Anda di halaman 1dari 2

Kasus Pemicu Asuhan Keperawatan Sist.

Pencernaan
Tn. A, umur 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki, pekerjaan swasta, menikah dan
memiliki 1 orang anak, beragama Islam dengan diagnosa medis Ca. Colorektal
(Adenocarsinoma rectosigmoid) Post Operasi Laparatomi Eksplorasi, Adhesiolisis,
Reseksi Stoma dan Tutup Colostomi hari ke-6.

Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan terdapat stoma diperut kiri bawah, dan post
operasi laparatomi. Pada awal bulan juni 2019 pasien merasakan keluhan perut kembung,
tidak bisa buang angin, tapi masih bisa buang air besar. Pada tanggal 22 juni 2019 pasien
merasakan nyeri perut hebat dan harus dirawat dirumah sakit, menurut pasien saat
dirawat dilakukan pemeriksaan terdapat benjolan diusus besar dengan ukuran kurang
lebih sebesar jempol kaki. Pada tanggal 14 juli 2019 dilakukan operasi pengangkatan
tumor dan pembuatan kolostomi. Hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi
terdapat Adenoma recti. Pasien dirujuk dari RS M Yunus Bengkulu ke RSK Dharmais
untuk tindakan Laparatomi Eksplorasi, Adhesiolisis, Reseksi Stoma dan Tutup
Colostomi. Saat dilakukan pengkajian pasien post operasi hari ke-6, terdapat keluhan
nyeri didaerah luka operasi, luka tertutup balutan, terpasang NGT tertutup, terpasang
cairan IVFD melalui CVC.
Pasien terpasang NGT (tertutup) dan puasa, menurut pasien BB-nya berkurang sejak
dirinya sakit. Sebelum dioperasi BB pasien 49 kg, TB 163 cm, IMT 18.49

Pasien mengatakan belum BAB, tapi sudah bisa buang angin, pasien tidak mengalami
kesulitan dalam BAK. BAK melalui pispot ± 1600 cc/24 jam, warnah kuning, tidak ada
keluhan nyeri saat BAK.

Terdapat luka postoperasi diperut dengan panjang 18 cm (vertical) dan 8 cm (horizontal).

Pasien mengatakan badan terasa lemah, dan sedikit nyeri dibagian luka operasi. Pasien
mengatakan aktivitas kebersihan diri dibantu oleh istrinya. Tidak mengalami gangguan
dalam istirahat dan tidur
Hasil pemeriksaan TTV TD 110/70 mmHg, N: 82 x/m, RR: 18 x/m. MAP; 83 (N: 70-
110).

 Hemoglobin 15.7 g/dl (13-18)


 Na 139 (135-150), K 4.0 (3.5-5.3), Cl 101 (95-111).
 Albumin 3.1 g/dL (3.2-5.2), Globulin 2.1 g/dL (1.5-3.0).

Terapi Injeksi

Ciprofloxacin 3x200 mg, metronidazole 3x500 mg, Vit C 1x1 g, ranitidine 2x50 mg,
tramadol 3x50 mg.

Pasien mendapat terapi cairan melalui intravena dengan akses CVC. Terapi cairan per 24
jam yakni line I : clinimix + ivelip 1400 cc/ 24 jam,

Anda mungkin juga menyukai