Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam kepmendagri
memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran
ESEKUTIF GOVERNANCE.prinsip-prinsip good governance terdiri dari
akuntabilitas,transprasi,peran serta masyarakat dan supremasi hukum.salah satu upaya
untuk mewujudkan bersama –sama unit organisasi perangkat daerah (unit
kerja).pemerintah sebagai esekutif merupakan pihak yang paling bertanggung jawab
dalam meningkatkan kinerja dan pelaksanaan GOOD governance adalah dengan
meningkatkan kinerja,transparasi,dan akuntabilitas dalam pengolahan perusahaan
termasuk pengolahan keuangan publik.
Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menyusun format rencana kerja dan
anggaran RKA-SKPD.hal ini diatur dalam udang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang
keuangan negara pasal 19(1) dan (2) bahwa satuan kerja perangkar daerah(SKPD)
menyusun rencana kerja dan anggaran dengan pendekatan berdasarkan prestasi yang
akan di capai.anggaran berbasis kinerja (ABK) yang dimaksud dengan penyusunan
RKA-SKPD harus betul –betul dapat menyajikan informasi yang jelas tentang
tujuan,sasaran, serta korelasi antara besaran anggaran (beban kerja dan harga satuan)
dengan manfaatkan dan hasil yang ingin di capai atau diperoleh masyarakat dari suatu
kegiataan yang dianggarakan.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan
memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKPD merupaka penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Derah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang
memuat rancangan kerangka ekonomi makro daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi m casyarakat, dengan mengacu kepada Rencana
Kerja Pemerintah (RKP). RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja
2

SKPD (Renja SKPD) untuk selanjutnya Renja SKPD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA).

Penyusunan RKA merupakan kewajiban setiap SKPD dalam rangka mendanai program
dan kegiatan yang berada di lingkungan SKPD tersebut. Usulan anggaran program dan
kegiatan yang tertuang dalam RKA tersebut dijadikan dasar penyusunan Rancangan APBD
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan
memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKPD merupaka penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang
memuat rancangan kerangka ekonomi makro daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk selanjutnya Renja SKPD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA).

Penyusunan RKA merupakan kewajiban setiap SKPD dalam rangka mendanai


program dan kegiatan yang berada di lingkungan SKPD tersebut. Usulan anggaran program
dan kegiatan yang tertuang dalam RKA tersebut dijadikan dasar penyusunan Rancangan
APBD. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, salah satu pendekatan yang digunakan dalam
rangka penyusunan RKA adalah pendekatan anggaran berbasis kinerja/prestasi kerja,
merupakan pendekatan penganggaran yang mengutamakan keluaran /hasil dari
program/kegiatan yang akan atau telah dicapai dengan kuantitas dan kualitas yang mengacu
pada Rencana Kerja SKPD Tahun 2017. Setiap dana yang dianggarkan dalam rangka
melaksanakan program/kegiatan, indikator kinerjanya harus terukur secara jelas,
direpresentasikan berupa tolok ukur kinerja serta target/sasaran yang memenuhi aspek
keadilan, efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan disiplin anggaran serta
memberikan manfaat pada masyarakat.
3

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan anggaran ?
2. jelaskan tahap-tahap penyusun anggaran?
3. jelaskan Penyusunan RKA – SKPD ?
4. Jelaskan fungsi dari anggaran?
5. Mekanisme penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah

1.3 TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH


Dalam penyusunan makalah ini di harapkan saya sebagai mahasiswa dapat
memahami bagaimana mekanisme anggaran dan penyusunan rencana anggaran dalam
satuan kerja dan memahami pengolahan keuangan daerah
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan penggandalian manajemen yang
berperan penting dalam organisasi sektor publik
Ada beberapa pendapat yang mengemukan definisi anggaran sebagai berikut
Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi
sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terbatas (the proses of allocating resources to unlimited demands).
Menurut Dedi Nordiawan (2006) anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan
estimas kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran financial.
Menurut Mardiasmo (2002:61) :”Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
financial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu
anggaran.

2.2 TAHAP TAHAP PENYUSUNAN ANGGARAN


Menurut Deddi Nordiawan(2006: 79) beberapa Tahapan penyusunan anggara adalah:
1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi)
Visi dan Misi adalah sebuah cara pandang yang jauh ke depan yang memberi
gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuah organisasi Dari sudut
pandang lain,
visi dan misi organisasi harus dapat:
a) Mencerminkan apa yang ingin dicapai
b) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
c) Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis
d) Memiliki orientasi masa depan
e) Menumbuhkan seluruh unsur organisasi
f) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi

2. Pembuatan Tujuan
Tujuan dalam hal ini adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun
atau yang sering diistilahkan dengan tujuan operasioal. Karena tujuan operasional
5

merupakan turunan dari visi dan misi organisasi, tujuan operasional seharusnya
menjadi dasar untuk alokasi sumber daya yang dimiliki, mengelola aktivitas harian,
serta pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) Sebuah tujuan
operasional yang baik harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Harus mempresentasikan hasil akhir bukannya keluaran
b. Harus dapat diukur untuk menentukan apakah hasil akhir yang diharapkan telah dicapai.
c. Harus dapat diukur dalam jangka pendek agar dapat dilakukan tindakan koreksi
d. Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk menimbulkan
interpretasi individu.
3. Penetapan Aktivitas
Tujuan operasional akan menjadi dasar dalam penyusunan anggaran. Ketika
pendekatan kinerja dan PPBS yang digunakan maka langkah yang harus dilakukan dalam
penyusunan anggaran adalah penetapan aktivitas. Aktivitas dipilih berdasarkan strategi
organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan. Organisasi membuat sebuah
unit/paket keputusan yang berisi beberapa alternatif keputusan atas setiap aktivitas.
Alternatif keputusan tersebut menjadi identitas dan penjelasan bagi aktivitas yang
bersangkutan. Secara umum alternatif keputusan berisi komponen-komponen sebagai
berikut:
a. Tujuan aktivitas tersebut, dinyatakan dalam suatu cara yang membuat tujuan
yang diharapkan menjadi jelas
b. Alternatif aktivitas/alat untuk mencapai tujuan yang sama dan alasan mengapa
alternatif-alternatif tersebut ditolak.
c. Konsekuensi dari tidak dilakukannya aktivitas tersebut.
d. Input, kuantitas, atau unit pelayanan yang disediakan, dan hasil pada berbagai
Langkah
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
pengajuan anggaran disiapkan adalah proses evaluasi dan pengambilan keputusan
(penelaahan dan penetuan peringkat). Proses ini dapat dilakukan dengan standar baku yang
ditetapkan oleh organisasi ataupun dengan memberikan kebebasan pada masing-masing unit
untuk membuat kriteria dalam menentukan peringkat.Teknisnya, alternatif keputusan dari
semua aktivitas program yang direncanakan digabungkan dalam satu tabel dan diurutkan
berdasarkan prioritasnya. Setiap level anggaran dianggap sebagai satuan yang berbeda.
Dalam penyusunan anggaran program yang berbasis nol, asumsi yang digunakan adalah
pengambil kebijakan dalam organisasi akan menerima apa pun urutan prioritasnya yang
6

telah ditetapkan. Dengan demikian, kewajiban mereka hanyalah menentukan besarnya


anggaran yang akan menentukan aktivitas mana saja yang dapat dilaksanakan..evaluasi dan
Pengambilan Keputusan
Langkah selanjutnya setelah pengajuan anggaran disiapkan adalah proses evaluasi dan
pengambilan keputusan (penelaahan dan penetuan peringkat). Proses ini dapat dilakukan
dengan standar baku yang ditetapkan oleh organisasi ataupun dengan memberikan
kebebasan pada masing-masing unit untuk membuat kriteria dalam menentukan peringkat.
Teknisnya, alternatif keputusan dari semua aktivitas program yang direncanakan
digabungkan dalam satu tabel dan diurutkan berdasarkan prioritasnya. Setiap level anggaran
dianggap sebagai satuan yang berbeda. Dalam penyusunan anggaran program yang berbasis
nol, asumsi yang digunakan adalah pengambil kebijakan dalam organisasi akan menerima
apa pun urutan prioritasnya yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kewajiban mereka
hanyalah menentukan besarnya anggaran yang akan menentukan aktivitas mana saja yang
dapat dilaksanakan

2.3 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD


Dasar pedoman penyusunan RKA-SKPD Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD
dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,
penganggaran terpadu dan penggaran berdasarkan prestasi , Penyusunan RKA-SKPD
dengan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun
prakiraan maju yang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang
direncanakan dalam tahun  anggaran berikutnya  dari tahun anggaran yang direncanakan
dan merupakan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut
pada tahun berikutnya.    

1)      Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan


memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran  dan hasil yang diharapkan
dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
2)      Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi dilakukan berdasarkan capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan
minimal 
3)      Standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Penyiapan Raperda APBD
4)      RKA-SKPD yang disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada PPKD 
7

5) RKA-SKPD selanjutnya dibahas oleh tim anggaran pemerintah daerah.


6).  Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA-SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon  anggaran 
sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen
perencanaan lainnya, serta capaian kinerja dan standar pelayanan minimal.
Penetapan APBD
Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD
disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya pada minggu pertama bulan oktober tahun
sebelumnya untuk dibahas dalam rangka memperoleh persetujuan bersama.
Penetapan rancangan daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31
Desember tahun anggaran sebelumnya,  Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah
tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri bagi provinsi dan gubenur bagi kabupaten/kota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah ditetapkan.
 

Menurut Sony Yuwono dkk (2005:30) Sebagai sebuah instrumen penting dalam
proses manajemen, anggaran atau penganggaran memiliki fungsi sebagai berikut
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi
3. Fungsi Motivasi
4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi
5. Fungsi Pembelajaran

Menurut Mardiasmo (2002:63) beberapa fungsi anggran sektor publik


Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu
(1) sebagai alat perencanaan,
(2) alat pengendalian,
(3) alat kebijakan fiskal,
(4) alat politik,
(5) alat koordinasi dan komonikasi,
(6) alat penilaian kinerja,
(7) alat motivasi,
(8) alat menciptakan ruang publik.
8

A. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)


Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggran sektor publik dbuat uantuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari
belanja pemerintah tersebut.

B. Anggaran sebagai alat pengendalian


Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan- pemborosan pengeluaran. Anggaran sektor publik dapat
digunakan untuk mengendalikan eksekutif.

C. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal


Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi
dan estimasi eklonomi. Anggaran dapat digunakan mrndorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat sehinnga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.

D. Anggaran sebagai alat politik


Anggaran digunakan untuk memutuskan perioritas-perioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik anggaran merupakan dokumen politik
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana
publik untuk kepentingan tertentu. Anggran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi
lebih merupakan alat politik. Oleh karena pembuatan anggaran memerlukan poltical
skill, coalition building, keahlian bernegoisasi, dan pemahaman tentang prinsip
manajemen keuangan publik oleh para m,anjer publik.

E. Anggaran sebagai alat komonikasi dan koordinasi


Setiap unit kinerka pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggran. Anggran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian pemerintahan. Anggran publik yang
disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
9

dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

F. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja Anggaran merupakan wujud komitmen dari
eksekutif kepada legislatif. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian
target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai
berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapakan.

G. Anggaran sebagai alat motivasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk
memotivasi manajer dan stafnya agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan
efesiendalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target
anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
H. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam prises penganggaran sektor publik. Kelompok masyarakat yang
terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggara pemerintah untuk
kepentingan mereka.

2.4 PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD

Menurut Deddi Nordiawan (2005:89) Berdasarkan nota kesepakatan KUAdanPPAS,


Tim Anggaran Pemerintah menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai acuan bagi SKPD dalam menyusun
RKA-SKPD. Pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup:
a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan
pembiayaan.
b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai
dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD.
10

d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-
prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan
anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja.
e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-
SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.

Menurut Deddi Nordiawan (2005:90) ”rdasarkan pedoman penyusunan RKA- SKPD,


kepala SKPD menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu, dan
penganggaran berdasarkan prestasi kerja.

2.5 MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


DAERAH

APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui


oleh DPRD dan ditetapkan dengan pengaturan daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah
daerah harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD)
untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.
1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Menurut Deddi Nordiawan (2005:88) Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. RKPD ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah. Hal- hal yang harus termuat dalam RKPD adalah :
a. Rancanan kerangka ekonomi daerah.
b. Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah (mempertimbangkan prestasi capaian
standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan).
c. Rencana kerja yang terukur dan pendanannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran
berkenaan. Tata cara penyusunannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
11

2. Kebijakan Umum APBD (KUA)


Menurut Deddi Nordiawan (2005:88) Kepala daerah menyusun rancangan kebijakan umum
APBD berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang telah ditetapkan
Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Pedoman penyusunan APBD memuat, antara lain:
a. Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintahan
pusat dengan pemerintah daerah.
b. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan.
c. Teknis penyusunan APBD
d. Hal-hal khusus lainnya
Dalam menyusun rancangan kebijakan umum APBD, kepala daerah dibantu oleh tim
anggaran pemerintah daerah yang dikoordinasi oleh sekretaris daerah. Rancangan
kebijakan umum APBD yang telah disampaikan oleh sekretaris daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat awal
bulan Juni. Rancangan kebijakan umum APBD disampaikan kepala daerah DPRD
untuk dibahas paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk
dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama Panitia
Anggaran DPRD.
3. Prioritas dan Plafon Anggaran
Menurut Deddi Nordiawan (2005:88) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah
disepakati, pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan
b. Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan
c. Menyusun plafon anggaran untuk masing-masing program
Kepala daerah meyampaikan rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)
yang telah disusun kepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua buan Juli
tahun anggaran berjalan. Pemahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
bersama Panitia Anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya
disepakati menjadi priorias dan plafon anggaran (PPA) paling lambat akhir bulan Juli
tahun anggaran berjalan. Kebijakan umum APBD dan PPA yang telah disepakati
masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala
daerah dan pimpinan DPRD.
12

BAB III

KESIMPULAN

Anggaran atau penganggaran sebagai bagian dari fungsi perencanaan, sebagian besar
organisasi modern sudah terbiasa melakukan perencanaan, termasuk perencanaan keuangan
(anggaran). APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan pengaturan daerah. Untuk menyusun APBD,
pemerintah daerah harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja
SKPD) untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.K
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peran dan fungsi setiap SKPD di bidang sarana
dan prasarana daerah.
APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam melaksanakan
kegiatan pemerintah daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis dan
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga dengan adanya APBD, pemerintah daerah
sudah memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan diterima sebagai
pendapatan dan pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan, selama satu tahun.
Dengan adanya APBD sebagai pedoman, kesalahan, pemborosan, dan
penyelewengan yang merugikan dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai