Anda di halaman 1dari 9

BISNIS INTERNASIONAL

“PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN CARA MENGANTISIPASI PERUBAHAN


NILAI TUKAR”

KELOMPOK 2:

I G. A. P. Nadya Aundria P. (1707532119)

Ni Kadek Juniartini (1707532121)

Kadek Karya Dwi Jayanti (1707532136)

Made Evelyn Nadhea Kezia (1707532140

PROGRAM S1 AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Pengertian nilai tukar
Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal
sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari,
antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Menurut Fabozzi dan
Franco, kurs merupakan nilai atau harga suatu mata uang yang dapat ditukar dalam
mata uang lain. Sedangkan menurut Paul R Krugman dan Maurice, Kurs merupakan
harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain.

2. Pentingnya Nilai Tukar Mata Uang Dalam Globalisasi Ekonomi


Nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negera
dibandingkan dengan negara lain, misal nilai tukar mata uang asing dibandingkan
dengan mata uang rupiah. Jika nilai mata uang rupiah mengalami penurunan
dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain, itu berarti bahwa untuk
memperoleh satu satuan mata uang asing akan membutuhkan lebih banyak rupiah
dibandingkan sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, jika nilai mata uang rupiah
mengalami kenaikan maka akan dibutuhkan lebih sedikit mata uang rupiah untuk
memperoleh mata uang asing lainnya.
Nilai mata uang suatu negara bisa naik dan turun karena adanya hukum
permintaan dan penawaran. Jika permintaan suatu mata uang mengalami kenaikan,
maka nilai mata uang itu akan naik, dengan asumsi jumlah uang yang tersedia
(penawaran) tetap atau menurun. Jika permintaan suatu mata uang mengalami
penurunan sedangkan jumlah penawaran tetap atau bahkan bertambah, maka akan
mengakibatkan penurunan nilai mata uang yang bersangkutan. Apa yang
mempengaruhi naik turunnya permintaan suatu mata uang? Secara garis besar
permintaan suatu mata uang dipengaruhi oleh 3 (tiga) motif, yaitu motif untuk
bertransaksi (transaction motives), motif berjaga-jaga (precautionary motives), dan
motif untuk spekulasi (speculative motives).
Berdasarkan beberapa penelitian, diantaranya yang dilakukan oleh Li, Y.A,
J.J. Xu, dan C.C. Zhao (2015) ditemukan bahwa perubahan nilai tukar mata uang akan
mempengaruhi perdagangan internasional dalam jangka panjang, bukan dalam jangka
pendek. Besarnya pengaruh tersebut tergantung pada rejim nilai tukar yang digunakan
suatu negara.Peneliti lain yaitu Thorbecke, W dan A. Kato (2012) menemukan bahwa
penurunan nilai mata uang suatu negara dapat meningkatkan ekspor negara yang
bersangkutan terutama ekspor barang-barang konsumsi.Bagaimana implikasinya di
Indonesia? Jika nilai mata uang rupiah mengalami penurunan (depresiasi)
dibandingkan dengan mata uang asing maka dalam jangka panjang akan
meningkatkan nilai ekspor barang dan jasa dari Indonesia ke luar negeri dan akan
menurunkan impor dari negara lain. Sebaliknya jika nilai mata uang rupiah
mengalami kenaikan (apresiasi) dibandingkan dengan mata uang negara lain maka
dalam jangka panjang akan menurunkan ekspor dan meningkatkan impor. Namun
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang seberapa besar elastisitas perubahan
nilai mata uang rupiah terhadap perubahan ekspor dan impor di Indonesia.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar


Dikutip dari Bangkapos.com menurut Tantan Heroika S. faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar kurs rupiah yakni;
a. Ekspor – Impor
Dinamika ekspor-impor memang berdampak pada nilai tukar mata uang.
Ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir, karena dalam
ekspor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara tujuan, dengan mata uang
negara eksportir. Pertukaran ini terjadi karena si eksportir membutuhkan hasil
akhir ekspor dalam bentuk mata uang negerinya agar bisa terpakai dalam
usahanya. Sebaliknya, impor meningkatkan penawaran atas mata uang negara
importir, karena dalam impor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara
importir dengan mata uang negara asal.

b. Modal Keluar - Modal Masuk


Para investor, spekulator, dan trader semuanya ingin memaksimalkan
keuntungan dengan melakukan diversifikasi (penggolongan) terhadap jenis
investasinya termasuk investasi. Negara-negara dengan tingkat suku bunga tinggi
dan fundamental ekonomi yang kuat akan cenderung menarik para investor.
Dengan masuknya modal investasi ke negara tersebut (capital inflow) berarti
permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan meningkat yang berarti nilai
tukar mata uangnya akan naik.
c. Sentimen Pasar
Masalah yang kini menimpa mata uang rupiah adalah sentimen eksternal, baik
itu dari stimulus Pemerintah AS yang di bawah Presiden AS Donald Trump yang
memangkas pajak korporasi, sehingga berpeluang bagi bank sentral AS (The
Fed) dalam menaikkan suku bunga.

Selain itu terdapat beberapa faktor determinasi utama yang mempengaruhi nilai
tukar mata uang yakni;

a. Perbedaan dalam Inflasi

Pada umumnya, negara yang secara konsisten menunjukkan tingkat inflasi


rendah maka nilai mata uangnya meningkat. Hal ini disebabkan daya beli relatif
meningkat terhadap mata uang negara lainnya.

b. Adanya Perbedaan Suku Bunga

Inflasi, suku bunga, dan nilai tukar memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Dengan melakukan manipulasi suku bunga, bank sentral dapat memberikan
pengaruh terhadap nilai tukar maupun inflasi. Mengubah suku bunga dapat
berpengaruh pada nilai mata uang dan inflasi. Tingginya suku bunga akan
menawarkan kreditur dalam suatu perekonomian negara, sehingga memberikan
pengembalian yang relatif lebih tinggi terhadap negara lain. Oleh karena itu, suku
bunga tinggi menarik minat modal asing untuk masuk dan menyebabkan nilai
tukar naik. Dampak tingkat suku bunga tinggi dapat dikurangi, apabila inflasi di
negara tersebut lebih tinggi dari negara lain, mendorong mata uang turun. Ada
hubungan yang berlawanan untuk menurunkan suku bunga, yaitu suku bunga
rendah cenderung membuat nilai tukar turun.

c. Utang Publik

Jika negara memiliki proyek-proyek skala besar di sektor publik dan


pemerintah, maka biasanya melibatkan pembiayaan defisit yang besar pula. Di
satu sisi, pembangunan proyek skala besar tersebut dapat merangsang ekonomi
domestik, tetapi di sisi lain defisit dan utang publik yang besar bisa mengurangi
minat investor asing. Apa alasannya? Utang publik yang tinggi dapat mendorong
inflasi. Jika inflasi tinggi, utang akan dibayarkan dengan uang yang lebih murah
di masa depan. Skenario terburuknya, pemerintah mencetak uang untuk
membayar sebagian besar utang tersebut. Akan tetapi, menambah pasokan uang
pastinya akan menyebabkan inflasi. Selain itu, jika pemerintah tidak sanggup
menutupi defisitnya dengan instrumen domestik, seperti menjual obligasi
domestik maka pemerintah harus meningkatkan pasokan surat berharga untuk
dijual ke asing, sehingga harganya turun. Utang yang tinggi begitu
mengkhawatirkan bagi investor asing dan biasanya mereka percaya bahwa
negara akan berisiko gagal untuk melunasi kewajibannya.

d. Defisit Current Account

Rekening giro adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra dagangnya,
yang mencerminkan semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa, bunga
dan dividen. Defisit dalam neraca berjalan menunjukkan bahwa negara
membelanjakan lebih banyak pada perdagangan luar negeri daripada yang
didapatkannya. Negara meminjam modal dari sumber asing dalam rangka
menutupi defisit tersebut. Dengan kata lain, pemerintah membutuhkan lebih
banyak mata uang asing daripada yang diperolehnya dari penjualan ekspor. Dan,
hal tersebut akan memasok lebih banyak mata uangnya sendiri dibandingkan
permintaan orang asing terhadap produk negara tersebut. Permintaan mata uang
asing yang tinggi dapat menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut,
sehingga barang dan jasa domestik cukup murah bagi asing. Sedangkan aset
asing terlalu mahal untuk kepentingan domestik.

e. Stabilitas Politik dan Kinerja Ekonomi


Investor asing pasti mencari negara-negara yang stabil dengan kinerja
ekonomi yang kuat untuk menanamkan modalnya. Sedangkan negara yang
memiliki gejolak politik dan ekonomi, akan melemahkan kepercayaan investor
asing untuk menanamkan modalnya. Gejolak politik, misalnya, dapat
menyebabkan hilangnya kepercayaan pada mata uang dan pergerakan modal ke
mata uang negara-negara yang lebih stabil.
4. Fungsi Nilai Tukar
Pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang ditetapkan suatu negara mempunyai
beberapa fungsi utama:
a. Alat Tukar dan pembayaran Internasional
Valuta asing sangat penting dalam perdanganan internasional seperti ekspor
dan impor. Valuta  digunakan sebagai alat dalam melakukan tukar menukar
barang atau jasa dengan negara lain.
b. Alat Pengendali Kurs
Dengan adanya pasar valas, maka pemerintah juga dapat mengendalikan kurs.
Apakah mata uang negara tersebut melemah atau menguat. Contohnya dengan
adanya kurs Rupiah ke dolar kita tahu bahwa nilai tukar rupiah semakin naik atau
semakin menurun. Sehingga Kurs dalam valas dijadikan patokan untuk
mengendalikan nilai mata uang suatu negara.
c. Alat Memperlancar Perdagangan Internasional
Dengan adanya valuta asing perdangan internasional semakin mudah. Apalagi
sekarang, dengan perkembangan teknologi siapa saja dapat melakukan transaksi
perdagangan antar negara. Apabila tidak ada valas maka perdagangan
internasional dapat terganggu, bahkan tidak bisa melakukan transaksi.

5. Sistem Nilai Tukar


a. Sistem Nilai Tukar Tetap
Dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan turut
campur secara aktif dalam pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta
asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan. Dalam sistem ini,
nilai tukar suatu mata uang dipatok terhadap satu atau beberapa mata uang asing. Kurs
tukar biasanya konstan atau diizinkan berfluktuasi hanya dalam  batasan yang sangat
sempit. Jika kurs tukar mulai bergerak terlalu besar, maka pemerintah akan
melakukan intervensi untuk menjaganya tetap dalam batasan yang diizinkan.
b. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas
Dalam sistem ini nilai tukar suatu mata uang diambangkan terhadap mata uang -
mata uang asing. Dengan demikian, perubahan nilai tukar ditentukan oleh mekanisme
pasar, tanpa harus melibatkan campur tangan otoritas moneter. Dalam sistem ini, nilai
kurs tukar ditentukan oleh tekanan pasar tanpa adanya intervensi pemerintah.
Keuntungan dari sistem ini adalah masalah dari negara lain (seperti inflasi dan tingkat
pengangguran) tidak akan merambat (contagion effect). Selain itu, bank sentral dan
pemerintah tidak perlu terus menjaga dan mempertimbangkan kurs tukar dalam
mengimplementasikan berbagai kebijakan.
c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Kebanyakan sistem kurs yang digunakan negara-negara saat ini berada diantara
sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang bebas, yaitu sistem kurs mengambang
terkendali. Komponen sistem kurs mengambang bebas ditunjukkan oleh kurs tukar
yang diizinkan berfluktuasi pada basis harian tanpa adanya batasan resmi. Komponen
sistem kurs tetap ditunjukkan oleh pemerintah yang dapat melakukan intervensi untuk
mencegah mata uangnya bergerak terlalu jauh pada arah tertentu. Sistem ini dapat
dinyatakan sebagai penggabungan antara sistem nilai kurs tetap dan sistem kurs
mengambang. Dalam sistem ini nilai tukar suatu mata uang diambang dalam suatu
batas yang disebut rentang intervensi.
d. Sistem Nilai Tukar Terikat
Sistem ini mengikat nilai mata uang suatu negara ke satu atau lebih mata uang
asing. Nilai mata uang negara tersebut kemudian menjadi tetap dalam unit mata uang
asing yang diikat, namun nilainya akan bergerak sejalan dengan nilai mata uang asing
yang diikat terhadap mata uang asing lainnya. Umumnya sistem ini digambarkan
melalui penyatuan mata uang dalam zona perikatan seperti Euro.
DAFTAR PUSTAKA

Wild, John J. dan Kenneth L. Wild. 2016. “International Business, The Challenges of
Globalization”, Eighth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

https://cpssoft.com/blog/keuangan/pengertian-kurs-mata-uang/ (diakses pada tanggal


9/4/2020)

https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_tukar (diakses pada tanggal 9/4/2020)

https://nscpolteksby.ac.id/detailberita-293-pentingnya-nilai-tukar-mata-uang-dalam-
globalisasi-ekonomi (diakses pada tanggal 9/4/2020)

https://bangka.tribunnews.com/2018/08/10/bank-indonesia-ungkap-sejumlah-faktor-yang-
mempengaruhi-nilai-tukar-rupiah?page=2 (diakses pada tanggal 9/4/2020)

https://investasi.online/faktor-yang-mempengaruhi-nilai-tukar-mata-uang/ (diakses pada


tanggal 9/4/2020)

https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pengertian-valuta-asing-sistem-dan-fungsinya-dalam-
bisnis/ (diakses pada tanggal 9/4/2020)
PERTANYAAN:

1. Pada saat ini terjadi suatu wabah pandemic covid-19 di seluruh dunia, menurut kalian
bagaimana cara pengusaha menghadapi nilai tukar rupiah yang terus melemah?
2. Bagaimana cara memperkecil deficit current account atau memperbesar surplus
current account di Indonesia?
3. Mengapa dolar menjadi patokan mata uang dunia?
4. Apakah kurs valuta asing berubah-ubah tiap harinya?

Anda mungkin juga menyukai