Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN APENDISITIS

Di susun oleh :

Kelompok 4

Marsita Ludong 18011104004 Valentino Putra 18011104026

Tiara Rotinsulu 18011104006 Nadia Malingkas 18011104032

Gravilia gosal 18011104009 Meyta Budiman 18011104034

Evita Tumoka 18011104015 Angela Rumondor 18011104035

Vika Djamdin 18011104023 Putrindah Bujung 18011104052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA, kita masih di berikan
kesehatan dan kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah “ASUHAN KEPERAWATAN
APENDISITIS” ini dapat tersusun hingga selesai. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengampuh atas bantuan yang telah diberikan, berupa bimbingan mental dan
materi. Serta dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi maupun pikiran.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 04 Maret 2020

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Apendisitis merupakan suatu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia
saat ini. Apendisitis adalah salah satu penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering
ditemukan dan membutuhkan pembedahan dengan segera. Apabila apendisitis tidak
ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan pecahnya usus buntu.
World Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian akibat apendisitis di
dunia adalah 0,2-0,8%. Disarankan kepada masyarakat untuk menjaga pola makan serat
mengingat apendisitis lebih berisiko pada usia produktif sebagai pencegahan yang sangat
efektif untuk mengurangi kasus apendisitis.
Peradangan akut pada apendiks memerlukan tindak bedah segera untuk mencegah
komplikasi yang umumnya berbahaya. Insiden pada perempuan dan laki-laki umumnya
sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun insiden pada laki-laki lebih tinggi. Keputusan
klinis mendasar dalam mendiagnosis pasien dengan dugaan apendisitis ialah apakah perlu
dilakukannya operasi atau tidak. Evaluasi yang baik dari kasus apendisitis akut dapat
mengurangi intervensi untuk operasi awal, dengan harapan dapat mengurangi risiko operasi
yang tidak diperlukan.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada apendisitis

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan apendisitis
BAB II
PEMBAHASAN
.1 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada penyakit apendisitis menurut Nurarif (2015), yaitu :


a. Inspeksi : akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut di mana dinding
perut tampak mengencang (distensi).
b. Palpasi : di daerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan
dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari
diagnosis apendisitis akut.
c. Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat/tungkai diangkat tinggi-tinggi,
maka rasa nyeri di perut semakin parah (psoas sign).
d. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur
dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga.
e. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi
adanya radang usus buntu.
f. Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji Psoas akan positif dan tanda
perangsangan peritoneum akan lebih menonjol.

.2 Pemeriksaan Laboratorium
Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000-18.000/mm 3. Jika terjadi
peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi
(pecah). (Nurarif, 2015)
.3 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada penyakit apendisitis menurut Nurarif (2015), yaitu :
a. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit (jarang membantu).
b. Ultrasonografi (USG), CT scan.
c. Kasus kronis dapat dilaksanakan rontgen foto abdomen, USG abdomen, dan
apendikogram.
.4 Penatalaksanaan
Tata laksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendiktomi. Keterlambatan dalam tata
laksana dapat meningkatkan kejadian perforasi. Teknik laparoskopik, apendiktomi laparoskopik
sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat
dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah. Akan tetapi, terdapat peningkatan kejadian
abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa
dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita.

.5 Diagnosa Keperawatan Pre-operasi

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi RASIONAL


Keperawatan hasil
Cemas  berhubungan Setelah dilakukan - demonstrasikan -untuk membantu
dengan akan asuhan keperawatan, dan latih teknik pasien
dilaksanakan diharapkan relaksasi napas mengurangi
operasi. kecemasan klien dalam rasa cemasnya
berkurang dengan - anjurkan sering -saat cemas
kriteria hasil : mengulangi atau muncul pasien
- Melaporkan melatih teknik dapat
ansietas menurun yang dipilih mengontrol
sampai tingkat - anjurkan pasien kecemasannya
teratasi untuk istirahat -membatasi
- Tampak rileks kelemahan,
menghemat
energi dan
meningkatkan
kemampuan
koping

BAB III
PENUTUP
.1 kesimpulan
Apendisitis akut adalah penyakit infamatif akut yang biasanya diawali dengan suatu
obstruksi dan kemudian diikuti oleh infeksi, yang dapat mengakibatkan perubahan pasa
struktur jaringan. Perubahan struktur jaringan apendiks inflamatif berdasarkan
etiopatogenesis yang terjadi memiliki hubungan dengan manifestasi klinis yang timbul.

.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran
maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
atau pihak lain yang membutuhkannya.

Anda mungkin juga menyukai