Anda di halaman 1dari 6

RESUME

“MENOPAUSE”

KELOMPOK 6

GLENDA MAKALEW 18011104001

ANDRIANI PUASA 18011104003

VERONICA MANDIAS 18011104012

VIKA DJAMDIN 18011104023

ANNASTASYA ARIFIN 18011104029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2020
A. KLIMAKTERIUM

Klimakterium adalah peralihan antara masa reproduksi ke tahap tak


bereproduksi. Fase-fase klimakterium ada 4 yaitu premenopause, perimenopause,
menopause dan pascamenopause.

1) Premenopause

Premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase


klimakterium. Ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid
yang memanjang, jumlah darah haid relatif banyak, kadang disertai dismenorhea .
Karena kehamilan yang tidak terencana bisa terjadi selama premenopause, wanita
seksual aktif harus menggunakan kontrasepsi sampai 6 bulan haid berhenti.

2) Perimenopause

Fase peralihan antara premenopause dan menopause. Pada masa ini


biasanya wanita mengalami perubahan dalam periode menstruasi
(memendek/memanjang, lebih banyak/lebih sedikit atau tidak mendapat
menstruasi sama sekali), hot flashes, keringat malam dan kekeringan pada vagina,
dan perubahan level kolesterol. Masa ini berlangsung sekitar 4 bulan. Fungsi
ovarium menurun hingga ovarium berhenti memproduksi estrogen dan akhirnya
tidak terjadi menstruasi.

3) Menopause

Menopause adalah masa dimana sudah tidak terjadi haid lagi. Menstruasi
adalah berhentinya siklus menstruasi seorang wanita, yang terjadi bila persediaan
ovum sudah habis secara alami atau buatan akibat operasi atau penyakit.

4) Pascamenopause

Tahap pascamenopause adalah tahap 12 bulan mengalami menopause dan


menuju ke senium (penyesuaian). Pada tahap ini sudah terjadi adaptasi perubahan
psikologis dan fisik, ovarium juga sudah tidak berfungsi dan mengalami atrofi.
Pada tahap ini keluhan terbanyak yaitu berkaitan dengan sistem urogenital bagian
bawah serta dengan timbulnya dispareuni. Wanita pascamenopause beresiko
tinggi mengalami snoring dan apnea jalan napas.

B. MENOPAUSE

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen, yang menjadi


tanda akhir dari kemampuan reproduksi seorang wanita. Menopause hanya dapat
diketahui dengan pasti setelah berhentinya menstruasi terakhir selama 1 tahun.
Usia rata-rata mengalami menopause secara alami 51 tahun dengan rentang antara
35-60 tahun. Menopause dapat terjadi lebih dini dan bila terjadi sebelum usia 40
tahun, disebut sebagai menopause prematur. Rata-rata usia wanita mengalami
menopause di negara maju cenderung meningkat.

Seperti menarche, menopause merupakan tahapan perkembangan yang


penting dalam kehidupan wanita yang berdampak pada fisik, psikis, dan keadaan
sosial wanita. Menopause bisa juga disebababkan oleh pembedahan yaitu dengan
mengangkat ovarium atau oleh zat kimia atau radiasi. Hysterektomy merupakan
salah satu penyebab dari menopause akibat pembedahan.

Saat menopause, kelenjar hipofisis terus berlanjut menghasilkan FSH dan


sedikit LH, akan tetapi ovarium tidak lagi menghasilkan respons dengan
menghasilkan estrogen. Kelebihan produksi hormon ini diduga sebagai penyebab
timbulnya banyak gejala menopause.

C. MANIFESTASI KLINIS MENOPAUSE

1) Inkontinensia. Perubahan urogenital berhubungan dengan penurunan


ekstrogen, serta letak anatomi yang saling berdekatan. Sehingga otot-otot
uretra mengalami penurunan kontraksi sehingga menyebabkan
inkontenensia.

2) Perubahan mood dan depresi. Selama masa menopause, banyak wanita


menghadapi situasi kehidupan berkaitan dengan mood seperti bertambah
tua, melepaskan anak meninggalkan rumah, meningkatnya tanggung
jawab untuk orang tua. Keluhannya seperti merasa tertekan, sedih, mudah
menangis, tidak bergairah, mood berubah-ubah, Mudah marah, merasa
gugup dan ansietas.

3) Insomnia. Perubahan kualitas tidur dipengaruhi oleh perubahan mood.


Depresi merupakan salah satu gejala yang mengikuti perubahan mood
pada wanita menopause. Keluhan yang sering terjadi ; susah tidur, susah
tidur nyenyak dan bangun terlalu pagi.

4) Perubahaan perdarahan menstruasi, memuncak pada saat akhir masa


menstruasi

5) Hot flashes (gelombang panas yang dirasakan secara tiba-tiba).


Gelombang panas yang involunteri yang tiba-tiba yang dimulai dari
bawah dada sampai leher diteruskan ke muka dan kepala disertai dengan
kemerahan kulit, 60%-92% dialami oleh wanita perimenopause. Sensasi
ini berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Rata-rata panjang
gejala pada wanita perimenopause adalah 2 tahun; Namun, beberapa
wanita mengalami hot flashes untuk 5 tahun atau lebih. Penyebab hot
flash adalah rendah kadar estrogen dan lonjakan berkala LH.

6) Dyspareunia. Dyspareunia adalah nyeri berulang secara terus-menerus


pada alat kelamin yang terjadi sebelum, saat atau sesudah berhubungan
seksual.

7) Penurunan libido dan kekeringan pada vagina. Beberapa penelitian


melaporkan bahwa wanita mengalami penurunan minat dalam aktivitas
seksual selama masa menopause. Kekeringan pada vagina menyebabkan
nyeri hingga perdarahan pada vagina selama fase intercouse sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan wanita selama fase ini

8) Kehilangan memori, berkurangnya daya ingat, menurunya konsentrasi,


dan mudah lupa.

9) Iritabilitas

10) Palpitasi jantung

11) Sakit kepala

12) Sakit punggung

13) Osteoporosis dan tulang mudah fraktur. Penurunan ekstrogen selama masa
menopause merupakan faktor resiko penurunan kalsium tulang,
predisposisi dari osteoporosis.

D. INDIKATOR KLINIK MENOPAUSE

 Peningkatan FSH 40 ml/unit

 Penurunan ektradiol serum

E. Komplikasi

Salah satu komplikasi dari menopause adalah antropik vaginitis atau


inflamasi pada vagina, disebabkan oleh karena menurunnya hormon ekstrogen
yang mempengaruhi perkembangan jaringan vagina dan menurunnya lubrikasi
vagina. Hal tersebut menyebabkan peningatan sensitifitas dan kerentanan vagina
terhadap infeksi. Manifestasi klinis meliputi: iritasi pada vagina, rasa terbakar,
pruritus, peningkatan leukorhea, perdarahan, dyspareunia (nyeri saat intercouse).
Komplikasi yang lain pada saat menopause yaitu cysitis (radang kandung kemih)
dan urethritis (radang uretra).
F. PENATALAKSAANAN

Penatalaksanaan menopause adalah terapi penggantian hormon (HRT).


Terapi ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan peningkatan risiko untuk
penyakit jantung koroner, stroke, tromboemboli vena, dan emboli.

Rekomendasi saat ini untuk penggunaan HRT termasuk kontrol (bukan


pencegahan) gejala perimenopause. Alternatif hormonal untuk HRT termasuk
progestin sendiri, yang bermanfaat dalam mengobati hot flashes.

HRT terus bermanfaat untuk mengurangi risiko osteoporosis dan fraktur di


peri- dan pascamenopause, opsi lain : pemberian hormon paratiroid, raloksifen,
kalsitonin, dan bifosfonat. Suplemen kalsium dan vitamin D serta latihan menahan
beban yang teratur adalah tindakan pencegahan

HRT terus menjadi pengobatan yang efektif untuk mengurangi keluhan


atropi vagina disertai pengobatan alternatif yaitu penggunaan krim, tablet, atau
supositoria yang mengandung ekstrogen.
Pertanyaan kelompok :

1. Penjelasan tentang estradiol serum ?


2. Mengapa menopause mempengaruhi osteoporosis ?
3. Bagaimana hubungan kehilangan memori dengan masa menopause ?

Jawaban :

1. Estradiol serum adalah salah satu indikator klinik menopause. Dimana


hormon estradiol ini adalah Hormone yang penting dalam pengaturan
siklus menstruasi pada siklus reproduksi wanita. Sehingga penurunan
estradiol serum pada hasil pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu
manifestasi klinis dari menopause.
2. Wanita yang sudah mengalami menopause beresiko osteoporosis karena
perubahan hormone terutama hormone estrogen. Penurunan kadar
hormone estrogen mengakibatkan penurunan kadar kalsium tulang dan
sehingga menjadi osteoporosis.
3. Perempuan yang menerima estradiol dari terapi hormon mampu
mempertahankan volume otak bagian dorsolateral prefrontal cortex yang
cenderung memiliki plak amiloid yang lebih rendah. Keberadaan amyloid
ini memiliki kaitan erat dengan masalah kehilangan memori dan penyakit
alzheimer.

Anda mungkin juga menyukai