Anda di halaman 1dari 6

RESUME

DISMINOREA

KELOMPOK 7

TIARA ROTINSULU 18011104006

CRISTIN TAKASILI 18011104014

NATALIA HARAHAP 18011104019

SARAH SAKENDATU 18011104021

FIRA SAROINSONG 18011104045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020
A. Pengertian

Disminorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram Rahim yang terjadi selama haid. Rasa
nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam hingga
beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri.

Disminorea dipakai jika nyeri haid demikian hebat, sehingga memaksa penderita untuk
istirahat atau meninggalkan pekerjaannya atau cara hidupnya sehari-hari atau untuk beberapa
jam atau beberapa hari.

B. Klasifikasi Disminorea

1. Disminorea primer
- Nyeri haid yang tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologi atau kelainan secara
anatomik. Disminorea primer terjadi karena peningkatan kadar prostaglandin yang
mengakibatkan hiprtonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia
dan nyeri pada bagian bawah perut. Adanya kontraksi yang kuat dan lama pada dinding
Rahim saat pengeluaran darah haid sehingga terjadilah nyeri saat haid

2. Disminorea sekunder
- Nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan ginekologi atau kelainan secara anatomi
- Disminorea sekunder ini juga dapat ditemukan dengan komplikasi lain seperti;
dyspareunia, dysuria, perdarahan uterus abnormal, infertilitas dan lain-lain

C. Tanda dan gejala


- Rasa kram pada perut dan dapat disertai dengan rasa sakit yang menjalar kepunggung
- Rasa mual dan muntah
- Sakit kepala
- Diare

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disminorea


Penyebab terjadinya disminorea yaoitu keadaan psikis dan fisik seperti stress, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun, kurang darah , dan kondisi tubuh yang
menurun (Diyan, 2013). Factor-faktor yang dapat mempengaruhi disminorea menurut
Arulkumaran (2006) antara lain :
a. Factor menstruasi
 Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden
disminoreanya lebih tinggi.
 Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan yang dengan siklus
yang panjang mengalami dismenoria yang lebih parah.
b. Paratis, insiden disminoreanya lebih rendah pada wanita multiparatis. Hal ini
menunjukkan bahwa insiden disminorea primer menurun setelah pertama kali
melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat keparahan.
c. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi disminorea pada atlet lebih
rendah, kemungkinan pada siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk penjelasan
itu masih kurang.
d. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya dapat
menentukan efeknya untuk menghilangkan atau memperburuk kondisi. Selain itu,
penggunaan jenis kontrasepsi lainnya dapat mempengaruhi nyeri siminorea.
e. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometriosis
dengan dismonorea primer.
f. Factor psikologis (stress)
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul disminorea. Selain
itu, stress emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau
pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

E. Kompikasi
a. Primer
- Depresi
- Infertilitas
- Gangguan funsi seksual
- Penuruna kualitas hidup akibat tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya
- Dapat memicu kenaikan angka kematian (Titilago Et al. 2009).
b. Sekunder
- Duspareunia
- Dysuria
- Perdarahan uterus abnormal
- Infertilitas

F. Penanganan disminorea
- Kompres air hangat
Pemberian kompres air hangat akan melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan
aliran darah local yang mengakibatkan relaksasi kemudian dapat menurunkan nyeri.
- Mengonsumsi suplemen berupa vitamin E, Vitamin B6, Omega 3 dan magnesium
Pemberian vitamin e pada wanita yang mengalami disminorea dapat secara langsung
menekan kadar ROS dan dapat memperbaiki struktur membrane sel yang rusak (Park et
al 2013). Pada pemberian Vit B6 memilki senyawa sintesis neurotransmilitter (serotin,
dopamine dan adrenalin) berguna untuk menstabilkan emosi dan keadaan mental dan
menyesuaikan saraf otonom. Omega 3 banyak terdapat pada minyak ikan minyak ikan
dapat menyembuhkan kan gejala disminore seperti sakit perut, sakit punggung dan
pusing. Didalam minyak ikan, asam lemak omega 3 bergabung kedalam fosfolipid
dinding sel dan pada sintesis prostaglandin dapat mengurangi produksi prostaglandin.
- Melakukan relaksasi napas dalam
Merupakan suatu terapi non farmakologis yang digunakan dalam penatalaksanaan
pengalihan nyeri
- Terapi music
Peran music dalam menurunkan nyeri yaitu sesuai dengan teori gate control, music
menghambat proses pengantaran stimulus nyeri melalui spinal cord sehingga otak tidak
lagi melanjutkan persepsi terhadap nyeri (Tamsuri, 2006)
- Terapi pijat
Mekanisme pijat dapat mengatasi nyeri menganut paham teori gate control dengan
memanipulasi kerja mielinisasi serabut saraf penghantar nyeri menuju otak berkurang
sehingga nyeri dihantarkan lebih lama bahkan terhambat, dan stimulus pijatan dapat
mencapai otak lebih cepat sehingga “menutup gerbang” masuknya persepsi nyeri (field,
diego, & hernandez-reif, 2007).

Pertanyaan dari 3 kelompok yang kami pilih

1. Apa factor penyebab disminore ? (kelompok Torch)

Jawab :

Menurut wiknjosastro (2005) dalam Dinamika (2011) factor penyebab disminorea yaitu :

- Factor psikis
Pada gadis- gadis yang emosional, apabila tidak mendapatkan pengetahuan yang jelas
maka mudah terjadi disminorea

- Factor konstitusional
Factor ini erat hubungannya dengan factor psikis. Factor – factor seperti anemia, penyakit
menahundan sebagainya mempengaruhi timbulnya disminore

- Factor obstruksi kanalis serfikalis


Salah satu factor yang paling tua untuk menerangkan terjadinya disminore adalah
stenosus kanalis servikalis. Pada wanita uterus hiperantefleksi mungkin dapat terjadi
stenosus kanalis servikalis, akan tetapi hal tersebut tidak anggap sebagai factor yang
peting sebagai penyebab terjadinya disminore

- Factor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada disminore primer
disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Factor ini mempunyai hubungan
dengan tonus dan kontraktilitas otot uterus.

Adapun factor penyebab pada disminore yaitu:

a. Terjadi akibat kontaksi yang kuat atau lama dinding rahim


b. Hormone prostaglandin yang tinggi
c. Pelebaran leher rahim saat keluarnya darah haid
d. Adanya infeksi daerah panggul
e. Endometriosis
f. Tumor jinak pada rahim
g. Postur tubuh yang kurang baik
h. Rahim tidak berkembang secara optimal
i. Diperberat jika mengonsumsi kopi dan stress (Wratsongko& Budisulistyo, 2006)

2. Cara pencegahan disminorea? (kelompok infeksi nifas)

Jawab :

Pencegahan disminorea menurut anurogo (2011) yaitu:

a. Menghindari stress
b. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi standar 4
sehat 5 sempurna
c. Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid
d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak menguras energy
yang berlebihan
e. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam dalam sehari
f. Lakukan olahraga ringan secara teratur

3. Mengapa diare menjadi tanda dan gejala disminorea (kelompok Aborsi)

Jawab:
Diare saat menstruasi disebabkan oleh perubahan fungsi tubuh yang terjadi ketika
menstruasi. Ketika menstruasi tubuh akan secara otomatis melakukan beberapa respon seperti
mengeluarkan beberapa hormon dan akhirnya mengubah kondisi meskipun sampai saat ini
belum ada alasan yang jelas mengapa wanita mengalami diare saat menstruasi, namun beberapa
ahli mengatakan bahwa hal tersebut bisa dikaitkan dengan kram perut yang diakibatkan oleh
hormone prostaglandin dalam tubuh pada sebagian wanita hormone prostaglandin ini terkadang
memengaruhi gerakan usus, sehingga membuat usus mengalami gangguan ketika mencerna
makanan oleh karena itu, efek gangguan pencernaan yang dialami oleh wanita ketika menstruasi
cukup beragam.

Anda mungkin juga menyukai