Anda di halaman 1dari 24

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (Universitas Pelita Bangsa)

PERENCANAAN POMPA DAN MENGHITUNG KEBUTUHAN POMPA


DETAIL JUNCTIONS
ASISTENSI 1

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Tugas


Mata Kuliah Sistem Penyediaan Air
Minum

KELOMPOK 6
Abdur Rosyid Firdaus 331710223
Ade Eka Ristiyanti 331710180
Lailatul Fauziah 331810167
Riza Syahfrian 331710026

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2020
BAB VI
POMPA DAN MENGHITUNG KEBUTUHAN POMPA
DETAIL JUNCTIONS

A. PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS-JENIS POMPA

1. PENGERTIAN POMPA

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu


cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-
hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan
tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Atau,pompa juga bisa
didefinisikan jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut pompa mengubah energy mekanik poros yang menggerakkan sudut-sudut
pompa menjadi energy kinetic dan tekanan pada fluida. Pada prinsipnya, pompa
mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang
diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi
tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

2. FUNGSI POMPA
Pompa memiliki dua kegunaan utama:

 Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air


dari aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air)
 Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau
pelumas yangmelewati mesin-mesin dan peralatan)

Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan


tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan -
peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat membutuhkan
tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang
rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu,
sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida
untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.

Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per
satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa :
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.

b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler)
pompa, dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan
tachometer.

c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan
dinamometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L).
Satuan dari torsi adalah Nm.

d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya
dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah
Watt.

e. Efisiensi
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya poros dari motor listrik.

3. KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS POMPA


Pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja
positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive
displacement pump).
Gambar 3.1. Klasifikasi Pompa

a. Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)


Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros
pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa
jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah.
( pompa putar/Rotary dan pompa torak/Reciprocating)

b. Pompa Sentrifugal (Dynamic Pump / Sentrifugal Pump)


Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan
sudu impeler berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan
keluar volut. (Pompa sentrifugal)

3.1. Jenis-jenis pompa Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)

A). Pompa Putar (Rotary)


Komponen pompa ini secara garis besar terdiri sebuah rumah pompa
dengan sambungan saluran isap (suction) dan sambungan saluran kempa
(discharge) dan didalam rumah pompa tersebut terdapat komponen yang berputar,
yang dapat berupa roda gigi (gear pumps), atau silinder dengan sudu-sudu
(sliding-vane pumps), atau ulir (screw pumps).

Secara umum prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut.


Berputarnya elemen dalam rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan pada
saluran isap, sehingga terjadi aliran cairan dari sumber masuk ke rumah pompa.
Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong yang ditimbulkan oleh elemen-elemen
yang berputar dalam rumah pompa tersebut, cairan terperangkap dan ikut
berputar. Pada saluran kempa terjadi pengecilan rongga, sehingga cairan
terkempakan ke luar. Untuk memperjelas hal ini akan dibahas satu-persatu jenis-
jenis pompa yang termasuk jenis rotary pumps.

Macam-macam pompa Rotary :


1. Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apabila
gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada
diantara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan
keluar apabila giginya bersatu lagi.

Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah


terjadinya kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa
tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif. Pompa dengan
penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau cairan
lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik.

Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair
yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan
yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan fluida yang
dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi buang. Akibat
diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari
pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena pompa ini
menghasilkan head yang tinggi dan debit yang rendah. Contoh pompa roda gigi
terdapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2. Pompa roda gigi.


Sumber: Edward (1996:26)
2. Pompa cuping (lobe pump)
Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing -
masing rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi luarnya.

Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya
tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe
didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan,
dan kontinyuitas aliran. Duarotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental,
ukuran padatan yang relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak
halus.
3. Pompa roda gigi dalam
Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan
dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat
yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke
sisi hisap pompa.

4. Pompa sekrup (screw pump)


Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah
pompa yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di
dalam sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2
sekrup atau 3 sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas
(idler).
Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih
rendah dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai
kekentalan tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri,
sehingga sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan
dipompa. Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk
memompa zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.

Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal
kecepatanputarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur
(tidak terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating
(bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok
untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil
sampai sedang.

A.5) Pompa baling geser (Sliding Vane Pump)


Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor
berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam
alur-alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam
rumah pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini
dipasang asimetri dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam
rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan
terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber
dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran
terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa.
Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa. Pompa
jenis ini digunakan untuk pompa vakum.

A.6) Pompa Piston


Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar menyebabkan
piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring dakian. Fluida
terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran buang akibat gerakan naik
turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah untuk pemenuhan
kebutuhan head tingi dan kapasitas rendah. Skema pompa piston ditunjukkan
pada gambar berikut.

Gambar Skema pompa piston.


Sumber: Sutikno (1998:30)

B). Pompa (TORAK)


Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama
pergerakan piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan
selama 1 langkah piston akan sama dengan perkalian luas piston dengan panjang
langkah.

Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja


tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan,
dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder
banyak.

Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi
sebagai berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap
oleh katup isap di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada
disebelah atas torak akan terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah
katup isap akan tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas
torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan
kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus. Cara
kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa
torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap
dan dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga
pada saat yang sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair
menjadi relatif lebih teratur.

Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan
pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak. Pompa torak cocok digunakan
untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi
disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dalam
kapasitas yang besar.

Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari elemen-
elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya. Pompa
jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur aliran
fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis dan
derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan yang
dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250
sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini
banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia untuk memompa cairan
kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan
pada gambar berikut.

Gambar Skema pompa torak.


Sumber: karrasik (2008)

Pompa torak terdiri dari komponen-komponen berikut: 1. torak, 2. silinder,


3. katup, 4. mekanik engkol dan mekanik batang penggerak, 5. lemari roda gigi,
dan 6. satu sungkup udara atau lebih. Bagian ini masing-masing akan dibahas
dengan lebih rinci.

1) TORAK
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair. Torak terdiri dari sejumlah
cakra yang biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah atau
lebih gelang perapat, yang bertugas merapatkan ruang antara antara torak dan
silinder. Gelang perapat dapat berupa manset atau gelang torak.

Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak diperlengkapi dengan


gelang perapat khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya totak dibuat lebih
panjang dan disekelilingnya diberi alur labirin. Oleh karena torak tidak atau
hampir tidak menyinggung silinder maka rugi gesekan tidak besar, sehingga
dapat diperoleh penghematan kerja.

2) SILINDER
Silinder biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang dapat
diganti. Bagian sebelah dalam harus dibuat sebulat dan selicin mungkin. Sehingga
bila aus pelapis silinder dapat diganti dengan mudah.

3) KATUP
Katup gunanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukkan dan lubang
pengeluaran ke dan dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara otomatis
karena adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup. Sering kali katup
diperlengkapi dengan pegas katup guna menutup katup menurut cara dan pada
saat yang tepat.
4) MEKANIK ENGKOL
Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak mengatur supaya gerak putar
motor diubah menjadi gerak bolak-balik torak.

5) LEMARI RODA GIGI


Jumlah putaran motor diperlambat oleh suatu transmisi tali. Pada pompa torak
yang berjalan lambat, jumlah putaran cakra-tali yang tinggi diperlambat sampai ke
jumlah putaran poros engkol yang sesuai melalui suatu transmisi roda gigi.
Lemari roda gigi harus diisi minyak sampai ketinggian tertentu. Minyak tidak
hanya mengatur pelumasan roda gigi tetapi juga mengatur pelumasan mekanik
engkol.
6) SUNGKUP UDARA
Sungkup udara digunakan agar aliran zat cair stabil (tetap). Tanpa sungkup
udara aliran zat cair sering berubah-ubah hal ini disebabkan karena kecepatan
torak sulit dipertahankan stabil. Ada dua sungkup udara yaitu sungkup udara isap
dan sungkup udara kempa. Pada saat langkah kempa bila ada kenaikkan kecepatan
torak sebagian zat cair dikempakan kedalam sungkup udara kempa. Dengan
demikian udara yang ada didalam sungkup terdesak sehingga tekanannya
meningkat, bila kecepatan torak turun kembali maka air dapat mengalir keluar
dari sungkup udara dengan sendirinya. Jika pompa sudah beroperasi pada waktu
yang cukup lama ada kemungkinan pompa berbunyi gaduh, hal ini disebabkan
karena udara sebagian besar telah hilang dari sungkup udara. Pada saat seperti ini
perlu dilakukan penambahan udara ke dalam sungkup dengan cara membiarkan
sebentar pompa menghisap udara atau mengeluarkan air dari dalam sungkup.

C. Jenis-jenis Pompa Dynamic

Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa


bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.

1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa
ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi,
seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial terdapat pada gambar di
bawah ini.

Gambar Pompa aksial


Sumber: Kurtz (2005:101)
2. Pompa Sentrifugal
Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar
70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa
sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik
(kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang
berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang
memiliki sudu-sudu melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Puataran
dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan kes
sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya
akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga
agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi
dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat
menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi.

Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar
melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam
aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada
ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal
adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.

Gambar Penampang memanjang pompa sentrifugal


Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (Universitas Pelita Bangsa)

Menurut posisi porosnya pompa sentrifugal dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
C.2.1. Pompa sentrifugal vertical
Pompa sentrifugal
vertikal juga disebut sebagai pompa
kantilever. Pompa ini
mggunakan atan eksklusif
desain poros & pera
yang memungkinkan
volume jatuh di
dalam lubang. Karena
bantalannya berada di luar lubang. Jenis pompa ini tidak
menggunakan wadah pengisian untuk menutup poros, tetapi
sebagai gantinya menggunakan bus throttle.
C.2.2. Pompa sentrifugal horizontal
Pompa jenis ini minimal
terdiri dari dua impeller.
Masing-masing poros
terdiri dari delapan bagian
yang terpasang. Setiap
bagian akan meningkatkan
head pada fluida.

C.2.3. Pompa Aksial


Pompa aksial juga disebut
dengan pompa propeler.
Pompa ini menghasilkan
sebagian besar tekanan dari
propeler dan gaya lifting dari
sudu terhadap fluida.
Pompa ini banyak digunakan di sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal
single-stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang pompa aksial two-stage (dua
stage) lebih ekonomis penerapannya.

PENETUAN KEBUTUHAN POMPA


KLASIFIKASI POMPA TORAK
a) Berdasarkan cara kerja (dalam menghasilkan kapasitas)
- pompa kerja tunggal (Single Acting Pump), yaitu dua kali gerakan torak
(bolak-balik) menghasilkan satu kali kapasitas.
- pompa kerja ganda (double Acting Pump), yaitu dua kali gerakan torak (bolak-
balik) menghasilkan dua kali kapasitas.
b) Berdasarkan jumlah silinder
- Simpleks, yaitu pompa dengan satu silinder
- Dupleks, yaiut pompa dengan dua silinder
- Tripleks, yaitu pompa dengan tiga silinder

c) Berdasarkan tekanan kerja


- Tekana rendah, yaitu dengan pompa dengan di bawah 5 kg/cm2
- Tekanan menengah, yaitu pompa dengan tekanan antara 5 kg/cm2 sampai
dengan 50 kg/cm2
- Tekanan Tinggi, yaitu pompa dengan tekanan diatas 50 kg/cm2

d) Berdasarkan kapasitas
- Kapasitas rendah, yaitu pompa denagn kapasitas dibwah 20 m3/jam.
- Kapasitas menegah, yaitu pompa dengan kapasitas antara 20 m3/jam sampai
dengan 60 m3/jam.
- Kapasitas tingg, yaitu pompa dengan kapasitas dengan kapasitas diatas 60
m3/jam.

e) Berdasarkan kecepatan putaran poros:


- Kecepatan rendah, yaitu pompa dengan kecepatan putaran poros dibawah 80
rpm
- Kecepatan menengah, yaitu pompa dengan kecepatan putaran poros antara 80
rpm sampai dengan 150 rpm.
- kecepatan Tinggi, yaitu pompa dengan kecepatan putara poros diatas 150 rpm.

DAYA MOTOR PENGGERAK


Daya pompa adalah daya yang dibutuhkan poros engkol pompa untuk menggerakan
torak dalam memindahkan sejumlah fluida. Besarnya daya pompa yang dibutuhkan
dapat dihitung dengan rumus:
𝑸×𝑯×𝜸
𝑵𝒑 = (𝑯𝒑)
𝝅𝒗 × 𝝅𝒎 × 𝝅𝒉 × 𝟕𝟓
Dimana:

Q : Kapasitas pompa (m3/s) 𝜋𝑣 : Effisiensi volumetris pompa

H : Head total pompa (m) 𝜋 : Effisiensi mekanis pompa


𝑚

𝛾 : Berat jenis air (kg/m3) 𝜋ℎ : Effisiensi hidrolis pompa


Daya motor penggerak yang digunakan untuk menggerakan pomapa dapat dihitung
dengan rumus:
𝝅𝒑
𝑵𝒎𝒑 (𝑯𝒑)
= 𝝅𝒕
Dimana:

𝝅𝒑 : Daya poros pompa (Hp) 𝝅𝒕 : Effisiensi transmisi

PERHITUNGAN
Pompa yang direncanakan adalah pompa yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air pada suatu pedesaan dengan perkiraan jumlah penduduk 3000 orang
dan kebutuhan air untuk sebuah kantor kepala desa serta kebutuhan air untuk fasum
masjid yang terdapat di desa tersebut. Sebenarnya perencanaan ini lebih diutamakan
untuk memenuhui kebutuhan air di kantor kepala desa dan masjid dikarennakan
sumber air (sungai) cukup jauh dari pedesaan tersebut. Namun untuk mendudkung
program pemerintah tentang penyedian air bersih untuk masyarakat pedesaan, maka
diberikan juga penyedian air bersih untuk masyarakat. Penyediaan air bersih bersifat
umum dan diletakkan pada beberapa tempat yang stategis yang mudah dijangkau oleh
semua masyarakat. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang menggunakan
air sumur untuk memenuhi kebutuhan air.

JUMLAH KEBUTUHAN AIR DAN KAPASITAS POMPA


Untuk menentukan jumlah kebutuhan air, dapat dihitung dari jumlah penduduk
dengan pemakaian air untuk satu orang per harinya. Sehingga jumlah kebutuhan air
untuk pemukiman tersebut adalah:

1). Jumlah kebutuhan air penduduk

Perkiraan jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas air bersih adalah ± 2500
orang. Jumlah kebutuhan air untuuk satu orang perharinya adalah 150 liter. Sehingga
kebutuhan air penduduk adalah:
Q1 = 2500 x 150 liter/hari
= 375.000 liter/hari
2). Jumlah kebutuhan air untuk kantor kepala desa
Diperkitakan jumlah pegawai kantor kepala desa adala 15 orang. Sedangkan
kebutuhan air untuk satu orang adalah 70 liter. Sehingga jumlah kebutuhan air untuk
kantor kepala desa adalah:
Q2 = 15 x 70 liter/hari
= 1.050 liter/hari

3). Jumlah kebutuhan air untuk balai desa


Diperkitakan jumlah pegawai kantor kepala desa adala 800 orang. Sedangkan
kebutuhan air untuk satu orang adalah 15 liter. Sehingga jumlah kebutuhan air untuk
kantor kepala desa adalah:
Q3 = 800 x 15 liter/hari
= 12.000 liter/hari

4). Jumlah kebutuhan air untuk masjid


Diperkitakan jumlah pegawai kantor kepala desa adala 150 orang. Sedangkan
kebutuhan air untuk satu orang adalah 75 liter. Sehingga jumlah kebutuhan air untuk
kantor kepala desa adalah:
Q4 = 150 x 75 liter/hari
= 11.250 liter/hari
Jumlah kebutuhan air untuk desa tersebut adalah:
Qt = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
= (375.000 + 1.050 + 12.000 + 11.250) liter/hari
= 399.300 liter/hari
= 399,3 m3/hari

Dengan mmemperhitungkan kerugian yang terjadi akibat kebocoran sebesar 10%,


maka jumlah kebutuhan air per hari adalah:
Q = 1,1 x 399,3 m3/hari
= 439.23 m3/hari
Pompa ini direncanakan bekerja selama 8 jam per hari, maka kapasitas pompa adalah:
𝑄
Qp = (m3/jam)
8
439,23
=
8 (m3/jam)
= 55 m3/ja
D. Junction

Menurut Wikipedia Junction adalah persimpangan, ketika di bahas dalam konteks


transportasi. Namun Junction dalam pembahasan ini adalah persimpangan pada
saluran air di bawahnya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum unit pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari
sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran. Mengukur besar pelayanan
pada sambungan rumah dan hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air.
Menjamin keakurasian pelayanan, meter air sebagaimanadimaksud pada ayat (2),
wajib ditera secara berkala oleh instalasi yang berwenang.

1. Simbol Junction

Aksesoris yang digunakan pada gambar detail junction umumnya digambarkan


dengan simbol-simbol tertentu. Simbol dari detail junction yang digunakan dalam
perencanaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel. 6.1 Simbol Detail Junction

No Nama Fungsi

1. Digunakan bila ada 3 percabangan

Tee All
Flange
2. Digunakan bila ada 2 percabangan

CI Pipe with
Flange

3. Bend Flange Digunakan untuk belokan 450


45o

Digunakan untuk belokan 900


4. Bend Flange
90o

Dipakai sebagai penyambung yang kuat


dan fleksibel, agar mudah melepas
aksesoris

5. didekatnya bila ada kerusakan


Giboult
Joint

6.
Gate Valve Mengatur debit air yang keluar/mengalir

7. Untuk sambungan pipa diperbesar


atau diperkecil
Reducer

Sambungan pipa yang masuk


8.
Flange with tembok, agar pegangan pipa kuat
Thrust pada tembok
Mengetahui besarnya debit air yang
9.
Meter air mengalir

2. Detil Junction

Gambar detail junction menunjukkan jenis-jenis aksesoris yang digunakan pada tiap
node yang ada pada jaringan pipa distribusi, yang dapat dilihat pada tabel 6.1 akan
tetapi terlebih dahulu harus diketahui diameter dari tapping yang diinginkan, berikut
adalah contoh diameter tapping untuk blok I (junctio N2):

Debit ( Q ) = 20,95 liter/detik = 0,02095 m3/detik

Kecepatan pipa = 0,75 m/detik

Diameter pipa ( D ) = =

Diameter pipa ( D ) terpakai = 160 mm

Tabel 6.2 Diameter Pipa Tapping di tiap Junction

Base D
Base D
Deman
Elevation Demand Vasumsi D V terpakai
Node ID terpakai
d (luar)

m LPS m³/detik m/detik m mm mm m/detik mm

Junc N2 55.2 20.95 0.02095 0.75 0.18859 188.59 144.6 1.28 160

Junc N3 51.2 32.06 0.03206 0.75 0.23330 233.30 203.4 0.99 255

Junc N4 51.0 24.12 0.02412 0.75 0.20235 202.35 180.8 0.94 200

Junc N5 53.7 18.48 0.01848 0.75 0.17712 177.12 144.6 1.13 160

Junc N6 51.9 21.62 0.02162 0.75 0.19158 191.58 144.6 1.32 160

Junc N7 51.5 27.55 0.02755 0.75 0.21626 216.26 180.8 1.07 200

Junc N8 52.9 22.61 0.02261 0.75 0.19592 195.92 144.6 1.38 160

Junc N9 54.1 33.17 0.03317 0.75 0.23730 237.30 203.4 1.02 255
Tabel 6.3 Detail Junction

Junc Detail Junction Keterangan Junction

1
1. Gilboult Joint Ø 710
2. Gate Valve Ø 710
Ø 710 3. Tee All Flange Ø710 x630X710
2
8 7 6 5 4 4. Reducer Ø 630 - 450
3
5. Reducer Ø 450 - 355
Ø 315 1 9

10 6. Reducer Ø 355 - 315


11 7. Gate Valve Ø 315
Ø 500 8. Gilboult Joint Ø 315
9. Reducer Ø 710 - 630
12 10. Reducer Ø 630 - 500
11. Gate Valve Ø 500
12. Gilboult Joint Ø 500

1. Gilboult Joint Ø 500


14
2. Gate Valve Ø 500
3. Tee All Flange Ø 500x450 x500
1
4. Reducer Ø 450 -355
5. Gate Valve Ø 355
Tapping Ø 500 13
Ø 160 6. Gilboult Joint Ø 355
7. Gate Valve Ø 500
12 2
8. Gilboult Joint Ø 500
2 Ø 355 1
4 5
6
1
10 3 9. Reducer Ø 450 - 355
9 1 10. Reducer Ø 355 - 280
5
16
11. Reducer Ø 280 - 225
Ø 500
7
12. Reducer Ø 225 - 160
13. Gilboult Joint Ø 160
14. Tapping Ø 160
15. Tee All Flange Ø500x450x500
8
16. Bend Flange 45° Ø 450
1. Gilboult Joint Ø 110
2. Gate Valve Ø 110
3. Reducer Ø 125-110
11 4. Reducer Ø 160-125
Ø 200 5. Reducer Ø 225-160
1. Gilboult Joint Ø 280
6. Tee All Flange Ø 225x200x225
4 Tappin 2. Gate Valve Ø 280
Ø 110
7. Gate Valve Ø 225
g 3. Reducer Ø 355-280
Ø 225 8. Gilboult Joint Ø 225
4. Tee All Flange Ø 355x355x355
9. Bend Flange 45° Ø 200
Tapping 5. Bend Flange 45° Ø 355
Ø 225 10. Gilboult Joint Ø 200
6. Reducer Ø 355-280
10 11. Tapping Ø 200
Ø 280 3 Ø 355 7. Reducer Ø 280-225
8 8. Gilboult Joint Ø 225
Ø 225 9. Tapping Ø 225
7
10. Tee All Flange Ø 355x355x355
9
11. Reducer Ø 355-280
12. Reducer Ø 280-225
8
5
13. Gate Valve Ø 225
14. Gilboult Joint Ø 225
1 2 3 4 15 16
1 2 3 467
15. Gate Valve Ø 355
16. Gilboult Joint Ø 355
10

11

12 1. Gilboult Joint Ø 225


2. Gate Valve Ø 225
3. Increaser 160-225
Ø 160
4. Tee All Flange 160x160x160
13
15 5. Tee All Flange 160x160x160
Ø 225 5 Tapping 6. Gate Valve Ø 160

14 7. Gilboult Joint Ø 160


Ø 110 13 8. Reducer Ø 160-125
9. Reducer Ø 125-110
14
10. Gate Valve Ø 110
11. Gilboult Joint Ø 110
1 2 3 5 6 7
12. Bend Flange 45° Ø 160
4
13. Gilboult Joint Ø 160
8
14. Tapping Ø 160

11
1. Gilboult Joint Ø 160
1 2 3 7 8 9 10 11 12
2. Gate Valve Ø 160
Tapping
3. Tee All Flange 160x160x160
Ø 160 6 Ø 315 4
4. Bend Flange 45° Ø 160

5. Gilboult Joint Ø 160


Ø 160
6. Tapping Ø 160

5 7. Reducer Ø 200-160

8. Reducer Ø 250-200

9. Reducer Ø 315-250

10. CI Pipe With Flange Ø315x315

6 11. Gate Valve Ø 315

12. Gilboult Joint Ø 315

1. Gilboult Joint Ø 280

2. Gate Valve Ø 280

3. Reducer Ø 355-280

Ø 355 15
4. Tee All Flange Ø 355x355x355
Tapping
5. Gate Valve Ø 355
Ø 200

Ø 315 7 6. Gilboult Joint Ø 355


Ø 280

7. Reducer Ø 355-315

8. Tee All Flange Ø 315x315x315

9. Gate Valve Ø 315


14
10. Gilboult Joint Ø 315
6
11. Bend Flange 45° Ø 315

12. Reducer Ø 315-250


13
13. Reducer Ø 250-200
12
14. Gilboult Joint Ø 200

11 5 15. Tapping Ø 200

1 9 8 74 32 1
0
1. Gilboult Joint Ø 500

2. Gate Valve Ø 500

22
3. Tee All Flange Ø 500x400x500

4. Reducer Ø 400-315

5. Reducer Ø 315-250
Ø 500 Tapping

6. Reducer Ø 250-200
Ø 160

7. Reducer Ø 200-140
Ø 110 8
1 21

8. Reducer Ø 140-110
Ø 355 20 9. Gate Valve Ø 110
19
10. Gilboult Joint Ø 110

2 17 11. Tee All Flange Ø 500x400x500


16
12. Reducer Ø 500-400
10 3
987654
13. Reducer Ø 400-355
11
14. Gate Valve Ø 355
12

15. Gilboult Joint Ø 355


13 16. Bend Flange 45° Ø 400

17. Reducer Ø 400-315


14

18. Reducer Ø 315-250

19. Reducer Ø 250-200

20. Reducer Ø 200-160

21. Gilboult Joint Ø 160

22. Tapping Ø 160


15
DAFTAR PUSTAKA

Artayanaa, K. C. B., and Gede Indra Atmaja. "Perencanaan Instalasi Air Bersih dan
Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa." Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin 4.1 (2010): 51-56.
Pamungkas, Harya, Agus Suharyanto, and M. Ruslin Anwar. "Perencanaan sistem
penyediaan air bersih menggunakan pompa hidram di desa randugading,
kecamatan tajinan, kabupaten malang." Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil 1.2 (2016): pp-1279.
Prahara, Dida. "Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel
dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa." Jurnal Teknologi
Lingkungan Lahan Basah 2.1 (2018).
SHELL, KALOR JENIS. "PERENCANAAN KAPASITAS DAYA POMPA PADA
PERANCANGAN ALAT PENUKAR."
Ubaedilah, Ubaedilah. "Analisa Kebutuhan Jenis dan Spesifikasi Pompa untuk Suplai
Air Bersih di Gedung Kantin Berlantai 3 PT Astra Daihatsu Motor." Jurnal
Teknik Mesin Mercu Buana 5.3 (2016): 119-127.
Wahyudi, Ilham. "Analisis Perancangan Pompa Guna Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih PDAM Kota Probolinggo." (2013).

Anda mungkin juga menyukai