allah itu tunggal, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup tidak
berkehendak kepada selain-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-
Nya lah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Bukankah tidak ada orang
yang memberikan syafaat di hadapan-Nya jika tidak dengan seizin-Nya? Ia
mengetahui apa yang di hadapan manusia dan apa yang di belakang mereka,
sedang mereka tidak mengetahui sedikit jua pun tentang ilmu-Nya, kecuali apa
yang dikehendaki-Nya. Pengetahuannya meliputi langit dan bumi. Memelihara
kedua makhluk itu tidak berat bagi-Nya. Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar.” (QS. Al Baqarah (2): 255.)

“Dialah Allah, Tuhan Yang Tunggal, yang tiada Tuhan selain Dia, yang
mengetahui perkara yang tersembunyi (gaib) dan yang terang Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah, tidak tidak ada Tuhan selain Dia,
Raja Yang Maha Suci, yang sejahtera yang memelihara, yang Maha Kuasa. Yang
Maha Mulia, Yang Jabbar,lagi yang Maha besar, maha Suci Allah dari segala
sesuatu yang mereka perserikatkan dengannya. Dialah Allah yang menjadikan,
yang menciptakan, yang memberi rupa, yang mempunyai nama-nama yang indah
dan baik. Semua isi langit mengaku kesucian-Nya. Dialah Allah Yang Maha keras
tuntutan-Nya, lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Hasyr (59): 22-24 )

1.2 Percaya kepada Malaikat


Beriman kepada malaikat merupakan salah satu perkara yang wajib dimiliki
oleh setiap jiwa-jiwa muslim. Karena hal ini merupakan salah satu syarat untuk
menuju kesempurnaan iman kepada Allah swt. Beriman kepada malaikat-malaikat
Allah swt merupakan satu perkara wajib, yang telah diperintahkan bagi umat
muslim oleh Allah swt dan Rasulullah SAW, sebagaimana tercantum di dalam Al
Quran dan Al Hadits. Berikut beberapa dalil berkenaan dengan iman kepada
malaikat-malaikat :
Firman Allah swt:
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka
Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 136)
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikatmalaikat-Nya, rasul-
rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-
orang kafir.” (QS.Al Baqarah: 98)
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
a. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
b. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit,
makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
c. Selalu takut dan taat kepada Allah.
d. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang
diperintahkan-Nya.
e. Mempunyai sifat malu.
f. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
g. Tidak makan dan minum.
h. Mampu mengubah wujudnya.
i. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.

Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang


diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak
dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata
lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan
diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah
Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud
aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali,
yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj. Beberapa nabi dan rasul
telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam
kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya. Berbeda dengan ajaran
Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh"
(Fallen Angel).Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, adalah nenek
moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang
dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari
cahaya.

1.3 Percaya kepada Kitab

Iman kepada kitab-kitab Allah Menurut bahasa, kata kitab berarti buku,
surah kiriman, dan hukum (peraturan). Sedangkan iman, artinya percaya. Jadi
iman kepada kitab allah yaitu percaya atau yakin bahwa Allah telah menurunkan
kitab-kitabNya untuk dijadikan sebagai pedman hidup (way of life) umat manusia
untuk memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Menurut ajaran
dalam syariat islam, beriman kepada kitab-kitab Allah, termasuk dalam rukun
iman dan menjadi ciri-ciri dari muttaqien (orang yang bertaqwa) sebagaimana
yang disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 4 yang berbunyi : “Dan mereka
yang beriman kepada kitab (Al Qurán) yang telah diturunkan kepadamu dan
kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(keidupan) akhirat”(Qs. Al Baqarah/2: 4)

Nama-nama kitab Allah diantaranya:

1. Kitab Taurat
Taurat adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk
membimbing kaumnya (bani israil). Kitab ini menggunakan bahasa
suryani. Kitab taurat dalam bahasa Ibrani disebut Thora.Kitab Taurat
sudah tidak berlaku lagi setelah diturunkannya Al-Qur’án kepada nabi
Muhammad. Menurut fakta yang ada, rang yahudi mengakui kitab
Taurat sebagai kitab yang Allah turunkan kepad Nabi Musa. Taurat juga
di akui leh kaum Nashara (sebagai perjanjian lama). Orang islam
mengakui bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.
2. Kitab Zabur
Zabur adalah kitab suci yang diberikan kepada Nabi Daud. Zabur
berasal dari kata zabarayazburu - zabran yang artinya menulis.Kitab
zabur menggunakan bahasa Qibti. Zabur dalam bahasa arab yaitu
mazbur-mazabur. Kitab zabur berisis 150 nyanyian yang
disenandungkan Nabi Daud dengan mengungkapkan semua pengalaman
yang dialamisemasa hidupnya.
3. Kitab Injil
Kitab injil diturunkan kepada Nabi Isa bin maryam. Kitab injil
menggunakan bahasa Ibrani.kitab ini pada dasarnya berisi tentang
ajakan kepada umat Nabi Isa untuk hidup dengan zuhud (menjauhi
kerakusan dan ketamakan duniawi). Hal itu dimaksudkan untuk
meluruskan kaum Yahudi yang bersifat materialistis. Namun pada masa
sekarang ini, Injil dikalangan Nashara dikenal mempunya 2 bagian,
yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru. Dalam sejarah kita kenal
bahwa Waraqah bin NAufal menulis kitab-kitab dari bahsa ibrani ke
bahasa Arab. Sampai sekarang tidak diketahui mana Injil yang asli .
Banyak versi penulisan kitab Injil dalam berbagai bahasa.
4. Al Quran
Al Qur’án adalah kitab suci umat ISlam. Kita harus yakin bahwa Al
Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
saw sebagai nabi terakhir. Al Qur’án juga dinamakan Al Kitab
(ketetapan atau tulisan), Adz Dzikr (peringatan), dan Al Furqan
(pembeda anatara benar dan salah). Al Qur’an mempunyai tujuan untuk
menyempurnakan kitab-kitab terdahulu. Adapun Al Qur’an berlaku
sampai hari kiamat.

1.4 Percaya kepada Rasul

Rasul adalah seorang Nabi yang mendapat wahyu yang berupa syariat baru
dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya. Rasul merupakan manusia
biasa yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Mereka juga hidup layaknya
manusia biasa, memerlukan makan, minum, dan berinteraksi dengan manusia
lainnya.
Jadi, yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt, untuk
menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat.

Seseorang yang beriman kepada Rasul Allah akan senantiasa mengamalkan


dan meneladani semua sifat dan perilaku yang ada pada Rasul Allah SWT
tersebut. Kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa ajaran yang
disampaikan benar-benar berasal dari Allah SWT.

Setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul.
Jadi jumlah para nabi itu jauh lebih banyak daripada para rasul. Di dalam Al quran
jumlah Nabi dan rasul 25. Sedangkan di dalam hadits jumlahnya 124.000 orang,
dan yang diangkat menjadi Rasul sebanyak 312 Nabi. Tetapi, yang wajib diimani
dan diketahui adalah 25. Di bawah ini merupakan nama nabi dan rasul yang wajib
diimani :

1. Adam
2. Idris
3. Nuh
4. Hud
5. Shaleh
6. Ibrahim
7. Luth
8. Ismail
9. Ishak
10. Ya’qub
11. Yusuf
12. Ayyub
13. Dzulkifli
14. Syu’aib
15. Yunus
16. Musa
17. Harun
18. Daud
19. Sulaiman
20. Ilyas
21. Ilyasa
22. Zakaria
23. Yahya
24. Isa
25. Muhammad

Selain itu juga terdapat Ulul Azmi. Ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada
Rasul yang memiliki ketabahan dan keuletan luar biasa dalam menyampaikan
Risalah atau syariat kepada umatnya. Rasul dengan gelar Ulul Azmi ada lima :
a. Nabi Nuh
b. Nabi Ibrahim
c. Nabi Musa
d. Nabi Isa
e. Nabi Muhammad

Rasul adalah manusia pilihan Allah memiliki sifat untuk menunjang dakwah yang
mereka emban kepada seluruh umatnya. Seorang Rasul selalu berhati-hati dalam
bertindak dan berperilaku, karena mereka adalah teladan yang mengemban
amanah yang mulia dari Allah SWT. Sifat-Sifat tersebut adalah sifat yang wajib
ada pada Rasul Allah, yaitu sebagai berikut :

1. Siddiq,
Siddiq berarti jujur. Nabi dan Rasul utusan Allah SWT merupakan manusia
yang jujur. Mereka menyampaikan apa yang diwahyukan oleh Allah SWT
kepada umatnya. Tidak ada risalah atau syariat yang disembunyikan atau
tidak disampaikan kepada umatnya.
Pada diri rasul, bukan hanya perkataannya yang benar, perbuatannya juga
benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi rasul itu bersifat
kazib atau pembohong, penipu dan sebagainya.
Berdasarkan ayat Al-Quran di bawah ini :
ٓ ٰ ‫ق ع َِن ْٱلهَ َو‬
‫ى‬ ُ ‫َو َما يَن ِط‬
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa
nafsunya.
َ ‫إِ ْن ه َُو إِاَّل َوحْ ۭ ٌى ي‬
‫ُوح ٰى‬
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS
An-Najm: 4~5)

2. Amanah,
Amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan Rasul memiliki sifat amanah. Oleh
karena Nabi dan Rasul memiliki sifat jujur, mereka dapat dipercaya.
Kejujuran yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul menyebabkan mereka
dipercaya. Mereka menjaga dan melaksanakan amanah yang diterima kapan
pun dan di mana pun berada.
Seperti ayat Al Quran di bawah ini :
ٌ ‫ص ٌح أَ ِم‬
‫ين‬ ِ ‫أُبَلِّ ُغ ُك ْم ِر َسااَل‬
ِ ‫ت َربِّي َوأَنَا لَ ُك ْم نَا‬
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah
pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al A'raaf/7: 68]
3. Tablig
Rasul Allah SWT dikaruniai sifat tablig yang berarti menyampaikan. Apa
yang diterima dari Allah SWT disampaikan kepada umatnya. Rasul tidak
mengurangi sedikit pun perintah yang diterima dari Allah SWT. Jadi mustahil
bagi rasul itu bersifat kitman yang artinya menyembunyikan,
Seperti ayat Al Quran di bawah ini :
‫ص ٰى ُك َّل َش ْى ٍء َع َد ۢ ًدا‬ ِ َ‫وا ِر ٰ َس ٰل‬
َ ْ‫ت َربِّ ِه ْم َوأَ َحاطَ بِ َما لَ َد ْي ِه ْم َوأَح‬ ۟ ‫لِّيَ ْعلَم أَن قَ ْد أَ ْبلَ ُغ‬
َ
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.” [Al Jin/72: 28]

4. Fatanah
Rasul Allah SWT memiliki sifat Fatanah yang berarti cerdas. Dalam
menjalankan dakwah, Rasul sering menemui halangan dan rintangan.
Halangan dan rintangan harus dihadapi dan dicarikan jalan keluarnya.
Diperlukan kecerdasan dan kejernihan pikiran agar dapat keluar dari
tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu Allah SWT mengaruniai Nabi dan
Rasul-Nya sifat Fatanah. Jadi mustahil bagi rasul itu bersifat safih yang
artinya bodoh.
Hal ini sesuai firman Allah surat al-Baqarah ayat 269:
]٢:٢٦٩[ ‫ب‬ِ ‫ي ُْؤتِي ْال ِح ْك َمةَ َمن يَ َشا ُء َو َمن ي ُْؤتَ ْال ِح ْك َمةَ فَقَ ْد أُوتِ َي خَ ْيرًا َكثِيرًا َو َما يَ َّذ َّك ُر إِاَّل أُولُو اأْل َ ْلبَا‬
Artinya :“Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam
tentang Al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang
siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat
mengambil pelajaran dari firman Allah.” (Q.S. Al-Baqarah :269)

1.5 Percaya kepada Qadha dan Qadar


Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan,
perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan qadar menurut
bahasa berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar
adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya.
Jadi qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah
(kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.
Sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu
yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai
dengan iradah-Nya, qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku
bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.
Beriman kepada qadha dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati
adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu
menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang
terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Di bawah ini merupakan ayat Al Quran tentang beriman kepada Qadha dan Qadar
Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :

Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.

1.6 Percaya kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah meyakini adanya kehidupan
yang kekal abadi setelah hancurnya alam semesta ini dan manusia akan mendapat
balasan yang seadil-adilnya tentang amal yang telah dilakukan sewaktu di dunia.
Hari kiamat dibagi menjadi dua macam, yaitu kiamat sugra dan kiamat
kubra.
- Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk,
misalnya kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi,
gunung meletus, banjir dan sebagainya.
- Kiamat Kubra, adalah kiamat besar Adalah hancurnya alam semesta
dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh
kehidupan makhluk alam ini secara serempak.

Di bawah ini merupakan  gambaran tentang hari kiamat menurut Al Quran

a. Datangnya hari kiamat ditandai dengan tiupan sang sakala. ( Q.S.An- Naml :
87)
b. Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang
dikandungnya.  (QS. Al- Zalzalah : 1 – 5)
c. Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir. (QS. Al- 
Haqqah : 14)
d. Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS. Al-
Infithor : 1 – 3)
e. Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap
anaknya sendiri. (QS. Lukman : 33)

Selain itu, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 62 mengenai percaya
kepada hari akhir:
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa sja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal shalih, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.

2. Syariat
Syari’at, bisa disebut syir’ah, artinya secara bahasa adalah sumber air
mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Perkataan “syara’a
fiil maa’i” artinya datang ke sumber air mengalir atau datang pada syari’ah.
Kemudian kata tersebut digunakan untuk pengertian hukum-hukum Allah yang
diturunkan untuk manusia. Sedangkan arti syari’at menurut istilah adalah hukum-
hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia,
untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan
mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.
Jadi Syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh
sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga
berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut
Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

2.1 Syahadat

Secara harfiah syahadat adalah memberikan persaksian (witness, bear


witness); memberikan ikrar setia, memberikan pengakuan (giving testimony).
Sedangkan secara terminologi, syahadat diartikan sebagai pernyataan diri segenap
jiwa dan raga atas persaksian bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah (Rasul-Nya).

Sedangkan pengertian syahadat menurut istilah

 Pengakuan ketauhidan (Syahadat Tauhid).


Artinya, seorang muslim hanya boleh mengakui dan menyembah satu
Tuhan, yaitu Allah (Makna Keesaan Tuhan: mengesakan Allah). Bukti
Persaksian Syahadat Tauhid yaitu dengan tidak menyekutukan Allah
dalam setiap perbuatan, amal ibadah, niat (i`tikad), dll (Poleteisme,
berbuat syirik)

 Pengakuan Kerasulan (Syahadat Rasul).

Artinya, seorang muslim wajib mempercayai semua hal yg disampaikan /


datang dari Rasulullah. Bukti Persaksian Syahadat Rasul seperti:
mengikuti sunnah Rasulullah, menerima hadis Nabi Muhammad sebagai
panduan wajib umat Islam.

 Syahadat Menurut Islam

Menurut pejelasan mayoritas Ulama, syahadat termasuk di dalam 5 rukun


Islam (arkān-al-Islām ‫ )أركان اإلسالم‬atau rukun agama (arkān ad-dīn ‫أركان‬
‫دين‬¤¤¤‫ )ال‬dan ditampilkan pada rukun pertama. Melaksanakan syahadat
hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

Syahadat terdiri 2 kalimat persaksian yang disebut dengan syahadatain, yaitu:

1. Asyhadu an-laa ilaaha illallaah (‫ه إال هللا‬¤¤‫هد أن ال إل‬¤¤‫ )ا ش‬yg artinya: Saya
bersaksi tiada Tuhan Selain Allah
2. Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah (‫)و اشهد أن محمد ر سو ل هللا‬
yg artinya: dan saya bersaksi bahwanya Nabi Muhammad adalah utusan
Allah.

Dalam Al-Quran banyak sekali dijumpai kata syahadat, diantaranya :

“Sesungguhnya persaksian Kami lebih layak diterima daripada persaksian kedua


saksi itu...” (QS. al-Maidah ayat 107).
“Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya
menurut apa yang sebenarnya...” (QS. al-Maidah ayat 108).

“Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih
dzalim daripada orang yang menyembunyikan syahadat dari Allah.” (QS. al-
Baqarah ayat 140).

“Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.” (QS. al-
Baqarah ayat 282).

“Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?”. Katakanlah: “Allah. Dia


menjadi saksi antara aku dan kamu.” (QS. al-An’am ayat 19).

2.2 Shalat

Menurut bahasa, shalat berarti do’a, sedangkan secara terminologis makna


shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat
yang ditentukan.

Shalat adalah perintah Allah Swt. dan ibadat yang paling utama untuk
membuktikan ke-Islaman seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat
dilihat kerajinan dan keikhlasan dalam mengerjakan shalat. Jika shalatnya baik,
maka baiklah segala amalan yang lain, dan jika shalatnya itu rusak, maka rusak
pula amalan yang lain. Jelasnya apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia
tidak pernah mengerjakan shalat, maka pengakuannya tidak dibenarkan oleh
syara’. Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan intisari Islam terletak
pada shalat, sebab dalam shalat tersimpul seluruh rukun agama. Dan amal ibadah
yang pertama dihisab adalah shalat.

Dalil-dalil yang mewajibkan umat muslim untuk melaksanakan shalat


banyak sekali, baik berupa ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi saw.
Seperti fiirman Allah Swt dalam surat al- Ankabut ayat 45:

Artinya: ”Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari


perbuatan keji dan munkar.” 

Surat Al-Haj ayat 77

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,


sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.”  

Surat Al-Baqarah ayat 43

Artinya: ”Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-


orang yang ruku 

2.3 Puasa

Puasa (dalam bahasa Arab disebut shiyaam atau shoum) memiliki definisi
secara bahasa dan definisi secara syar’i. Definisi puasa secara bahasa adalah
‘menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu’. Beribadah kepada Allah disertai
dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa
dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari.

Di bawah ini merupakan ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang puasa:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa


sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa
(Q.S al-Baqoroh:183).
Maksudnya pada ayat tersebut adalah seruan terhadap orang-orang yang beriman
mengenai puasa dan puasa telah diwajibkan pula pada umat sebelum kita,
tujuannya untuk mencapai ketakwaan

2.4 Zakat

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
(fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang diteteapkan syariat. Ada
dua macam zakat yakni zakat fitrah (zakat yang wajib dikeluarkan muslim
menjelang idul fitri pada bulan ramadhan) dan zakat maal (zakat hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, harta temuan , emas dan perak)

Dalam Al quran terdapat dail-dalil mengenai zakat, diantaranya:

1. Hendaklah manusia mencari rezeki yang halal dan baik. ( Q.S. 2 : 168 ).
2. Harta kekayaan hendaklah menjadi sarana menuju kebaikan hidup di
akhirat. ( Q.S. 28 : 77 ).
3. Allah melarang orang menimbun emas dan perak tanpa
mempergunakannya untuk kepentingan agama dan masyarakat. ( Q.S. 9 :
34 ).
4. Allah melarang memakan hak orang lain secara tidak sah. ( Q.S. 2 : 188 )
dan melarang riba berlipat ganda. ( Q.S. 3 : 130 ).
5. Di dalam harta kekayaan seseorang terdapat hak orang yang meminta –
minta dan hak orang ( miskin ) yang diam ( saja ). ( Q.S. 51 : 19 ).
6. Allah memerintahkan manusia agar menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya. ( Q.S. 4 : 58 ).
7. Allah menggembirakan ( hati orang ) yang suka mendermakan hartanya
dijalan Allah dan memberikan pahala berlipat ganda di dunia dan di
akhirat. ( Q.S. 52 : 245 ).
8. Orang – orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah laksana
menanam sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap
tangkai melahirkan seratus biji atau buah. ( Q.S. 2 : 261 ).
9. Menampakkan sedekah dengan tujuan untuk di contoh orang lain adalah
baik. Tetapi menyembunyikan lebih baik lagi, supaya tidak menimbulkan
riya pada pemberi dan menyakitkan hati yang menerima. ( Q.S. 2 : 271 ).
10. Dalam membelanjakan harta, janganlah manusia terlalu kikir dan jangan
pula terlalu pemurah. ( Q.S. 17 : 29 ).
11. Tuhan menjadikan kehidupan manusia itu bertingkat – tingkat agar dapat
saling tolong – menolong. ( Q.S. 43 : 32 ).
12. Adalah sama dengan mendustakan agama, bila orang menelantarkan dan
tidak memberi makan anak yatim. ( Q.S. 107 : 1 – 2 ).
13. Allah memerintahkan orang – orang beriman mengeluarkan sebahagian
dari harta bendanya untuk kebajikan ( zakat ). Yang dikeluarkan itu
hendaklah yang berkualitas baik, bukan yang buruk – buruk. ( Q.S. 2 :
267).
14. Terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir,
miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan orang – orang yang
sedang dalam perjalanan ( ibnu sabil ). ( Q.S. 9 : 60 ).
15. Dilihat dari segi pengabdian kepada Allah, menunaikan zakat bukanlah
memberikan sesuatu kepada-Nya melainkan mempersembahkan
ketaqwaan dan melaksanakan perintah-Nya. ( Q.S. 22 : 37 ).
16. Barang siapa yang diberi Allah kekayaan, tetapi tidak menunaikan
zakatnya, pada hari kiamat kekayaan itu akan menjadi ular berbisa yang
menguliti tubuhnya, sambil berkata : Akulah kekayaanmu dan akulah harta
bendamu ( Pedoman zakat (s), 1982 : 33 – 37 ).

2.5 Haji

Haji adalah salah satu rukun islam yang kelima, menunaikan ibadah haji
merupakan bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mamapu secara
material, fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung kebeberapa tempat di Arab
Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah
ditentukan, yaitu pada bulan Dulhijjah.

Ayat-ayat Al Quran mengenai haji diantaranya:

"Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim ditempat


Baitullah (dengan mengatakan) : Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun
dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf dan
orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku dan sujud. Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh." (Al-Hajj: 26-27)

3. Akhlak

3.1 Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaqun”  yang merupakan


bentukjamak  dari “khuluqun”, atau akhlak juga berarti  budi pekerti, tabia’at atau
tingkah laku, watak,dan perangai. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya
dapat dijumpai di dalam al Qur'an, sebagai berikut:

Yang Artinya :
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
Agung.” (Q.S. Al-Qalam, 68:4).
Sedangkan menurut imam al ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam- macam perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang
dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas
hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati
maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan
perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu
kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang baik
dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari
futrahnya sebagai manusia.
Pada fitrahnya islam mengajarkan manusia untuk memiliki akhlakhul karimah
sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 112:

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,


sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Surat Al Luqman ayat 17

Artinya:
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).

Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena
pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak
terpuji dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang
“materia akhlak (akhlak baik dan akhlak buruk”
3.2 Kedudukan Akhlak dalam ajaran islam
Akhlak berkedudukan sangat tinggi dalam agama islam sebagaimana tujuan
awal di utus nya nabi muhammad menjadi nabi dan rassul adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia di dunia.
Berdasarkan sabda nabi
ِ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْثتُ أِل ُتَ ِّم َم َم َكا ِر َم ْاألَ ْخاَل‬
)‫ق (رواه أحمد‬
Artinya: “bahwasanya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan keluhuran
akhlak (Budi pekerti)” (HR. Ahmad)
Maksud dari ayat tersebut adalah:
 Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga
Rasulullah pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
Pendefinisian agama Islam dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan
pendefinisian ibadah haji dengan wuquf di Arafah. Rasulullah saw pernah
menyebutkan,“Haji adalah Wukuf di Arafah.” Artinya tidak sah haji
seseorang tanpa wukuf di Arafah.
 Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran
kualitas imannya
 Ayat yang menerangkan pentingnya akhlak dalam islam berdasarkan
hadist rasul
Allah memerintahkan solat wajib, sekaligus Allah menerangkan
Hikmahnya.
Firman Allah :
 )٤٥ :‫صاَل ِة تَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْحشَآ ِء َوا ْل ُم ْن َك ِر (العنكبوت‬
َّ ‫صاَل ةَ إِنَّ ال‬
َّ ‫َواَقِ ِم ال‬
Artinya : “...dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari perbuatan keji dan munkar,”
Maksud nya embersihkan jiwa dari perbuatan keji yang membawa
kehinaan dan mensucikan diri dari perkataan buruk adalah hakikat shalat.
  Mengenai ibadah zakat pada hakikatnya bukan merupakan pajak yang
diambil dari kantong, tetapi merupakan pembinaan, menanamkan rasa kasih
sayang yang tulus dan mendekatkan hubungan ukhuwwah yang baik di antara
lapisan masyarakat. Di samping itu ia juga membantu menghilangkan sikap
dengki dan permusuhan dari dada kalangan fakir miskin terhadap saudara-saudara
mereka yang berpunya. Hal ini lebih berlanjut berimplikasi pada minimnya kasus
tindak pencurian dan berbagai jenis tindak kriminal lain ynag meresahkan
masyarakat.
Begitu juga Islam mengajarkan ibadah puasa, bukan hanya sekedar menahan
diri dari makanan dan minuman dalam waktu yang terbatas, tetapi lebih
dari itu merupakan latihan menahan diri dari keinginan melakukan
perbuatan keji yang dilarang. Kita yakin bahwai badah puasa pasti mengandung
manfaat bagi manusia, kita juga menyadari bahwa manfaat puasa akan dapat
dilihat dari segi kesehatan maupun dalam pembentukan sikap kepribadian.
Tegasnya dari segi manapun ibadah puasa mampu memberikan kemanfaatan yang
nyata.
Menunaikan ibadah haji ke tanah suci yang diperintahkan kepada orang-
orang yang mampu merupakan pelengkap ibadah dari rukun Islam kelima.
Kewajiban ini wajib ditunaikan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati,
sebagai perwujudan iman dan taqwanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jadi semua ajaran islam yang kita lakukan selama ini berhubungan dengan
akhlak manusia dimna sehingga melalui ajaran islam tersebut manusia dapat
memiliki akhlak karimah
Akhlak seseorang dapat dikatakan sebagai puncak kesempurnaan dari Iman
dan Islam. Orang yang telah sempurna keimanan dan keislamannya akan
mencapai suatu keadaan dimana ia dapat melakukan ibadah kepada Allah seakan-
akan melihat Allah dan bila tidak dapat demikian, ia akan selalu diawasi oleh
Allah.

3.3 Kompilasi antara Aqidah, Syariat, dan Akhlak


Aqidah, syariat, dan akhlaq merupakan tiga serangkaian yang tidak boleh
terpisah dalam kerangka agama Islam. Kesempurnaan agama (Islam) terletak pada
tiga sendi tersebut. Seorang Islam dapat dikatakan sebagai muslim yang hakiki
bila ia dapat mengumpulkan dalam dirinya ketiga sendi tersebut.
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat
suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang
dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada
gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban

Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar


keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara
syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama.
Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang
hendak dicapai agama.

Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya Iman dapat diketahui
melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan
perwujudan dari Imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik,
pertanda ia mempunyai Iman yang kuat, dan jika perbuatannya buruk maka dapat
dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah. Islam menjadikan akhlak yang baik
sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT. Misalnya: shalat, puasa,
zakat dan haji.

Anda mungkin juga menyukai