Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOLOGI

PENYAKIT YANG MENYERANG


SISTEM IMUN (LUPUS)

NAMA: M.RIZKY SETIAWAN


KELAS: XI IPA 4
Pengertian Penyakit Lupus
Lupus Penyakit Lupus adalah salah satu bentuk penyakit autoimun, artinya sistem
kekabalan tubuh (imun) malah menyerang sel-sel, jaringan dan organ sehat tubuh itu sendiri
yang terjadi terus menerus sehingga menimbulkan peradangan kronis. Dengan kata lain Penyakit
lupus diartikan sebagai penyakit peradangan kronis autoimun. Peradangan yang disebabkan oleh
lupus dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya: sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak,
jantung dan paru-paru sehingga menimbulkan banyak sekali gejala atau manifestasi klinis yang
beragam. Oleh karena itu Penyakit Lupus ini sulit dideteksi karena tanda-tanda dan gejala sering
kali mirip dengan penyakit lain. Namun demikian tanda dan gejala penyakit lupus yang paling
khas adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu (ruam di kedua pipi) disebut juga
sebagai malar rash. Beberapa orang dilahirkan dengan kecenderungan mengembangkan penyakit
lupus, yang mungkin dipicu oleh infeksi, obat-obatan tertentu atau bahkan sinar matahari.
Meskipun tidak ada obat definitif untuk menyembuhkan penyakit lupus, namun usaha
pengobatan dapat membantu mengendalikan gejala penyakit lupus yang timbul.
Penyebab Penyakit Lupus
Penyakit lupus disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat
dalam tubuh. Hal itu bisa terjadi kemungkinan sebagai hasil dari kombinasi genetika dan
lingkungan. Karena telah diketahui bahwa orang-orang dengan kecenderungan lupus
(diwariskan) dapat mengembangkan penyakit lupus ini ketika mereka kontak dengan sesuatu
dalam lingkungan yang dapat memicu gejala penyakit lupus. Walau demikian, secara pasti
Penyebab penyakit lupus belum diketahui. Namun telah diketahui beberapa pemicu potensial,
diantaranya: Sinar matahari. Paparan sinar matahari bisa menjadi penyebab penyakit lupus
karena pada orang-orang yang rentan dapat menimbulkan lesi pada kulit yang merupakan gejala
penyakit lupus atau memicu respons interna. Obat-obatan. Lupus dapat dipicu oleh beberapa
jenis obat anti-kejang, obat tekanan darah dan antibiotik. Orang yang gejala lupus nya timbul
ketika minum obat biasanya gejala penyakit lupus tersebut akan hilang ketika mereka berhenti
minum obat. Penyakit lupus ini tidak menular, jadi jangan tanyakan penularan penyakit lupus.
Akan tetapi risiko dapat diturunkan.

Gejala Penyakit Lupus


Seperti telah disinggung di atas, penyakit lupus dapat menyerang berbagai sistem organ,
sehingga gejalanya sangat bervariasi. Namun demikian, ada gejala atau ciri-ciri penyakit lupus
yang umum, yang bisa kita pegang sebagai acuan bahwa seseorang dicurigai memiliki penyakit
lupus.

Berikut ini, ada 11 ciri-ciri penyakit lupus (11 Kriteria Lupus / SLE). Jika seseorang
memiliki minimal 4 dari gejala berikut, maka ia positif lupus ( lupus eritematosus sistemik ) :

1. Butterfly Rash – Ruam dengan gambaran seperti sayap kupu-kupu, yaitu


mengenai kedua pipi dengan hidung sebagai tengahnya (badan) malar rash
khas pada penyakit lupus
2. Discoid Rash – Ruam yang cukup “klasik” berbentuk cakram tampak merah
lebih jelas dibagian tepi, dan biasanya timbul pada wajah, kulit kepala, dan
leher. Ruam ini sering meninggalkan bekas luka. Discoid Rash dapat berdiri
sendiri pada penyakit lupus discoid. Baca : Jenis-jenis Penyakit Lupus discoid
rash pada penyakit lupus
3. Photosensitivity – Ruam-ruam diatas akan timbul atau semakin parah setelah
terkena sinar matahari
4. Oral ulcers – timbulnya sariawan terus menerus atau hilang timbul, baik di
lidah ataupun di bagian mana saja dari rongga mulut
5. Arthritis (Radang sendi) – Perdangan pada sendi yang menimbulkan rasa
nyeri, memerah, bahkan sampai bengkak.
6. Serositis – Ini adalah suatu radang pada lapisan paru-paru dikenali sebagai
Pleuritis (Radang selaput paru), dan dapat juga mengenai lapisan jantung,
dikenal sebagai Pericarditis (peradangan pada selaput jantung) sehingga
menimbulkan gejala nyeri dada yang tajam terutama ketika batuk dan tarik
napas dalam, terkadang juga bisa menimbulkan nafas pendek
7. Gangguan pada ginjal – Gangguan ginjal pada penyakit lupus ditandai
dengan ditemukannya Protein dalam air kencing (proteinuria) atau endapan
(sediments) yang ditemukan juga dalam urin (ini dapat dilihat di bawah
mikroskop)
8. Gangguan neurologis dan Psychosis – lupus dapat mengganggu kerja otak
dan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan sakit kepala, kebingungan,
gangguan penglihatan seperti halusinasi, bahkan kejang. – berlaku pada
keadaan tidak adanya obat-obatan yang diketahui menyebabkan keadaan ini-
9. Kelainan dalam Darah – Hemolytic Anemia (anemia karena pecahnya sel
darah merah), Low White Blood Cell counts (sel darah putih rendah) atau Low
Platelet counts (platelet atau trombosit rendah).
10. Immunologic Disorders – gangguan imunitas ditandai dengan sel LE Positif,
Anti-DNA: antibodi DNA asli dalam titer normal, Anti-Sm: kehadiran antibodi
terhadap antigen nuklir Sm, tes serologi positif palsu untuk sifilis diketahui
positif selama minimal 6 bulan dan dikonfirmasi oleh Treponema pallidum
imobilisasi atau tes penyerapan antibodi treponema fluoresen
11. Positif ANA (Antinuclear Antibodi) – Titer antibodi antinuklear abnormal
dengan imunofluoresensi atau uji setara pada setiap titik waktu.  
Pengobatan Penyakit Lupus
Pengobatan Penyakit lupus tergantung pada tanda-tanda dan gejala yang muncul saja,
karena biasanya tidak semua gejala muncul pada seseorang. Karena lupus merupakan penyakit
kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, maka gejala dan tanda yang munculpun
tidak harus semua diobati karena harus dipertimbangkan dengan cermat mengenai manfaat dan
risiko pengobatan (efek samping obat). Obat penyakit lupus yang paling sering digunakan untuk
mengontrol lupus meliputi:

 Obat anti-inflammatory non steroid (NSAID=non steroid anti-inflammatory


drugs).
NSAID Over-the-counter atau yang di jual bebas, seperti naproxen dan
ibuprofen, dapat digunakan untuk mengobati nyeri, pembengkakan dan demam
yang berhubungan dengan lupus. NSAID yang lebih kuat harus dengan resep
dokter. Efek samping dari NSAID antara lain: perdarahan lambung, masalah
ginjal dan peningkatan risiko masalah jantung.
 Obat antimalaria.
Obat yang biasa digunakan untuk mengobati malaria juga digunakan sebagai obat
lupus, seperti hydroxychloroquine (Plaquenil), juga dapat membantu
mengendalikan lupus. Efek samping bisa termasuk sakit perut dan, sangat jarang,
kerusakan pada retina mata.

 Obat Kortikosteroid
Prednison dan jenis kortikosteroid lain digunakan sebagai obat lupus karena dapat
melawan peradangan, tetapi sering menghasilkan efek samping jangka panjang –
diantaranya kelebihan berat badan, mudah memar, pengeroposan tulang
(osteoporosis), tekanan darah tinggi, diabetes dan meningkatkan risiko infeksi.
Risiko efek samping meningkat seiring dengan besarnya dosis dan terapi jangka
panjang.
 Obat Penekan kekebalan tubuh.
Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dapat membantu dalam kasus-kasus
lupus yang berat. Contohnya siklofosfamid, azathioprine, mycophenolate,
leflunomide  dan methotrexate. Potensi efek samping dari obat lupus ini antara
lain: peningkatan risiko infeksi, kerusakan hati, penurunan kesuburan dan
peningkatan risiko kanker. Sebuah obat baru, belimumab (Benlysta) juga
mengurangi gejala lupus pada beberapa orang. Efek sampingnya berupa mual,
diare dan demam.

Bersumber dari: Mediskus

Anda mungkin juga menyukai