PENDAHULUAN
1. .karena terapi
Kepatuhan Angka insidensi
pengobatann
Pengobatan ketidak patuhan
ya
membutuhka minum obat di
n waktu yang Puskesmas adalah
Penatalaksanaan :
lama minimal 50%.
1. Fase Intensif
6 bulan. (awal)
2. Ketidakpatuhan 2. Fase lanjutan
ini disebabkan Farmakologis
karena faktor a. Isoniazid
perilaku b. Rifampicin
(Predisposisi,En c. Pyrazinamide
abling,dan d. Ethambutol
Reinforcing) dan
non perilaku
3. Angka
kesembuhan
penderita rendah
4. Angka kematian
tinggi.
5. kekambuhan
meningkat
6. terjadinya
resisten kuman
terhadap
beberapa obat
Gambar 1.1 Identifikasi masalah kepatuhan dalam pengobatan pasien TBC
anti tuberkulosis
atau multi drug
Kepatuhan terhadap pengobatan panjang Tuberkulosis merupakan kunci
resistence,
Dukungan
7. dalam pengendalian Tuberkulosis. Tingkat kepatuhan dalam pengobatan merupakan
keluarga
sebuah fenomena kompleks yang dinamis dengan berbagai faktor yang berdampak
pada perilaku pasien dalam pengobatan. Pelayanan kesehatan yang tidak menyeluruh,
pemahaman, dan kepatuhan pengobatan yang kurang menjadi kendala besar untuk
menemukan solusi yang efektif. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan pada
pasien, perawat, dan penyedia pelayanan kesehatan dapat menjadi kontribusi dalam
kepatuhan penggunaan obat Tuberkulosis. Penyebab Ketidakpatuhan Pengobatan
pasien TBC karena terapi pengobatannya membutuhkan waktu yang lama minimal 6
bulan dan ketidakpatuhan ini disebabkan karena faktor perilaku
(Predisposisi,Enabling,dan Reinforcing) dan non perilaku. Ketidakpatuhan penderita
TB dalam minum obat menyebabkan angka kesembuhan penderita rendah, angka
kematian tinggi dan kekambuhan meningkat serta yang lebih fatal adalah terjadinya
resisten kuman terhadap beberapa obat anti tuberkulosis atau multi drug resistence,
sehingga penyakit TB paru sangat sulit disembuhkan. Penatalaksanaan dibagi menjadi
dua tahap: 1. Tahap awal (Intensif), penderita mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan
tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu, Sebagian besar penderita TB Paru Basil
Tahan Asam (BTA) Positif (Konvensi) dalam 2 bulan. Tahap 2 yaitu Tahap Lanjutan.
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama dan tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
sehingga mencegah terjadinya kekambuhan adapun beberapa obat yang umum
digunakan yaitu Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Ethambutol. Dukungan
keluarga sangat menunjang keberhasilan pengobatan pasien TB Paru dengan cara
selalu mengingatkan penderita agar makan obat, pengertian yang dalam terhadap
penderita yang sedang sakit dan memberi semangat agar tetap rajin berobat.
Dukungan keluarga yang diperlukan untuk mendorong pasien TB Paru dengan
menunjukkan kepedulian dan simpati, dan merawat pasien.
1.4 Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan
pengobatan pada pasien TBC.
Tujuan Khusus
1. Mengukur dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan pada
pasien TBC.
2. Mengukur Kepatuhan pengobatan pada pasien TBC.
3. Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan
pengobatan pada pasien TBC.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman
peneliti tentang penyakit TB Paru.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pustaka
mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan pada
pasien Tuberkulosis paru TBC di Rumah Sakit
3. Manfaat Praktisi
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi Rumah Sakit
dalam memberikan pelayanan yang mengedepankan bimbingan rohani
atau motivasi kepada pasien Tuberkulosis paru untuk patuh minum obat
secara teratur.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk
memberikan motivasi/dukungan kepada pasien Tuberkulosis paru
untuk patuh minum obat.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman penelitian tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap
kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis paru (TB paru).