BAB I
PENDAHULUAN
SKPD (Renja SKPD) untuk selanjutnya Renja SKPD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA).
Penyusunan RKA merupakan kewajiban setiap SKPD dalam rangka mendanai program
dan kegiatan yang berada di lingkungan SKPD tersebut. Usulan anggaran program dan
kegiatan yang tertuang dalam RKA tersebut dijadikan dasar penyusunan Rancangan APBD
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan
memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKPD merupaka penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang
memuat rancangan kerangka ekonomi makro daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk selanjutnya Renja SKPD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan penggandalian manajemen yang
berperan penting dalam organisasi sektor publik
Ada beberapa pendapat yang mengemukan definisi anggaran sebagai berikut
Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi
sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terbatas (the proses of allocating resources to unlimited demands).
Menurut Dedi Nordiawan (2006) anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan
estimas kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran financial.
Menurut Mardiasmo (2002:61) :”Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
financial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu
anggaran.
2. Pembuatan Tujuan
Tujuan dalam hal ini adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun
atau yang sering diistilahkan dengan tujuan operasioal. Karena tujuan operasional
5
merupakan turunan dari visi dan misi organisasi, tujuan operasional seharusnya
menjadi dasar untuk alokasi sumber daya yang dimiliki, mengelola aktivitas harian,
serta pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) Sebuah tujuan
operasional yang baik harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Harus mempresentasikan hasil akhir bukannya keluaran
b. Harus dapat diukur untuk menentukan apakah hasil akhir yang diharapkan telah dicapai.
c. Harus dapat diukur dalam jangka pendek agar dapat dilakukan tindakan koreksi
d. Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk menimbulkan
interpretasi individu.
3. Penetapan Aktivitas
Tujuan operasional akan menjadi dasar dalam penyusunan anggaran. Ketika
pendekatan kinerja dan PPBS yang digunakan maka langkah yang harus dilakukan dalam
penyusunan anggaran adalah penetapan aktivitas. Aktivitas dipilih berdasarkan strategi
organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan. Organisasi membuat sebuah
unit/paket keputusan yang berisi beberapa alternatif keputusan atas setiap aktivitas.
Alternatif keputusan tersebut menjadi identitas dan penjelasan bagi aktivitas yang
bersangkutan. Secara umum alternatif keputusan berisi komponen-komponen sebagai
berikut:
a. Tujuan aktivitas tersebut, dinyatakan dalam suatu cara yang membuat tujuan
yang diharapkan menjadi jelas
b. Alternatif aktivitas/alat untuk mencapai tujuan yang sama dan alasan mengapa
alternatif-alternatif tersebut ditolak.
c. Konsekuensi dari tidak dilakukannya aktivitas tersebut.
d. Input, kuantitas, atau unit pelayanan yang disediakan, dan hasil pada berbagai
Langkah
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
pengajuan anggaran disiapkan adalah proses evaluasi dan pengambilan keputusan
(penelaahan dan penetuan peringkat). Proses ini dapat dilakukan dengan standar baku yang
ditetapkan oleh organisasi ataupun dengan memberikan kebebasan pada masing-masing unit
untuk membuat kriteria dalam menentukan peringkat.Teknisnya, alternatif keputusan dari
semua aktivitas program yang direncanakan digabungkan dalam satu tabel dan diurutkan
berdasarkan prioritasnya. Setiap level anggaran dianggap sebagai satuan yang berbeda.
Dalam penyusunan anggaran program yang berbasis nol, asumsi yang digunakan adalah
pengambil kebijakan dalam organisasi akan menerima apa pun urutan prioritasnya yang
6
Menurut Sony Yuwono dkk (2005:30) Sebagai sebuah instrumen penting dalam
proses manajemen, anggaran atau penganggaran memiliki fungsi sebagai berikut
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi
3. Fungsi Motivasi
4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi
5. Fungsi Pembelajaran
dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
F. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja Anggaran merupakan wujud komitmen dari
eksekutif kepada legislatif. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian
target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai
berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapakan.
G. Anggaran sebagai alat motivasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk
memotivasi manajer dan stafnya agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan
efesiendalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Target
anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
H. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam prises penganggaran sektor publik. Kelompok masyarakat yang
terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggara pemerintah untuk
kepentingan mereka.
d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-
prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan
anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja.
e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-
SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.
BAB III
KESIMPULAN
Anggaran atau penganggaran sebagai bagian dari fungsi perencanaan, sebagian besar
organisasi modern sudah terbiasa melakukan perencanaan, termasuk perencanaan keuangan
(anggaran). APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan pengaturan daerah. Untuk menyusun APBD,
pemerintah daerah harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja
SKPD) untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah.K
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peran dan fungsi setiap SKPD di bidang sarana
dan prasarana daerah.
APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam melaksanakan
kegiatan pemerintah daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis dan
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga dengan adanya APBD, pemerintah daerah
sudah memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan diterima sebagai
pendapatan dan pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan, selama satu tahun.
Dengan adanya APBD sebagai pedoman, kesalahan, pemborosan, dan
penyelewengan yang merugikan dapat dihindari.